Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan
dari Mesir yang berani ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-
laki bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Firaun untuk di bunuh. Mereka
sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa kepada Tuhan
dalam membela orang-orang yang berada dalam posisi yang lemah, yang
pada zaman modern ini, kita sebut peran advokasi.
Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di
dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita
terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran
dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena
tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati,
mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat
merawat bayinya dengan baik.
Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan
prakteknya, kadangkala diperhadapkan pada pilihan dilematis disisi lain
bidan harus bekerja dengan baik berdasarkan pandangan filosofis yang
dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan serta kode etik
yang dimilikinya.

B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memperoleh gambaran
tentang kode etik profesi bidan dan penerapan dalam pelayanan kebidanan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kewajiban Bidan terhadap Profesinya


1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan
memberikan pelayanan yang bermutu pada masyarakat.
2. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
3. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.

B. Kode Etik Kebidanan


1. Definisi Kode Etik
Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari
nilai – nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan
pernyataan komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntutan bagi
anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.
2. Kode Etik Bidan
Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986
dan disahkan dalam Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia X tahun
1988, sedang petunjuk pelaksanaanya disahkan dalam Rapat Kerja
Nasional ( Rekernas ) IBI tahun 1991, kemudian disempurnakan dan
disahkan pada Kongres Nasional IBI ke XII tahun 1998. Sebagai
pedoman sdalam berperilaku, Kode Etik Bidan indonesia mengandung
beberapa kekuatan yang yang semuanya tertuang dalam mukadimah
dan tujuan dan bab. Secara umum kode etik tersebut berisi 7 bab.
Ketujuh bab dapat dibedakan atas tujuh bagian yaitu :
a. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat ( 6 butir )

2
b. Kewajiban bidan terhadap tugasnya ( 3 butir )
c. Kewajiban Bidan terhadap sejawab dan tenaga kesehatan lainnya (
2 butir )
d. Kewajiban bidan terhadap profesinya ( 3 butir )
e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri ( 2 butir )
f. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air ( 2
butir )
g. Penutup ( 1 butir )
Setiap profesi mutlak mengenal atau mempunyai kode etik.
Kode etik suatu profesi adalah berupa nroma-norma yang harus
diindahkan oleh setiap anggota profesi yang bersangkutan didalm
melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya dimasyarakat.
Kode etik profesi merupakan ”Suatu pernyataan komprehensif dari
profesi yang memberikan tuntunan bagi anggotanya untuk
melaksanakan praktik dalam bidang profesinya baik yang berhubun
dengan klien/pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat, profesi dan
dirinya sendiri. Tujuan kode etik adalah :
a. Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi
b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggoa profesi
d. Untuk meningkatkan mutu profesi
Dimensi kode etik :
a. Anggota profesi dan klien/pasien
b. Anggota profesi dan sistem kesehatan
c. Anggota profesi dan profesi kesehatan
d. Anggota profesi dan sesama anggota profesi
Prinsip kode etik :
a. Menghargai otonomi
b. Melakukan tindakan yang benar
c. Mencegah tindakan yang dapat merugikan
d. Memperlakukan manusia dengan adil

3
e. Menjelaskan dengan benar
f. Menepati janji yang telah disepakati
g. Menjaga kerahasiaan
Beberapa kewajiban bidan yang diatur dalam pengabdian
profesinya adalah :
a. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat
1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas
pengabdiannya.
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas proofesinya
menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang
yang utuh dan memelihara citra bidan
3) setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
berpedoman pada peran tugas dan tanggung jawab sesuai
dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat
4) setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan
kepentingan klien, menghormati hak klien, dan menghormati
nilai – nilai yang berlaku dimasyarakat
5) setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa
mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan masyarakat
dengan indentitas yang sama sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi
dalam hubungan pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong
partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatannya secara optimal
b. Kewajiban Terhadap Tugasnya
1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna
terhadap klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan
kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan
klien, keluarga dan masyarakat

4
2) Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan
mempunyai kewenangan dalam mengambil keputusan
mengadakan konsultasi dan atau rujukan
3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang
dapat dan atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta
oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan kepentingan
klien
c. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman
sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi
2) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling
menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga
kesehatan lainnya.
d. Kewajiban bidan terhadap profesinya
1) setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi
citra profesinya dengan menampilkan kepribadian yang
tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada
masyarakat
2) Setiap harus senantiasa mengembangkan diri dan
mmeningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan
penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat meniingkatkan
mutu dan citra profesinya
e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
1) Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dalam
melaksanakan tugas profesinya dengan baik
2) Setiap bidan harus berusaha secara terus – menerus untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
f. Kewajiban bidan terhadap pemerintah nusa, bangsa dan tanah air

5
1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa
melaksanakan ketentuan – ketentuan pemerintah dalam
bidang kesehatan, khususnya dalam palayanan KIA / KB dan
kesehatan keluarga dan masyarakat
2) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan
menyumbangkan pemikirannya kepada pemerintahan untuk
meningkatakan mutu jangkauan pelayanan kesehatan
terutama pelayanan KIA / KB dan kesehatan keluarga

C. Prinsip Penerapan Kode Etik dalam Pelayanan Kebidanan


Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang bertanggung jawab
dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan
dukungan, asuhan, dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan, dan
masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan
memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup
upaya pencegahan, promosi, persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu
dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, maka
serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan
kesehatan, tidak punya perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan
masyarakat. Kegiatan ini mencakup pendidikan antenatal dan persiapan
menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan
seksual dan kesehatan reproduksi dan asuhan anak.
1. Padadigma kebidanan
Bidan dalam bekerja memberikan pelayanan keprefesiannya berpegang
pada paradigma, berupa pandangan terhadap manusia / perempuan,
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dam keturunan.
a. Perempuan
Perempuan sebagaimana halnya manusia adalah mahluk bhio-psiko-
sosio-kultural yang utuh dan unik, mempunyai kebutuhan dasar
yang unik dan bermacam-macam sesuai dengan tingkat

6
perkembangan. Perempuan sebagai penerus generasi, sehingga
keberadaan perempuan yang sehat jasmani, rohani dan sosial sangat
diperlukan. Perempuan sebagai sumber daya insasi merupakan
pendidik pertama dan utama dalam keluarga, kualitas manusia
sangat ditentukan oleh keberadaan / kondisi perempuan / ibu dalam
keluarga.
b. Lingkungan
Lingkungan merupakan semua yang terlibat dalam interaksi
individu pada waktu melaksanakan aktifitasnya, baik lingkungan
fisik, psikologis, biologis maupun budaya. Lingkugan psikososial
meliputi keluarga, kelompok komunitas dan masyarakat. Ibu selalu
terlibat dalam interaksi keluarga, kelompok, komunitas dan
masyarakat.
c. Perilaku
Perilaku merupakan hasil seluruh pengalaman serta interaksi
manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap dan tindakan.
d. Pelayanan kebidanan
Adalah bagian integral dari sistem pelayanan yang diberikan oleh
bidan yang telah terdaftar yang dapat dilakukan secara mandiri,
kolaborasi atau rujukan sasaran pelayanan kebidanan adalah
individu, keluarga, dan masyarakat yang meliputi upaya peningkata,
pencegahan, penyembuhan dan pemulihan pelayanan kebidanan
dapat dibedakan menjadi :
1) Layanan primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya
menjadi tanggung jawab bidan.
2) Layanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh
bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara
bersamaan atau sebagai salah satu dari sebuah proses
kegiatan pelayanan kebidanan / kesehatan.

7
3) Layanan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan
dalam rangka rujukan kesistem layanan yang lebih tinggi atau
sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam
menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan juga
layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat pelayanan
kesehatan lain secara horizontal maupun vertikal atau
meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.
e. Keturunan
Merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas manusia,
manusia yang sehat dilahirkan oleh ibu yang sehat.
2. Falsafah kebidanan
Dalam menjalankan perannya bidan memiliki keyakinan yang dijadikan
panduan dalam memberikan asuhan. Kayakinan tersebut meliputi :
a. Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan
b. Keyakinan tentang perempuan
c. Keyakinan fungsi profesi dan manfaatnya
d. Keyakinan tentang pemberdayaan perempuan dan membuat
keputusan
e. Keyakinan tentang tujuan asuhan
f. Keyakinan tentang kolaborasi dan kemitraan
g. Sebagai profesi bidan mempunyai pandangan hidup pancasila
h. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan
kebutuhan dan perbedaan kebudayaan.
i. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat
j. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan
keluarga
k. Keluarga-keluarga yang berada di suatu wilayah / daerah
membentuk masyarakat kumpulan dan masyarakat Indonesia
terhimpun didalam satu kesatuan bangsa Indonesia.
3. Ruang lingkup pelayanan kebidanan

8
Pelayanan kebidanan berfokus pada upaya pencegahan fromosi
kesehatan, pertalangan persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu
dan anak, melaksanakan tindakan asuhan sesuai dengan
kewarganegaraan atau bantuan lain jika diperlukan serta melaksanakan
tindakan kegawat darurat.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan
pendidikan kesehatan, tidak hany pada perempuan, tetapi juga pada
keluarga dan masyarakat, kegiatan ini harus mencakup pendidikan
anrenutal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada
kesehatan manuisa/perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan
reproduksi dan asuhan anak.
Bidan dapat praktik diberbagai kalangan pelayanan, termasuk
dirumah, masyarakat, rumah sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya.
4. Etika dan hukum kesehatan bagi tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan (bidan) merupakan tenaga profesional,
seyogyanya selalu menerapkan etika dalam sebagian besar aktifitas
sehari-hari. Etiak yang merupakan suatu norma perilaku atau biasa
disebtu dengna azas moral, sebaiknya selalu dijunjung tinggi dalam
kehidupan bermasyarakat, kelompok manusia. Etika yang berlaku
dimasyarakat modern saat ini adaslah etika terapan yang biasanya
menyangkut suatu profesi, dimana didalamnya membicarakan tentang
pertanyaan-pertanyaan etis dasn suatu individu yang terlihat, sehingga
pada masing-masing profesi telah dibentuk suatu tatanan yang
dinamakan kode etik profesi.
Sikap dan perilaku seseorang dibatasi oleh hukum dan moral.
Hukum membatasi sisi sikap batiniyahnya. Menurut Arief rahman
dalam makalahnya makna nilai-nilai moral dalam etika bagi profesional
kesehatan menyatakan yang prima kepada masyarakat, seseorang
tenaga kesehatan harus mempunyai tujuh kompetensi andalah yaitu :
a. Manajemen diri sendiri
b. Keinginan untuk berprestasi

9
c. Ketermpilan hubungan antar manusia
d. Keterampilan melayani
e. Keterampilan teknis, profesionalisme
f. Keterampilan manajerial
g. Mempuyai wawasan berpikir global.
Etika profesi dan hukum profesi kesehatan masing-masing
mempunyai masalah terhadap sikap dan perilaku tenaga kesehatan yang
berbeda-beda :
a. Perilaku yang dilakukan telah sesuai, baik terhadap etika dan
hukum profesi kesehatan
b. Perilaku yang dilaksanakan berlawanan, baik terhadap etika dan
hukum profesi kesehatan
c. Perilaku yang dilakukan bertentangan dengan etika tetapi sesuai
dengan hukum profesi kesehatan.
d. Perilaku yang dilakuikan bertentangan dengan hukum tetapi sesuai
dengan etika.
Sesuai ulasan diatas, maka dalam memberikan pelayanan
yanag berkualitas / pelayanan kesehatan yang prima terhadap
masyarakat dibutuhkan sikap dan perilaku yang handal dan profesional
bagi seluruh SDM-nya.
5. Pelaksanaan pancasila dalam pelaksanaan tugas seorang bidan
Seorang bidan yang profesional, perlu mengamalkan pancasila
dalam kehidupan sehari-harinya. Pelaksanaan pancasila secara
subyektif yaitu sesuai dengan butir-butir pancasila.
Butir-butir pancasila sebagai berikut :
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan taqwaa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-
masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab

10
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia
dengan Tuhan Yang Maha Esa
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
b. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku,
keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
8) Berani membela kebenaran dan keadilan
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh
umat manusia
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.
c. Persatuan Indonesia

11
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasacinta kepadaa tanah air dan bangsa
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah
air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka
Tunggal Ika
7) Memajukan pergaulan demi persatuan bangsa
d. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan / Perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang
sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan I’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama diatas
kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan
hati nurani yang luhur.

12
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai
untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil dan terhadap sesama
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
4) Menghormati hak orang lain
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadilan sosial.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan
bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil
menyelesaikan studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan
atau memiliki izin formal untuk praktek bidan.Sebagai anggota profesi,
bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagai pelayan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan.
Kebidanan sebagai profesi merupakan komponen yang paling
penting dalam meningkatkan kesehatan perempuan meskipun kadangkala
bidan diperhadapkan pada dilematis dalam menjalankan praktiknya. Oleh
karena itu bidan sebagai profesional harus mentaati rambu-rambu
pelayanannya yaitu kode etik profesi yang harus dilaksanakan dalam praktik
pelayanannya.

B. Saran
1. Agar pemerintah terus berupaya mendukung profesi bidan dengan cara
meningkatkan kwalitas SDM bidan melalui penyediaan fasilitas
pendidikan bagi bidan.
2. Bagi organisasi diharapkan agar terus berupaya mengembangkan
pelayanan dan pengetahuan bagi semua bidan secara adil dan merata.
3. Bidan sebagai tenaga profesional diharapkan dapat berpartisipasi secara
aktif dalam organisasi dan mampu melaksanakan tugas dan
kewajibannya sesuai dengan etika profesi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Marimbi, Hanum.2008. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan, Mitra Cendikia
Press. Jogjakarta

http://kakdewi.blogspot.com/2011/07/issue-etik-dalam-pelayanan-kebidanan.html

15

Anda mungkin juga menyukai