Anda di halaman 1dari 20

POMR anak

Debby Rosyida (201210330311025)


Identitas Pasien
Nama : An.F
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 31 Juli 2016
Usia : 4 bulan
Pendidikan : Belum sekolah
Nama Ibu : Ny.R
Usia : 25 tahun
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Bandulan barat 310 01/01 Bandulan, Sukun, Malang
Nama Ayah : Tn.W
Usia : 32 tahun
Pekerjaan : Swasta
Tanggal Masuk : 11 Desember 2016
Summary of database

An. F, laki-laki, 4 bln, 5,7 kg Riwayat kehamilan: rajin kontrol ke dokter, tidak ada masalah
saat kehamilan
KU : Panas badan
Riwayat kelahiran: Cukup bulan, melalui operasi sectio
RPS : caesaria, ditolong oleh dokter, BB baru lahir 3,2 kg, Panjang
badan 50 cm
Panas sejak kemarin sore suhu 39C
Riwayat imunisasi : terakhir imunisasi saat usia 1 bulan
Sudah diberi obat Sanmol dan dikompres
Riwayat tumbuh kembang : sesuai dengan usia
Batuk sejak 1 minggu yang lalu
Pemeriksaan fisik :
Batuk disertai grok-grok
VS : Nadi: 128x/m; RR : 56x/mnt; T : 37,9C
Sesak (+)
KU : cukup, GCS 456
Dahak (+)
Kepala : anemis (-), ikterik (-), cyanosis (-)
Minum (+)
Thorax : wheezing (+)
Mual & Mutah ()
Abdomen: dbn
BAB lancar
Ekstremitas: dbn
BAK lancar
Pemeriksaan laboratorium:
RPD : Sudah pernah sakit seperti ini sebelumnya pada saat
usia 2 bulan -Hematokrit : 31,0
RPK : DM (-), HT (-), Asma (-) -Hb : 10,5
RSos : Lingkungan rumah padat penduduk -Leukosit: 7.030
Riwayat ma/mi : baik, ASI (-), susu formula dari semenjak -Trombosit: 153.000
bayi lahir sampai sekarang usia 4 bulan
Clue and Cue

An. F, laki-laki, 4 bln, 5,7 kg


Febris (+)
Sesak +)
Batuk 1 minggu
Ronkhi (+)
Dahak (+)
Problem list

Infeksi Saluran Pernapasan Akut Bawah (ISPA B)


Initial diagnosis

1.1 Bronchopneumonia
Planning
Diagnosis Terapi Monitoring Edukasi
Foto thorax AP -Infus D5%+25 cc -Keadaan pasien Memberitahukan
CRP NaCl (24-26 (keluhan) pada keluarga &
tetes/menit/mikro) -Vital sign pasien tentang :
-Inj ampicilin 75 -Demam -Keadaan &
mg/kgBB/hr tiap 8 -Terapi & efek penyakit pasien
jam samping terapi -Tindakan yg akan
-Paracetamol tetes -DL dilakukan pada
0,6 ml diberikan 3- -Sesak pasien
4x/hr (prn) -Diagnosa pasien
-Salbutamol -Terapi pasien
nebulisasi (0,5 ml -Prognosis
salbutamol + 2 ml -Support keluarga
NaCl) diberikan utk pasien
setiap 4 jam
dikurangi sampai
setiap 6-8 jam bila
kondisi anak
membaik
THANK YOU
Teori
Definisi Bronkopneumonia

Pneumonia : infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan jaringan
interstitial (IDAI 2009)
Bronkopneumonia : berasal dari kata bronchus dan pneumonia berarti
peradangan pada jaringan paru-paru dan juga cabang tenggorokan
(broncus). (Arief Mansjoer)
Etiologi

S.pneumoniae penyebab tersering pneumonia bacterial pada semua


kelompok umur
Mycoplasma pneumonia & Chlamydia pneumonia penyebab tersering
yang ditemukan pada anak usia >10 tahun
Streptococcus pneumonia & staphylococcus epidermidis pada pasien
umur 2-59 bulan
Virus lebih sering ditemukan pada anak usia < 5 tahun
Respiratory Syncytial Virus (RSV) virus penyebab tersering pada anak <3
tahun
Adenovirus, parainfluenza virus, influenza virus ditemukan pada umur
yang lebih muda
Epidemiologi

Pneumonia merupakan penyakit yang menjadi masalah di berbagai


negara terutama di negara berkembang termasuk Indonesia
Insidens pneumonia pada anak < 5 tahun di negara maju adalah 2/4
kasus/ 100 anak/ tahun
Di negara berkembang 10-20 kasus/ 100 anak/ tahun
Pneumonia menyebabkan >5 juta kematian per tahun pada anak balita
di negara berkembang
Patofisiologi

Stadium 1 (hyperemia)
Degranulasi sel mast mengaktifkan jalur komplemen komplemen bekerja sama
dengan histamine & prostaglandin melemaskan otot polos vaskuler paru &
peningktan permeabilitas kapiler paru perpindahan eksudat plasma ke dalam
ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan
alveolus Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak
yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini
dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi
oksigen hemoglobin
Stadium 2 (Hepatisasi merah)
Pada stadium II, disebut hepatisasi merah karena terjadi sewaktu alveolus terisi oleh
sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai
bagian dari reaksi peradangan.
Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit,
eritrosit dan cairan sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti
hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak
akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama 48 jam.
Stadium 3
Pada stadium III/hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih
mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin
terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa sel.
Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai di reabsorbsi, lobus masih tetap padat
karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler
darah tidak lagi mengalami kongesti.
Stadium 4
Pada stadium IV/resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan peradangan
mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorpsi oleh makrofag
sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula. U
Diagnosis

Anamnesa:
Batuk yang awalnya kering kemudian menjadi produktif dengan dahak purulen
bahkan bias berdarah
Sesak napas
Demam
Kesulitan makan/minum
Tampak lemah
Serangan pertama/berulang
Pemerikaan:
Distres pernafasan (takipnea, retraksi subcostal, batuk, krepitasi dan penurunan suara
paru
Demam dan sianosis
Pemeriksaan penunjang

Foto thorax
Pemeriksaan jumlah leukosit
Pemeriksaan kultur dan pewarnaan gram
Pemeriksaan CRP
Terapi

Kriteria rawat inap


Bayi:
Saturasi oksigen <92, sianosis
Frekuensi nafas >60x / menit
Distres pernafasan, apnea intermiten atau grunting
Tidak mau minum/menetek
Keluarga tidak bisa merawat di rumah
Anak
Saturasi oksigen <92, sianosis
Frekuensi nafas >50x / menit
Distres pernafasan
Grunting
Terdapat tanda dehidrasi
Keluarga tidak bisa merawat di rumah

Anda mungkin juga menyukai