PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Materi Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa materi pelajaran adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam
memenuhi standar kompotensi yang ditetapkan. Salah satu pendidikan agama
islam di madrasah tsanawiyah yaitu: Fiqih. Mata pelajaran fiqih dalam kurikulum
madrasah tsanawiyah didefinisikan sebagai salah satu bagian mata pelajaran
pendidikan agama islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati, dan mengamalkan hukum islam, yang
kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pelajaran fiqih?
2. Apa pengertian evaluasi ?
3. Apa fungsi evaluasi pada pelajaran fiqih MTs ?
4. Apa saja prinsip dari evaluasi ?
5. Apa saja jenis evaluasi pembelajaran Fiqih di MTs?
6. Apa saja teknik pembelajaran Fiqih di MTs ?
7. Apa saja ruang lingkup mata pelajaran Fiqih ?
8. Bagaimana analisis materi pelajaran fiqih MTs?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui arti pelajaran fiqih
2. Untuk mengetahui pengertian evaluasi
3. Untuk mengetahui fungsi evaluasi pada pelajaran fiqih MTs
4. Untuk mengetahui prinsio dari evaluasi
5. Untuk mengetahui jenis evaluasi pembelajaran Fiqih di MTs
6. Untuk mengetahui teknik pembelajaran Fiqih di MTs
7. Untuk mengetahui ruang lingkup mata pelajaran Fiqih
8. Untuk mengetahui analisis materi pelajaran fiqih MTs
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fiqih
Secara bahasa fiqih berasal dari kata “faqiha” yang berarti mengerti atau
faham. Menurut istilah fiqih adalah ilmu tentang hukum-hukum syari’at yang
bersifat amaliyah yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang tafsili/
terperinci, dari al-qur’an dan hadits. Abdul Hamid Hakim mendefinisikan fiqih
sebagai berikut: fiqih secara etimologi berarti faham, seperti ungkapan fahimtu
kalamaka berarti saya memahami ucapanmu. Dan secara terminologi fiqih berarti
pengetahuan tentang hukum-hukum syari’at yang diperoleh melalui metode
ijtihad.Berkenaan dengan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan, bahwa fiqih
adalah ilmu yang menjelaskan tentang hukum syari’ah yang berhubungan dengan
segala tindakan atau perbuatan.
Pembelajaran fiqih adalah sebuah proses belajar untuk membekali siswa agar
dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum islam secara terperinci dan
menyeluruh. Maka dalam konteks pembelajaran fiqih disekolah merupakan salah
satu bagian pelajaran pokok yang termasuk dalam kurikulum Pendidikan Agama
Islam ( PAI ) yang diberikan pada siswa Madrasah lbtidaiyah (MI), Madrasah
Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA).
B. Pengertian Evaluasi
Evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses sistematik dalam menentukan
tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Evaluasi
pembelajaran juga diartikan sebagai penentuan kesesuaian antara tampilan siswa
dengan tujuan pembelajaran. Sedangkan penilaian dalam pembelajaran adalah
suatu kegiatan membandingkan hasil pengukuran untuk memberikan nilai
terhadap objek penilaian dalam konten pembelajaran. Evaluasi pembelajaran lebih
luas cakupannya dari penilaian pembelajaran.
Kegiatan evaluasi dan penilaian memegang peranan penting sebab dengan
adanya evaluasi dan penilaian maka guru dapat mengetahui batas kemampuan
siswa dalam menguasai materi-materi yang telah diberikan. Di samping itu,
2
evaluasi juga merupakan suatu alat untuk menilai efektifitas metode mengajar,
materi yang diajarkan, dan penggunaan alat pengajaran apakah sesuai atau tidak
serta sebagai umpan balik bagi guru dalam memperbaiki proses pembelajaran
selanjutnya.1
D. Prinsip Evaluasi
Prinsip dari evaluasi pembelajaran meliputi:
1. Prinsip kontinuitas. Prinsip kontinuitas menghendaki evaluator
melaksanakan evaluasi secara berkesinambungan dari waktu ke waktu
agar mendapatkan kesimpulan yang benar terhadap perkembangan hasil
belajar peserta didik tersebut
2. Prinsip komprehensif. Tidak jarang beberapa guru hanya fokus pada aspek
kognitif dari siswanya. Padahal, dua aspek lainnya yakni kognitif dan
afektif turut berperan besar dalam proses evaluasi pembelajaran. Sebagai
guru memang tidak hanya dituntut bagaimana siswa bisa paham sebuah
materi. Guru juga dituntut bagaimana bisa membentuk karakter siswa yang
baik hingga bisa memiliki dampak positif di kehidupannya. Oleh karena
1
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
3
itu evaluasi pembelajaran yang baik dilakukan dari proses belajar hingga
hasil belajar dari siswa.
3. Prinsip kooperatif. Sejatinya, proses evaluasi pembelajaran yang dilakukan
harus berkoordinasi dengan berbagai elemen yang turut andil dalam
perkembangan siswa. Mulai dari kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali
kelas, orang tua, hingga petugas administrasi. Bahkan, sangat dianjurkan
juga bekerjasama dengan siswa itu sendiri. Mengapa? Karena ini bertujuan
supaya seluruh elemen yang terlibat dalam evaluasi pembelajaran merasa
dihargai atas kerjasama yang dilakukan.
4. Prinsip objektif. Penilaian hasil dalam evaluasi belajar haruslah bersifat
objektif. Artinya, faktor-faktor subyektif seperti hubungan guru dengan
siswa dan faktor perasaan karena merasa tidak tega atau yang lainnya tidak
boleh dimasukkan ke dalam evaluasi. Jika siswa tersebut mendapat nilai
yang kurang baik, berarti harus dimasukkan nilai tersebut dengan
pemberian catatan untuk memotivasi siswa dan pemberitahuan kepada
orang tua.
5. Prinsip praktis. Prinsip evaluasi pembelajaran harus bersifat praktis.
Artinya, kegiatan tersebut harus menghemat biaya, waktu, dan tenaga.
Pada prinsip ini sangat menekankan kemudahan guru untuk menyusun
instrumen penilaian yang mudah digunakan tidak hanya untuk dirinya
sendiri, tapi juga memungkinkan digunakan oleh guru lain. Seiring dengan
kepraktisan tersebut, jangan sampai menghilangkan esensi evaluasi
pembelajaran itu sendiri yakni mencapai keoptimalan dari tujuan belajar.
4
2. Evaluasi proses pembelajaran
Mencakup:
a. Kesesuaian antara proses pembelajaran yang ditetapkan
b. Kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
c. Kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran)
3. Evaluasi hasil pembelajaran
Mencakup:
a. Tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang
ditetapkan
5
yang mengalami kesulitan belajar atau kegagalan belajar. Sehinnga apabila kedua
tingkat kepentingan ini dibandingkan, maka kegiatan perbaikan mempunyai
kedudukan yang lebih penting, karena menyangkut masa depan para siswa yang
memerlukan bantuan baik yang berupa bimbingan memecahkan kasus kesulitan
atau kegagalan belajar mereka. Dengan demikian, guru yang telah
menyelenggarakan pengajaran pokok disertai dengan kegiatan perbaikan dan
pengayaan berarti menunaikan tugas sepenuhnya.
Lebih rinci lagi pada kurikulum atau materi fiqih MTs yang dikaji adalah
sebagai berikut:
Kelas VII semester 1
Standar Kompotensi Kompotensi Dasar
1. Melaksanakan 1.1 menjelaskan macam-macam najis dan tatacara
ketentuan taharahnya.
thaharah 1.2 Menjelaskan hadas kecil dan tatacara thaharahnya.
(bersuci) 1.3 Menjelaskan hadas besar dan tatacara taharahnya.
1.4 Mempraktikkan bersuci dari najis dan hadas.
6
2.4 Menjelaskan ketentuan sujud sahwi.
2.5 Mempraktikan sholat fardhu dan sujud sahwi.
3. Azan, iqomah, 3.1 Menjelaskan ketentuan azan dan iqomah
sholat jama’ah 3.2 Menjelaskan ketentuan sholat berjamaah.
3.3 Menjelaskan ketentuan makmum masbuk.
3.4 Menjelaskan tatacara mengingatkan imam yang
lupa.
3.5 Menjelaskan cara mengingatkan imam yang batal.
3.6 Mempraktikan azan, iqomah, dan sholat jamaah.
4. Berdzikir dan 4.1 Menjelaskan tatacara berdzikir dan berdoa setelah
berdoa setelah sholat.
sholat 4.2 Menghafal bacaan dzikir dan doa setelah sholat.
4.3 Mempraktikan dzikir dan doa.
7
muakkad.
2.6 Mempraktikkan sholat sunnah ghairu muakkad.
8
2. umrah 2.1 Mengidentifikasi tatacara pelaksanaan umrah.
2.2 Menghayati nilai-nilai ibadah umrah.
2.3 Menghargai nilai-nilai positif ibadah umrah.
2.4 Mensimulasi ibadah umrah.
3. makanan yang 3.1 Mengamalkan ketentuan mengkonsumsi makanan
halal dan haram yang halalan thoyyiban.
3.2 Menganalisis ketentuan makanan dan minuman
yang halal-haram.
3.3 Mengetahui tatacara mengkonsumsi makanan yang
halal atau haram.
3.4 Hikmah mengkonsumsi makanan dan minumam
yang halal atau haram.
Kelas IX Semerter 1
Kompotensi inti Kompotensi dasar
1. Jual beli dan 1.1 Mendefinisikan jual beli dan khiar.
khiar 1.2 Memahami ketentuan jual beli dan khiar.
1.3 Memahami hikmah jual beli dan khiar
1.4 Mempraktikkan jual beli
2. Qirad, utang- 2.1 Memahami dan mengetahui definisi qirad, utang
piutang, gadai, piutang, gadai, dan riba.
dan riba 2.2 Memahami hikmah qirad, utang piutang dan riba.
2.3 Mengetahui hukum qirad, utang piutang, dan riba.
3. Pengurusan 3.1 Memgetahui tatacara mengurus jenazah.
jenazah, takziah, 3.2 Memahami tatacara bertakziah dan ziarah kubur.
dan ziarah 3.3 Memahami hikmah takziah dan ziarah kubur.
kubur.
4. Pergaulan 4.1 Memahami dan mengetahui tatacara bergaul antar
remaja. remaja.
4.2 Menganalisis pergaulan remaja disekitar.
4.3 Mendefinisikan pergaulan remaja.
9
Kelas IX Semester 2
Kompotensi inti Kompotensi dasar
1. Perbuatan dosa 1.1 Memahami perbuatan dosa dan sanksihukumnya.
dan sanksi 1.2 Mengetahui apasaja perbuatan dosa.
hukumnya. 1.3 Mengetahui hukum dari setiap perbuatan.
1.4 Memahami hikmah perbuatan dosa dan hukum
sanksinya.
2. Mematuhi 2.1 Memahami undang-undang negara dan syari’at
undng-undang 2.2 Memahami persamaan peraturn undand-undang
negara dan negara dan syari’at islam.
syri’at islam 2.3 Memahami hikmah mematuhi undang-undang dan
syari’at.
3. Lingkungan 3.1 Memahami kewajiban memelihara dan mengelola
hidup dan lingkungan hidup.
kesejahteraan 3.2 Mengetahui usaha untuk meningkatkan
sosial. kesejahteraan sosial.
3.3 Memahami hikmah menjaga lingkungan hidup
dan kesejahteraan sosial
H. Analisis Materi
Analisis materi dilakukan meliputi berbagai segi. Diantaranya:
1. Kesesuaian materi dengan tujuan pendidikan nasional dan institusi
(apabila swasta):
Materi yang ada dibuku paket dibeberapa MTs sudah memenuhi tujuan
pendidikan yang ada. Materi yang disajikan juga sudah memenuhi tujuan
pendidikan nasional dan institusi, siswa mempunyai akhlak yang mulia
dan tertib dalam menjalankan ibadah dalam era globalisasi seperti saat ini.
2. Kesesuaian materi dengan kompotensi inti, kompotensi dasar, indikator,
metode atau media dan alokasi waktu:
Standar kompotensi dan kompotensi dasar sudah sesuai atau sudah
terpisah antara materi semester ganjil dan semester genap. Media yang
digunakan dalam pembelajaran, guru masih menggunakan metode lama
yaitu metode ceramah, yang membuat siswa merasa bosan dalam KBM.
10
Seharusnya pada era modern sekarang ini guru bisa menggunakansistem
belajar berkelompok ataumenggunakan metode lain seperti tanya jawab.
Sehingga siswa bisa menerima pelajaran dengan diingat dan diterapkan
dengan mudah dan menyenangkan. Alokasi waktu yang digunakan cukup
yaitu 2X4 jam pelajaran, atau 90 menit.
3. Kesesuaian materi dengan pengembangan usia dan kematangan pikiran
siswa:
Kesesuaian materi dengan pengembangan usia Dalam materi fiqih
dibeberapa MTs sudah sesuai dengan perkembangan usia anak dan
kematangan berfikirnya. Dalam materi ini juga meningkatkan cara berfikir
siswa untukmeniru dan mencontoh kisah tauladan yang baik, dan tidak
meniru atau mencontoh perbuatan yang buruk. Materi ini juga mampu
membuat siswa mengerti dan mampu membedakan antara yang salah dan
yg benar, yang baik dan yang buruk.
4. Kesesuaian materi dengan materi sebelum dan setelahnya:
Dalam materi yang tertera pada standar kompotensi sudah sesuai atau
bertahap, antara materi sebelumnya ada keterkaitan dengan materi
setelahnya.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Materi fiqih MTs memiliki ruanglingkup yaitu Aspek Fiqih ibadah meliputi:
ketentuan dan tata cara thaharah, shalat fardhu, salat sunnah, dan sholat dalam
keadaan darurat, sujud, azan dan iqomah, berzikir dan berdoa stelah sholat,
puasa,zakat, haji dan umrah, qurban dan aqiqoh, perawatan jenazah, dan ziarah
kubur. Dan Aspek fiqih muamalah meliputi: ketentuan dan hukum jual beli ,
qiradh, riba, pinjam meminjam, utang piutang, gadai, dan borg serta upah.
Analisis Materi : Analisis materi dilakukan meliputi berbagai segi. Diantaranya:
1) kesesuaian materi dengan tujuan pendidikan nasional dan institusi (apabila
swasta); 2) kesesuaian materi dengan kompotensi inti, kompotensi dasar,
indikator, metode atau media dan alokasi waktu; 3) kesesuaian materi dengan
pengembangan usia; 4) kesesuaian materi dengan materi sebelum dan setelahnya.
B. Saran-Saran
1. Agar seorang guru yang mengajar dapat mengevaluasi pembelajaran yang
sesuai dengan keadaan siswa, media, sarana dan prasarana serta
lingkungan sekolah maka seorang guru harus melakukan metode evaluasi
pembelajaran yang bervariasi.
2. Dalam pembuatan silabus, seorang guru haruslah berpedoman pada
taksonmi bloom agar pengembangan prinsip silabus menjadi prinsip yang
sistematis.
3. Guru perlu menggunakan media berbasis IT.
12
DAFTAR PSTAKA
Peraturan Mentri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013 Tentang
Kurikulum 13 Materi PAI dan B. Arab
Ibrahim, Darsono. 2006. Penerapan FIKIH MTs. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
13