Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.
Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang
bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama
bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam
kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui
pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat.
Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan
membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Peningkatan potensi
spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai
keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual
ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada
akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia
yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan.
Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa
agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia
yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk
menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling
menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.
Mengingat betapa urgennya pendidikan agama bagi umatnya, maka peran
guru yang profesional sebagai ujung tombak di dunia pendidikan sangat
diharapkan untuk dapat mentransfer ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
agama kepada peserta didiknya dengan berbagai metode.
Metode pembelajaran atau strategi mengajar adalah suatu cara
menyampaikan pesan yang terkandung dalam kurikulum. Metode harus sesuai

1
dengan materi yang akan disampaikan. Metode pembelajaran ini, menjawab
pertanyaan “how” yaitu bagaimana menyampaikan materi atau isi kurikulum
kepada siswa secara efektif. Oleh karenanya, walaupun metode pembelajaran
adalah komponen yang kecil dari perencanaan pengajaran (instructional plan),
tetapi memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam proses belajar itu
sendiri.Dalam pembelajaran juga diguanakan model-model pembelajaran yang
yang bermacam dan akan dibahas dalam makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, diantaranya
yaitu :
1.2.1 Apakah pengertian pendidikan agama islam?
1.2.2 Apa pengertian dan macam-macam metode pembelajaran agama
islam ?
1.2.3 Apa penegertian dan model pembelajaran agama islam?

1.3 Tujuan penulisan


Penulisan makalah ini bertujuan untuk, menjelaskan mengenai :
1.3.1 Pengertian pendidikan agama islam
1.3.2 Pengertian dan macam-macam metode pembelajaran agama islam
1.3.3 Penegertian dan model pemeblajaran agama islam1

1
Moh. Moedjiono, Dimyati, Strategi Belajar Mengajar, (Depdikbud. Diektorat Jendral
Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, 1991/1992), h. 61

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan Agama Islam


Dalam bahasa Arab, ada beberapa istilah yang bisa digunakan dalam
pengertian pendidikan, yaitu ta’lim (mengajar), ta’dib (mendidik), dan
tarbiyah (mendidik). Namun menurut al-Attas (1980) dalam Hasan
Langgulung, bahwa kata ta’dib yang lebih tepat digunakan dalam pendidikan
agama Islam, karena tidak terlalu sempit sekedar mengajar saja, dan tidak
terlalu luas, sebagaimana kata terbiyah juga digunakan untuk hewan dan
tumbuh-tumbuhan dengan pengertian memelihara. Dalam perkembangan
selanjutnya, bidang speliasisai dalam ilmu pengetahuan, kata adab dipakai
untuk kesusastraan, dan tarbiyah digunakan dalam pendidikan Islam hingga
populer sampai sekarang. Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam di
sekolah diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan,
dan pengamalan ajaran agama Islam.
Nazarudin Rahman menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pembelajaran PAI, yaitu sebagai berikut:
 Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai usaha sadar, yakni suatu
kegiatan membimbing, pengajaran atau latihan yang dilakukan
secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.
 Peserta didik harus disiapkan untuk mencapai tujuan Pendidikan
Agama Islam.
 Pendidik atau Guru Agama Islam (GPAI) harus disiapkan untuk
bisa menjalankan tugasnnya, yakni merencanakan bimbingan,
pangajaran dan pelatihan.
 Kegiatan pembelajaran PAI diarahkan untuk meningkatkan
keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran
agama Islam.

3
Dalam konteks tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah umum,
Departemen Pendidikan Nasional merumuskan sebagai berikut :
 Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan,
dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi muslim yang terus berkembang keimanan dan
ketakwaannya kepada Allah SWT.
 Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak
mulia yaitu manusia berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas,
produktif, jujur, adil, berdisiplin, bertoleran (tasamuh), menjaga
keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan
budaya agama dalam komunitas sekolah.
Lebih lanjut, menurut Arifin, ada tiga aspek nilai yang terkandung dalam
tujuan pendidikan Islam yang hendak direalisasikan melalui metode, yaitu :
pertama, membentuk peserta didik menjadi hamba Allah yang mengabdi
kepadaNya semata. Kedua, bernilai edukatif yang mengacu kepada petunjuk
Al-Qur’an dan Al-hadist. Ketiga, berkaitan dengan motivasi dan kedisiplinan
sesuai dengan ajaran al-Qur’an yang disebut pahala dan siksaan.2

2.2 Pengertian dan Macam-macam Metode Pembelajaran Agama Islam


Secara etimologi, metode dalam bahasa arab di kenal dengan istilah
thariqah yang berarti langkah-langkah strategi yang di persiapkan untuk
melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pekerjaan atau
pendidikan, maka metode itu harus diwujudkan dalam proses pendidikan,
dalam rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta
didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan
baik. Sedangkan secara terminologi, para ahli mendefinisikan metode sebagai
berikut:

2
Ramayulis, Haji. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia,
2005.

4
1. Hasan Langgulung, mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau
jalan yang harus di lalui untuk mencapai tujuan pendidikan.
2. Abd. Al-Rahman Ghunaimah, mendefinisikan bahwa metode adalah
cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.
3. Ahmad Tafsir, mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara
yang penting tepat dan cepat dalam mengajarkan mata pelajaran.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat di simpulkan bahwa metode
adalah seperangkat cara, jalan dan tehnik yang digunakan oleh pendidik
dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan
pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu yang di rumuskan dalam
silabi mata pelajaran.
Dalam pandangan filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan, alat itu mempunyai fungsi
ganda, yaitu bersifat polipragmatis dan monopragmatis. Polipragmatis,
bilamana metode mengandung kegunaan yang serba ganda (multypurpose),
misalnya suatu metode tertentu pada suatu situasi kondisi tertentu dapat
digunakan untuk membangun atau memperbaiki sesuatu. Kegunaannya dapat
tergantung pada si pemakai atau pada corak, bentuk, dan kemampuan
metode sebagai alat. sedangkan monopragmatis, bilamana metode
mengandung satu macam kegunaan untuk satu macam tujuan.
Metode pembelajaran yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan, fungsinya adalah menentukan berhasil
tidaknya suatu proses belajar-mengajar dan merupakan bagian yang integral
dalam suatu sistem pengajaran. Oleh karena itu, metode harus sesuai dan
selaras dengan karakteristik siswa, materi, kondisi lingkungan (setting)
dimana pengajaran berlangsung. Penggunaan atau pemilihan suatu metode
mengajar di sebabkan oleh adanya beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan antara lain: tujuan, karakteristik siswa, situasi, kondisi,
kemampuan pribadi guru, sarana dan prasarana.
Secara garis besar metode mengajar dapat di klasifikasikan menjadi 2
bagian, yaitu :

5
1. Metode mengajar konvensional, yaitu metode mengajar yang lazim
dipakai oleh guru atau disebut metode tradisional
2. Metode mengajar inkonvesional, yaitu suatu teknik mengajar yang
baru berkembang dan belum lazim digunakan secara umum, seperti
mengajar dengan modul, pengajaran berprogram,machine unit, masih
merupakan metode yang baru dikembangkan dan diterapkan di sekolah
tertentu yang mempunyai peralatan dan media yang lengkap serta
guru-guru yang ahli menanganinya.
Dalam mengajar guru harus mengetahui tentang kriteria dalam
menggunakan metode mengajar sehingga ia akan lebih mudah dalam memilih
metode. Pemilihan metode mengajar ini disesuaikan dengan bahan pelajaran,
situasi dan kondisi dan lainnya. Seorang guru yang menggunakan metode
mengajar secara bervariasi hendaknya dapat mengajak siswa untuk terlibat
aktif dalam belajar, sehingga siswa tersebut lebih mudah memahami pelejaran
tersebut.
Metode mengajar memegang peranan penting dalam mencapai tujuan atau
keberhasilan pengajaran. Seorang guru akan berhasil dalam tugas mengajar,
bila dengan metode atau teknik yang digunakannya ia mampu memotivasi
serta memancing daya dan gairah belajar murid-muridnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan yang berhubungan dengan metode
yaitu :
1. Metode hanyalah salah satu jalan atau cara yang digunakan oleh
guru dalam mengajar dan bukan tujuan.
2. Tidak ada satu metode yang paling baik.
3. Metode yang sesuaipun belum menjamin hasil yang baik secara
otomatis.
4. Suatu metode yang baik bagi seorang guru belum tentu baik bagi
guru lain.

6
Dengan demikian metode pengajaran bersifat dinamis, agar dapat
memilih dan memakai metode yang tepat, harus selalu di adakan penelitian
dan evaluasi secara terus menerus.3
Faktor-faktor yang mendasari pemilihan dan penggunaan metode yaitu :
1. Metode sesuai dengan tujuan pengajaran.
2. Metode sesuai dengan jenis-jenis kegiatan yang tercakup dalam
pengajaran.
3. Metode menarik perhatian murid.
4. Sesuai dengan kecakapan guru.
Di samping itu ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam
penggunaan metode yaitu : tujuan intruksional, keadaan murid, situasi dan
kondisi, fasilitas yang tersedia dan kebaikan atau kelemahan suatu metode.
Metode berhubungan erat dengan tujuan pengajaran dan situasi
pembelajaran, dalam pemilihan metode harus memperhatikan syarat-syarat
sebagai berikut :
 Metode dapat membangkitkan motifasi, Minat dan gairah belajar
murid
 Metode menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid.
 Metode memberikan kesempatan bagi ekspresi yang kreatif bagi
murid.
 Metode merangsang keinginan murid belajar lebih lanjut.
 Mendidik murid dalam teknik belajar sendiri.
 Menanamkan nilai-nilai dan sikap utama.
Secara garis besar metode yang sering di gunakan dalam pembelajaran
agama islam , diantaranya :
1. Ceramah dan Tanya jawab
Dalam metode ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan
oleh guru umumnya didominasi dengan cara ceramah. Metode

3
Ramayulis, Haji. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia,
2005.

7
ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional,
karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat
komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar
mengajar.”. Berdasarkan pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa
metode ceramah merupakan metode yang sudah sejak lama digunakan
dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada kegiatan pembelajaran
yang bersifat konvesional atau pembelajaran yang berpusat pada guru
(teacher centered). Metode ceramah pada umumnya digunakan karena
sudah menjadi kebiasaan dalam suaan pembalajaran tidak melakukan
ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala
ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah.
Metode ceramah memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
 Suasana kelas berjalan dengan tenang karena peserta didik
melakukan aktifitas yang sama , sehingga pendidik dapat
mengawasinya sekaligus
 Tidak membutuhkan tenaga banyak dan waktu yang lama,
dengan waktu yang singkat peserta didik dapat menerima
pelajaran sekaligus
 Pelajaran dapat dilaksanakan dengat cepat, karena dengan
waktu yang singkat dapat diuraikan bahan yang banyak
 Organisasi kelas sangat sederhana karena tidak
membutuhkan alat-alat yang begitu banyak.
Selain itu, metode ceramah juga memiliki beberapa kelemahan,
antara lain:
 Guru tidak dapat mendapatkan kepastian daya serap
siswa terhadap materi pelajaran.
 Dalam diri murid kemungkinan dapat berbentuk
konsep-konsep lain dari kata-kata yang dimaksudkan.
 Murid cenderung pasif, sehingga sulit mengembangkan
kecakapan guna mengeluarkan pendapatnya sendiri
 Murid sukar mengkonsentrasikan perhatian

8
Metode ceramah ini banyak digunakan oleh para Rasul
dalam menyampaikan dakwahnya. Hal ini dapat kita lihat misalnya
sebelum Nabi Musa as. Menjalankan misi dakwahnya, beliau
berdo’a sebagaimana dalam surat Thaha ayat 25-28. Yang Artinya
: “Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku.
Dan mudahkanlah untukku urusanku. Dan lepaskanlah kekakuan
dari lidahku. Supaya mereka mengerti perkataanku “ ( Q.S.Thaha :
25-28 ).
2. Metode Eksperimen
Menurut Zakiyah Daradjat, metode percobaan yang biasanya
dilakukan dalam mata pelajaran tertentu. Sedangkan menurut
Departemen Agama yaitu praktek pengajaran yang melibatkan anak
didik pada pekerjan akademis, pelatihan dan pemecahan masalah.
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di
mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa
diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri
dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang
dipelajarinya.
Metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode
eksperiment diantaranya :
1. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas
kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri
daripada hanya menerima kata guru atau buku.
2. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi
eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
3. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa
terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil
percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan
hidup manusia.

9
Kekurangan metode eksperiment sebagai berikut :
1. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik
berkesempatan mengadakan ekperimen.
2. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik
harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
3. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan
teknologi.
3. Metode Proyek
Yaitu suatu cara mengajar yang bertujuan memberikan pengalaman
kerja nyata bagi anak didik diluar kelas (dimana saja bisa). Metode ini
hakikatnya merupakan penyempurnaan dari metode kerja kelompok,
karya wisata, dan eksperimen, bahkan tanya-jawab.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar, yakni suatu kegiatan
membimbing, pengajaran dan / atau latihan yang dilakukan guru pendidikan
agama Islam secara berencana dan sadar dengan tujuan agar peserta didik bisa
menumbuh kembangkan akidahnya melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi muslim
yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT yang
pada akhirnya mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan
berakhlak mulia.
Secara garis besar metode yang sering di gunakan dalam pembelajaran
agama islam , diantaranya :
1. Ceramah dan Tanya jawab
2. Metode Eksperimen
3. Metode Kerja Lapangan
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat memenuhi tugas mata kuliah pendidikan
agama islam di SD dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk
menambha ilmu pengetahuan bagi yang mmembacanya.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://joharcom.wordpress.com/2012/11/26/macam-macam-metode-pengajaran-
pai/
http://acengideng.blogspot.com/2014/01/makalah-metode-pembelajaran-sd-atau-
mi.html

Moedjiono, Moh. dan Dimyati. 1991/1992. Strategi Belajar Mengajar.


Depdikbud Diektorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan
Tenaga Kependidikan.

Ramayulis, Haji. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam


Mulia, 2005.

12

Anda mungkin juga menyukai