6. Alternative 2. Midwife’s
medication Authonomy
5. Non 3. Medication
prescribed affect the
drugs fetus
4. Commonly
used drugs &
vit
Principles of Pharmacology
Brief overview of pharmacology:
1. Farmakokinetik
2. Farmakodinamik
3. Faktor yang mempengaruhi reaksi obat
4. Terapeutik: efek obat pada individu
Farmakokinetik
Berhubungan dengan apa yang tubuh lakukan
terhadap obat, meliputi:
1. Absorpsi obat → proses yang membuat obat
tersedia di dalam cairan tubuh untuk
didistribusikan
2. Distribusi obat ➔ Merupakan perjalanan obat
keseluruh tubuh
Farmakokinetik
3. Eliminasi obat
➢Bervariasi setiap jenis obatnya, sebagian obat
dieliminasi ke seluruh tubuh
➢sebagian yang lainnya mengalami
metabolisme yang ekstensif/cepat.
➢Kebanyakan obat akan dieksresikan lewat
ginjal, empedu juga merupakan jalur eksresi
yang penting
Farmakodinamik
Berhubungan dengan apa yang obat lakukan
terhadap tubuh → efek obat.
Obat bereaksi pada empat target yang berbeda
pada tubuh:
1. Reseptor
2. Enzim
3. Jalur membran ionik
4. Proses metabolik
Efek Obat
• Efek klinis
→ Efek yang diharapkan
• Efek samping
→ Efek yg merugikan dan terjadi ketika obat
diberikan dalam dosis normal
Faktor yang mempengaruhi reaksi obat
1. Interaksi obat
Induksi enzim
Obat tertentu seperti rifampisin, dapat meningkatkan
aktivitas enzim. Obat lain yang dimetabolisme dengan enzim
yang sama → dieliminasi dengan cepat → konsentrasi dalam
darah turun → efikasi berkurang.
Inhibisi enzim
Enzim-enzim hati dapat dihambat/dihentikan kerjanya oleh
inhibitor enzim, meliputi alkohol, eritromisin, simetidin,
beberapa antifungi. Obat lain yang dimetabolisme dengan
enzim yg sama → mengganggu metabolisme dan eliminasi
→ obat bertumpuk → efek toksik.
Faktor yang mempengaruhi reaksi obat
2. Fungsi ginjal terganggu,
3. Fungsi hati terganggu,
Kategori B
Kategori D
Kategori X
“TERATOGEN”
FIRST TRIMESTER :
congenital malformations (teratogenesis)
SECOND & THIRD TRIMESTER :
affect growth & fetal development or
toxic effects on fetal tissues
NEAR TERM :
adverse effects on Labour or
neonate after delivery
Beberapa faktor yang meningkatkan efek teratogenik:
Genetik janin
Faktor lingkungan
Jenis Obat-obatan
Analgetik
Antibiotik & antiinfeksi
Antikoagulan
Antiepilepsi
Antihipertensi
Antitiroid
Kemoterapi & immunosupresif
Hormon
Obat-obat psikoaktif
Indomethacin (Kategori C)
ES: - Neonatal renal insufisiensi - Oligohidramnion
- Fetal urine - Pulmonary hypertension
“Oral cleft”
Congenital heart disease
Aminoglikosid (kategori D)
ES: Neonatal ototoksik
Quinolones (kategori C)
Penisilin (Kategori A/B)
Sefalosporin (kategori B)
Metronidazole (kategori B)
Tidak ada laporan meningkatkan kelainan
kongenital.
Ada laporan malformasi namun
Acyclovir
(Kategori B) penelitian terakhir tidak didapatkan
peningkatan malformasi
Anti
retroviral Dalam dosis tinggi dapat
(Kategori C) meningkatkan risiko malformasi
Antikoagulan
Pertumbuhan terhambat
✓ Abnormalitas kraniofasial
✓ Hipoplasia kuku
Carbamazepine ✓ Pertumbuhan terhambat
(Kategori D)
✓ Spina bifida
✓ Meningkatkan kelainan kongenital multipel
>2x lipat
Contoh: phenobarbital
Barbiturat
Risiko kelainan kongenital = carbamazepin &
(kategori D)
valproic acid
Hidralazine (kategori C)
-Blocker (kategori C)
Clonidine (kategori C)
IUGR
Hipoplasia paru-paru
Kematian janin
Methimazole (kategori D)
• Defek pada skalp
• Atresia esofagus
Methimazole
syndrome
• Choanal atresia
• Fistula tracheo-esofageal
Obat Kemoterapi
Mikrosefali
Celah palatum
IUGR
Gangguan osifikasi tulang
Hipertelorism
Obat-obat Psikoaktif
Benzodiazepine (Kategori D)
- Celah bibir & palatum
- Floppy infant syndrome
- Hipotonia
- Letargi
- Kesulitan makan
Antidepresan Trisiklik (kategori C)
- Pernah ada laporan terjadi abnormalitas tungkai,
namun pada penelitian-penelitian terbaru belum
terbukti adanya defek pada janin.
Lithium (kategori D)
Efek samping
→ Peningkatan absorpsi → menambah intensitas efek samping
→ Menyebabkan mual, muntah, kram lambung, nyeri ulu hati, konstipasi
Interaksi obat
→ Beberapa obat, zat/makanan dapat mengurangi absorpsi Fe (antasid,
preparat antagonis,metildopa, kalsium, teh, kopi, susu, telur, senyawa fitat.
Asam Folat
→ Merupakan elemen esensial utk menurunkan insiden defek neural
tube (50-70%).
→ Dianjurkan suplemen 400 mikrogram/hari sedikitnya 12 minggu
sebelum konsepsi hingga akhir trimester I.
→ Bagi wanita berisiko (riwayat melahirkan anak dgn defek neural
tube/ kerabat terdekat) → dosis 5 mg dianjurkan.
Efek samping
→jarang terjadi. Peningkatan risiko konvulsi pada wanita epilepsi,
dapat menutupi tanda dan gejala anemia pernisiosa.
Interaksi obat
→absorpsi berkurang jika digunakan bersama kontrasepsi oral,
isoniazid, sikloserin, glutetimid.
→absorpsi ditingkatkan dgn pemberian vit c.
Magnesium Sulfat/
sulfas magnesikus (SM)
→ Merupakan elemen esensial dan vital untuk metabolisme, regulasi
otot polos, hantaran saraf, dan transmisi impuls.
→ Obat pilihan untuk mencegah kejang pada PEB dan eklampsia.
Farmakokinetik:
➢ Diberikan melalui injeksi IM dalam (regio gluteus) atau IV.
➢ Dosis: loading → 4 gr bolus perlahan (5-10 menit). Maintenance →
per infus dengan kecepatan 1-2 gr/jam. Dosis ulang 2 gr bolus dapat
diberikan → jika serangan kejang berulang.
➢ Distribusi: SM akan memintas plasenta. Konsentrasi SM tetap tinggi
selama 24-48 jam setelah kelahiran.
➢ Eliminasi: melalui ginjal, waktu paruh SM adalah 4 jam pada
kehamilan, dan bertambah lama bila GFR (glomerular filtration rate)
menurun. Kadar toksik dapat dicapai dengan cepat.
Magnesium Sulfat/
sulfas magnesikus (SM)
Mekanisme kerja:
→Mengurangi pelepasan neurotransmiter pd sinaps →
berkurangnya pelepasan asetilkolin → relaksasi otot
skeletal.
→Berkurangnya pelepasan norepinefrin saraf simpatik
→vasodilatasi →hipotensi
→Relaksasi otot polos jantung, uterus dan usus.
→Mengurangi vasospasme serebri → perfusi membaik.
→Melindungi endotel kapiler dari kerusakan radikal
bebas.
Magnesium Sulfat/
sulfas magnesikus (SM)
Efek samping:
✓ Vasodilatasi → arteriole → flushing, perspirasi, hipotermi,
hipotensi, bahkan kolaps kardiovaskuler →jika pemberian tidak
terkonrol
✓ Bradikardia, henti jantung, edema paru
✓ Mempengaruhi waktu pembekuan darah.
✓ Menekan refleks tendon dalam dan kontrktilitas otot-otot respirasi
→ kelemahan otot merupakan tanda dini toksisitas SM.
✓ Mual, muntah, anoreksia.
✓ Somnolen, penglihatan kabur atau diplopia, nistagmus
✓ Diuresis osmotik
✓ Inersia uteri
✓ Hipokalsemia
Obat-obatan yang
dijual bebas
Obat yang dikonsumsi oleh wanita
hamil dapat mempengaruhi janin
melalui beberapa cara:
• Kompres dingin dengan kantong berisi es dapat meredakan rasa nyeri untuk
sementara waktu.
• Krim pereda nyeri yang netral dan hanya mengandung astrigen ringan tanpa
anestesi local, misalnya Anusol Cream (bismutoksida, zink oksida serta Peru
Balsam) dan Anusol Ointment (ABPI,2000) dapat membantu meredakan nyeri
hemoroid
• dosis bismuth yang ada dalam preparat tersebut dianggap cukup rendah dan
tidak akan menimbulkan pengaruh yang berbahaya jika preparat tersebut
dioleskan dengan cara yang lazim.
• Jika pada hemoroid dioleskan preparat anestesi local, preparat ini dapat diserap
dengan jumlah yang cukup banyak untuk menimbulkan efek samping pada janin
yang meliputi bradikardia.
5. Obat kelainan kulit &
preparat kortikosteroid topical
1. Ketuban keruh.
2. Teratogenik
3. Kelainan jantung.
THANK YOU