– Definisi: Radang bilateral kronik yang umum di tepi palpebral
– Ada 2 jenis: Blefaritis stafilokokus dan blefaritis sebooik – Gejala: iritasi, rasa terbakar, gatal pada tepi palpebral, mata berbingkai merah, granulasi menempel ke bulu mata – Tipe stafilokokokus: crustae kering, palpebra merah, ada ulserasi kecil di sepanjang tepi palpebral, bulu mata rontok – Tipe seboroik: crustae berminyak, tidak terjadi ulserasi, tepian palpebral tidak begitu merah – Tipe campuran: crustae kering dan berminyak, tepi palpebra merah dan ada ulserasi – Terapi: – Kulit kepala, alis mata dan tepi palpebral dibersihkan memakai sabun dan shampo – Pemberian salep mata antibiotik dengan aplikator kapas sekali sehari pada tepian palpebral – Komplikasi: hordeolum, kalazion, keratitis eptel 1/3 bawah kornea, dan infiltrate kornea marginal, konjungtivitis BERULANG Blefaritis posterior
– Definisi: Peradangan palpebral akibat disfungsi kelenjar meibom, terjadi
bilateral dan kronik – Patofisiologi: lipase bakteri dapat menimbulkan peradangan pada kelenjar meibom dan konjungtiva seta menyebabkan terganggunya film air mata – Gejala: Meibomianitis, hordeolum, chalazion, tepi kelopak mata hiperemi dan telangiectasia, membulat dan berguling ke dalam, air mata berbusa/berminyak, keratitis epitel, vaskularisasi perifer dan penipidan – Terapi: Antibiotik sistemik (doksisiklin 100 mg 2x sehari atau eritromisin 250 mg 3x sehari), steroid topical prednisolone 0,125% 2x sehari