Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Perbandingan Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. Syeh Hawib Hamzah, S. Ag, M.PdI
Oleh:
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Kami
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya
kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan pembuatan makalah ini sebagai tugas dari mata
kuliah Perbandingan Pendidikan dengan materi “Sistem dan Kebijakan di Mesir”.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk
pembaca.
Kelompok 7
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….….i
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
A. Kesimpulan…………………………………….…………………..….…....14
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini Mesir telah mengalami transformasi cepat dalam hal perkembangan
potensi pendidikannya. Berdasarkan data Dirjen Dikti 1997, disebutkan bahwa dalam satu
juta penduduk di Mesir terdapat 400 doktor suatu angka yang signifikan bila dibandingkan
dengan potensi human resourcesdi negara-negara Islam anggota OKI lainnya. Sekedar
perbandingan, dalam skala yang sama,Indonesia hanya mencapai angka 65 Doktor dalam
satu juta penduduk. Para ulama dan cendekiawan Mesir tergolong produktif dalam hal karya
ilmiah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah pendidikan di Mesir?
2. Bagaimana sistem pendidikan di Mesir?
3. Bagaimana kebijakan pendidikan di Mesir?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah pendidikan di Mesir.
2. Untuk mengetahui bagaimana sistem pendidikan di Mesir.
3. Untuk mengetahui bagaimana kebijakan pendidikan di Mesir.
BAB II
PEMBAHASAN
Kendatipun Muhammad Ali Pasya (1765-1849) seorang illiterate atau buta huruf, ia
mengerti akan pentingnya pendidikan dan ilmu pengetahuan bagi kemajuan suatu negara.
Dalam pembangunan pendidikan ini ia mendirikan Kementerian Pendidikan dan Sekolah
Militer pada tahun 1815, lalu sekolah Teknik dan kedokteran pada tahun 1827. Para guru dan
tenaga ahlinya didatangkan dari Barat dan Eropa. Di samping itu, ia mengirim pelajar untuk
studi di Barat guna mendalami berbagai macam ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkembang di sana, dan sekembalinya ke tanah air mereka ditugaskan untuk
mengembangkan iptek tersebut. Ia juga mendirikan Sekolah Farmasi, Sekolah Pertambangan,
Sekolah Pertanian, Sekolah Kedokteran, Sekolah Tinggi Teknik, Sekolah Penerjemahan, dan
ain-lain. Selain itu, untuk memperkuat pertahanan negaranya, Muhammad Ali Pasya
mengembangkan pendidikan militer dan bentuk-bentuk latihan lainnya. Bisa dikatakan
bahwa modernisasi dilakukan oleh Muhammad Ali Pasya ini merupakan upaya pembaharuan
pendidikan di dunia Islam pertama karena bentuk sekolah yang didirikannya berbeda dengan
madrasah atau sekolah tradisional yang sebelumnya, yang hanya menekankan pelajaran
agama semata.
Bila Muhammad Ali Pasya tampil dalam pembaharuan system pendidikan secara
nasional di Mesir melalui jalur politiknya sebagai pejabat pemerintahan; Muhammad Abduh
tercatat sebagai pembaharu pendidikan Mesir, terutama untuk skop lembaga pendidikan
tradisional dan keagamaan, yakni al-Azhar. Bagi Abduh, ilmu pengetahuan modern yang
berkembang di Barat bersumber dari sunnatullah atau hukum alam. Jadi, tidak bertentangan
dengan ajaran isalm. Menurutnya, iptek telah menjadi sebab kemajuan umat Islam di masa
lampau dan merupakan faktor kemajuan di Dunia Barat saat ini. Untuk memodernisasi
kembali umat islam, iptek harus kembali dipelajari. Umat Islam hendaknya memerhatikan
pendidikan dan iptek. Sekolah-sekolah modern perlu dibuka dan di situ diberikan
pengetahuan modern di samping materi agama. Menurut Abduh, pembaharuan pendidikan di
al-Azhar akan memengaruhi Dunia Islam, mengingat al-Azhar merupakan Universitas Islam
internasional yang bukan saja dikunjungi para pelajar muslim dari seluruh penjuru dunia,
yang sekembali mereka ke Negara asal akan membawa ide pembaharuan, melainkan juga al-
Azhar telah mendapat tempat terhormat di kalangan umat Islam. Berpijak dari pola pikir
demikian, Abduh menghendaki dimasukkannya beberapa disiplin ilmu modern (al-ulum al-
aqliyah) dalam kurikulumal-Azhar, seperti fisika, ilmu pasti, filsafat, sosiologi, dan sejarah.
Tugas pertama pemerintah adalah untuk menciptakan satu sistem pendidikan nasional,
untuk menyatukan berbagai sistem pendidikan/ atau persekolahan tersebut.
Maka sejak tahun 1953 sampai tahun 1960, telah dikeluarkan berbagai perundangan
pendidikan, yang bertujuan untuk mengintegrasikan dan mengkonsulidasikan,
mengkonsolidasikan berbagai jenis dan sistem sekolah yang pada mulanya otonom menjadi
satu sistem pendidikan nasional. Menurut perundang-undangan yang ada, maka sistem
persekolahan bermula dari pra-sekolah atau taman kanak-kanak, sekolah dasar 6 tahun,
sekolah persiapan 3 tahun, sekolah menengah 3 tahun dan universitas 4 tahun. Dengan
demikian, menganut struktur persekolahan 6-3-3-4.
Anak-anak masuk sekolah rendah/ dasar pada umur 6 tahun sampai dengan 12 tahun,
dan pendidikan dasar 6 tahun ini merupakan kewajiban belajar dan bebas bayar. Semua
sekolah swasta yang memungut bayaran, setelah diintegrasikan ini menjadi bebas bayar bagi
tingkatan sekolah dasarnya. Untuk mengakhiri sekolah dasar ini, tidak diadakan ujian:
kecuali ujian masuk kesekolah lanjutan (bagi mereka yang akan melanjutkan), pelajaran
bahasa asing ditiadakan dan sekolah dasar ini harus di selenggarakan secara ko-edukatif.
Sekolah persiapan untuk sekolah menengah (preparatory stage),berlangsung selama 3 tahun.
Sifat pendidikannya adalah umum, tidak ada pembagian jurusan. Sedangkan sekolah
menengah (General secondary stage), juga berlangsung selama tiga tahun, pada umumnya
juga merupakan sekolah umum, sebagai persiapan untuk masuk ke perguruan tinggi. Namun
di daerah-daerah pedesaan, diadakan sekolah-sekolah kejuruan dan teknik. Dalam tahap ini,
sekolah-sekolah diselengggarakan secara terpisah antara anak-anak laki-laki dan anak-anak
perempuan.
Pada saat ini sistem pendidikan di Mesir dibagi ke dalam tiga tahapan, yaitu:
Sejak perluasan bebas wajib belajar hukum pada tahun 1981 maka diadakan peraturan
baru yang isinya kurang lebih yaitu bebas baiya wajib belajar bagi sekolah persiapan atau
sekolah dasar. Sedangkan untuk perguruan tinggi atau pasca Pendidikan Sekunder negeri,
hanya membayar biaya pendaftaran saja.
Adapun jenis-jenis Sekolah di Mesir adalah sebagai berikut:
1. Sekolah Negeri
Hampir semua sekolah negeri di Mesir memiliki asrama untuk para mahasiswanya.
Terutama untuk mahasiswa internasional. Sedangkan mahasiswa lokal atau dalam negeri
kebanyakan tinggal di rumah orang tuanya. Sedangkan untuk pendaftaran ke sekolah negeri
yaitu melalui sentralisasi kantor (Office of Adminission Mesir Universitas/ Maktab Tansiyqil
jaamiaty al-misriyah). Siswa dengan skor yang lebih tinggi memiliki peluang yang lebih baik
mendapatkan tempat sendiri di sekolah pilihan mereka.
Mesir merupakan negara yang tidak mengenal adanya dikotomi ilmu, tidak ada
perbedaan atau pemisahan antara ilmu umum maupun ilmu agama, keduanya sama
pentingnya dan sama-sama berperan dalam kehidupan. Tidak hanya Indonesia yang
menerapkan sistem wajib belajar, ternyata di Mesir pun juga menerapakan sistem tersebut.
Masyarakat Mesir harus pandai dalam hal baca tulis dan terdidik, harus memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta menjadi masyarakat yang produktif, pendidikan juga harus
fleksibel, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
C. Kebijakan Pendidikan di Mesir
Di Mesir, kurikulum adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum terdiri dari konsultan,
supervisor, para ahli, para profesor pendidikan, dan guru-guru yang berpengalaman.
Biasanya ada sebuah panitia untuk setiap mata pelajaran atau kelompok pelajaran, dan
ketua-ketua panitia ini diundang rapat sehingga segala keputusan daat di koordinasikan.
Kurikulum yang sudah dihasilkan oleh panitia diserahkan kepada Dewan Pendidikan Pra
universtias yang secara resmi mengesahkan untuk diimplementasikan. Berdasarkan
peraturan, kurikulum dapat diubah dan disesuaikan untuk mengakomodasikan kondisi
setempat atau hal-hal khusus.
Sistem ujian di Mesir sangat memengaruhi pemikiran murid, orang tua serta para
pejabat pendidikan karena begitu pentingnya hasil ujian itu. Ujian naik kelas ditetapkan
pada Grade 2, 4, dan 5, dan ujian negara pertama dilaksanakan pada akhir grade 8. Murid
yang lulus mendapat Sertifikasi Pendidikan Dasar, dan dengan itu dapat melanjutkan ke
pendidikan yang lebih tinggi. Jumlah skor menentukan jenis sekolah yang akan dimasuki,
dan itu sangat penting karena umumnya hanya murid-murid yang mendapat skor tinggi
saja yang dapat masuk ke sekolah-sekolah menengah akademik yang diinginkan menuju
universitas. Kalau tidak, mereka masuk kesekolah-sekolah teknik atau institut pendidikan
lain. Jadi, masa depan anak muda mesir banyakan tergantung pada nilai yang diperoleh
pada ujian negara. Hal ini menjadi sangat penting sehingga menjadi persaingan sesama
murid sangat ketat. Sama halnya dengan siswa-siswa yang akan menamatkan pendidikan
menengah, karena jumlah skor yang diperoleh menentukan fakultas atau universitas mana
yang mereka masuki.
Sungguh jauh berbeda dengan di Indonesia. Di Mesir untuk masuk fakultas tidak
diadakan ujian lagi, melainkan cukup ujian penghabisan Tsanawiyah (SMA) saja. Mereka
masuk satu fakultas menurut jurusannya, dan menurut tertib tingkat lulusnya dalam ujian
penghabisan Tsanawiyah itu. Pelajar-pelajar yang nilanya istimewa, baik sekali,
didahulukan menerimanya dari pelajar-pelajar yang nilainya baik atau maqbul, atau
dengan perkataan lain : pelajar yang lulus dengan mendapat rata 90% didahulukan
menerimanya dari pelajar yang mendapat 80%. Pelajar yang mendapat 80% didahulukan
menerimanya dari pelajar yang mendapat 70%, dan begitulah seterusnya. Bahkan
ditentukan pula fakultasnya untuk nilai-nilai tersebut itu.
Berikut ini kami sajikan tabel perbandingan pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar
(SD) yang ada di Indonesia dan Mesir.
8 Konsekuensi UN • Jika siswa tidak lulus ujian • Jika siswa tidak lulus
nasional tahap 1, siswa harus pada Ujian mereka harus
mengikuti UN tahap 2. Jika mengulang pelajaran
siswa tidak lulus pada tahap pada grade yang mereka
2, mereka harus mengikuti belum lulus.
program kejar paket A.
9 Tujuan Pendidikan • Tertuang dalam bentuk TIU • Menyiapkan dan
yang terdapat dalam silabus mengembangkan warga
dari BSNP dan untuk TIK Mesir dengan cara yang
dapat dikembangkan oleh akan membantu mereka
Guru. untuk menyesuaikan diri
dengan tuntutan
masyarakat yang
berubah modern untuk
menghadapi tantangan
terbarukan, selain
memungkinkan mereka
untuk memahami
dimensi religius,
nasional, dan budaya
dari identitas mereka. •
Memberikan masyarakat
dengan warga negara
yang telah menguasai
keterampilan ilmiah
dasar, dengan
penekanan khusus pada
keterampilan membaca,
menulis, berhitung, dan
disiplin ilmu-ilmu masa
depan (sains,
matematika, dan
bahasa).
• Menyediakan warga
dengan pengetahuan
dasar penting tentang
kesehatan, gizi,
lingkungan, dan isu-isu
pembangunan yang
terkait.
• Menyiapkan dan
membantu warga untuk
mengembangkan
keterampilan
dipindahtangankan,
termasuk kemampuan
analisis, berpikir kritis,
keterampilan ilmiah, dan
keterampilan pemecahan
masalah yang dapat
memungkinkan mereka
untuk merespon tuntutan
terus-menerus dan
menyesuaikan diri
dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan
teknologi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sedangkan kurikulum di Mesir, adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum terdiri dari
konsultan, supervisor, para ahli, para profesor pendidikan, dan guru-guru yang
berpengalaman. Sistem ujian di Mesir sangat memengaruhi pemikiran murid, orang tua serta
para pejabat pendidikan karena begitu pentingnya hasil ujian itu. Ujian naik kelas ditetapkan
pada Grade 2, 4, dan5, dan ujian negara pertama dilaksanakan pada akhir grade 8. Murid
yang lulus mendapat Sertifikasi Pendidikan Dasar, dan dengan itu dapat melanjutkan ke
pendidikan yang lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Sistem dan Kebijakan Pendidikan di Mesir. (15 Oktober 2019). Diakses dari
https://www.cronyos.com/makalah-sistem-dan-kebijakan-pendidikan-mesir/