Anda di halaman 1dari 11

Carpal Tunnel Syndrom

pada Kehamilan
MIFTAHURRAHMI 1102015134
ABSTRAK
Carpal tunnel syndrome (CTS) merupakan penyebab paling umum nyeri pada tangan dan
pergelangan tangan selama kehamilan, yang paling sering didiagnosa pada trimester tiga.
Prevalensi CTS pada populasi dewasa berkisar antara 0,7% sampai 9,2% pada wanita dan 0,4%
sampai 2,1% pada pria. Insidensi CTS 2-3 kali lebih tinggi pada wanita hamil daripada yang tidak
hamil. CTS adalah suatu neuropati akibat kompresi pada nervus medianus didalam terowongan
karpal pada pergelangan tangan yang mengakibatkan gejala seperti parestesia, nyeri, mati rasa,
kesemutan dan gejala lain pada sepanjang distribusi nervus medianus. Etiologi CTS saat
kehamilan, belum diketahui secara pasti. Fluktuasi hormon saat hamil berperan dalam
terjadinya CTS.
ABSTRAK
Faktor-faktor lain yang berperan antara lain preeklampsia, diabetes melitus, hipertensi
gestasional, hipersensitivitas saraf, posisi tidur, peningkatan jaringan adiposa, perubahan ukuran
uterus, dan hormon relaxin. Diagnosis CTS ditegakkan melalui anamnesis berupa adanya gejala
kompresi dari nervus medianus seperti nyeri dan parestesia di sepanjang distribusi nervus
medianus, kelemahan otot tenar dan gejala lebih sering terjadi malam hari. Selain anamnesis,
perlu dilakukan pemeriksaan fisik berupa tes tinel dan tes phalen dan pemeriksaan penunjang
yaitu electro diagnostic studies (EDS). Tatalaksana CTS kehamilan melibatkan modifikasi aktivitas
dan pemasangan bidai pada posisi netral sepanjang malam. CTS memiliki prognosis yang baik
dan gejala akan menghilang setelah melahirkan. Dapat disimpulkan bahwa CTS pada kehamilan
penyebabnya multifaktor dan sebagian besar disebabkan karena fluktuasi hormon.
PENDAHULUAN
Carpal tunnel syndrome (CTS) adalah gejala neuropati kompresi pada nervus medianus pada
pergelangan tangan, ditandai dengan peningkatan tekanan dalam terowongan karpal dan
penurunan fungsi saraf. Keluhan yang paling sering dirasakan adalah nyeri, mati rasa dan
kesemutan sepanjang distribusi nervus medianus.1,2 Prevalensi carpal tunnel syndrome pada
populasi dewasa berkisar antara 0,7% sampai 9,2% pada wanita dan 0,4% sampai 2,1% pada
pria.3 Wanita memiliki resiko terkena CTS 3 kali lebih besar daripada pria dan pada wanita usia
45-54 tahun. CTS lebih sering ditemukan. Insidensi CTS 2-3 kali lebih tinggi pada wanita hamil
daripada yang tidak hamil. Pada suatu penelitian dilaporkan bahwa di Inggris tahun 2002, rata-
rata insiden kejadian CTS adalah 329 kasus per 100.000 orang per tahun. Penyebab CTS sering
tidak diketahui (idiopatik), namun ada beberapa penyakit yang dikaitkan dengan terjadinya CTS
seperti, diabetes mellitus hipertensi, rheumatoid arthritis, hipotiroid, leukemia multipel
mieloma
Pendahuluan
- Pada penelitian yang dilakukan oleh Finsen tahun 2006 pada 35 wanita hamil, didapatkan
bahwa tanda dan gejala CTS sudah muncul sebelum minggu ketiga pada 30 wanita. Beberapa
penelitian mengatakan bahwa, CTS pada kehamilan akan sembuh sesudah melahirkan, atau
menetap jika tidak ditangani dengan baik.
- Penelitian oleh Finsen tahun 2006, didapatkan bahwa terjadi penurunan intensitas nyeri yang
signifikan setelah melahirkan, skor rata-rata nyeri berkurang hampir setengahnya dalam satu
minggu setelah melahirkan dan kemudian setengahnya lagi di minggu berikutnya
- Penelitian oleh Turgut dkk tahun 2002 pada 46 wanita hamil, didapatkan bahwa 40% nya masih
menunjukkan gejala setelah satu bulan, 24% setelah tiga bulan, dan 11% setelah enam bulan
Isi
- definisi: kumpulan gejala akibat penekanan pada nervus medianus oleh ligamentum karpal
transversal, di dalam terowongan karpal pada pergelangan tangan
- faktor resiko: beberapa faktor yang dilaporkan berhubungan adalah usia ibu, edema, hormon,
peningkatan berat badan selama hamil, alkohol, dan merokok. Perubahan fisiologis pada saat
kehamilan sering kali menyebabkan gangguan muskuloskeletal dan neuropati pada wanita hamil.
Faktor yang paling sering menyebabkan terjadinya CTS pada kehamilan adalah karena retensi cairan.
Pada saat hamil terjadi peningkatan volume darah sebagai akibat peningkatan volume plasma dan
eritrosit.
1. Hipertensi gestasional dan preeklampsia;
2. Diabetes melitus;
3. Hipersensitivitas saraf;
4. Hormon relaxin;
5. Posisi tidur;
6. Peningkatan jaringan adiposa pada kehamilan;
7. Perubahan ukuran uterus.
8. Hipotiroidisme
- etiologi:
1. Fluktuasi hormon seperti progesteron, estrogen, renin dan angiotensin yang terjadi selama
kehamilan dikatakan berperan dalam menyebabkan CTS. Akibat fluktuasi hormon terjadi retensi
cairan yang menyebabkan pembengkakan dan kompresi saraf pada terowongan karpal
2. Hormon estrogen dan progesteron juga dapat menyebabkan CTS. Penelitian oleh Toesca
tahun 2007 pada spesimen ligamentum karpal transversum ditemukan jumlah reseptor estrogen
dan reseptor progesteron lebih banyak pada penderita CTS (27,5) dibandingkan dengan yang
bukan penderita CTS (0.8).
- gejala: nyeri dan gangguan sensoris pada malam hari di sepanjang distribusi nervus medianus
yaitu ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah, namun terkadang hal itu bisa terjadi pada semua jari
Retensi cairan terjadi pada trimester ketiga yang menyebabkan edema pada wajah, kaki dan
tangan, hal ini menyebabkan kekakuan sendi dan sindrom kompresi saraf seperti CTS.
- Pada fase awal tanda dan gejala yang dirasakan adalah nyeri, kesemutan, rasa terbakar atau
tertusuk pada ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah dan sebagian jari manis. Gejala klasik yang
sering dikeluhkan antara lain kesulitan mengancingkan baju, menulis, menyisir rambut dan
menyetir. Keadaan ini akan terus bertambah berat dan nyeri akan dirasakan hampir tiap hari,
disertai mati rasa pada kedua tangan dan bahu. Pada fase lanjut, bisa tejadi hipotrofi otot,
kelumpuhan, deformitas, dan distrofi kuku.
- diagnosis:
1. anamnesis: usia ibu, usia kehamilan, jumlah kehamilan, jumlah kelahiran, pekerjaan riwayat
CTS pada kehamilan, dan komplikasi seperti preeklamsia dan hipertensi gestasional. Beberapa
hal tentang keluhan nyeri yang dirasakan antara lain, lokasi, onset, frekuensi, durasi,
karakteristik nyeri, tingkat keparahan, gejala lain selain nyeri, faktor yang memperburuk dan
memperingan, riwayat operasi, riwayat pengobatan dan riwayat penyakit dahulu.
2. Pemeriksaan fisik: Tes Tinel dan Tes Phalen (dikatakan positif jika timbul rasa nyeri dan
kesemutan melalui kedua pemeriksaan)
3. Pemeriksaan penunjang: EDS (adanya latensi sensoris lebih besar dari 3,5 ms dikatakan
sebagai CTS)
- Tatalaksana:
1. modifikasi aktivitas dan pembidaian
2. mengurangi konsumsi garam
3. meluruskan kaki sewaktu duduk.
4. Deksametason 1-4 mg atau hidrokortison 10-25 mg atau metilprednisolon 20 mg atau 40 mg
- prognosis: CTS memiliki prognosis yang baik dan gejala akan menghilang setelah melahirkan.
Namun hal tersebut berbeda-beda pada setiap orang. Penelitian yang dilakukan oleh Wand
tahun 1990, menemukan pada 95% wanita hamil, gejala akan menghilang 2 minggu setelah
melahirkan dan masih dapat dirasakan dalam 1 bulan setelah melahirkan.
- kesimpulan: Penyebab CTS yang terjadi saat hamil bersifat multifaktor, tetapi sebagian besar
kasus CTS disebabkan karena retensi cairan akibat fluktuasi hormon. Penegakan diagnosis CTS
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. Penatalaksanaan CTS saat
kehamilan, sama dengan terapi pada CTS lainnya bergantung pada tingkat keparahan. Namun
pada umumnya pada wanita hamil, CTS nya ringan sehingga penanganan dengan terapi
konservatif gejalanya sudah membaik. CTS tidak langsung sembuh setelah melahirkan, namun
membutuhkan waktu beberapa minggu hingga gejala benar-benar hilang.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai