Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“SIFAT PENDIDIK DALAM HADIS”

Dosen Pengampu: ………………………

Disusun Oleh:
Nama : Intan Gemilang

Jur/Sem : PGMI / II-A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM RAUDHATUL AKMAL

(STAIRA) BATANG KUIS

2023
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kepada Allah Swt atas karunianya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurah limpahkan kepada Nabi Agung Muhammad Saw yang telah membawa
kita dari zaman dzulumati Al- jahiliyyati ila zamani An- Nuril ilmi.
Makalah ini berjudul tentang “Sifat Pendidik dalam Hadis” makalah ini
merupakan bentuk pemenuhan tugas dari mata kuliah ………. Untuk
menyempurnakan makalah ini, kami dengan senang hati akan menerima kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Sehingga dikemudian hari
kami dapat menyempurnakan makalah ini dan dapat belajar dari kesalahan-
kesalahan yang telah kami lakukan. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat khusunya bagi kami pribadi dan umumnya bagi semua pihak
yang berkepentingan. Amin.

Batang Kuis, 11 Agustus 2023


Penulis

Intan Gemilang

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2
A. Pengertian Pendidik........................................................................ 2
B. Sifat-sifat Pendidik dalam Hadis.................................................... 2
C. Perilaku yang di Tanamkan pada diri Murid ................................. 6
D. Adab Guru saat Mengajar............................................................... 8

BAB III PENUTUP......................................................................................... 10


A. Kesimpulan..................................................................................... 10
B. Saran............................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab terhadap peserta
didiknya. Sementara itu secara khusus, pendidik dalam presfektif Pendidikan
islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan
peserta didik dengan mengupayakan seluruh perkembangan potensi peserta
didik baik perkembangan afektif, kognitif, maupun perkembangan
psikomotorik sesuai dengan nilai ajaran-ajaran islam.
Sehubungan dengan pembahasan makalah disini yang akan dibahas bagian
dari syarat-syarat dan sifat-sifat dari pendidik. Untuk itu ada beberapa syarat
seorang pendidik diantaranya: harus beriman, harus berilmu, harus
mengamalkan ilmunya, harus adil dan harus mempunyai niat yang ikhlas.
Begitu juga Seorang pendidik harus memiliki sifat kepribadian yang positif.
Bagaimanapun alasannya seorang pendidik harus memiliki sifat kelebihan
dari anak didiknya. Karena dia bertugas mendidik dan mengajar anak-anak
didik, serta mengantarkannya menuju keberhasilan tujuan yang dicita-citakan
yakni memiliki kepribadian yang taqwa kepada Allah SWT. Sulit rasanya
seorang pendidik mampu membawa anak didiknya menuju keberhasilan
tujuan pendidikan tersebut, jika seorang guru atau seorang pendidik tidak
terlebih dahulu memiliki sifat-sifat kepribadian tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pendidik?
2. Apa saja sifat-sifat pendidik dalam hadis?
3. Perilaku apa saja yang ditanamkan dalam diri Murid?
4. Bagaimana adab guru saat mengajar?

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui pengertian pendidik, sifat-sifatnya, perilaku yang
ditanamkan pada murid, dan adab guru ketika mengajar.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidik
Secara umum, pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk
mendidik. Sementara itu secara khusus, pendidik dalam perspektif pendidikan
Islam adalah orang yang bertanggungjawab terhadap perkembangan peserta
didik dengan mengupayakan perkembangan seuruh potensinya, baik potensi
afektif, kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.1
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa pendidik dalam
perspektif pendidikan Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
upaya perkembangan jasmani dan rohani peserta didik agar mencapai tingkat
kedewasaan sehingga ia mampu menunaikan tugas-tugas kemanusiannya (baik
sebagai khalifah maupun abid) sesuai dengan nilai-nilai Islam. Oleh karena
itu, pendidik dalam konteks ini bukan hanya terbatas pada orang yang
bertugas di sekolah saja, tetapi semua orang yang terlibat dalam pendidikan
anak sejak dalam kandungan hingga dewasa, bahkan sampai meninggal dunia.

B. Sifat-sifat Pendidik dalam Hadis


1. Ikhlas Dalam Mengajar dan Menyampaikan Ilmu karena Allah
Ini adalah sebuah perkara yang agung yang dilalaikan banyak
kalangan pengajar dan pendidik, yaitu membangun dan menanamkan
prinsip mengikhlaskan ilmu dan amal hanya untuk Allah. Mendidika juga
harus mengutamakan keikhlasan dalam mencerdaskan generasi bangsa.
Mengajar dan mendidik adab serta ilmu agama, agar pengetahuan anak
didik tidak hanya tetang dunia saja tapi tentang bagaimana syariat islam
dan hukum yang Allah Ta’ala telah tetapkan.

َ ‫صلَّي هللا َعلَ ْي ِه َو َسلَ ْم َم ْن يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة بِلِ َج ٍام َم ْن ن‬


‫َار‬ َ ‫ال قَا َل َرسُوْ ُل هللا‬ َ َ‫ع َْن هُ َر ي َْرةَ ق‬
‫ال اَبُوْ ِعي َسي‬َ َ‫ج َجابِ ٍر َو َع ْب َد هللا ْبنَ ُع َم َر ق‬ ِ ‫ي ْالبِاب ُسِئ َل ع َْن ِع ْل ٍم َعلِ َمهُ ُش َّم َكتَ َمةُ اُ ْل‬oْ ِ‫َوف‬
)‫ْث َح َس ٌن (اخرجه داود و اترمذي‬ َ ‫ْث اَبِي هُ َري َْرةَ َح ِدي‬ َ ‫َح ِدي‬
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang ditanya sesuatu ilmu kemudian ia
1
Bukhari Umar, Hadis Tarbawi, (Jakarta: Amzah, 2015), cet. ke-3 hlm. 68.

2
menyembunyikannya, maka ia nanti pada hari kiamat
dikendalikan dengan tali kendali dari api neraka. (HR. Abu
Daud dan At-Turmudzi).2

2. Pendidik Bersikap Adil dan Bijaksana


Sikap adil harus dimiliki oleh seorang pendidik karena bersikap adil
pada murid dan tidak memilih kasih kepada murid satu dengan lainnya,
agar tidak terjadi kecemburuan diantara anak murid. Selain itu anak murid
pun jadi lebih nyaman karena sama-sama diperhatikan enggak ada
perbedaan terhadap mereka. Dengan sikap guru yang adil dan bijak pada
anak didik maka anak didikpun tidak merasa tegang. Disaat ada yang
membuat ulah maka hukumlah secara adil dan bijak.

ْ َ‫ لَوْ َأ َّن فَا ِط َمةَ بِ ْنتَ ُم َح َّم ٍد َس َرق‬،ِ‫َوَأ ْي ُم هللا‬


ُ ‫ت لَقَطَع‬
‫ْت يَ َدهَا‬
“Demi Allah, seandainya Fathimah putri Muhammad mencuri, sungguh
aku akan memotong tangannya.” (HR. Al-Bukhari no. 6788 dan
Muslim no. 1688).

3. Pendidik Bersikap Penyayang


Dengan sikap pendidik yang penyayang akan membuat suasana
kelas jadi lebih nyaman dan anak didik pun bisa santai menerima ilmu
yang disampaikan tanpa adanya tekanan. Suasana kelas pun menjadi
tentram dan ceria.
‫وا‬o‫ َعلِّ ُم‬:‫لَّم‬o‫ ِه َو َس‬o‫لَّي هللاِ َعلَي‬o‫ص‬ َ َ‫ ق‬:‫ي هللاُ عَنهُ قا َل‬
َ ِ‫و ُل هللا‬o‫ال َر ُس‬ oَ ‫ض‬ِ ‫يرةَ َر‬ َ ‫عَن َأبِي ه َُر‬
)‫ف ( رواه البيهقي‬ ِ ِّ‫ فَِإ َّن ال ُم َعلِّ َم خَي ٌر ِمنَ ال ُم َعن‬o,‫َوالَتُ َعنِّفُوا‬
“Jangan engkau berlaku kejam/bengis, karena sesungguhnya guru itu
lebih baik daripada orang yang bengis. (H.R. Baihaqi).

4. Pendidik sebagai Model dan Teladan


Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan
semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Terdapat
kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak
mudah untuk ditentang apa lagi ditolak. Sebagai teladan, tentunya saja
pribadi yang dilakukan akan mendapatkan sorotan peserta didik sereta
orang disekitar lingkungannya yang mengangap mengakuinya sebagai

2
Abdul Majid Khon, Hadis Tarbawi, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 81.

3
guru. Sehubungan itu, beberapa hal perlu mendapat perhatian dan bila
perlu didiskusikan para guru.
a. Sikap dasar: postur psikologi akan nampak dari keberhasilah,
kegagalan, kebenaran, dan hubingan antar manusia.
b. Bicara dan gaya bicara dari tata cara berbicara dan menyampaikan
maksud.
c. Kebiasaan bekerja
d. Sikap melalui pengalaman dan kesalahan
e. Pakaian
f. Hubungan antara sesama mausia
g. Selera. 3

5. Pendidik harus mengutamakan prinsip memotivasi dan memudahkan

َ ‫صلَّى هللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ ْم اِ َذا بَ َع‬


‫ث اَ َح ًد ِم ْن اَصْ َحابِ ِه‬ َ ِ‫ال َكانَ َرسُو ُل هللا‬ َ َ‫ ق‬o‫ع َْن اَبِي ُمو َسى‬
‫ تُ َع ِّسرُوا‬oَ‫ُواوال‬َ ‫ال بَ ِّش ُر َوالَ تُنَـفِّرُوا َويَ ِّسر‬
َ َ‫ْض اَ ْم ِر ِه ق‬
ِ ‫فِى بَع‬
Artinya : “Dari Abu Musa beliau berkata, “ Rasulullah SAW apabila
mengutus salah satu orang sahabatnya untuk mengerjakan
sebagian perintahnya selalu berpesan “ Sampaikan berita
gembira oleh kalian dan janganlah kalian menimbulkan rasa
antipati, berlaku mudahlah kalian dan janganlah kalian
mempersulit “.
Nilai tarbawi:
a. Hendaknya seorang pendidik mengajarkan kepada anak didiknya
dengan sesuatu yang mudah dimengerti dan dicena oleh anak didik
b. Jangan mengajarkan yang sulit-sulit
c. Hendaknya seorang pendidik ketika mengajar tidak boleh laku,
sesuaikan dengan kondisi anak perlu ada humor
d. Berilah kasih sayang agar anak / peserta didik selalu dekat dengan guru
e. Hendaknya ketika guru mengalami kesulitan seringlah berdiskusi.
Motivasi sebagai suatu proses, mengantarkan murid kepada
pengalaman-pengalaman yang memungkinkan mereka dapat belajar.
Sebagai proses, motivasi mempunyai fungsi antara lain:

3
E. Mulyasa, Menjadi guru profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm.
45.

4
1) Memberi semangat dan mengaktifkan murid agar tetap beminat dan
siaga.
2) Memusatkan perhatian anak pada tugas-tugas tertentu yang
berhubungandengan pencapaian tujuan belajar.
3) Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil
jangka panjang.

6. Pendidik harus mengetahui tingkat kemampuan peserta didik


Hadis yang artinya:“Dari Ibnu Abbas berkata, Rasulullah saw
bersabda: “saya diperintahkan untuk berbicara kepada manusia sesuai
dengan kemampuan akalnya”.
Seorang guru harus memahami kondisi muridnya, sehingga dia tidak
bersikap arogan atau memaksakan kehendak kepada muridnya. Guru juga
harus mengetahui kemampuan intelektual murid. Itulah kesan yang
diperoleh dari ungkapan khidr pada ayat 67-68,
           . ‫قَا َل‬  َ‫ِإنَّك‬ ‫لَن‬ ‫تَ ْستَ ِطي َع‬ ‫ َم ِع َى‬ ‫ص ْب ًر‬ َ ‫ا‬
ْ ‫تُ ِح‬ ‫ا ُخ ْب ًۦربِ ِه‬
oَ ‫ َو َكي‬ ‫تَصْ بِ ُر‬ ‫ َعلَ ٰى‬ ‫ َما‬ ‫لَ ْم‬ ‫ط‬
.‫ْف‬

Artinya:    “Dia menjawab: “sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan


sanggup sabar bersama aku (67). Dan bagaimana kamu dapat sabar atas
sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang
hal itu? (68). (QS. Al.Kahfi : 67-68)

Ketika Nabi Musa mengajukan keinginannya untuk belajar dan


mengikuti Nabi Khidr as, dia tahu persis bahwa Nabi Musa tidak akan
sanggup mengikutinya. Dia tahu bahwa Nabi Musa adalah seorang yang
keras dan emosional serta orang yang paling tidak bisa bersabar. Dan hal
itu dipahami oleh Nabi Khidr sebagai guru yang baik.     
Begitulah sikap seorang guru dalam mengajar, hendaklah mereka
mengetahui sikap, karakter kepribadian, dan kemampuan peserta didiknya
dengan baik. Agar para guru dapat memberikan materi dan metode yang
benar dalam menjalankan proses belajar dan mengajar.

5
7. Pendidik harus mempunyai keahlian dalam bidangnya

‫اءه‬oo‫ ج‬،‫وم‬oo‫دث الق‬oo‫لم في مجلس يح‬oo‫ه وس‬oo‫لى هللا علي‬oo‫بينما النبي ص‬:‫عن أبي هريرة قال‬
‫ال‬oo‫ فق‬،‫دث‬oo‫ يح‬o‫لم‬oo‫ه وس‬oo‫لى هللا علي‬oo‫ول هللا ص‬oo‫ى رس‬oo‫ فمض‬.‫ متى الساعة؟‬:‫أعرابي فقال‬
‫ى‬oo‫تى إذ قض‬oo‫ ح‬.‫مع‬oo‫ل لم يس‬oo‫ ب‬:‫هم‬oo‫ال بعض‬oo‫ وق‬.‫ال‬oo‫ سمع ما قال فكره ما ق‬:‫بعض القوم‬
‫إذا‬oo‫ (ف‬:‫ال‬oo‫ ق‬،‫ول هللا‬oo‫ا رس‬oo‫ا ي‬oo‫ ها أن‬:‫ قال‬.)‫ السائل عن الساعة‬- ‫ أراه‬- ‫ (أين‬:‫حديثه قال‬
‫ير‬o‫ر إلى غ‬oo‫د األم‬o‫ (إذا وس‬:‫ كيف إضاعتها؟ قال‬:‫ قال‬.)‫ضعيت األمانة فانتظر الساعة‬
.)‫أهله فانتظر الساعة‬
Artinya :
“Abu hurairoh berkata, suatu hari Nabi Muhammad SAW bercengkramah
dengan kaum dalam satu majlis, kemudian datanglah seorang badui dan
ia bertanya: kapan kehancuran terjadi? Rasulullah meneruskan bicaranya
pada kaum dan sebagian kaum telah mendengar apa yang dikatakan oleh
orang badui sehingga mereka tidak senang terhadap Rasulullah atas
perkataannya, akan tetapi menurut sebagian kaum lain bahwa Rasulullah
tidak mendengarnya sampai Rasulullah menyelesaikan pembicaraannya.
Rasulullah bertanya: “dimana orang yang ingin mengetahui tentang
kehancuran?, orang badui itu menjawab: “saya ya rasul”, kemudian
Rasulullah berkata: terjadinya kehancuran yakni ketika sebuah amanah
disia-siakan”. Lalu orang badui itu kembali bertanya: “bagaimanakah
amanah itu disia-siakan?”, Rasulullah menjawab: “ketika sebuah urusan
diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah
kehancurannya”.

Nilai tarbawi dalam hadits tersebut adalah :


a) Setiap pekerjaan harus dilakukan secara professional
b) Suatu pekerjaan yang dilakukan oleh orang yang bukan ahlinya,
maka akan timbul kehancuran
c) Pendidik juga harus konsekuen dengan apa yang diajarkannya, yakni
mampu melaksanakan atau mengerjakan.

C. Perilaku yang di Tanamkan pada diri Murid


1. Bekerja keras/Bersungguh-Sungguh
Menanamkan sikap kerja keras pada anak didik adalah hal yang penting agar
mereka semangat dalam meraih cita-citanya, seperti dalam sebuah kalimat
yang berbunyi, “Man Jadda Wa Jada” artinya barang siapa yang bersungguh-
sungguh maka ia akan berhasil. Kata pen yemangat yang cocok sekali untuk

6
anak didik agar mereka tetap semangat dalam berusaha tentunya dibarengi
dengan doa.
2. Tawakkal (berserah diri)
Mengajarkan sikap tawakkal pada anak tentunya juga penting karena tidak
semua harapan yang telah kita usahakan dapat tercapai semua. Mengajarkan
anak didik untuk tawakkal agar mereka yakin setelah kerja keras yang
mereka lakukan akhirnya mereka harus berdoa serta beribadah, kepada Allah
Ta’ala. Yang akan menentukan akhir dari keberhasilan yang telah dilakukan
oleh sang anak didik. Membuat mereka paham bahwa satu-satunya tempat
berharap dan meminta pertolongan hanya kepada Allah Ta’ala semata.
3. Tawaddu (rendah diri)
Mengajarkan sikap rendah diri atau kebalikannya yakni sombong. Dalam
menuntut ilmu murid diajarkan untuk tidak bersikap sombong kepada
sesama temannya. Sifat sombong adalah sikap yang tidak terpuji dan tidak
disukai oleh banyak orang. Karena itu mengajarkan anak didik untuk
senantiasan rendah diri atau tidak sombong ini agar senantiasa saling
menghormati perbedaan dalam pertemanan didalam lingkungan sekolah
maupun masyarakat.
4. Kasih Sayang
Mengajarkan sikap kasih sayang kepada anak murid adalah hal yang penting
karena dalam perteman ataupun persahabatan mereka memerlukan yang
namanya kasih sayang. Dengan kasih sayang anak yang pendiam bisa
menjadi ceria dengan beberapa teman yang peduli dan sayang padanya.
Menyayangi dan menghormati perbedaan suku, warna kulit dan ras. Kasih
sayang orang tua tidak boleh berlebih-lebihan terhadap anak sehinggah anak
dimanjakan lebih dari sepantasnya, sebab anak seperti ini baik laki-laki atau
perempuuan akan mengantarkan kepada akibat-akibat negatif pada
kepribadiannya, jika tidak meninggalkan sikap kemanjaan yang berlebihan
dapat membuat dirinya melakukan suatu pemaksaan diluar etika sesama
manusia.4

4
Husain Mazhahiri, Pintar Mendidik Anak, (Jakarta:Lentera, 2002), h. 148.

7
5. Tolong-menolong
Sikap tolong-menolong adalah sikap yang mulia, ketika melihat orang lain
kesulitan kita akan membantu semampu kita. Sikap ini pun penting
ditanamkan dalam diri anak, agar saat mereka bersosial dilingkungan
masyarakat dan memerlukan pertolongan sang anak pun peka dan akan
menolong semampunya, bukannya sikap individualistis dan acuh tak acuh
pada teman atau bahkan masyarakat.
6. Memaafkan
Hal yang dianggap begitu sulit yakni saling memaafkan, entah siapa yang
salah deluan tapi sikap memaafkan termasuk sikap yang mulia karena
tidak mendahulukan ego sendiri dan mengutamakan hati serta pertemanan.
Sikap ini pula yang harus ditanamkan pendidik pada muridnya untuk
senantiasa berlapang hati agar meminta maaf terlebih dahulu.
7. Berakhlakuk karimah
Al-Farabi, menyebutkan bahwa sesungguhnya akhlak itu merupakan
upaya penumbuh kembangan akhlak potensial yang baik dalam diri
manusia dengan membiasakan perilaku-perilaku yang terpuji dan
membangun situasi dan kondisi yang kondusif untuk tumbuh dan
kembangnya perilaku yang terpuji dalam diri seseorang. Akhlak adalah hal
yang paling penting dalam kehidupan seorang muslim karena itu pelajaran
karakter Islami harus ditanamkan dalam diri anak-anak dari usia dini.

D. Adab Guru Saat Mengajar


1. Tidak boleh mengajar dalam keadaan lapar dan haus, nanti bisa enggak
konsen.
2. Seorang guru krtika dimajelis, selayaknya terlebih dahulu bersuci, rapi
dan wangi serta memakai pakaian yang terbaik.
3. Guru duduk ditempat yang mudah dilihat oleh setiap peserta.
4. Jika pelajaran banyak, harus didahulukan yang paling utama, kemudian
yang cukup penting dan seterusnya, seperti mendahulukan Al-Qur’an lalu
al-Hadits, kemudian ushuluddin dan seterusnya.

8
5. Tidak berpindah dari satu topik ketopik lainnya, kecuali jika pembahasan
sudah tuntas dan sudah dipahami.
6. Terbuka terhadap pertanyaan para pelajar, dan menjawab mengenai hal
yang diketahui.
7. Melakukan pengulangan materi pada sebagian waktu tertentu, mengecek
hafalan dan menguji daya ingat para pelajar terhadap topik yang pernah
diajarkan.
8. Guru mencintai pelajar seperti mencintai dirinya sendiri. Tidak boleh
mengutamakan sebagian pelajar dari sebagian yang lain (Diskriminasi).
9. Mesti ada tindakan prefentif terhadap pelajar yang berperangai buruk.
Sediakan pula pembina\penanggung jawab dari kalangan pelajar yang
bertugas menertibkan pelajar.
10. Dalam menegur pelajar yang nakal, hendaknya ada tahapa-tahapan, mulai
dari cara yang halus hingga yang tegas. Jika tidak berpengaruh hendaknya
ia dikeluarkan dari kelompok tersebut.5

BAB III
5
Yan s. Prasetiadi dan Wahyu Ichsan, Materi Dakwah Islam Kontemporer, (Solo: Kaffah
Media), hlm. 228-229

9
PENUTUP

A. Kesimpulan
Seorang pendidik adalah orang yang dapat medidik yang dididik sesuai
dengan tanggung jawabnya. Karena kedudukan pendidik seperti halnya
dengan orang tua mereka sendiri yang tak jauh dari mereka walaupun tidak
ada sambungan tali darah. Sifat dari pendidik yang salah satunya pembimbing
yang dididik, harus meemiliki kepribadian yang baik untuk dapat dijadikan
sebuah contoh, seperti halnya memiliki ilmu yang dapat disampaikan, adil
dalam mendidik, sabar, penyayang, tawadhu’ dan bijaksana dalam
mendidiknya.

B. Saran
Selaku penulis telah melakukan pengamatan, mencari, dan membaca beberapa
buku sebagai referensi dalam penulisan makalah ini. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. Penulis menyarankan pembaca untuk membaca sumber referensi
lain yang berkaitan dengan sifat dan kepribadian pendidik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid Khon. (2012). Hadis Tarbawi. Jakarta: Kencana.


Bukhari Umar. (2015). Hadis Tarbawi. Jakarta: Amzah.
E. Mulyasa. (2011). Menjadi guru professional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Husain Mazhahiri. (2002). Pintar Mendidik Anak. Jakarta: Lentera.
Yan s. Prasetiadi dan Wahyu Ichsan. (t.t). Materi Dakwah Islam Kontemporer.
Solo: Kaffah Media.

11

Anda mungkin juga menyukai