Anda di halaman 1dari 12

PENANGANAN HIPERTENSI DI DAERAH

PERKOTAAN

DISUSUN OLEH :
FARHAN RAFIAN HIDAYAT
1810313058

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
Topik : Kesehatan
Tujuan : Mengobati dan Mengatasi Hipertensi
Judul : Penanganan Hipertensi di Daerah Perkotaan

1. Pengertian
1.1 Pengertian Hipertensi Secara Umum
1.2 Pengertian Hipertensi Secara Medis

2. Jenis
2.1 Hipertensi Esensial
2.2 Hipertensi Sekunder

3. Faktor - Faktor Penyebab Hipertensi


3.1 Asupan Garam yang Tinggi
3.2 Stres
3.3 Kurang Aktivitas Fisik
3.4 Obesitas
3.5 Merokok
3.6 Minum Minuman Beralkohol
3.7 Efek dari Penyakit Lain

4. Usaha Mengobati dan Mencegah Hipertensi


4.1 Mengubah Pola Makan
4.2 Olahraga Rutin
4.3 Jaga Berat Badan Ideal
4.4 Mengurangi Minum Alkohol
4.5 Berhenti Merokok
4.6 Kelola Stres dengan Baik
4.7 Cek Tekanan Darah Secara Berkala
1.1 Pengertian Hipertensi Secara Umum

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hipertensi adalah tekanan darah
atau denyut jantung yang lebih tinggi daripada normal karena penyempitan pembuluh
darah atau gangguan lain.

1.2 Pengertian Hipertensi Secara Medis

Sedangkan secara medis, hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah lebih


tinggi dari 140/90 milimeter merkuri (mmHG). Angka 140 mmHG merujuk pada
bacaan sistolik, ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara itu,
angka 90 mmHG mengacu pada bacaan diastolik, ketika jantung dalam keadaan rileks
sembari mengisi ulang bilik-biliknya dengan darah.
2.1 Hipertensi Esensial

Lebih dari 90% kasus hipertensi termasuk dalam kelompok ini. Yang menjadi
penyebab jenis ini adalah faktor genetik ( terlihat dari adanya riwayat penyakit
kardiovaskuler dari keluarga, sensitivitas pada natrium, kepekaan terhadap stress,
peningkatan reaktivitas vaskular terhadap vasokonstriktor, dan resistensi insulin ) dan
faktor lingkungan ( makan garam berlebihan, stress psikis, dan obesitas ).

2.2 Hipertensi Sekunder

Prevalensinya hanya sekitar 5-8% dari seluruh penderita hipertensi. Hipertensi ini
dapat disebabkan oleh penyakit ginjal (hipertensi renal), penyakit endokrin (hipertensi
endokrin), obat dan lain-lain.
3.1 Asupan Garam yang Tinggi

Garam merupakan salah satu bahan tambahan pangan yang jadi penyebab
hipertensi. Lalu apa hubungan antara garam dan tekanan darah? Ternyata asupan
garam yang tinggi dapat mengganggu keseimbangan natrium alami yang dalam tubuh
kita. Nah, kadar natrium dalam tubuh bisa meningkat dan menyebabkan retensi
natrium. Retensi natrium dapat meningkatkan tekanan yang diberikan oleh aliran
darah terhadap dinding pembuluh darah. Akibatnya, terjadilah tekanan darah tinggi
atau hipertensi. Oleh sebab itu, kebanyakan orang dengan tekanan darah tinggi
disarankan oleh dokter untuk membatasi asupan garamnya. Tak hanya garam biasa
atau garam meja saja, orang yang memiliki tekanan darah tinggi juga harus
menghindari garam atau natrium dalam bentuk lain, misalnya dalam makanan
kemasan, fast food, dan lain sebagainya. Bahkan, meski sudah minum obat untuk
menurunkan tekanan darah, orang yang memiliki hipertensi juga tetap harus
mengurangi asupan garamnya. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of
Human Hypertension tahun 2002 menyatakan bahwa pengurangan asupan garam dari
10 gram menjadi 6 gram per hari dapat mengurangi risiko tekanan darah tinggi. Pada
akhirnya hal tersebut dapat menurunkan 14 persen risiko kematian akibat stroke dan 9
persen kematian akibat penyakit jantung koroner pada penderita hipertensi.

3.2 Stres

stres membuat otak melepaskan hormon-hormon stres dalam tubuh, seperti


kortisol, adrenalin, dan norepinefrin yang semuanya dapat menyebabkan peningkatan
denyut jantung serta menyempitkan diameter pembuluh darah. Akibatnya, tekanan
darah akan mengalami peningkatan 30-40 persen. Walau peningkatan tekanan darah
ini bersifat sementara. Meski begitu, melonjaknya tekanan darah tinggi yang terjadi
secara tiba-tiba dan hanya sebentar tetap saja berbahaya. Bahkan, sama bahayanya
dengan tekanan darah tinggi kronis. Pada situasi tersebut, kerusakan pada pembuluh
darah, jantung, dan ginjal juga bisa terjadi. Jadi, jika kamu sering merasa stres atau
cemas, maka hal tersebut lama-lama dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah,
jantung, dan ginjal, yang dapat memicu tekanan darah tinggi kronis di kemudian hari.
Tak hanya itu, stres juga seringkali membuat kita melakukan kebiasan-kebiasan yang
tidak sehat, misalnya merokok, minum-minuman keras, atau bahkan makan dalam
porsi yang berlebihan. Nah, pada akhirnya hal-hal tersebut justru dapat menjadi
penyebab darah tinggi.

3.3 Kurang Aktivitas Fisik

Malas gerak merupakan penyebab hipertensi yang seringkali dianggap remeh.


Biasanya orang yang kurang aktivitas fisik dan olahraga memiliki detak jantung yang
cenderung lebih cepat. Hal ini membuat jantung harus bekerja lebih keras untuk
memompa darah, yang akhirnya berimbas pada peningkatkan tekanan darah.
Melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur telah lama diketahui sebagai
cara efektif untuk mengurangi risiko hipertensi dan membantu mengontrol tekanan
darah tinggi pada orang yang memang memiliki riwayat penyakit tersebut. Jangan
beralasan tidak punya waktu, olahraga sebenarnya sangat mudah dilakukan, kok. Tak
perlu olahraga intensitas tinggi, kamu bisa naik ke ruang kelas atau kantor lewat
tangga, bukan eskalator atau lift. Ketika jalan-jalan di mal, jangan hanya diam di
eskalator. Panjat tangganya seolah naik tangga biasa.

3.4 Obesitas

Obesitas dan kelebihan berat badan erat kaitannya dengan tekanan darah tinggi.
Bahkan kedua hal ini dinilai sebagai penyebab tekanan darah tinggi yang paling
sering terjadi. Kamu tergolong kelebihan berat badan kalau indeks massa tubuh di
atas 23. Sedangkan tergolong obesitas kalau indeks massa tubuh di atas 25. Cek dulu
berapa indeks massa tubuh Anda dengan kalkulator IMT di sini. Semakin berat massa
tubuhmu, semakin banyak darah yang diperlukan untuk mengantar oksigen dan nutrisi
ke seluruh jaringan tubuh. Karena itu, tekanan dalam arteri akan naik agar darah bisa
diedarkan dengan lancar. Akibatnya, jantung yang dipaksa kerja keras lama-lama bisa
mengalami kerusakan.

3.5 Merokok
Merokok dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah. Hal ini tidak mengagetkan
karena pada bungkus rokok dinyatakan secara terang-terangan kalau merokok dapat
menjadi penyebab hipertensi. Ya, merokok dapat menjadi penyebab darah tinggi
karena membuat tekanan darah langsung meningkat tajam setelah isapan pertama —
meningkatkan kadar tekanan darah sistolik sebanyak 4 milimeter air raksa (mmHg).
Kandungan nikotin pada rokok memicu sistem saraf untuk melepaskan zat kimia yang
dapat menyempitkan pembuluh darah sekaligus meningkatkan tekanan darah.
Merokok juga menyebabkan kerusakan jangka panjang pada pembuluh darah,
sehingga bukan saja meningkatkan risiko hipertensi, namun dapat mengembangkan
penyakit lainnya di kemudian hari seperti stroke, penyakit jantung, dan serangan
jantung. Secara sederhana, kombinasi merokok dan hipertensi menempatkan
seseorang pada risiko yang lebih besar terkena berbagai penyakit yang sudah
disebutkan di atas dibandingkan dengan orang yang memiliki hipertensi namun tidak
merokok.

3.6 Minum Minuman Beralkohol

Alkohol dapat melebarkan pembuluh darah sehingga mampu menurunkan


tekanan darah untuk sementara. Namun, hal tersebut terjadi jika alkohol dikonsumsi
dalam skala yang kecil. Berbagai penelitian telah menyebutkan bahwa kebiasaan
minum miras dalam jumlah berlebihan dalam waktu lama dapat menjadi penyebab
darah tinggi atau memperburuk gejala hipertensi jika sudah terdiagnosis penyakit
tersebut. Alkohol justru dapat mempersempit pembuluh darah jika dikonsumsi dalam
dosis tinggi dan berulang. Lama-kelamaan, hal ini juga dapat menyebabkan kerusakan
pembuluh darah dan organ dalam lainnya yang tentunya meningkatkan berbagai risiko
kesehatan. Untuk mengontrol tekanan darah agar selalu berada dalam rentang yang
normal, konsumsilah alkohol tidak lebih dari satu minuman beralkohol per hari untuk
wanita dan tidak lebih dari dua minuman per hari untuk pria. Jika kita mengurangi
konsumsi alkohol, penelitian menunjukkan bahwa ini dapat menurunkan tingkat
tekanan darah sistolik sebanyak 3 mm Hg.

3.7 Efek dari Penyakit Lain


Dalam beberapa kasus, kondisi medis lain yang sudah lebih dulu menyerang bisa
jadi penyebab tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang meningkat karena alasan
tersebut dinamakan dengan hipertensi sekunder. Hipertensi skunder cenderung
muncul secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan tekanan darah melonjak tinggi
dibandingkan dengan hipertensi primer. Tidak hanya pengaruh kondisi medis tertentu,
penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat berkontribusi besar menjadi penyebab
hipertensi skunder. Berikut beberapa kondisi dan obat-obatan yang bisa jadi penyebab
hipertensi skunder:
 Obstructive sleep apnea
 Masalah ginjal
 Tumor kelenjar adrenal
 Masalah tiroid
 Cacat bawaan di pembuluh darah
 Obat-obatan tertentu, seperti pil KB, flu, dekongestan, pereda nyeri dan beberapa
obat resep
 Obat-obatan ilegal, seperti kokain dan amfetamin
 Kehamilan

4.1 Mengubah Pola Makan


Pola makan yang buruk sangat mungkin menyebabkan tekanan darah melonjak.
Maka itu, Anda harus mengurangi makanan yang tinggi natrium yang banyak
terkandung dalam garam dapur serta makanan olahan, supaya tekanan darah tetap
normal.

Sebaliknya, untuk mencegah hipertensi Anda dapat memilih makanan yang tinggi
kalium yang dapat membantu menjaga tekanan darah stabil. Kalium dapat Anda
temukan dalam kentang, pisang, alpukat, ikan, dan susu.

Tak hanya itu, makanan rendah lemak serta makanan berserat seperti buah-
buahan, sayur, serta biji-bijian utuh juga dianjurkan untuk dikonsumsi.

Saat ini sudah ada beberapa jenis diet yang ditujukan untuk orang yang memiliki
darah tinggi, seperti diet DASH. Dengan menerapkan diet ini, Anda harus
mengonsumsi asupan serat yang tinggi, sumber protein dengan kandungan lemak
yang rendah, membatasi natrium, serta menghindari makanan dengan kolesterol
tinggi.

Jangan lupa juga untuk minum air putih yang cukup, karena kekurangan cairan
akan memengaruhi jumlah natrium di dalam tubuh.

4.2 Olahraga Rutin

Untuk menjaga tekanan darah tetap normal, sebaiknya lakukan olahraga selama 2
jam hingga 30 menit per minggu. Tak perlu olahraga yang terlalu sulit, cukup jalan
santai, jogging, atau bersepeda saja sudah dapat mencegah hipertensi.

Sementara anak-anak dan remaja dianjurkan untuk berolahraga selama satu jam
setiap hari supaya tubuhnya tetap bugar dan terhindar dari risiko hipertensi.
4.3 Jaga Berat Badan Ideal

Faktanya, orang yang memiliki berat badan berlebih, entah itu overweight atau


obesitas mempunyai 2 sampai 6 kali peluang lebih besar mengalami hipertensi. Oleh
karena itu, usahakan untuk menjaga berat badan tetap ideal, karena tak hanya bisa
mencegah hipertensi tapi dengan begitu Anda bisa menurunkan berbagai risiko
penyakit lainnya.

Mulai sekarang, ubah gaya hidup Anda supaya berat badan turun dan akhirnya
berada di angka yang ideal. Mengurangi sekitar 4-5 kg berat badan yang berlebih,
sudah dapat menurunkan risiko tekanan darah tinggi.

4.4 Mengurangi Minum Alkohol

Terlalu banyak dan sering minum alkohol dapat membuat tekanan darah
melonjak. Tak hanya itu, kebanyakan minuman beralkohol memiliki kandungan
kalori yang tinggi dan bisa menyebabkan berat badan juga naik.

4.5 Berhenti Merokok

Hipertensi adalah salah satu efek samping buruk yang bisa ditimbulkan dari
kebiasaan merokok. Merokok juga dapat membuat Anda terkena berbagai penyakit
kronis seperti stroke, penyakit jantung, dan serangan jantung.

4.6 Kelola Stres dengan Baik

Stres dapat membuat tekanan darah naik sesaat. Namun, jika Anda tidak
mengelola stres dengan baik maka tekanan darah akan terus tinggi dan bisa
menimbulkan kondisi hipertensi.

Stres memang wajar terjadi, tapi yang paling penting bagaimana Anda
mengelolanya dengan baik. Lakukan hal-hal yang bisa membuat Anda rileks, seperti
mendengarkan musik, meditasi, atau yoga.
4.7 Cek Tekanan Darah Secara Berkala

Memeriksa tekanan darah dengan rutin itu penting dilakukan, karena dengan
begitu Anda dapat mengetahui apakah tekanan darah Anda normal atau tidak. Anda
dapat memeriksa tekanan darah di rumah atau dengan bantuan tim medis.

Bila hasil tekanan darah Anda di antara 120-139/80-89 mmHG, ini tandanya
Anda mengalami prehipertensi. Kondisi ini sangat mungkin menyebabkan hipertensi,
meski begitu tetap bisa dicegah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.

Anda mungkin juga menyukai