Anda di halaman 1dari 64

PRINSIP PEMBERIAN

OBAT DALAM
PRAKTIK
KEBIDANAN

Mayvita Nabila Kurniadi,


S.Tr.Keb
Seorang Bidan mempunyai tugas penting dalam
Konsultasi dan pendidikan kesehatan (Kelahiran Bayi)
wanita hamil serta keluarga dan komunitasnya.
Pekerjaan itu termasuk pendidikan atau pelayanan
ante natal. Untuk itu Bidan harus Ahli dalam
bidangnya. Bidan diperbolehkan membuka praktik di
rumah ataupun unit kesehatan, rumah sakit, klinik
atau tempat-tempat lainnya.
WHO IS “BIDAN “
Definisi Bidan Menurut IBI adalah :
"seorang perempuan yang sudah lulus dari Definisi Bidan Menurut ICM Menurut
pendidikan Bidan yang diakui oleh International Confederation Of
pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Midwives, "Bidan adalah seseorang yang
Negara Republik Indonesia ( NKRI ) serta telah mengikuti program pendidikan bidan
memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk yang diakui di negaranya, telah lulus dari
diregister, sertifikasi dan atau secara sah pendidikan tersebut, serta memenuhi
mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau
kebidanan. memiliki ijin yang sah (lisensi) untuk
melakukan praktik kebidanan."

Definisi Bidan Menurut WHO Menurut Organisasi


Kesehatan Dunia atau World Health Organization,
pengertian dari "Bidan adalah seseorang yang telah
mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di
negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta
memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau
memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik
bidan."
PEMBERIAN OBAT DAN WEWENANG BIDAN
Obat merupakan substansi yang diberikan pada manusia atau
binatang untuk perawatan, pengobatan, pencegahan dan gangguan.
Obat adalah substansi yang diberikan untuk diagnosis, pengobatan,
tindakan, atau pereda gejala atau untuk pencegahan penyakit.

6 PRINSIP PEMBERIAN OBAT


1. BENAR OBAT
2. BENAR DOSIS
3. BENAR WAKTU
4. BENAR PASIEN
5. BENAR CARA PEMEBERIAN
6. BENAR DOKUMENTASI
1. BENAR OBAT
• Mengecek program terapi pengobatan dari dokter
• Menanyakan ada tidaknya alergi obat
• Menanyakan keluhan pasien sebelum dan setelah memberikan obat
• Mengecek label obat 3 x ( saat melihat kemasan, sebelum menuangkan,
dan setelah menuangkan obat ) sebelum memberikan obat
• Mengetahui interaksi obat
• Mengetahui efek samping obat
• Hanya memberikan obat yang disiapkan sendiri

2. BENAR DOSIS
• Mengecek program terapi pengobatan dari dokter
• Mengecek hasi hitungan dosis dengan bidan/petugas kesehatan lain
• Mencampur/mengaplos obat sesuai petunjuk pada label

3. BENAR WAKTU
• Mengecek program terapi pengobatan dari dokter
• Mengecek tanggal kadeluarsa obat
• Memberikan obat dalam rentang 30 menit sebelum sampai 30 menit
setelah waktu yang diprogramkan
4. BENAR PASIEN
• Mengecek program terapi pengobatan dari dokter
• Memanggil nama pasien yang akan diberikan
• Mengecek identitas pasien pada papan/kardeks ditempat
tidur pasien yang akan diberikan obat

5. BENAR CARA PEMBERIAN OBAT


• Mengecek program terapi pengobatan dari dokter
• Mengecek cara pemberian pada label/kemasan obat
• Pemberian per oral : mengecek kemampuan menelan, menunggui pasien sampai
meminumnya
• Pemberian melalui intramuskuler : tidak memberikan obat > 5cc pada satu lokasi
suntikan.
6. BENAR DOKUMENTASI
• Mengecek program terapi pengobatan dari dokter
• Mencatat nama pasien, nama obat, dosis, cara dan waktu pemberian obat
• Mencantumkan nama/inisial dan paraf
• Mencatat keluhan pasien
• Mencatat penolakan pasien
• Mencatat jumlah cairan yang digunakan untuk melarutkan obat (pada
pasien yang memerlukan pembatasan cairan)
• Mencatat segera pemberian obat
Dalam pemberian obat, bidan harus mengetahui tentang standar pemberian obat, karena
untuk memastikan klien menerima obat yang alami dalam dosis yang aman dan efektif. Standar
obat meliputi :
• Kemurnian
• Konsentrasi obat aktif dalam prefarat obat mempengaruhi kekuatan atau potensi obat
• Pemeriksaan laboratorium yang terperinci dapat membantu menentukan efektivitas obat
• Keamanan, semua obat harus dievaluasi untuk menentukan efek samping obat tersebut.
Sebagai bahan atau benda asing yang masuk kedalam tubuh obat akan bekerja sesuai proses
kimiawi, melalui suatu reaksi obat. Reaksi obat dapat dihitung dalam satuan waktu paruh yakni
suatu interval waktu yang diperlukan dalam tubuh untuk proses eliminasi sehingga terjadi
pengurangan konsentrasi setengah dari kadar puncak obat dalam tubuh.

STANDAR OBAT
EFEK OBAT

Ada 2 efek obat yakni efek teurapeutik


dan efek samping.
• Efek terapeutik adalah obat memiliki
kesesuaian terhadap efek yang
diharapkan sesuai kandungan obatnya
seperti paliatif (berefek untuk
mengurangi gejala), kuratif (memiliki efek
pengobatan) dan lain-lain.
• Efek samping adalah dampak yang tidak
diharapkan, tidak bisaa diramal, dan
bahkan kemungkinan dapat
membahayakanseperti adanya alergi,
toksisitas (keracunan), penyakit
iatrogenic, kegagalan dalam pengobatan,
dan lain-lain.
1. EFEK THERAPI
Efek terapeutik obat memang dapat menyembuhkan, tetapi
tidak semua obat betul-betul menyembuhkan penyakit, banyak
diantaranya hanya meniadakan atau meringankan gejalanya. Karena
itu dapat dibedakan tiga jenis pengobatan, yaitu :
• Terapi kausal: disini obat bekerja dengan cara meniadakan
penyebab penyakit, misalnya pemusnahan kuman, virus atau
parasit.
• Terapi simptomatis : hanya gejala penyakit yang diobati dan
diringankan, penyebabnya yang lebih mendalam tidak
dipengaruhi, misalnya kerusakan pada suatu organ atau saraf.
• Terapi subsitusi : disini obat berfungsi menggantikan zat yang
lazimnya dibuat oleh organ yang sakit. Misalnya insulin pada
diabetes, karena produksinya oleh pankreas kurang atau terhenti.
2. EFEK SAMPING
• Efek samping : adalah segala sesuatu khasiat yang tidak diinginkan
untuk tujuan terapi yang dimaksudkan pada dosis yang dianjurkan,
misalnya rasa mual pada penggunaan digoksin, rasa kantuk pada
penggunaan CTM.
• Idiosinkrasi : peristiwa dimana suatu obat memberikan efek yang
secara kualitatif berlainan dari efek normalnya. Umumnya hal ini
disebabkan oleh kelainan genetis pada pasien bersangkutan.
• Alergi: reaksi antara obat dengan tubuh yang membentuk antibodi
sehingga seseorang menjadi hipersensitifitas terhadap obat
tersebut.
• Fotosensitasi: adalah kepekaan berlebihan terhadap cahaya akibat
penggunaan obat, terutama secara lokal

3. EFEK TOKSIS
Setiap obat dalam dosis tinggi dapat mengakibatkan efek
toksis. Pada umumnya reaksi toksis berhubungan langsung
dengan tingginya dosis: bila dosis diturunkan, efek toksis dapat
dikurang
FAKTOR YANG
MEMEPENGARUHI REAKSI
OBAT

1. Absorpsi Obat
2. Distribusi Obat Kedalam Tubuh
3. Metabolisme Obat
4. Ekskresi Sisa
1. Absorpsi
Obat Absorpsi obat merupakan proses pergerakan obat dari sumber kedalam
tubuh melalui aliran darah, kecuali jenis topikal. Hal ini di pengaruhi oleh cara dan
jalur pemberian obat, jenis obat, keadaan tempat, makanan dan keadaan pasien.

2. Distribusi
Obat Kedalam Tubuh Setelah obat di absorpsi, kemudian obat didistribusikan
kealam darah melalui vaskular dan sistem limfatis menuju sel dan masuk kedalam
jaringan tertentu. Proses ini dapat dipengaruhi oleh keseimbangan cairan, elektroit,
dan keadaan patologis.

3. Metabolisme
Obat Setelah melalui sirkulasi, obat akan mengalami proses metabolisme. Obat
akan ikut sirkulasi kedalam jaringan kemudian, berinteraksi dengan sel dan
melakukan sebuah perubahan zat kimia hingga menjadi lebih aktif.
4. Ekskresi Sisa
• Setelah obat mengalami metabolisme atau pemecahan akan terdapat sisa zat yang tidak dapat dipakai. Sisa
zat ini tidak bereaksi kemudian keluar melalui ginjal dalam bentuk urine, dari interstinal dalam bentuk feses
dan dari paru-paru dalam bentuk udara.
• Reaksi obat di dalam tubuh tidak semuanya sama. Ada kalanya obat memiliki reaksi yang cepat dan ada
kalanya memiliki reaksi yang lambat. Semuanya tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, di
antaranya usia dan berat badan, jenis kelamin, faktorgenetis, faktor psikologis, kondisi patologis, waktu,
cara pemberian, dan lingkungan.
• Obat memiliki dua efek yakni efek terapeutik dan efek samping. Efek terapeutik obat memiliki kesesuaian
terhadap efek yang diharapkan sesuai kandungan obatnya seperyti paliatif (berefek untuk mengurangi
gejala), kuratif (memiliki efek pengobatan), suportif (berefek untuk menaikan fungsi respons tubuh),
subtitutif (berefek sebagai pengganti), efek kemoterapi (berefek untuk mematikan atau menghambat), dan
restoratif (berefek pada memulihkan tubuh yang sehat). Efek samping merupakan dampak yang tidak
diharapkan, tidak bisa diramal, dan bahkan kemungkinan dapat membahayakan seperti adnya alergi,
toksisitas (keracunan), penyakit iatrogenik, kegagalan dalam pengobatan, dan lain-lain
PERHITUNGAN DOSIS OBAT

  YOUNG (UNTUK ANAK USIA 1-8 TAHUN)  BILLING (UNTUK ANAK > 8 TAHUN)
DA = x Dosis dewasa maksimum (mg) DA = x Dosis dewasa maksimum

  FRIED (UNTUK BAYI)   CLARK (DENGAN PERHITUNGAN BB)


DA = x Dosis dewasa maksimum (mg) x Dosis maksimum dewasa
TETESAN MICRO

• Selang infuse micro adalah selang infuse yang jumlah tetesannya lebih
kecil dari macro, biasanya terdapat besi kecil di selangnya, dan biasanya
digunakan untuk bayi, anak dan pasien jantung dan ginjal.
• Rumus untuk menghitung jumlah tetesannya adalah sebagai berikut: Contoh soal :
Jumlah tetes/menit = (Jumlah cairan x 60) Seorang ibu datang membawa bayinya yang
(Lama Infus x 60) sakit ke IGD dengan keluhan diare lebih dari 5
• Sedangkan rumus lamanya cairan habis adalah sebagai berikut: kali. Anak bayi tersebut membutuhkan cairan
Lama waktu = (Jumlah Cairan x 60) RL sebanyak 100 ml. Berapa tetes infus yang
(jumlah tetesan dalam menit x 60) dibutuhkan jika kebutuhan cairan pasien
mesti dicapai dalam waktu 1 jam?
• TETESAN MAKRO JAWAB :
Satuannya gtt Jumlah tetes/menit : (Jumlah cairan x 60) = 100 x 60 = 6000
Faktor tetes : 20 gtt (Lama Infus x 60) 1 x 60 = 60
1cc= 20 gtt = 6000
• TETESAN MIKRO 60
Satuannya Mgtt = 100
Faktor tetes = 60 mgtt Jadi, pasien tersebut membutuhkan 100 tetes infus untuk
1 cc = 60 mgtt menghabiskan cairan 100 ml dalam waktu 1 jam dengan
menggunakan infus set micro drip
CARA MENGOPLOS OBAT

1. Jenis obat ( serbuk/ larutanz)


2. Jenis pelarut
3. Dosis obat sesuai resep PENCEGAHAN INJURY PENGOBATAN
4. Menentukan jenis spuit
5. Mencocokan dosis obat
Beberapa tindakan pencegahan injury pengobatan yang
seharusnya selalu diingat oleh bidan antara lain : menggunakan
prinsip “enam benar” pemberian obat untuk menjamin
pemberian obat yang aman, mencatat pemberian obat,
mengetahui berbagai kesalahan-kesalahan pengobatan yang
mungkin terjadi.
MENCATAT PEMBERIAN
• Bidan mendokumentasikan obat yang diberikan,
OBAT dikhawatirkan terjadi perberian obat ganda.
• Apabila obat tersebut tidak diberikan, misalnya
klien menolak atau ada kontraindikasi terhaap
obat tersebut, maka informasi ini dimasukkan
kedalam catatan pengobatan.
• Mencatat sebuah obat yang terdiri dari nama,
dosis, rute pemberian obat, dan waktu
pemberian obat yang sebenarnya apabila
seorang klien menolak sebuah obat atau sedang
menjalani pemeriksaan atau prosedur yang
membuat sebuah dosis terlewat, dalam status
pasien, bidan menuliskan alasan obat tersebut
tidak diberikan.
• Bidan wajib melingkari dan menandatangani
(inisial) waktu pemberian obat yang
diprogramkan pada catatan obat, ketika suatu
dosis terlewat.
MENGETAHUI BERBAGAI KESALAHAN-KESALAHAN
PENGOBATAN YANG MUNGKIN TERJADI
• Kesalahan pengobatan adalah suatu kejadian yang dapat membuat klien menerima
obat yang salah atau tidak mendapat terapi obat yang tepat
• Kesalahan pengobatan dapat dilakukan oleh setiap individu yang terlibat dalam
buatan resep, transkripsi, persiapan, penyaluran, dan pemberian obat.
• Sistem penyaluran obat dirumah sakit harus dirancang supaya ada sebuah sistem
pemeriksaan dan keseimbangan, hal ini akan membantu mengurangi kesalahan
pengobatan.
• Bidan sebaiknya tidak menyembunyikan kesalahan pengobatan. Pada catatan status
klien, harus ditulis obat apa saja yang telah diberikan kepada klien, pemberitahuan
kepada dokter, efek samping yang klien alami sebagai respon terhadap kesalahan
pengobatan,dan upaya yang dilakukan untuk menetralkan obat.
• Bidan bertanggung jawab melengkapi laporan yang menjelaskan sifat insiden
tersebut.
• Laporan insiden bukan pengakua tentang suatu kesalahan atau menjadi dasar untuk
memberi hukuman dan bukan merupakan bagian catatan medis klien yang sah.
Laporan ini merupakan analisis objektif tentang apa yang terjadi dan merupakan
penatalaksanaan risiko yang dilakukan institusi untuk memantau kejadian semacam
ini. Laporan kejadian membantu komite interdisiplin mengidentifikasi kesalahan dan
menyelesaikan masalah sistem dirumah sakit yang mengakibatkan terjadinya
kesalahan.
MENCEGAH KESALAHAN PENGOBATAN YANG
MUNGKIN TERJADI
Untuk mencegah kesalahan pengobatan yang
mungkin terjadi dan meningkatkan keamanan dalam
pemberian obat kepada pasien, maka bidan dapat
menggunakan pedoman “yang TIDAK BOLEH dalam
pemberian obat” berikut ini:
• Jangan sampai konsentrasi terpecah sewaktu
mempersiapkan obat
• Jangan memberikan obat yang dipersiapkan kepada
orang lain
• Jangan mengeluarkan obat dari tempat obat
dengan lebel yang sulit dibaca atau yang labelnya
sebagian terlepas atau hilang
• Jangan memindahkan obat dari satu tempat
ketempat yang lain
• Jangan mengeluarkan obat ketangan anda
• Jangan memberikan obat yang tanggalnya
kadaluwarsa
• Tanyakan jika masih ragu-ragu Jangan berikan obat
kepada klien jika ia memiliki alergi obat

Anda mungkin juga menyukai