Anda di halaman 1dari 9

Febris puerperalis

Oleh : Debby Rosyida (201220401011116)


Definisi
Demam peuperalis: demam dengan suhu sampai 38c atau lebih selama 2
hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan, kecuali pada hari pertama, suhu
yang diperiksa di mulut 4 kali sehari.
Etiologi

Genitalia Infeksi perineum, vagina dan serviks


Infeksi uterus (endometritirs, endomiometritis,
endoparametritis)

Infeksi respiratorius

Ekstrageniatl


Pyelonefritis
Tromboplebitis
Mastitis
Faktor Resiko

Status Ekonomi Proses persalinan Tindakan persalinan

Status ekonomi Resiko infeksi Seksio sesaria


rendah (status meningkat: partus Ekstraksi forceps
nutrisi/gizi rendah, lama, lamanya Episiotomi
perawatan antenatal ketuban pecah,
Laserasi jalan lahir
tidak adekuat, jumlah pemeriksaan
hygiene kurang) dalam, perdarahan Pelepasan plasenta
manual
Gejala Klinis
Mastitis: Suhu meningkat teruatama pada hari ke 2-3 setelah melahirkan,
demam jarang >39C dan biasanya tidak lebih dari 24 jam
Infeksi respiratorius: bisa terjadi komplikasi seperti atelectasis (pneumonia
aspirasi, kadang-kadang bacterial pneumonia)
Pyelonefritis: temperatur yang meningkat, dengan nyeri ketok tulang
belakang, mual dan muntah timbul kemudian,
Tromboflebitis: kaki yang membengkak, nyeri disertai dengan nyeri tekan
pada betis atau kadang-kadang pada daerah sudut femur.
Gejala klinis
Infeksi uterus: demam, lokia yang profus dan berdarah dan berbau. selama pemeriksaan bimanual didapatkan
nyeri tekan pada abdomen dan pada adneksa kanan dan kiri.
Vulvitis: Pada infeksi bekas sayatan episiotomi atau luka perineum jaringan sekitarnya membengkak, tepi luka
menjadi merah dan bengkak ; jahitan ini mudah terlepas dan luka yang terbuka menjadi ulkus dan
mangeluarkan pus.
Vaginitis: Infeksi vagina dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau melalui perineum. Permukaan
mukosa membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus, dan getah mengandung nanah yang keluar dari daerah
ulkus. Penyebaran dapat terjadi, tetapi pada umumnya infeksi tinggal terbatas.
Servisitis: Infeksi sering juga terjadi, akan tetapi biasanya tidak menimbulkan banyak gejala. Luka serviks yang
dalam dan meluas dan langsung kedasar ligamentum latum dapat menyebabkan infeksi yang menjalar ke
parametrium
Pencegahan Infeksi
a. Masa kehamilan
1) Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia,
malnutrisi dan kelemahan serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita ibu.
2) Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu.
3) Koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan
hati-hati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban. Kalau ini terjadi infeksi akan
mudah masuk dalam jalan lahir.
b. Selama persalinan
Usaha-usaha pencegahan terdiri atas membatasi sebanyak mungkin masuknya kuman-kuman dalam
jalan lahir :
1) Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama/menjaga supaya persalinan tidak berlarut-larut.
2) Menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin.
3) Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam
maupun perabdominam dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas.
4) Mencegah terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti dengan
tranfusi darah.
5) Semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan mulut dengan masker; yang menderita
infeksi pernafasan tidak diperbolehkan masuk ke kamar bersalin.
6) Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus suci hama.
7) Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilisasi yang baik,
apalagi bila ketuban telah pecah.
c. Selama nifas
1) Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula
alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan
harus steril.
2) Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan
khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat.
3) Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama
dibatasi sedapat mungkin.

Anda mungkin juga menyukai