Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Upaya pencegahan dan deteksi dini mengenai kesehatan
reproduksi dapat dilakukan pada usia remaja dan pranikah atau yang
sering disebut skrining test. Pemeriksaan skrining dilakukan pada
seseorang yang tampak sehat dan belum menunjukan gejala penyakit
yang nyata, namun merupakan kelompok resiko yang kemungkinan
terkena penyakit. Hasil pemeriksaan skrining yang menunjukkan nilai
positif akan dilanjutkan dengan pemeriksaan diagnosis untuk
memastikan bahwa kelompok tersebut benar – benar terinfeksi dan
membutuhkan pengobatan. Namun jika menunjukan nilai negatif, maka
diperlukan adanya pemantaun secara rutin melalui skrining selanjutnya.
Hati adalah salah satu organ yang paling penting.Organ ini
berperan sebagai gudang untuk menimbun gula, lemak, vitamin dan
gizi.Memerangi racun dalam tubuh seperti alkohol, menyaring produk-
produk yang tidak berguna lagi dari darah dan bertindak sebagai
semacam pengaruh bagian tubuh yang menjamin terjadinya
keseimbangan zat-zat kimia dalam sistem itu.
Salah satu penyakit yang menyerang hati adalah penyakit
hapatitis.Istilah ” Hepatitis ” dipakai untuk semua jenis peradangan hati
(liver) disebabkan mulai dari virus atau obat-obatan. Virus yang
menyebabkan penyakit ini berada dalam cairan tubuh manusia yang
sewaktu-waktu bisa ditularkan keorang lain. Salah satu diantranya
adalah virus Hepatitis B.
Hepatitis B yang merupakan peradangan hati yang bisa
berpotensi fatal, disebabkan infeksi virus hepatitis B, ibarat fenomena
gunung es. Hanya 20-30 persen yang terdeteksi.Lebih dari 70 persen
tidak diketahui.Padahal, 75 persen kasus hepatitis B berada di kawasan
Asia Pasifik.

1
Mengingat hepatitis merupakan penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I), maka imunisasi Hepatitis B merupakan awal
dimulainya upaya pengendalian hepatitis di Indonesia. Imunisasi
hepatitis B pada bayi baru lahir atau birth dose menggunakan prefilled
injection device sudah dilakukan sejak 1997.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut: “Bagaimana Upaya Pencegahan dan Deteksi Dini
Hepatitis B pada Pranikah”.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi pranikah
2. Mengetahui upaya pencegahan dan deteksi dini pranikah
3. Mengetahui upaya dan pencegahan penyakit Hepatitis B

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pranikah


Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian
pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa. Idealnya pemeriksaan kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan
sebelum dilangsungkannya pernikahan.Namun, dapat dilakukan
kapanpun selama pernikahan belum berlangsung.
2.2 Upaya Pencegahan dan Deteksi Dini Pranikah
a. Upaya Preventif
1. Pemeriksaan papsmear untuk mendeteksi kanker serviks (pada
orang dengan sexual aktiv).
2. Pemeriksaan Hematologi tujuan: mendeteksi kelainan darah.
Seperti HIV, Heoatitis B, TB, virus rubella, virus toxoplasma dan
sebagainya.
3. Imunisasi CATIN Imunisasi bertujuan untuk mencegah pasangan
terutama pada wanita agar tidak terserang oleh virus clostridium
teteani, apabila nanti wanita tersebut hamil dan terjadi perlukaan
saat persalinan maka si ibu tidak akan mudah mengalami infeksi
dan perdarahan postpartum.
b. Upaya kuratif
Pengobatan TORCH dan kanker seviks pada wanita yang akan menikah
dengan memberikan pengobatan secara intensif. Menyakinkan pada
pasangan kalau terjangkitnya penyakit tersebut bukan berarti tidak
dapat menikah Perbaikan nutrisi pada pasangan pra nikah untuk
memperbaiki tingkat kesuburan pasangan dan mencegah terjadinya
infertilitas.

3
c. Upaya Rehabilitatif
Pemulihan fisik dan mental. Meyakinkan dan memulihkan kepercayaan
diri pasien sehingga dapat menjalani hidupnya sebagai pasangan
nantinya
2.3 Upaya Pencegahan dan Deteksi Penyakit Hepatitis B
2.3.1 Definisi Hepatitis B
Hepatitis B merupakan infeksi pada hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis B (HBV).Keadaan ini mengakibatkan peradangan dan
pembengkakan hati, dan kadang-kadang kerusakan hati yang nyata.
Sering terjadi bahwa penderita sama sekali tidak merasakan dan
menyadari bahwa dirinya sedang terinfeksioleh virus, karena keluhan
yang khas yaitu keluhan seperti flu, bahkan tidak muncul sama sekali.
Seseorang bisa terkena infeksi jika ia tidak imun terhadap virusdan
terpapar dengan darah atau cairan tubuh dari penderita atau pengidap
HBV.
2.3.2 Deskripsi Mikroorganisme Penyebab Penyakit Hepatitis B
Penyakit hepatitis B disebabkan oleh infeksi virus.Virus yang
bernama Hepadnaviridae ini merupakan virus DNA, yang berarti bahwa
virus ini adalah material genetika yang diciptakan oleh asam
deoksiribonukleat.
Mikroorganisme penyebab penyakit hepatitis B sering disebut
HBV.Virus DNA serat ganda parsial (partially double stranded),
panjang genom sekitar 3200 pasangan basa.Mempunyai
envelope/selubung. Di dalam darah penderita hepatitis B akut ditemui
bentuk partikel virus, yaitu :
1. Sferikal pleomorfik, diameter 17-25 nm, terdiri dari komponen
selubung saja. Jumlahnya lebih banyak dari partikel lainnya.
2. Tubularr atau filamen, diameter 22-200 nm, juga komponen
selubung.
3. Partikel virion lengkap atau partikel Dane, terdiri dari genom HBV
dan selubung, diameter 42 nm.

4
Protein yang dibuat oleh virus ini yang bersifat antigenik
serta memberi gambaran tentang keadaan penyakit adalah:
a. Antigen permukaan/surface antigen/HbsAg, bnerasal dari selubung.
Antigen yang semata-mata disandi oleh gen D disebut sebagai
mayor protein, yang oleh daerah pre-S2 dinamakan middle protein
dan yang oleh Pre-S1 disebut large protein.
b. Antigen core/ core antigen HbsAg, disandi oleh daerah core.
c. Antigen e/ e antigen/HbsAg, disandi oleh gen pre-core.
2.3.3 Gejala Penyakit
Pada umumnya, gejala penyakit Hepatitis B ringan.Gejala
tersebut dapat berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di perut,
mual sampai muntah, demam ringan, kadang-kadang disertai nyeri
sendi dan bengkak pada perut kanan atas. Setelah satu minggu akan
timbul gejala utama seperti bagian putih pada mata tampak kuning,
kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni berwarna seperti teh.
Hepatitis B kronis merupakan penyakit nekroinflamasi kronis
hati yang disebabkan oleh infeksi Virus Hepatitis B persisten.
Hepatituis B kronis ditandai dengan HBsAg positif (>6 bulan) di
dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan berlangsungnya proses
nekroinflamasi kronis hati. Carrier HBsAg inaktif diartikan sebagai
infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi.Sedangkan Hepatitis
B kronis eksaserbasi adalah keadaan klinis yang ditandai dengan
peningkatan peningkatan intermiten ALT>10 kali batas atas normal
(BANN).
2.3.4 Cara Penularan
Penularan virus Hepatitis B bisa melalui berbagai cara, sebagai berikut :
1. Melalui darah : Virus hepatitis B ditemukan terutama dalam darah,
dan ditularkan melalui darah yang tercemar. Tidak seperti hepatitis A,
virus hepatitis B tidak ditemukan dalam air seni, keringat atau
kotoran, meskipun virus hepatitis B terdapat dalam cairan tubuh
lainnya seperti air mani dan air liur. Pada umumnya hepatitis B

5
menular melalui transfusi darah yang terkontaminasi. Kini semua
darah yang akan dipakai untuk transfusi diteliti untuk menyaring virus
hepatitis B.
2. Melalui jarum suntik : Virus tersebut juga disebarkan melalui jarum
suntik yang terkontaminasi dengan darah. Para pekerja kesehatan yang
memakai jarum suntik dalam tugas mereka dan secara tidak sengaja
tertusuk jarum adalah mereka yang beresiko, sebagaimana juga
pemakaian obat bius yang memakai jarum suntik secara bersama-
sama.
3. Jarum tato atau akupuntur yang terkontaminasi juga merupakan
sumber penularan.
4. Melalaui hubungan seksual : Virus hepatitis B dapat ditularkan
melalui hubungan seks. Orang heteroseksual yang memiliki banyak
pasangan dan lelaki homoseksual memiliki risiko terbesar.
5. Melalui kelahiran : Virus dapat ditularkan dari ibu ke bayi pada saat
atau sekitar waktu kelahiran (yang disebut penularan vertikal). Ini
merupakan hal umum di negara-negara seperti Cina atau banyak
negara di Asia Tenggara dimana penularan hepatitis B amatlah lazim.
Mereka yang hidup atau bekerja dengan pembawa virus hepatitis B
menahun memiliki risiko penularan yang kecil, kecuali melalui
hubungan seksual.
2.3.5 Pemeriksaan
Ada tiga pemeriksaan standar yang biasa digunakan untuk
menegakkan diagnosa infeksi hepatitis B yaitu:
1. HBsAg (hepatitis B surface antigen) adalah satu dari penanda yang
muncul dalam serum selama infeksi dan dapat dideteksi 2-8 minggu
sebelum munculnya kelainan kimiawi dalam hati atau terjadinya
jaundice (penyakit kuning). Jika HBsAg berada dalam darah lebih
dari 6 bulan berarti terjadi infeksi kronis. Pemeriksaan HBsAg bisa
mendeteksi 90% infeksi akut.
Fungsi dari pemeriksaan HBsAg diantaranya :

6
a) Indikator paling penting adanya infeksi virus hepatitis B
b) Mendiagnosa infeksi hepatitis akut dan kronik
c) Tes penapisan (skrining) darah dan produk darah (serum,
platelet, dll)
d) Skrining kehamilan
2. Anti HBs (antobodi terhadap hepatitis B surface antigen): jika
hasilnya “reaktif/positif” menunjukkan adanya kekebalan terhadap
infeksi virus hepatitis B yang berasal dari vaksinasi ataupun proses
penyembuhan masa lampau.
3. Anti HBc (antibodi terhadap antigen inti hepatitis B), terdiri dari 2
tipe yaitu Anti HBc IgM dan anti HBc IgG.
Anti HBc IgM :
a) Muncul 2 minggu setelah HBsAg terdeteksi dan bertahan hingga
6 bulan
b) Berperan pada core window (fase jendela yaitu saat dimana
HBsAg sudah hilang tetapi anti –HBs belum muncul.
c) Anti HBc IgG : -muncul sebelum anti Hbc IgM hilang
d) Terdeteksi pada hepatitis akut dan kronik
e) Tidak mempunyai efek protektif Interpretasi hasil positif anti-
HBc tergantung hasil pemeriksaan HBsAg dan Anti HBs.
2.3.6 Peran Bidan dalam Pencegahan Penyakit
Pengobatan penyakit Hepatitis B memang bukan tugas dan
wewenang bidan, tetapi bidan bisa melakukan pencegahan Hepatitis B
dengan melakukan imunisasi pada anak usia balita (1-5 tahun) dan
juga melakukan skrining pada calon pengantin perempuan yang
sebelumnya sudah dilakukan KIE mengenai apa saja hal-hal yang
harus dilakukan sebelum menikah terkait kesehatan reproduksi calon
pengantin tersebut. Pencegahan terjangkitnya penyakit Hepatitis B
pada wanita (baik sebelum hamil maupun setelah melahirkan) dengan
memberikan vaksin Hepatitis B yang berasal dari protein khusus
kuman Hepatitis B. Diberikan dengan cara disuntikan secara

7
intramuscular dengan membentuk sudut 450 – 600, dibagian paha
sebelah luar (otot vastus lateralis) 3 kali suntikan dosis 0,5 cc.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Upaya pencegahan dan deteksi dini mengenai kesehatan reproduksi
dapat dilakukan pada usia remaja dan pranikah atau yang sering disebut
skrining test. Pemeriksaan skrining dilakukan pada seseorang yang tampak
sehat dan belum menunjukan gejala penyakit yang nyata, namun merupakan
kelompok resiko yang kemungkinan terkena penyakit.
Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa. Upaya pencegahan merupakan faktor kunci untuk mencegah awal
gangguan yang terdeteksi sejak dini dapat mengarah pada diagnosis dan
pengobatan yang juga lebih dini sehingga kematian dapat dicegah.
Menurut world heath organization (WHO) dalam Depkes RI (2010)
memperkirakan lebih dari dua miliar penduduk dunia terinfeksi hepatitis B
dengan angka kematian 250 ribu orang per tahun dan 170 juta penduduk
dunia mengidap hepatitis C dengan tingkat kematian 350 ribu orang per
tahun. Indonesia, merupakan negara dengan prevalensi hepatitis B dengan
tingkat endemisitas tinggi, yaitu lebih dari 8 persen dimana 1,5 juta orang
Indonesia berpotensi mengidap kanker hati (liver cancer).
Hepatitis B (penyakit kuning) adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus hepatitis B yang merusak hati.Penyakit ini bisa menjadi kronis dan
menimbulkan pengerasan hati (Cirrhosis Hepatis), kanker hati (Hepato
Cellular Carsinoma) dan menimbulkan kematian.Infeksi pada anak biasanya
tidak menimbulkan gejala.

9
Cara pencegahannya seperti:
1. Imunisasi
Usaha untuk memberikan kekebalan aktif pada bayi dan anak terhadap
penyakit tertentu dengan cara pemberian vaksin yaitu kuman penyebab
penyakit yang telah dilemahkan.

2. Hindari aktivitas sex dengan berganti-ganti pasangan.


3. Hindari mendapat donor darah yang tidak resmi.
4. Hindari menggunakan jarum suntik bekas.

3.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga apa yang telah disajikan
akan memberikan ilmu dan informasi mengenai upaya pencegahan dan
deteksi dini pada masa remaja dan pranikah. Selanjutnya demi
kesempurnaan makalah ini kami memohon saran dan kritik guna
memperbaiki dikemudian hari.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2017. Situasi dan Analisis Hepatitis.Jakarta: Pusat Data dan
Informasi Kementerian RI

Mardiana, L. 2009. Mencegah dan Mengobati Kanker Pada


Wanita.Jakarta:Penebar Swadaya

Marmi. 2014. Kesehatan Reproduksi.Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Nurcahyo, J. 2010. Bahaya Kanker Rahim dan Payudara.Jakarta: Wahana


Totalita Publisher.
Rismalinda,dkk. 2013. Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta:Tim

Sievert .2010. Segala Sesuatu tentang Hepatitis. Jakarta: Arcar.

Sulaiman, dkk. 2010. Pendekatan Terkini Hepatitis B dan C dalam Praktik


Klinis Sehari-hari. Jakarta: Sagung Seto.

11

Anda mungkin juga menyukai