Anda di halaman 1dari 15

RAGAM PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN

Tugas ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadis Tarbawi

Dosen Pengampu: Dr. Ja’far Assagaf, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 9
1. Mia Rosiana Mahmudah 183111061
2. Alfi Choirotun Nisa 183111064
3. Joko Sutrisno 183111068
4. Prabowo Dwi Ramadhan 183111074

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan pada hakikatnya bersumber dari Allah yang
kebenarannya bersifat mutlak. Kebenarannya bisa dibuktikan melalui dua
pendekatan, yaitu iman (dalam aspek metafisik) dan akal (dalam aspek
fisik). Dalam beberapa persoalan, keberadaan akal dapat memperkokoh
keyakinan manusia terhadap agamanya. Dengan demikian para ilmuwan
dalam berbagai bidang keahlian tersebut sebenarnya pencipta ilmu, tetapi
penemu ilmu, penciptanya adalah Tuhan. Atas dasar paradigma tersebut,
seluruh ilmu hanya dapat dibedakan dengan nama dan istilahnya,
sedangkan hakikat dan substansi ilmu tersebut berasal dari Tuhan.
Pengetahuan tentang Islam secara rasional akan berdampak positif
terhadap pengamalan, pengalaman, pembiasaan, dan emosional peserta
didik dalam menjalankan ajaran-ajaran agama Islam. Logisnya bila para
pendidik memiliki kemampuan dalam mentransformasikan materi
pendidikan Islam dengan menggunakan berbagai pendekatan pendidikan
Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pendekatan pendidikan?
2. Apa hadis yang berkaitan dengan ragam pendekatan dalam
pendidikan?
3. Bagaimana analisis hadis terkait dengan ragam pendekatan dalam
pendidikan?
4. Apa saja nilai-nilai yang terdapat dalam hadis ragam pendekatan
dalam pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pendekatan pendidikan.
2. Untuk mengetahui hadis yang berkaitan dengan ragam pendekatan
dalam pendidikan.
3. Untuk mengetahui analisis berkaitan dengan hadis ragam pendekatan
dalam pendidikan.
4. Untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam hadis ragam
pendekatan dalam pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Pendidikan


Ramayulis (2006: 169) mengatakan pendekatan merupakan
terjemahan dari kata “approach” dalam bahasa inggris, diartikan dengan
come near (menghampiri), go to (jalan ke) dan way path (dengan arti
jalan). Dalam pengertian ini dapat dikatakan bahwa approach atau
pendekatan ini adalah cara menghampiri atau mendatangi sesuatu. HM.
Chabib Thaha, mendefinisikan pendekatan adalah cara pemrosesan subjek
atas obyek untuk mencapai tujuan. Pendekatan juga berarti cara pandang
terhadap sebuah objek persoalan, dimana cara pandang tersebut adalah
cara pandang dalam konteks yang lebih luas.
Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia, pendekatan
adalah usaha dalam rangka aktifitas penelitian untuk mengadakan
hubungan dengan orang yang diteliti, metode-metode untuk mencapai
pengertian tentang masalah pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa
pendekatan dalam pendidikan merupakan cara pandang pendidik yang
digunakan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang
memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya
kompetensi yang ditentukan. Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa
pendekatan merupakan proses kegiatan yang dilakukan dalam hal
mendekati sesuatu. Jika dikaitkan dengan pendekatan pendidikan berarti
suatu proses kegiatan, perbuatan, dan cara mendekati bidang pendidikan
sehingga mempermudah pelaksanaan kegiatan pendidikan tersebut.1

1
Nurjannah Rianie, Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam, Jurnal Management of Education.
Vol. 1, hlm. 107
B. Hadist tentang Ragam Pendekatan dalam Pendidikan
1. Hadist Tentang Pendekatan Pembiasaan
Metode pembiasaan adalah membiasakan seorang peserta didik
untuk melakukan sesuatu sejak lahir. Inti dari pembiasaan ini adalah
pengulangan, jadi sesuatu yang dilakukan peserta didik hari ini akan
diulang keesokan harinya dan begitu seterusnya. Setelah terbiasa,
peserta didik akan merasa mudah untuk mengerjakan kegiatan-
kegiatan keagamaan. 2

‫سلَ َم‬َ ‫ع َل ْي ِه َو‬


َ ُ‫صلَى هللا‬ ُ ‫ع ْن َج ِد ِه قَا َل قَا َل َر‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ َ ‫ب‬ ُ ‫ع ْم ِروب ِْن‬
ٍ ‫ش َع ْي‬ َ ‫ع ْن‬ َ
‫علَ ْي َها َو ُه ْم أ َ ْبنَا ُء َع ْش ٍر‬ َ ‫ص ََلةِ َو ُه ْم أ َ ْبنَا ُء‬
َ ‫سب ِْع ِس ِنيْنَ َواض ِْربُو ُه ْم‬ َ ‫ُم ُروا أَ ُو ََلدَ ُك ْم بِال‬
‫اجع‬ ِ ‫ض‬ َ ‫َوفَ ِرقُ ْوا َب ْي َن ُه ْم فِي ال َم‬
a. Terjemah Hadist
Dari ‘Amru bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya,
Rasulullah SAW. Bersabda, “Suruhlah anakmu mendirikan shalat
ketika umur tujuh tahun dan pukullah mereka karena meninggalkannya
ketika ia berumur sepuluh tahun. (pada saat itu), pisahlah tempat tidur
mereka.” (HR. Abu Dawud).
b. Analis Hadist
Hadist ini menjelaskan bahwa orang tua berperan penting
dalam mebina dan membimbing anaknya untuk menjalankan perintah
shalat. Sejak dini, seorang anak sudah dilatih ibadah, diperintah
melakukannya, dan dianjarkan hal-hal yang haram serta halal. Islam
menekankan kepada kaum muslimin, untuk memerintahkan anak-anak
mereka menjalankan shalat ketika mereka telah berusia tujuh tahun.
Hal itu dimaksudkan agar mereka senang melakukannya dan sudah
terbiasa semenjak kecil.

2
Nurjannah Rianie, Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam, Jurnal Management of Education.
Vol. 1, hlm. 114
Orang tua mengajarkan shalat ketika berumur tujuh tahun ini
berdasarkan kesanggupan dan kemampuannya. orang shalih. Dua
sumber pedoman hidup orang islam. Al-Qur’san dan As-Sunnah
merupakan pondasi dan sumber agama. Dengan demikian mengajarkan
anak shalat juga dengan membiasakan anak-anak kecil menunaikan
puasa., adalah dengan maksud supaya mereka sabar dalam beribadah
dan dalam menghadapi beban-beban kehidupannya.
c. Nilai-nilai yang terkandung dalam hadis
1. Membiasakan anak untuk melaksanakan ibadah sejak dari kecil.
2. Dapat mempermudah proses pendidikan anak ketika sudah besar
nanti, karena telah dibiasakan melakukan kebaikan sejak kecil.
3. Membiasakan anak belajar agar tumbuh menjadi anak yang baik.
4. Belajar dimasa kecil lebih cepat menyerap ilmu di bandingkaan
belajar sesudah dewasa. 3

2. Hadis tentang Pendekatan Emosional


Pendekatan Emosional secara lughawi berarti “menyentuh
perasaan, mengharukan”. Secara terminologi, pendekatan emosional
adalah “usaha untuk menggugah perasaan dan emosi siswa dalam
meyakini, memahami dan menghayati ajaran agamanya”. Melalui
pendekatan emosional, setiap pendidik selalu berusaha untuk
“membakar” semangat (ghirah) anak didiknya dalam melaksanakan
ajaran-ajaran agama yang sesuai tuntunan Alqur’an dan Assunnah.
Memberikan sentuhan rohani kepada anak didik diyakini sangat besar
kontribusinya dalam memicu dan memacu semangat mereka dalam
beribadah dan menuntut ilmu.4 Jadi Pendekatan Emosional yaitu
pendekatan untuk menggugah emosi siswa dalam menghayati dan

3
Ida Aulia Marwah, Pendekatan Dalam Pendidikan Islam, diakses di
https://idaauliamawaddah.blogspot.com/2015/06/pendekatan-dalam-pendidikan-islam.html?m=1
pada tanggal 09 April 2020pukul 21.00
4
Nurjannah Rianie, Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam (Sebuah Perbandingan dalam
Konsep Teori Pendidikan Islam dan Barat), Management of Educa tion, Vol. 1, No. 2, hlm 109
meyakini aqidah Islam serta memberi motivasi agar siswa ikhlas
mengamalkan ajaran Islam.
a. Hadits tentang pendekatan emosional

‫لم َمث َ ُل‬


َ ‫س‬َ ‫صلَى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫سو َل هللا‬ ُ ‫َع ْن النُ ْع َمانَ ب ِْن يَقُو ُل قَا َل َر‬
َ ‫ط ِف ِه ْم َك َمث َ ِل ْال َج‬
‫س ِد إِ َذا ا ْشت َ َكى‬ ُ ‫ْال ُمؤْ ِم ِنيْنَ ِفى ت َ َوا ِد ِه ْم َوت َ َرا ُح ِم ِه ْم َوت َ َعا‬
‫س َه ِر َو ْال ُح َمى‬
َ ‫س ِد ِه ِبال‬ َ ُ‫عض ٌْو ت َ َدا َعى لَه‬
َ ‫سائِ ُر َج‬ ُ
b. Terjemah Hadis
Artinya: “Nu’man bin Basyir meriwayatkan bahwa
Rasulullah bersabda, “Perumpamaan sikap saling mencintai,
menyayangi, dan mengasihi diantara orang yang beriman itu
seperti anggota tubuh. Jika salah satu anggota tubuh mengeluh
sakit, maka seluruh anggota tubuh akan merasakannya sampai
tidak menidurkan diri dan selalu merintih.” (H.R Muslim)
c. Analisis Hadis
As-Suyuti menjelaskan bahwa yang dimasksud dengan kata
tadaa’aa dalam hadis diatas adalah sebagian anggota
memanggil yang lainya karena sama-sama merasakan sakit.
Kata as-sahar berarti karena rasa sakit seseorang tidak dapat
tidur. Kata al-hummaa berarti merintih karena sakit dan tidak
dapat tidur. Menurut Al-Qodhi Iyadh, penyamaan orang yang
beriman dengan satu tubuh merupakan penyamaan yang tepat
karena mendekatkan dan memjelaskan pengertian. Didalamya
terdapat ajaran yang menghargai hak-hak orang islam dan
memotivasi agar saling menolong dan saling mencintai.5 Jadi
Dalam hadis di atas, Rasulullah SAW ingin menanamkan rasa
solidaritas yang tinggi dan sikap kepada para sahabat jangan

5
Bukhari Umar,M.Ag, Hadist Tarbawi, (Jakarta : Amzah, 2012), hlm.180
menggugah emosi mereka, sehingga para sahabat bisa
mengendalikan emosinya. Apabila dipahami sebagai satu tubuh
maka sikap saling mencintai dan saling menolong akan tumbuh
pada tiap-tiap manusia. Dengan demikian, semangat persatuan
akan menjadi kuat dan berkurangnya perpecahan yang ada
dalam menjalankan kehidupan.
Adapun perbedaan emosional seseorang yaitu Dari Abi
Sa'id al-Khudriy, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda:
“Ingatlah, di antara anak Nabi Adam AS itu ada yang lambat
marah dan cepat terkendali. Ada pula yang cepat marah dan
cepat pula terkendali. Ingatlah, di antara anak Nabi Adam AS
itu ada yang cepat marah dan lambat terkendali. Ingatlah,
sebaik-baik mereka ialah yang lambat marahnya dan cepat
terkendalinya. Ingatlah, seburuk-buruk anak Nabi Adam ialah
yang cepat marahnya dan lambat terkendalinya.” Berdasarkan
hadis tersebut, Muh}ammad Usman Najasi mengelompokkan
tingkat emosi kemarahan manusia ke dalam tiga tingkatan.
Pertama, orang yang emosi kemarahannya lambat, jarang
mengekspresikan kemarahannya, kalaupun ia marah ia akan
cepat mengendalikan emosinya kemarahannya. Orang
semacam ini dikategorikan sebagai manusia yang sangat mulia.
Kedua, orang yang emosi kemarahannya terlalu cepat tetapi ia
juga cepat mengendalikannya. Ketiga, orang yang emosi
kemarahannya terlalu cepat muncul, dia sulit
mengendalikannya kecuali dalam waktu yang lama. Orang
semacam inilah dikategorikan sebagai manusia yang paling
buruk.6

6
Nadwa, Hadis-hadis Tentang Peserta Didik, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 8, No. 1, (2014), hlm
14
d. Nilai-nilai yang terkandung dalam Hadis
Secara komprehensif, Al-Zantany menyebutkan beberapa tujuan
pendidikan emosional, diantaranya yaitu:7
1. Menyempurnakan aspek emosional, menanamkan pada jiwa dan
mencegah munculnya emosi yang tidak baik.
2. Memberikan daya pada instink untuk tidak mewujudkan perilaku
yang merusak jiwanya dan masyarakat.
3. Mengembangkan instink kemanusian.
4. Mendorong seseorang untuk mencegah dirinya dari perbuatan yang
menyeleweng.
5. Mengarahkan seseorang agar terhindar dari penyakit jiwa.
Secara umum nilai yang ada dalam pendekatan emosional yaitu
1. Bersikap lemah lembut terhadap peserta didik, agar peserta didik
dapat dengan mudah memahami apa yang diajarkan.
2. Pentingnya mempererat tali persaudaraan antara sesama manusia.
3. Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam kehidupan sehari-
harinya membutuhkan orang lain, dalam arti saling tolong
menolong.

7
Rudi Ahmad Suryadi, Hadits: Sumber Pemikiran Tujuan Pendidikan, Jurnal Pendidikan Agama
Islam, Vol. 9, No. 2, (2011), hlm 179
3. Pendekatan Keteladanan
Pendekatan keteladanan adalah memperlihatkan keteladanan atau
memberikan contoh yang baik kepada peserta didik. Guru yang
senantiasa baik kepada setiap orang misalnya, secara langsung
memberikan keteladanan kepada peserta didiknya. Keteladan pendidik
terhadap peserta didiknya merupakan faktor yang sangat penting dan
menentukan keberhasilan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena
guru akan menjadi tokoh identifikasi dalam pandangan anak yang akan
dijadikan sebagai teladan dalam mengidentifikasikan diri dalam
kehidupanya. menyuguhkan penciptaan kondisi pergaulan yang akrab
antara personal sekolah, perilaku pendidik dan tenaga kependidikan
lain yang mencerminkan akhlak terpuji yang merupakan dampak
positif dari pengajaran agama islam, baik langsung maupun tidak
langsung melalui suguhan ilustrasi berupa kisah-kisah keteladanan.8
Jadi sebagai pendidik yang baik itu adalah bisa memberi contoh
keteladanan kepada peserta didik maupun bagi masyarakat yang bisa
digugu dan ditiru. Sehingga peserta didik maupun masyarakat dapat
menerapkan perilaku yang baik.

8
Ontayus, Pendekatan Dalam Pendidikan Islam, diakses di
https://masonta.blogspot.com/2015/12/makalah-hadist-pendekatan-dalam_23.html?m=1 pada
tanggal 10 April 2020 pukul 09.00
a. Hadist Tentang Pendekatan Keteladanan

Sehubungan dengan ini telah ditemukan hadits, antara lain


sebagai berikut:

‫ّٰللاُ َعلَ ْي ِه‬‫صلَى ه‬ َ ‫ي‬ ّ ِ‫ث قَا َل أَت َ ْينَا النَّب‬ ِ ‫سلَ ْي َمانَ َما ِل ِك ب ِْن ال ُح َوي ِْر‬ُ ‫َع ْن أبِ ْى‬
‫ظ َّن أ َ َّن ا ْشت ْقنَا‬ َ َ‫اربُ ْونَ فَأَقَ ْمنَا ِع ْن َدهُ ِع ْش ِريْنَ لَ ْيلَةَ ف‬ ِ َ‫شبَبَةٌ ُمتَق‬
َ ‫سلَّ َم َون َْح ُن‬َ ‫َو‬
‫س أَلَنَا َع َّم ْن ت َ َر ْكنَا فِى ا َ ْه ِلنَا فَأ َ ْخبَرنَاهُ َو َكانَ َرفِ ْيقًا َر ِح ْي ًما‬ َ ‫أ َ ْهلَنَا َو‬
َ ‫صلُّ ْوا َك َم‬
‫ارأ َ ْيت ُ ُم ْونِي‬ َ ‫لى أه ِل ْي ُك ْم فَعَ ِلّ ُم ْو ُه ْم َو ُم ُر ْو ُه ْم َو‬ َ ِ‫ار ِجعُ ْوا إ‬ ْ ‫فَقَا َل‬
‫صالَةُفَ ْليُ َؤذّ ِْن لَ ُك ْم أ َ َح ُد ُك ْم ث ُ َّم ِل َي ُؤ َّم ُك ْم‬
َّ ‫ت ال‬ ِ ‫ض َر‬َ ‫ص ِلّ ْي َواِ َذا َح‬ َ ُ‫أ‬

b. Terjemah Hadis
Artinya: Abu Sulaiman Malik bin Al-Huwairits
berkata,”kami, beberapa orang pemuda sebaya mengunjungi Nabi,
lalu kami menginap bersama beliau selama 20 malam. Beliau
menduga bahwa kami telah merindukan keluarga dan menanyakan
apa yang kami tinggalkan pada keluarga. Lalu kami
memberitahukannya kepada Nabi. Beliau adalah orang yang halus
perasaanya dan penyayang. Beliau bersabda,” kembalilah kepada
keluarga kalian. Ajarilah mereka, suruhlah mereka, dan shalatlah
kalian sebagaimana kalian melihat saya mendirikan shalat. Apabila
waktu shalat telah masuk, hendaklah salah seorang diantara kalian
mengumandangkan azan dan yang lebih tua hendaklah menjadi
imam.” (H.R Al-Bukhari).

c. Analisis Hadits

Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bukhori, yang berisi: Ada


sekelompok pemuda sebaya yang menginap di rumah Rasulullah
untuk belajar Islam. Mereka menginap selama 20 malam. Para
pemuda melihat dan merasakan perlakuan Rasulullah yang sangat
baik. Rasulullah menyuruh para pemuda untuk kembali ke
rumahnya masing-masing untuk mengajarkan agama yang sudah
beliau ajarkan. Rasulullah menyuruh mereka mendirikan shalat
sebagaimana yang telah beliau contohkan. Apabila waktu shalat
telah masuk, Rasulullah menyuruh mereka untuk
mengumandangkan adzan. Dan Rasulullah menyuruh orang yang
lebih tua untuk menjadi imam dalam shalat berjama’ah.

Maksud atau tujuan dalam hadis diatas adalah, Rasulullah


Saw. memberikan keteladanan cara memperlakukan tamu selama
berada dirumahnya. Beliau telah menunjukan keramahan, kelemah
lembutan, kasih sayang dan meninggalkan kesan yang mendalam.
Dalam hal ini Rasulullah Saw. tidak menyuruh agar para sahabat
meniru. Selain itu, beliau juga mencontohkan mendirikan shalat,
terlihat bahwa beliau mengutamakan pendekatan keteladanan. Jadi
dalam pendekatan keteladan ini jika ada tamu yang datang ke
rumah, kita perlakukan tamu dengan baik, dan menyediakan
suguhan atau makanan untuk tamu.

Manusia banyak belajar tentang berbagai kebiasaan dan


tingkah laku melalui proses peniruan terhadap kebiasaan dan
tingkah laku kedua orang tua dan saudara-saudaranya. Ia mulai
belajar bahasa dari meniru kedua orang tuanya dan saudara-
saudaranya dengan mengucapkan kata-kata secara berulang kali.
Tanpa terbiasa mendengar orang mengucapkan suatu kata, manusia
tidak bisa berbahasa lisan.
d. Nilai-nilai Keteladan yang terkandung dalam Pendidikan
Islam

Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan


Islam yaitu:

1. Perlakukan tamu dengan baik selama berada di rumah mu

2. Sopan satun terhadap semua orang baik di atas usia maupun


sebaya

3. Terdahulukan orang yang lebih tua untuk menjadi imam, hal ini
menamkan peserta didik untuk tidak merasa besar kepala dan
tidak mudah menyepelekan diri sendiri.

4. Gunakanlah waktu luangmu untuk beribadah sebelum datang


masa sempitmu, gunakan waktu sehatmu dalam beribadah
sebelum datang waktu sakitmu, berbuatlah amal ibadah
sebanyak-banyaknya sebelum ajal menghampiri kita. Ini juga
sejalan pemahaman nya dalam hadis lain yang artinya, “
kerjakanlah duniamu seakan kamu hidup, dan kerjakanlah
akhiratmu seakan-akan kamu mati besok.9

9
Bukhari Umar, Hadis Tarbawi Pendidikan Dalam Perspektif Islam (Jakarta: Amzah, 2014) h.
189-191
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan merupakan proses kegiatan yang dilakukan dalam hal
mendekati sesuatu. Jika dikaitkan dengan pendekatan pendidikan berarti
suatu proses kegiatan, perbuatan, dan cara mendekati bidang pendidikan
sehingga mempermudah pelaksanaan kegiatan pendidikan tersebut. Ragam
pendekatan dalam pendidikan diantaranya yaitu pendekatan pembiasaan,
pendekatan emosional, dan pendekatan keteladanan.
Metode pembiasaan adalah membiasakan seorang peserta didik
untuk melakukan sesuatu sejak lahir. Inti dari pembiasaan ini adalah
pengulangan, jadi sesuatu yang dilakukan peserta didik hari ini akan
diulang keesokan harinya dan begitu seterusnya. Setelah terbiasa, peserta
didik akan merasa mudah untuk mengerjakan kegiatan-kegiatan
keagamaan.
Pendekatan Emosional secara lughawi berarti “menyentuh
perasaan, mengharukan”. Secara terminologi, pendekatan emosional
adalah “usaha untuk menggugah perasaan dan emosi siswa dalam
meyakini, memahami dan menghayati ajaran agamanya”. Melalui
pendekatan emosional, setiap pendidik selalu berusaha untuk “membakar”
semangat (ghirah) anak didiknya dalam melaksanakan ajaran-ajaran
agama yang sesuai tuntunan Alqur’an dan Assunnah.
Pendekatan keteladanan adalah memperlihatkan keteladanan atau
memberikan contoh yang baik kepada peserta didik. Guru yang senantiasa
baik kepada setiap orang misalnya, secara langsung memberikan
keteladanan kepada peserta didiknya.
DAFTAR PUSTAKA

Ramayulis. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Rianie, Nurjannah. Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam. Jurnal


Management of Education. Vol. 1.

Marwah, Ida Aulia. 2015. Pendekatan Dalam Pendidikan Islam. diakses di


https://idaauliamawaddah.blogspot.com/2015/06/pendekatan-dalam-pendidikan-
islam.html?m=1 pada tanggal 09 April 2020 pukul 21.00

Umar, Bukhari. 2012. Hadist Tarbawi Pendidikan Dalam Perspektif Islam.


Jakarta: Amzah.

Nadwa. 2014. Hadis-hadis Tentang Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Islam, Vol.
8, No. 1

Suryadi, Rudi Ahmad. 2011. Hadits: Sumber Pemikiran Tujuan Pendidikan.


Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 9, No. 2

Ontayus, Pendekatan Dalam Pendidikan Islam, diakses di


https://masonta.blogspot.com/2015/12/makalah-hadist-pendekatan-
dalam_23.html?m=1 pada tanggal 10 April 2020 pukul 09.00

Anda mungkin juga menyukai