Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN BAHAN AJAL LKS (LEMBAR KERJA SISWA) PAI

Maya Hearwati1, Miptah Subhan2, Muhamad Akbar Komarudin3, Opik Taufik


Kurahman4
Mahasiswa Pascasarjana Prodi Pendidikan Agama Islam Non Reguler B UIN Sunan
Gunung Djati Bandung1,2,3, Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Gunung
Djati Bandung4.

Abstract:
Student worksheets (LKS) are one type of learning aid. Student worksheets are in the
form of sheets of paper in the form of information, questions, and questions that must be
answered by LKS students. has several functions including: minimizing the role of
educators but more activating students, making it easier for students to understand the
material provided, and facilitating teaching to students. The preparation of a LKS refers
to the guidelines listed in the Ministry of National Education, namely curriculum
analysis, preparation of the LKS requirement map, determining the title of the LKS, the
systematics of the LKS
Keyword: LKS, learning

Abstrak:
Lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran. Lembar
kerja siswa berupa lembaran kertas yang berupa informasi, soal-soal, dan pertanyaan-
pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa LKS. memiliki beberapa fungsi diantaranya
yaitu: meminimalkan peran pendidik namun lebih mengaktifkan siswa, mempermudah
siswa untuk memahami materi yang diberikan, serta memudahkan pengajaran kepada
siswa. Penyusunan suatu LKS mengacu pada pedoman yang tercantum dalam
Depdiknas, yaitu analisis kurikulum, penyusunan peta kebutuhan LKS, penentuan judul
LKS, sistematika LKS
Kata Kunci: LKS, Pembelajaran

1
Pendahuluan
Pada proses belajar ada sub-sub yang mesti ada sebagai faktor penentu
keberhasilan pendidikan yaitu: siswa, guru, bahan ajar, nilai, metode, dan alat. Sub-sub
itu mesti ada untuk membuat pengalaman belajar makin baik dan berkualitas. Su-sub itu
harus saling behubungan, satu dengan lainnya saling memberi bantuan (interelasi).
Demikian pun halnya dengan bahan ajar, sebagai inti dalam kegiatan pembelajaran
memiliki komponen- komponen yang tidak terpisahkan dengan komponen lainnya.
Bahan ajar itu segolongan fasilitas yang sisanya merupakan metode, batasan-batasan,
materi ajar itu sendiri serta evaluasi yang desainyaa bagus dalam rangka mencapai
tujuan yang disetujui bersama.1
Sementara bahan ajar dibagi jadi 4 kelompok yaitu : (1) bahan cetakan (printeed)
diantaranya buku, model, handout, lembar kerja siswa (LKS),leaflet, brosur,
foto/gambar, wallchart model/maket. (2) bahan ajar dengaran (audio) seperti pringan
hitam, radio, dan compact disk audio. (3) bahan ajar pandangan dengaran (audio visual)
seperti video compact disk, perfilman. (4) bahan ajar interaktif lainnya (interactive
teaching material) seperti compact disk interaktif.2
Diantara bahan ajar yang terpakai paling laris di lembaga pendidikan adalah
LKS (lembar kerja siswa). Hal itu sudah dikenal kyalayak ramai dan dipergunakan pula
di sekolah. LKS membantu guru mengaktifkan siswa mau belajar sungguh-sungguh
agar bisa maju secara individual dan msing-masing jadi itu penggunaan LKS akan
sangat berpengaruh pada kecepatan gaya belajar dari siswa baik lambat mapun cepat.
Olehnya itu, materi ajar jadi elemen pokok tidak bisa dipisahkan dalam pembelajaran,
karena itu, pemakaian alat bantu berupa media LKS membantu siswa menguasai materi
ajar dan membatu lelancaran siswa belajar serta alat untuk mengecek penyampaian
informasi dari guru saat mentaransfer ilmunya. Materi ajar juga dapat membantu siswa
untuk tingkatkan wawasan, pemberian data yang indah dan amanah, bahkan diharapkan
mampu tingkatkan efektivitas kualitas pembelajaran.
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan kertas kerja yang isinya
intruksi\perintah, informasi dari pengajar ke murid guna kerjakan tugas itu baik praktek,
1
Alim Febri Anto Nur, Efektivitas Pemanfaatan Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam peningkatan kualitas
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), Jurnal Al-Qayyimah, Vol. 3, 2020.
2
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2007), h. 174

2
kegiatan belajar dan implementasi kegiatan buat cita hasil belajar. Di dalam buku
“Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif”, mengungkapkan bahwa LKS yakni
mataeri ajaran yang bermuat ajaran kertas di dalamnya ada isi, pentunjuk,
ringkasanringkasan supya tugas dilaksankan sesuai komptensi yang hendak diraih.3
LKS sebagai sumber sarana bacaan yang di dalamnya memiliki informasi
pengetahuan yang telah dirancang sedemikian rupa untuk menambah minat,
menimbulkan motivasi serta keterampilan siswa dalam proses pembelajaran. Dari
pengertian di atas dapat dipahami bahwa kertas kerja adalah laternatif bahan ajaran yang
cocok buat siswa, disebabkan membantunya siswa temukan konsep-konsep yang
dijumpai dalam pembelajaran agama Islam secara sistematis.
Definisi Lembar Kerja Siswa (LKS
Menurut Depdiknas4, LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa. Lembar kerja siswa memuat paling tidak: Judul, kompetensi
dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan atau bahan yang diperlukan
untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus
dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan. Pendapat tersebut sejalan dengan
Wagimun5 yang menyatakan bahwa LKS adalah lembaran-lembaran yang berisi
panduan atau petunjuk untuk menemukan suatu konsep dari materi matematika secara
mandiri.
Lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran.
Lembar kerja siswa berupa lembaran kertas yang berupa informasi, soal-soal, dan
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. LKS sangat baik dipakai untuk
meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar, baik dipergunakan dalam strategi
heuristik maupun strategi ekspositorik. Dalam strategi heuristik, LKS dipakai dalam
penerapan metode terbimbing, sedangkan strategi ekspositorik, LKS dipakai untuk
memberikan latihan pengembangan.6
3
Alim Febri Anto Nur, Efektivitas Pemanfaatan Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam peningkatan kualitas
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), Jurnal Al-Qayyimah, Volume 3, 2020.
4
Depdiknas, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta : Depdiknas Direktorat Jendral Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan SMA, 2008
5
Wagimun, Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan Pendekatan PMRI pada Pokok Bahasan
Kubus dn Blok di Kelas VIII, (Sidoarjo : Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol.3, No.
2, ISSN: 2337-8166, 2015)
6
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : CV Pustaka Setia 2011), h. 74

3
LKS ini sebaiknya dirancang oleh guru sesuai dengan pokok bahasan dan tujuan
pembelajaran. LKS dalam kegiatan belajar mengajar dapat dimanfaatkan pada tahap
penanaman konsep karena LKS dirancang untuk membimbing siswa dalam kegiatan
pembelajaran.7
Pendapat lain dikemukakan oleh Ali Mudlofir bahwa LKS bukan merupakan
singkatan dari Lembar Kerja Siswa, melainkan Lembar Kegiatan Siswa (Student Work
Sheet), ia mengatakan bahwa, Lembar Kegiatan Siswa (Student Work Sheet) adalah
lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik, lembar
kegiatan berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, tugas-tugas
yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa teori dan atau praktik8.
Trianto berpendapat bahwa LKS bukanlah singkatan dari Lembar Kerja Siswa
melainkan Lembar Kegiatan Siswa, yaitu “panduan siswa yang digunakan untuk
melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah”9.
Penggunaan LKS ini masih tetap mengacu pada buku teks atau referensi (sering
disebut buku paket) sebagai buku acuan. Hal ini sebagaimana disampaikan Andi
Prastowo bahwa “tugas-tugas dalam sebuah lembar kerja tidak akan dapat dikerjakan
oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku atau referensi lain
yang terkait dengan materi tugasnya”. Maka, penggunaan buku LKS dengan buku teks
atau referensi ini haruslah seimbang, sehingga apabila suatu ketika peserta didik
mengalami kesulitan mengerjakan tugas dalam LKS, peserta didik secara aktif dan
mandiri dapat mencari jawabannya dalam buku teks atau referensi.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikonklusikan bahwa LKS merupakan
lembaran yang berisi soal-soal yang harus dikerjakan peserta didik sebagai sarana dalam
pembelajaran yang menjadikan peserta didik dapat menemukan konsep secara mandiri.
Fungsi Lembar Kerja Siswa (LKS)
Menurut Prastowo10, Lembar Kerja Siswa (LKS) mempunyai 4 fungsi yaitu:
7
Ibid
8
Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan Ajardalam
Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), hlm.
149.
9
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya
pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana,
2010), hlm. 222.
10
rastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014)

4
1. LKS sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidikan namun lebih
mengaktifkan siswa
2. LKS sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi
yang diberikan
3. LKS sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih
4. LKS memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa LKS memiliki beberapa fungsi
diantaranya yaitu : memjinimalkan peran pendidik namun lebih mengaktifkan siswa,
mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan, memperkaya tugas
untuk berlatih, serta memudahkan pengajaran kepada siswa.
Karakteristik Lembar Kerja Siswa (LKS)
Menurut Hamzah11, karakteristik Lembar Kerja Siswa (LKS) yaitu :
1. Lembar Kerja Siswa (LKS) memiliki soal-soal yang harus dikerjakan siswa,
dan kegiatan-kegiatan seperti percobaan terjun ke lapangan yang harus siswa
lakukan
2. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan bahan ajar cetak
3. Materi yang disajikan merupakan rangkuman yang tidak terlalu luas
pembahasannya, tetapi sudah mencakup apa yang akan dikerjakan atau
dilakukan oleh peserta didik
4. Memiliki komponen-komponen seperti kata pengantar, pendahuluan, dan
daftar isi.
Prinsip Penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS yang baik harus mempermudah dan bukan sebaliknya mempersulit peserta
didik dalam memahami materi yang sedang dipelajari. LKS sebagai bahan ajar cetak
didesain dengan maksud untuk mempermudah peserta didik dalam memahami materi
yang sedang dipelajari, selain itu juga harus sesuai dengan ciri bahan ajar.
Menurut Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
bahwa bahan ajar harus terdiri dari hal-hal sebagai berikut:
a. Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan
atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi
dan kompetensi dasar. Sebagai misal, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai

11
Hamzah, Pengembangan Bahan Ajar, (Balai Diklat Keagamaan Makasar: Widyaiswara, 2013), hlm.1

5
siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus
berupa fakta atau bahan hafalan.
b. Prinsip konsistensi artinya keajegan. jika kompetensi yang harus dikuasai siswa
empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat
macam. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah terampil
melaksanakan wudhu, maka materi pelajaran yang diajarkan juga harus meliputi
tata cara wudhu, anggota wudhu, sah dan batalnya wudhu, serta praktik wudhu.
c. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai
dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi
tidak boleh terlalu sedikit dan tidak bolah terlalu banyak. Jika terlalu sedikit
akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebaliknya jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang
tidak perlu untuk mempelajarinya.12
Tahap Penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Penyusunan suatu LKS mengacu pada pedoman yang tercantum dalam
Depdiknas. Berikut adalah tahap-tahap penyusunan bahan ajar dalam bentuk LKS13 :
1. Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum bertujuan untuk menentukan matermateri mana yang
memerlukan bahan ajar LKS. Penentuan materi yang akan dianalisis dengan cara
melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang akan diajarkan,
kemudian apa saja kompetensi yang harus dimiliki siswa.
2. Penyusuan Peta Kebutuhan LKS
Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan guna mengetahui jumlah dan urutan LKS
yang akan disusun. Urutan ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas
penulisan LKS.
3. Penentuan Judul-judul LKS
Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi dasar, materimateri pokok atau
pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu kompetensi dasar dapat
dijadikan sebagai judul LKS apabila kompetensi itu tidak terlalu besar.
12
Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan Ajardalam
Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011
13
Depdiknas, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta : Depdiknas Direktorat Jendral Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan SMA, 2008)

6
4. Tahap-tahap penulisan LKS
Berikut adalah tahap-tahap penulisan LKS, diantaranya: penguasaan rumusan
kompetensi dasar, penentuan alat penilaian, penyusunan materi dan perancangan
struktur LKS. Jadi dapat disimpulkan bahwa tahap penyusunan Lembar Kerja
Siswa (LKS) antara lain : Analisis kurikulum, penyusunan kebutuhan peta LKS,
penentuan judul-judul LKS, dan tahap-tahap penulisan LKS. Selain itu LKS yang
disusun oleh peneliti adalah LKS berbasis etnomatematika pada materi aljabar yang
mengacu pada karakteristik Lembar Kerja Siswa (LKS) dan tahap-tahap
penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Bentuk-bentuk LKS
Setiap LKS disusun dengan materi-materi dan tugas-tugas tetentu yang dikemas
sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Karena adanya perbedaan maksud dan tujuan
pengemasan materi pada masing-masing LKS tersebut, hal ini berakibat LKS memiliki
berbagai macam bentuk. Sebagaimana telah disampaikan oleh Andi Prastowo bahwa
jika ditelusuri lebih dalam maka bentuk-bentuk LKS paling tidak ada lima macam
bentuk LKS yang umumnya digunakan oleh peserta didik, antara lain:14

1. LKS yang Membantu Peserta Didik Menemukan Suatu Konsep


Sesuai prinsip konstruktivisme, bahwa seseorang akan belajar jika ia aktif
mengonstruksikan pengetahuan di dalam otaknya. Salah satu cara
mengimplementasikannya di kelas adalah dengan mengemas materi pembelajaran
dalam bentuk LKS yang memiliki ciri-ciri mengetengahkan terlebih dahulu suatu
fenomena yang bersifat konkret, sederhana, dan berkaitan dengan konsep yang akan
dipelajari. Berdasarkan hasil pengamatan peserta didik, selanjutnya peserta didik
diajak untuk mengonstruksikan pengetahuan yang mereka dapat tersebut. LKS jenis
ini memuat apa yang (harus) dilakukan peserta didik, meliputi, melakukan,
mengamati, dan menganalisis. Oleh karena itu, perlu dirumuskan langkah-langkah
yang harus dilakukan peserta didik, kemudian peserta didik diminta untuk
mengamati fenomena hasil kegiatannya.

14
Andi Prastowo, 2012, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: Diva Press

7
Selanjunya, diberikan pertanyaan-pertanyaan analisis yang membantu peserta
didik untuk mengaitkan fenomena yang mereka amati dengan konsep yang akan
mereka bangun dalam benak mereka. Contohnya, materi pembelajaran dalam LKS
(diberi “LKS Kegiatan Penyelidikan”) adalah ciri-ciri sikap toleransi beragama.
Tidak perlu diceramahkan, karena materi pembelajaran dapat dikemas dalam
bentuk LKS, dan peserta didik diharapkan menemukan sendiri ciri-ciri sikap
toleransi beragama. Dalam penggunaannya tentu saja LKS ini didampingi oleh
sumber belajar lain, seperti buku yang digunakan untuk bahan verifikasi bagi siswa,
(misalnya) apakah masih ada lagi ciri-ciri sikap toleransi beragama yang belum
teridentifikasi.
2. LKS yang Membantu Peserta DidikMenerapkan dan Mengintegrasikan Berbagai
Konsep yang telah Ditemukan
Di dalam sebuah pembelajaran, setelah peserta didik berhasil menemukan
konsep, peserta didik selanjutnya dilatih untuk menerapkan konsep yang telah
dipelajari tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah contoh LKS yang
membantu peserta didik menerapkan konsep demokrasi dalam kehidupan sehari-
hari. Caranya, dengan memberikan tugas kepada mereka untuk melakukan diskusi,
kemudian meminta mereka untuk berlatih memberikan kebebasan berpendapat
yang bertanggung jawab. Dengan peserta didik dilatih untuk belajar menghormati
pendapat orang lain dan berpendapat secara bertanggung jawab, aka hal ini telah
memberikan sebuah jalan bagi terimplementasikannya nila-nilai demokrasi dalam
diri peserta didik.
3. LKS yang Berfungsi sebagai Penuntun Belajar
LKS bentuk ini berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku
teks. Peserta didik dapat mengerjakan LKS tersebut jika mereka membaca buku
teks, sehingga fungsi utama LKS ini adalah membantu peserta didik menghafal dan
memahami materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku. LKS ini juga sesuai
untuk remidiasi. Bentuk LKS ini seperti LKS sebagaimana digunakan banyak
sekolah, yang mana pengguanaannya harus dilengkapi dengan buku teks sebagi
referensi.
4. LKS yang Berfungsi sebagai Penguatan LKS

8
Bentuk ini diberikan setelah peserta didik selesai mempelajari topik tertentu.
Materi pembelajaran yang dikemas di dalam LKS ini lebih mengarah pada
pendalaman dan penerapan materi pelajaran yang terdapat di dalam buku pelajaran.
Selain sebagai pembelajaran pokok, LKS ini juga cocok untuk pengayaan.31
Dengan adanya LKS jenis ini dimaksudkan agar peserta didik mamapu memahami
materi pelajaran pada topik tertentu secara mendalam, sehingga menguatkan
pengetahuan peserta didik.
5. LKS yang Berfungsi sebagai Petunjuk Praktikum
Alih-alih memisahkan petunjuk praktikum ke dalam buku tersendiri, maka
petunjuk praktikum dapat digabungkan ke dalam kumpulan LKS. Dengan
demikian, dalam LKS bentuk ini, petunnjuk praktikum merupakan salah satu isi
(content) dari LKS.
Kesimpulan
LKS merupakan lembaran yang berisi soal-soal yang harus dikerjakan peserta
didik sebagai sarana dalam pembelajaran yang menjadikan peserta didik dapat
menemukan konsep secara mandiri. LKS memiliki beberapa fungsi diantaranya yaitu :
memjinimalkan peran pendidik namun lebih mengaktifkan siswa, mempermudah
siswa untuk memahami materi yang diberikan, memperkaya tugas untuk berlatih, serta
memudahkan pengajaran kepada siswa.

9
Daftar Pustaka
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007),
Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Bahan Ajardalam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2011)
Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Bahan Ajardalam Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2011
Alim Febri Anto Nur, Efektivitas Pemanfaatan Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam
peningkatan kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), Jurnal Al-
Qayyimah, Vol. 3, 2020.
Andi Prastowo, 2012, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta:
Diva Press
Depdiknas, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta : Depdiknas Direktorat
Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan
SMA, 2008)
Depdiknas, Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta : Depdiknas Direktorat Jendral
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan SMA, 2008
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : CV Pustaka Setia 2011), h. 74
Hamzah, Pengembangan Bahan Ajar, (Balai Diklat Keagamaan Makasar: Widyaiswara,
2013)
Rastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,
2014
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta:
Kencana, 2010
Wagimun, Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan Pendekatan PMRI pada
Pokok Bahasan Kubus dn Blok di Kelas VIII, (Sidoarjo : Jurnal Pendidikan
Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol.3, No. 2, ISSN: 2337-8166, 2015).

10
Note:
- Menampilkan bentuk-bentuk LKS. Contoh bentuk LKS moderasi agama
kemudian dikorelasikan dengan pembelajaran
- Adanya lampiran contoh bentuk-bentuk LKS
- LKS dengan pendekatan agama
- Anggota Perpusnas
- Proposal pengembangan ajaran
- Menyediakan bahan ajar PAI
- Memberikan komentar dan tambahan (UTS)
- Proposal tesis pengembangan bahan ajar (UAS) / buat produk
- Referensi yang digunakan integrasikan yang update, seperti internet.
- Naskah asing

11

Anda mungkin juga menyukai