Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH

“MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MEDIA PERUMPAMAAN MATERI

AKHLAK TERCELA DI MADRASAH”

DOSEN PENGAMPU : DR. SYUKRI, M.Pd

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 9 / KELAS VI- A
(170101001) ABDURRAHMAN AL HADDAR
(170101036) SITI ROSLIANI
(170101024) TEGUH IMAM JAYADIN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2020
KATA PENGANTAR

ِ ُ‫لساَل م َعلَْي ُكم ور ْحمة‬


ُ‫اهلل َو َب َر َكاتُه‬ َ ََ ْ ُ َّ َ‫ا‬
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “MODEL
PEMBELAJARAN BERBASIS MEDIA PERUMPAMAAN MATERI AKHLAK
TERCELA DI MADRASAH”. Dan kami berterima kasih kepada Bapak Dr. Syukri,
M.Pd selaku dosen mata kuliah “Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah” yang telah
memberikan tugas kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita dalam memahami manfaat penggunaan media perumpamaan dalam
proses pembelajaran terutama dalam hal ini materi akhlak tercela”. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat demi kesempurnaan makalah yang akan
datang, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan kesan yang baik
dan dapat menjadi pengalaman untuk pembuatan makalah- makalah selanjutnya.

Mataram, 16 April 2020

Penyusun;

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
A. Latar Belakang...........................................................................................3
B. Rumusan Masalah......................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
A. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Media Perumpamaan..............6
B. Aplikasi Media Perumpamaan Di Dalam Meteri Akhlak Tercela...........13
KESIMPULAN....................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Islam merupakan proses mendidik yang di dalamnya terjadi
interaksi antara guru dan murid yang membahas tentang materi-materi keislaman.
Proses belajar-mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan
melaksanakan kurikulum pada suatu lembaga pendidikan, dengan visi agar dapat
mempengaruhi siswa mencapai tujuan pendidikan Islam yang telah ditetapkan oleh
lembaganya.
Dalam kaitannya dengan usaha mencapai tujuan pendidikan Islam, alat/media
pendidikan atau pengajaran mempunyai peranan yang sangat penting. Alat/ media
merupakan sarana yang membantu proses pembelajaran. Adanya alat/media bahkan
dapat mempercepat proses pembelajaran murid karena memudahkan murid untuk
tanggap terhadap pelajarannya, karena tidak hanya mendengarkan guru
berceramah, namun melihat langsung dengan panca indera melalui alat / media
pembelajaran tersebut.
Dengan adanya alat/media maka tradisi lisan maupun tulisan dalam proses
pembelajaran dapat dilengkapi dengan berbagai variasi teknik pengajaran, sehingga
membuat suasana tidak membosankan. Selain itu guru dengan mudah dapat
menciptakan berbagai situasi yang berbeda dan menciptakan iklim yan emosional
dan sehat di antara murid-muridnya. Media pendidikan berkembang dari dulu
hingga sekarang mengikuti keadaan zaman. Banyak media pendidikan yang dapat
dijadikan alat untuk memudahkan pendidikan, dimulai dari yang sederhana sampai
dengan yang bersifat modern.
Beragamnya media pendidikan berarti menunjukkan berkembangnya
penggunaan media. Seiring dengan perkembangannya, maka penggunaannya pun
sangat beragam. Dimulai dari yang klasik seperti media berbasis manusia yang
menjadikan manusia langsung sebagai media, maupun media yang modern seperti
media yang berbasis komputer yang menjadikan komputer sebagai alat untuk
menyampaikan pendidikan. Salah satu media pembelajaran yang dirasa sangat

3
efektif untuk diterapkan terutama di dalam pengajaran Agama Islam yakni media
berbasis perumpamaan. Media perumpamaan tersebut dapat menghadirkan
pembelajaran yang sifatnya konkret yang dapat membuat peserta didik lebih
memahami dengan cepat dan lama untuk diingat. Pentingnya media perumpamaan
untuk diaplikasikan di dalam pembelajaran PAI, mengingat bahwa pembelajaran
PAI adalah pembelajaran yang sifatnya aplikatif artinya materi yang langsung
diterapkan di dalam kehidupan sehari- hari.
Selain itu, salah satu dari berbagai komponen penting untuk mencapai tujuan
pendidikan adalah ketepatan menentukan metode. Sebab dengan metode yang
tepat, materi pendidikan dapat diterima dengan baik. Metode diibaratkan sebagai
alat yang dapat digunakan dalam suatu proses pencapaian tujuan. Tanpa metode,
suatu materi pelajaran tidak akan dapat berproses secara efektif dan efisien dalam
kegiatan pembelajaran menuju tujuan pendidikan. Nabi Muhammad SAW sejak
awal sudah mencontohkan dalam mengimplementasikan metode pendidikan yang
tepat terhadap para sahabatnya. Strategi pembelanjaran yang beliau lakukan sangat
akurat dalam menyampaikan ajaran Islam. Nabi Muhammad SAW sangat
memperhatikan situasi, kondisi dan karakter seseorang, sehingga nilai-nilai Islami
dapat ditransfer dengan baik.
Sebaik apapun tujuan pendidikan, jika tidak didukung oleh metode yang tepat,
tujuan tersebut sangat sulit untuk dapat tercapai dengan baik. Sebuah metode akan
mempengaruhi sampai tidaknya suatu informasi secara lengkap atau tidak. Oleh
sebab itu pemilihan metode pendidikan harus dilakukan secara cermat, disesuaikan
dengan berbagai faktor terkait, sehingga hasil pendidikan dapat memuaskan sesuai
dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Salah satu metode yang dirasa tepat dalam
proses pembelajaran PAI yaitu metode perumpamaan, yang merupakan salah satu
metode yang terdapat di dalam Al- Qu’an.
Oleh karena itu, makalah ini akan membahas terkait model pembelajaran
berbasis media perumpamaan pada materi akhlak tercela. Dengan tugas makalah
ini, maka diharapkan mahasiswa jurusan PAI dapat menerapkan kedepannya ketika
menjadi seorang guru, sehingga pembelajaran PAI dapat terselenggara dengan
efektif dan mencapai tujuan pendidikan Islam.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan model pembelajaran berbasis media
perumpamaan?
2. Bagaimana pengaplikasian model pembelajaran berbasis media perumpamaan
di dalam meteri akhlak tercela?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran berbasis media
perumpamaan.
2. Untuk mengetahui pengaplikasian model pembelajaran berbasis media
perumpamaan di dalam meteri akhlak tercela.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Media Perumpamaan


1. Pengertian Model Pembelajaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diartikan bahwa model
adalah pola (contoh, acuan, ragam, dan sebagainya) dari sesuatu yang akan
dibuat atau dihasilkan.1 Begitu pun dengan istilah model pembelajaran tidak
akan terlepas dari pola, contoh, acuan yang dapat dijadikan pedoman dalam
melaksanakan pembelajaran.
Dapat diartikan bahwa, model pembelajaran adalah seluruh rangkaian
penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum sedang dan sesudah
pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang
digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.
Menurut Budiningsih, bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan
atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan
perangkat- perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku- buku, film,
komputer, kurikulum, dan lain- lain.2
2. Pengertian Metode Perumpamaan
Menurut bahasa, istilah metode sering diartikan “cara”. Kata metode
berasal dari dua perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti melalui dan
hodos berarti jalan atau cara. Dengan demikian, metode dapat berarti cara atau
jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.3
Metode dalam bahasa Arab disebut dengan al-thariq, artinya jalan. Jalan
adalah sesuatu yang dilalui supaya sampai ke tujuan. Mengajarkan materi
pelajaran agar dapat diterima peserta didik hendaknya menggunakan jalan

1
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hlm 433
2
Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2005), hlm 67
3
Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2014), hal.225

6
yang tepat, atau dalam bahasa yang lebih tepatnya cara dan upaya yang di
pakai pendidik.
Muhammad Abdu Rahim Ghunaimat mendefinisikan metode mengajar
sebagai cara-cara yang praktis yang menjalankan tujuan-tujuan dari maksud-
maksud pengajaran. Edger Bruce Wesley mendefinisikan metode dalam
bidang pendidikan sebagai rentetan kegiatan terarah bagi guru yang
menyebabkan timbulnya proses belajar pada murid-murid, atau ia adalah
proses yang pelaksanaannya yang sempurna menghasilkan proses belajar, atau
ia adalah jalan yang dengannya pengajaran menjadi berkesan. Jadi, metode
pendidikan adalah berbagai cara yang digunakan pendidik agar materi yang
diajarkan dapat diterima oleh peserta didik.4
Adapun metode yang digunakan Rasulullah SAW dalam menyampaikan
materi pelajaran diantaranya Metode Tamtsil (Metode perumpamaan). Metode
perumpamaan merupakan salah satu metode pengajaran yang sering digunakan
dalam al-Quran dan Hadis Rasulullah SAW.
Perumpamaan berarti pemberian contoh, yaitu menuturkan sesuatu guna
menjelaskan suatu keadaan yang selaras dan serupa dengan yang dicontohkan,
lalu menonjolkan kebaikan dan keburukan yang tersamar.5 Atau dengan
pengertian lain metode perumpamaan yaitu mengumpamakan sesuatu yang
abstrak dengan yang lain yang lebih konkrit untuk mencapai tujuan dari
perumpamaan tersebut.6 Tujuan paedagogis penggunaan metode perumpamaan
yaitu sebagai berikut:
a. Setiap hal yang dijadikan perumpamaan yang digunakan dalam
perumpamaan Al-Quran selalu merupakan hal yang sering ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga manusia mudah mengingatnya karena
gambaran-Nya sering ditemukan, akan lebih mudah mengingatnya daripada
hal yang jarang ditemukan. Misalnya Allah membuat perumpamaan kalimat
yang baik dengan pohon yang baik. Gambaran yang baik sering ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari.

4
Samsul Nizar, Hadis Tarbawi: membangun Kerangka Pendidikan Ideal Perspektif Rasulullah, (Jakarta:
kalam Mulia,2011),hal57
5
Bukhari Umar, Hadis Tarbawi (Pendidikan Dalam Perspektif Hadis), (Jakarta: Amzah,2014)hal.131
6
Syahidin, Menelusuri Pendidikan Dalam Al-Qur’an, (Bandung: Alfabet,2009),hal.79

7
b. Dengan perumpamaan dan perbandingan, pikiran manusia akan terlatih
untuk beranalogi agar mendapatkan kesimpulan dengan benar. Jadi dengan
perumpamaan akan dapat melatih berfikir manusia.
c. Dengan metode perumpamaan manusia diajak  untuk memahami konsep
yang abstrak secara mudah dengan cara memperhatikan konsep yang lebih
konkrit yang dapat diindrai. Jadi amtsal berguna untuk mempermudah
pemahaman manusia. Misalnya Allah membuat perumpamaan bagi keadaan
orang yang menafkahkan hartanya karena riya seperti orang yang menanam
suatu biji pada tanah diatas batu licin, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat
yang mengakibatkan hanyutnya tanah yang ada diatas batu licin itu (Q.S.
Al-Baqarah :275)
d. Tidak setiap orang mampu mengambil pelajaran dari perumpamaan yang
diberikan oleh Allah dalam Al-Quran. Orang yang mata hatinya terkunci
untuk memahami ayat-ayat Allah tidak akan mendapatkan hidayah Allah
(Q.S. al-Baqarah :26). Oleh karena itu, dengan amtsal akan mengetuk mata
hati manusia agar ia tersentuh dan terbuka pikirannya sehingga mampu
memahami ayat-ayat Allah.
e. Perumpamaan-perumpamaan al-Quran dapat menyikap-kan hakikat-hakikat
dan sesuatu yang tidak tampak seakan-akan sesuatu yang tampak.
f. Pemberian perumpamaan akan mendorong orang untuk berbuat sesuai
dengan isi perumpamaan itu jika ia merupakan sesuatu yang disenangi jiwa.
Misalnya Allah membuat tamtsil bagi keadaan orang yang menafkahkan
harta di jalan Allah akan diberikan kebaikan yang banyak sekali bahkan
berlipat ganda (Q.S. al-Baqarah:261). Perumpamaan ini akan mendorong
orang untuk lebih giat lagi berinfak pada jalan Allah, karena senang hatinya
bila mendapatkan balasan yang berlipat ganda.
Armai Arief menjelaskan beberapa kelebihan metode perumpamaan, yaitu:
a. Mempermudah siswa memahami konsep yang abstrak
b. Perumpamaan dapat merangsang kesan terhadap makna yang tersirat dalam
perumpamaan tersebut
c. Merupakan pendidikan agar bila menggunakan perumpamaan haruslah
logis, mudah dipahami

8
d. Jangan sampai dengan menggunakan perumpamaan malah pengertiannya
kabur atau hilang sama sekali, perumpamaan harus memperjelas konsep,
bukan sebaliknya
e. Amtsal Qur’ani dan Nabawi memberikan motivasi kepada pendengarnya
untuk berbuat amal baik dan menjauhi kejahatan
Di samping kelebihan, metode tamtsil juga mempunyai kekurangan, antara
lain:
a. Tidak mudah dalam membuat membuat perumpamaan yang sesuai dengan
pokok bahasan.
b. Siswa menjadi bingung apabila perumpamaan tersebut kurang jelas,
sehingga tidak memahamkan justru malah membosankan dan tujuan
pendidikan tidak akan tercapai.
3. Pengertian Media Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran informasi media sangat mempunyai arti yang
sangatlah penting, karena dalam kegiatan tersebut materi yang disampaikan
dapat dibantu dengan menggunakan media sebagai perantara. Sehingga
kerumitan bahan atau materi yang akan disampaikan kepada siswa dapat di
sederhanakan dengan bantuan media, media juga dapat mewakili apa yang
guru kurang mampu ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan
bahan keabstrakan dapat dikonkritkan dengan kehadiran media.
Dengan demikian siswa dengan mudah untuk mengerti apa yang
disampaikan oleh guru. Namun, perlu di ingat, bahwa peranan media tidak
akan terlihat bila penggunaannya tidak sealan dengan isi dari tuuan informasi
yang telah dirumuskan. Karena itu tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai
pengkal acuan menggunakan media. Media perlu diabaikan manakala tidak
lagi digunakan sebagai alat bantu, tetapi sebagai penghambat dalam
pencapaian tujuan secara efektif dan efesien.
Secara harfiah kata media berasal dari kata latin dan merupakan bentuk
jamak dari kata medium yang berarti perantara atau pengantar. Media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.7 Media
merupakan alat atau saran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari
7
Arif S. Sadiman, Media Pendidikan: Pengantar Pengembang dan Pemanfatannya, (Jakarta: CV
Rajawali,1986),hal.6

9
komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang
bahwa dalam komunikasi antar manusia, maka media yang paling dominasi
dalam berkomunikasi adalah pancaindera manusia seperti mata dan telinga.
Pesan-pesan yang diterima selanjutnya oleh pancaindera selanjutnya diproses
oleh pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap
sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan. Yang dimaksud dengan alat
bantu pembelajaran adalah perlengkapan yang digunakan guru untuk
membantu memperjelas informasi yang akan disampaikan, alat bantu
pembelajaran ini disebut juga alat bantu mengajar (teaching aids). Adapun
yang dimaksud alat bantu pembelajaran diantaranya media visual (gambar,
foro, poster, dan grafik), media audio (radio kaset, MP3, audio0, dan media
gabungan visual audio (computer, TV, slide, Gambar). Media tersebut
dimaksudkan untuk menggabungkan pengetahuan dasar siswa dengan bahan
ajar yang akan diperoleh dalam pembelajaran.
Adapun terkait dengan pembelajaran, kerap kali kita memaknai
pembelajaran dan dengan proses mengajar adalah maknanya sama. Tetapi
sebenarnya kedua kata tersebut memiliki arti yang berbeda. Proses
pembelajaran memiliki arti yang lebih luas dari pada proses mengajar. Untuk
lebih jelasnya berikut akan diuaraikan tentang makna pembelajaran dan
mengajar.
“Kata pembelajaran merupakan terjemah dari istilah bahasa inggris, yaitu
“instruction” yang diartikan sebagai proses interaktif antara guru dan siswa
yang berlangsung secara dinamis. Ini berbeda dengan istilah “ teaching” yang
berarti mengajar. Teaching memiliki konotasi proses belajar dan mengajar
yang berlangsung satu arah dari guru ke siswa. Dalam hal ini, hanya guru yang
berperan aktif mengajar, sedangkan siswa bersifat pasif, sedangkan dalam
proses pembelajaran, guru tidak hanya “mengajar” melainkan
“membelajarkan” peserta didik agar mau belajar. Tugas guru tidak hanya
menyampaikan informasi, tetapi juga mendiagnosisi kesulitan belajar,
menyeleksi materi ajar, mengembangkan dan menggunakan berbagai jenis
media dan sumber belajar, dan memberi motivasi agar sisiwa mau belajar.”8

8
Rayandra Asyhar, Keatif Mengembangkan Media Pembelajaran. (Bandung : Alfabet, 2008), Hal. 6-7

10
Dari sini dapat kita simpulkan bahwa mengajar merupakan bagian dari
kegiatan pembelajaran. Yang mana dalam kegiatan pembelajaran ini, tugas
guru lebih luas dari pada kegiatan mengajar. Dari pengertian pembelajaran
secara bahasa tersebut dapat dikembangkan pengertian pembelajaran secara
istilah. Secara istilah pembelajaran diartikan sebagai upaya membelajarkan
pembelajar.
Pengertian lain tentang pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh
pembelajar dengan tujuan untuk membantu siswa agar bisa belajar dengan
mudah. Adapu komponen penting yang menentukan efektifitas proses
pembelajaran adalah guru, siswa, materi, metode, media, dan situasi.
Setelah kita mempelajari pengertian media dan pembelajaran, sekarang kita
akan mempelajari pengertian media pembelajaran. Secara sekilas dapat kita
lihat bahwa media pembelajaran merupakan perantara yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran. Lalu meliputi apa sajakah perantara yang dapat kita
gunakan dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Berikut akan dijelaskan
mengenai pengertian media pembelajaran beserta perantara apa saja yang bisa
digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Media dalam prespektif pendidikan
merupakan instrumen yang sangat strategis dalam ikut menentukan
keberhasilan proses belajar mengajar. Sebab keberadaannya secara langsung
dapat memberikan dinamika tersendiri terhadap peserta didik.
Adapun makna media pembelajaran menurut para ahli pendidikan,
diantaranya yakni, menurut Wina Sanjaya bahwa
“Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai
untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, korna, majalah dan
sebagainya.” Disini alat-alat seperti radio dan televisi apabila digunakan
dan diprogram untuk pendidikan, maka merupakan media pembelajaran.
Namun demikian, media bukan hanya berupa alat bantu atau bahan saja,
akan tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh
pengetahuan.9
Adapun menururt Rayandra terkait media pembelajaran yakni media
pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan (informasi) yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Maka pembelajaran juga

9
Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), Hal. 204-205

11
diartikan sebagai semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi
dalam pembelajaran.”10
Adapun menurut Suprapto dkk, menyatakan bahwa :
“Media pembelajaran adalah suatu alat pembantu secara efektif yang
dapat digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan yang diinginkan.11
Media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk
melakukan komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya bisa
berupa perangkat keras (hardware) seperti komputer, televisi, projektor
dan perangkat lunak (software) yang digunakan pada perangkat keras itu.”

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media


pembelajaran adalah seluruh alat yang dapat dipakai untuk menyampaikan
pesan dari pengirim kepada penerima pesan secara terencana sehingga terjadi
lingkungan belajar dan kondusif.
4. Pengertian Akhlak Tercela
Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari kata bahasa Arab yaitu kata
akhlaqa yang berarti perangai, kelakuan, tabiat, watak dasar. Sedangkan
akhlak menurut istilah merupakan suatu pengetahuan yang menjelaskan
mengenai perbuatan yang baik serta buruk, mengatur perilaku manusia, serta
mampu menentukan perbuatan akhir. Pada dasarnya akhlak sudah melekat
pada diri seseorang yang berasal dari perilaku serta perbuatan. Jika perilaku
yang ditunjukkan buruk maka otomatis akhlak tersebut bisa dikatakan akhlak
buruk. Sedangkan jika yang di tampilkan baik, maka otomatis akhlak tersebut
baik.
Adapun menurut Imam Al- Ghazali, yang dikutip oleh Abuddin Nata,
bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya
untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pertimbangan dalam jiwa yang
menimbulkan macam- macam perbuatan dengan gampang dan mudah.12
Akhlak buruk atau tercela merupakan suatu sikap atau perbuatan jelek yang
dilarang oleh agama. Katrena pda dasarnya agama mengajarkan kita untuk
selalu bersikap baik terutama menjaga perilaku serta perbuatan yang akan kita
lakukan. Dengan berlandaskan agama maka sifat tercela ini sebenarnya bisa

10
Rayandra Asyhar, op.,cit, hlm 7-8
11
Mahfud Shalahuddin, Media Pendidikan Agama (Bandung : Bina Islam, 1986), Hal. 4
12
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2012), hlm 87

12
dicegah karena ancaman serta sangsi yang akan di dapatkan dalam waktu cepat
maupun dikehidupan selanjutnya. Akhlak tercela ini merupakan cerminan
bahwa seseorang tersebut mempunyai perilaku yang kurang baik, hal tersebut
bisa saja disebabkan karena mkkta mulai jauh pada atura-aturan agama.13
B. Aplikasi Media Perumpamaan Di Dalam Meteri Akhlak Tercela
Berkaitan masalah akhlak tercela (madzmumah), ada beberapa bagian yang
dapat dijadikan pembelajaran dengan menggunakan media perumpamaan
sebagaimana yang dijelaskan di dalam al- Qur’an dan Hadist. Terdapat empat jenis
akhlak tercela yang akan dijelaskan dalam pembahasan beriku ini yaitu munafik,
riya’, berkata kasar, dan ingkar janji.14
1. Munafik
Menurut bahasa (etimologi), kata munafik berarti berpura-pura percaya atau
setia kepada agama tetapi sebenarnya dalam hatinya tidak, suka mengatakan
sesuatu yang tidak sesuai dengan perbuatannya, bermuka dua. Adapun
menurut istilah bahwa munafik adalah apa yang dikeluarkan oleh mulut dan
yang ditampakkan dalam perbuatan jauh berbeda dengan apa yang terpendam
di dalam hati
Dalam surat al- Baqarah ayah 17 Allah SWT memberikan perumpamaan
orang munafik ada dua macam yaitu pertama orang munafik diumpamakan
seperti orang yang menyalakan api tetapi dia tidak dapat melihat cahaya hati
karena Allah menghilangkan cahayanya seperti orang tuli yang sudah tidak
bisa mendengar, orang bisu tidak bisa bicara, dan orang buta tidak bisa
melihat. Kedua orang munafik diutamakan seperti orang yang ditimpa hujan
lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat kemudian mereka
menyumbat telinganya dengan anak jarinya karena mendengar suara petir
lantaran takut akan mati.
Langkah-langkah pembelajaran munafik menggunakan api
Untuk membela ajarkan materi munafik makan guru agama islam dapat
mempersiapkan dua langkah sebagai berikut

13
Hamza Yusuf, Hatiku Syurgaku : terapi Jitu Membersihkan Hati Dari Sifat-sifat Yang Tidak di Sukai
Allah, (Jakarta:Lentera Hati,2009),hal.51-52
14
Syukri, Metode Khusus Pendidikan dan Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta :Prenada Media Group,
2019), hlm 98

13
a. Guru agama islam menyiapkan dan membawa korek api dan lilin dari
rumah
b. Guru menutup gorden sehingga kelas tampak gelap
c. Menyalakan lilin di depan kelas dan harap hati-hati menyalakan lilin di
dalam kelas. Hindari kertas gitar yang mudah terbakar
d. Guru menyuruh siswa memperhatikan api di sekitar kelas. Adanya cahaya
api menunjukkan api memberikan cahaya kepada semua orang sekitarnya
e. Guru kemudian matikan api pada lilin menunjukkan suasana gelap.
Ketika suasana gelap dan hening berlangsung maka fungsi mata tidaklah
dapat berfungsi karena dapat melihat apa-apa.
f. Guru menyimpulkan bahwa perumpamaan orang munafik seperti api yang
tidak memiliki cahaya. Maka pasti orang sekelilingnya tidak berfungsi
apa-apa seperti orang buta tuli bisu Sama halnya dengan orang munafik
yang cirinya jika berkata bohong jika berjanji di ingkari dan jika
dipercaya dikhianati. Semua hasil perkataan dan perbuatan orang munafik
tidak ada yang bisa kita jadikan pegangan.15
Langkah kedua menggunakan air hujan disertai petir sebagai berikut
a. Guru agama islam membawa mercon di dalam kelas
b. Guru menutup gorden sehingga kelas tampak gelap
c. Guru membunyikan suara mercon seperti bunyi petir di tengah suasana
gelap seakan-akan sedang hujan disertai petir
d. Saat hujan disertai petir dengan suasana gelap siswa diminta menyumbat
telinganya dengan anak jarinya karena takut disambar petir
e. Guru menyimpulkan perumpamaan orang munafik seperti hujan disertai
petir disertai petir

2. Riya’
Secara bahasa (etimologi) kata riya’ atau ria berarti bangga karena telah
berbuat baik. Sementara ahli lain mengatakan bahwa riya’ artinya pamer atau
berpura pura berbuat baik. Adapun secara istilah (terminologi), menurut Abu

15
Ibid, hlm 106

14
Fajar al- Qalamoi dan Abdul Wahid al Banjary bahwa riya’ adalah
memamerkan diri kepada orang lain sebagai orang alim (taat kepada Allah)
dengan melakukan berbagai amalan keagamaan. Dalam surah al- Baqarah ayat
264. Allah SWT memberikan perumpamaan orang yang suka pamer atau gila
pujian dari orang lain (riya’), ada batu licin yang ada debu di atasnya,
kemudian datang hujan angin menghembusnya sehingga debu hilang, seperti
debu itulah amal bagi orang yang bersedekah disertai sifat riya’. Allah SWT
berfirman sebagai berikut:16
       
        
        
           
   
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan
(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti
(perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya
karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di
atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu
menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka tidak menguasai
sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (QS. al-Baqarah [2]:264)17
Dari ayat tersebut, terlihat bahwa media perumpamaan yang digunakan
untuk menjelaskan gambaran perilaku riya’ kepada kaum muslimin, dalam hal
ini peserta didik yaitu :
Skema Media
Media Perumpamaan Makna
Perumpamaan
Skema I 1. Batu Sebagai tempat/ objek riya’
2. Debu/ tanah Pahala
3. Air aqua Ucapan riya’ yang
dilakukan
Skema II Bentuk pembelajaran
langsung (direct instruction)

Untuk menggambarkan
1. Kotak amal,
Untuk kotak amal lebih bentuk nyata kotak amal
baiknya dalam bentuk asli,

16
Ibid, hlm 107- 108
17
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya : Karya Agung, 2006), hlm 55

15
yakni dipinjem dari
masjid. Namun, jika tidak
memungkinkan bisa dibuat
sendiri.

2. Miniatur masjid, yang bisa Untuk menggambarkan

dibuat dengan bahan apa keadaan lokasi sebenarnya


saja seperti kardus, ketika bersedekah
steroform. Triplek, dan
lainnya.

Untuk menggambarkan
3. Uang Rp. 10.000,
Jumlah tidak ditentukan, keadaan nyata

namun jika uangnya lebih menggambarkan jumlah

banyak maka akan lebih uang sedekah


menggambarkan sifat riya’
tersebut.

Adapun langkah- langkah pembelajaran riya’ berdasarkan tabel media


perumpamaan di atas yakni menggunakan kotak amal, miniatur masjid, uang
Rp 10.000, batu, debu/ tanah, dan aqua gelas untuk pengganti air hujan.
Ada dua cara membelajarkan materi riya’ yang efektif yaitu melalui
pembelajaran langsung (direct instruction) di mana siswa/ mahasiswa
langsung praktik bagaimana seseorang bersikap riya’ dengan sedekahnya
kemudian cara kedua diikuti dengan pembelajaran menggunakan metode
perumpamaan berupa batu, debu, dan air hujan. Langkah- langkah
pembelajaran riya’ bersifat langsung dan perumpamaan sebagai berikut :18
a. Guru menyiapkan alat- alat peraga dari rumah untuk didemonstrasikan dan
dipraktikkan di dalam kelas berupa kotak amal, membuat miniatur masjid,
uang Rp. 10.000, batu, debu/ tanah, dan aqua gelas untuk pengganti air
hujan. Tentu saja guru sudah membuatnya di rumah berupa kotak amal dan
membuat miniatur masjid disertai nama masjid.
b. Guru meletakkan semua alat peraga pembelajaran di depan kelas.
18
Syukri, op.,cit, hlm 109- 111

16
c. Guru menulis “riya’” di whiteboard dan menjelaskan pengertian riya’
secara bahasa dan istilah selama lima menit kepada siswa.
d. Guru menyuruh seorang siswa maju ke depan kelas.
e. Guru meletakkan miniatur masjid dan didepannya disimpan kotak amal.
f. Guru menyerahkan uang Rp 10.000 kepada siswa
g. Guru mengajarkan dahulu bahasa riya’ kepada siswa. Misalnya usai
memasukkan uang pada kotak amal kemudian menceritakan kepada semua
temannya bahwa “dirinya” sudah menyumbang dan sumbanganku lumayan
banyak.
h. Guru menyuruh siswa memperagakan riya’ dengan cara memasukkan uang
Rp 10.000 pada kotak amal di depan masjid.
i. Usai siswa memasukkan uang Rp 10.000, ia pun bercerita kepada
temannya seraya mengatakan “saya sudah sumbang pada masjid Nurul
Iman dan sumbanganku lumayan banyak”.
j. Selanjutnya guru mendemonstrasikan materi riya’ dengan menggunakan
matode perumpamaan berupa batu, debu/ tanah, dan aqua gelas untuk
pengganti air hujan.
k. Guru meletakkan batu dan menabur tanah di atasnya kemudian memencet
aqua gelas sehingga keluar air seperti air hujan membasahi tanah sampai
tanahnya hilang.
l. Guru meminta siswa merefleksikan hasil pembelajaran langsung dan hasil
demonstrasi tiga alat peraga perumpamaan riya' tersebut.
m. Guru menanyakan kembali perumpamaan batu disamakan apa tanah
disamakan apa, dan air hujan disamakan apa. Jika siswa tidak ada yang
mampu menjawab dengan benar maka guru memberikan cara lain dengan
mengarahkan jawaban yang mudah mereka pahami, misalnya untuk tanah
guru mengatakan bahwa seseorang yang bersedekah pasti mengharapkan
apa? Jawabannya adalah sedekah. Itulah persamaan tanah dengan sedekah.
Demikian juga untuk batu dan air hujan jawabannya bisa diarahkan pada
hal-hal yang memudahkan pemahaman siswa. Untuk batu disamakan
dengan objek amal, dan air hujan adalah menceritakan kepada orang lain.

17
n. Guru menyimpulkan bahwa orang riya' berkaitan sedekah menghasilkan
amalan yang sia-sia seperti tanah yang disiram air hujan menjadi hilang.
Seperti hilangnya tanah disiram hujan itulah amalan seseorang jika
sedekah diikuti cerita kepada orang lain. Tegasnya jika sudah bersedekah
diam. Sebaliknya jika seseorang usai bersedekah kemudian menceritakan
kepada orang lain apalagi ada unsur mem bangga banggakan sedekahnya
pada oranglain, maka pahalanya dihilangkan oleh Allah SWT.
3. Berkata kasar
Yang dimaksud dengan berkata kasar adalah menyampaikan kata atau
kalimat yang tidak disenangi orang, karena sifatnya perkataan itu kasar atau
menggunakan kata atau kalimat yang tidak senonoh atau menyumpah
seseorang dengan perkataan tidak baik. Semua bentuk perkataan kasar atau
kotor, Allah SWT memberikan perumpamaan seperti pohon yang tidak sehat
hingga akarnya tercamput dari tanah dan tidak bisa berdiri lagi. Dalam surah
Ibrahim Allah SWT menjelaskan demikian :19
         
       
         
Pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin
Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk
manusia supaya mereka selalu ingat. dan perumpamaan kalimat yang
buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya
dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.(QS Ibrahim
[14]: 25- 26)20

Timbul suatu pertanyaan mengapa Allah menggunakan bahan sebagai


tamsil bagi orang berkata kotor atau kasar karena pohon adalah jenis benda
digunakan apa saja oleh manusia, baik hari yang baik dan hal yang buruk. Bagi
hal yang buruk pohon bisa dijadikan alat yang mudah merusak manusia karena
secara esensi nya pohon itu mudah rusak. Maksud perumpamaan perkataan
kotor dengan pohon yang tidak sehat seperti daunnya cacat, robek di sana-sini,
batangnya tidak lurus, dan akarnya sudah tercapai dari tanah dan membuat
orang menjauh dari kita dan tidak akan mau kembali mendengarkan lagi.
Artinya perkataan kasar mengandung sesuatu menyakitkan hati orang lain.

19
Syukri, op.,cit, hlm 111
20
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya : Karya Agung, 2006), hlm 359

18
Di dalam tafsir al- Qur’an, dijelaskan bahwa di dalam ayat ini disebutkan
perumpamaan kata-kata dan kalimat-kalimat yang jelek, yaitu ucapan- ucapan
yang mengandung kekufuran dan kemusyrikan atau yang mengajak kepada
perbuatan maksiat. Kata - kata yang jelek itu diumpamakan sebagai pohon
yang buruk, yang akarnya tercabut dari bumi, sehingga pohon tersebut tidak
dapat tegak dengan kokoh, tidak dapat berdaun dan berbuah. Artinya tidak
dapat memberikan buah dan manfaat lainnya bagi manusia, bahkan hanya
memberikan mudarat, apabila pohon itu roboh dan menimpa mereka.
Kata - kata yang jelek hanya dapat menimbulkan dosa, serta membangkitkan
kemarahan dan kebencian.21
Adapun di dalam tafsir al- Misbah, dijelaskan bahwa kalimat yang buruk,
adalah bagaikan pohon yang buruk pula. Pohon itu tercabut dari akarnya dan
roboh di atas tanah karena tidak tertancap dengan kokoh. Dan begitulah
kalimat yang jelek, mudah disanggah, karena tidak kuat dan tidak didukung
oleh alasan yang kuat.22
Langkah – langkah pembelajaran berkata kasar menggunakan pohon
yang tercabut dari tanah
Untuk membelajarkan materi berkata kasar, maka guru agama Islam dapat
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Guru menyiapkan dan membawa alat peraga pembelajaran dari rumah
berupa, sebatang pohon yang sudah dicabut beserta akar- akarnya.
b. Guru meletakkan pohon yang sudah dicabut dengan akar- akarnya di
depan kelas.
c. Guru memperagakan kata- kata kasar
d. Guru menanyakan kepada siswa, bagaimana rasanya orang mendengar
kata- kata kasar, pasti tidak ada orang senang mendengarkannya.
e. Guru menjelaskannya persamaan antara perkataan kasar dengan pohon
yang akarnya dicabut dan tidak bisa tegak lagi.
f. Guru menyimpulkan persamaan bahwa perkataan kasar yang membuat
orang menjauh dari kita dan tidak akan mau kembali mendengarkannya

21
Syaikh Abdurrahman, Tafsir Al- Quran, (Jakarta: Darul Haq, 2016), hlm 506
22
Quraish Shihab, Tafsir Al- Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm 319

19
lagi, maka seperti itulah, Allah SWT mengumpamakan orang yang
senantiasa berkata kotor atau kasar atau berkata tidak baik didengar.
4. Ingkar Janji
Ingkar janji adalah orang yang tidak mengerti janji sesuai dengan
kesepakatan bersama. Dalam al- Qur’an, Allah mengumpamakan seperti
seorang wanita yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal kuat
kemudian dicerai kembali. Ayat tersebut berbunyi sebagai berikut:
         
           
          
 
Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan
benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali,
kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di
antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak
jumlahnya dari golongan yang lain[838]. Sesungguhnya Allah hanya
menguji kamu dengan hal itu. dan Sesungguhnya di hari kiamat akan
dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu.(QS.
Al- Nahl [16]:92)23
Ayat di atas menjelaskan bentuk ketakutan kaum muslimin berjumlah
sedikit berperang dengan orang Quraisy berjumlah banyak dan mereka mau
membatalkan perjanjian dengan Nabi dan perilaku kaum muslimin tersebut
dilarang oleh Allah SWT.24
Berdasarkan ayat di atas, bahwa seseorang yang telah mengadakan
perjanjian dengan orang lain, kemudian dia mengkhinati perjanjian tersebut,
diumpamakan dengan seseorang wanita yang sudah memintal dengan pintalan
yang kuat. Memintal dapat diartikan suatu proses mengumpulkan dan memilin
serat-serat tanaman atau binatang, seperti rami, kapas, wol, dan bulu kambing,
menjadi benang atau benang pintalan. Benang yang dipintal digunakan untuk
menenun, menjahit, menyulam, atau untuk membuat tali. Setalah dipintal
dengan kuat, kemudian diurai kembali dari gulungannya. Dari perumpamaan
tersebut kita bisa mengetahui media perumpamaan yang ada di Al- Quran
untuk menggambarkan seseorang yang mengkhianati perjanjian yakni bisa
dalam bentuk pembelajaran langsung (direct instruction) yaitu dengan
membawa benang, bisa bengan wol, benang kasur, dan lainnya, kemudian
23
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya : Karya Agung, 2006), hlm 568
24
Syukri, op.,cit, hlm 113

20
tempat gulungannya, dan sebagai wanitanya langsung guru menunjukkan salah
satu siswi untuk memperagakannya. Adapun bisa juga guru yang langsung
menjelaskan dengan menggunakan alat peraga yaitu gambar wanita yang
tengah memintal benang.
Langkah-langkah pembelajaran ingkar janji menggunakan media
gambar seorang wanita sedang memintal benang kemudian merusaknya
Terhadap guru agama islam yang menyampaikan materi akhlak tercela
khususnya materi ingkar janji mutlak membawa perlengkapan dari rumah
sebagai berikut :
a. Mencari dahulu gambar seorang wanita yang sedang meminta benang
dalam koleksi foto-foto keluarga koran majalah dan internet. Atau jika
tidak menemukan gambar di koran majalah atau internet, guru harus pergi
mencari seorang wanita yang sedang memintal benang kemudian
mengambil fotonya dan dicetak.
b. Menunjukkan gambar seorang wanita yang sedang memintal benang. Sang
guru dapat menjelaskan gambar tersebut.
c. Guru meminta siswa dan siswi menyimpulkan sendiri dari gambar tersebut
dengan cara menulis pada kertasnya masing-masing
d. Guru menyuruh siswa-siswi menyampaikan hasil tulisannya jika waktu
memungkinkan. Apabila waktu terbatas maka beberapa orang ya maju ke
depan kelas.
e. Guru memperkuat kesimpulan siswa liga kesimpulan siswa sudah benar
memperbaiki kesimpulan siswa apabila kesimpulan kurang benar.
Sehingga pada akhir proses pembelajaran siswa dapat memperoleh
pengetahuan pemahaman yang jelas serta benar tentang makna dan hikmah
gambar seorang wanita yang sedang memintal benang kemudian
menguraikannya.
f. Guru menyimpulkan sendiri perumpamaan ingkar janji dengan seorang
wanita memintal benang kemudian merusaknya. Benang atau tali
disamakan dengan perjanjian, adapun memintal persamaannya adalah
proses dua orang atau lebih yang sedang mengikat sebuah perjanjian yang

21
kompak. Adapun mencerai beraikan adalah seorang yang tega mengingkari
perjanjian yang sudah disepakati bersama.25

KESIMPULAN

1. Model pembelajaran berbasis media perumpamaan diartikan sebagai suatu


perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas, dengan menggunakan seluruh alat yang
dapat dipakai untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima pesan
secara terencana sehingga terjadi lingkungan belajar dan kondusif, dengan sifat
alat- alat tersebut yakni dapat mengumpamakan sesuatu yang abstrak dengan
yang lain yang lebih konkrit untuk mencapai tujuan dari perumpamaan tersebut.
2. Terdapat empat jenis akhlak tercela yang akan dijelaskan dalam pembahasan
beriku ini yaitu munafik, riya’, berkata kasar, dan ingkar janji. Yang pertama,
media perumpaman sifat munafik di dalam pembelajaran di kelas yakni Api dan
korek, yang menggambarkan ucapan atau perbuatan yang berlebih saat bersikap
munafik. Artinya dengan kemunafikannya dia tidak dapat melihat cahaya hati
karena Allah menghilangkan cahayanya seperti orang tuli yang sudah tidak bisa

25
Syukri, op.,cit, hlm 114- 115

22
mendengar, orang bisu tidak bisa bicara, dan orang buta tidak bisa melihat.
Kedua media perumpamaan sifat orang munafik yaitu merecon dan bisa berupa
backsound suara hujan/ gemuruh. Hal ini untuk mengumpamakan seperti orang
yang ditimpa hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat
kemudian mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya karena mendengar
suara petir lantaran takut akan mati. Media perumpamaan sifat riya’ yakni batu
licin yang ada debu di atasnya, kemudian air aqua sebagai hujan yang mengalir
di atas batu tersebut sehingga debu hilang, seperti debu itulah amal bagi orang
yang bersedekah disertai sifat riya’. Adapun media perumpamaan melalui
pembelajaran langsung (direct instruction) di mana siswa/ mahasiswa langsung
praktik bagaimana seseorang bersikap riya’ dengan sedekahnya di atas yakni
menggunakan kotak amal, miniatur masjid, dan uang Rp 10.000. Media
perumpamaan sifat orang yang berkata kasar yakni pohon yang tidak sehat
seperti daunnya cacat, robek di sana-sini, batangnya tidak lurus, dan akarnya
sudah tercapai dari tanah. Maknanya orang tersebut tidak dapat memberikan
buah dan manfaat lainnya bagi manusia, bahkan hanya memberikan mudarat,
apabila pohon itu roboh dan menimpa mereka. Kata - kata yang jelek hanya
dapat menimbulkan dosa, serta membangkitkan kemarahan dan kebencian.
Media perumpamaan sifat orang yang ingkar janji adalah dengan membawa
benang, bisa bengan wol, benang kasur, dan lainnya, kemudian tempat
gulungannya, dan sebagai wanitanya langsung guru menunjukkan salah satu
siswi untuk memperagakannya. Adapun bisa juga guru yang langsung
menjelaskan dengan menggunakan alat peraga yaitu gambar wanita yang tengah
memintal benang.

23
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Syaikh. 2016. Tafsir Al- Quran. Jakarta: Darul Haq


Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Asyhar, Rayandra. 2008. Keatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Bandung:
Alfabet
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa
Departemen Agama RI. 2006. Al- Qur’an dan Terjemahannya. Surabaya : Karya
Agung
Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh,.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nizar, Samsul. 2011. Hadis Tarbawi: membangun Kerangka Pendidikan Ideal
Perspektif Rasulullah. Jakarta: kalam Mulia
Nata, Abuddin. 2012. Akhlak Tasawuf. Jakarta : Raja Grafindo Persada

24
Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana
Shalahuddin, Mahfud. 1986. Media Pendidikan Agama. Bandung : Bina Islam
Shihab, Quraish. 2002. Tafsir Al- Misbah. Jakarta: Lentera Hati
Syahidin.2009. Menelusuri Pendidikan Dalam Al-Qur’an. Bandung: Alfabet
Syukri. 2019. Metode Khusus Pendidikan dan Pembelajaran Agama Islam.
Jakarta :Prenada Media Group
Umar, Bukhari. 2014. Hadis Tarbawi (Pendidikan Dalam Perspektif Hadis). Jakarta:
Amzah
Yusuf, Hamza. 2009. Hatiku Syurgaku : terapi Jitu Membersihkan Hati Dari Sifat-
sifat Yang Tidak di Sukai Allah. Jakarta: Lentera Hati

25

Anda mungkin juga menyukai