Blefaritis
Disusun Oleh :
Silma Ilmaniar G4A016131
Hilmi Puguh Panuntun G4A016142
Pembimbing :
dr. Wahid Heru, Sp.M
SMF ILMU KESEHATAN MATA
RSUD PROF. DR MARGONO SOEKARJO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2018
Definisi
● Blepharos = kelopak mata
● Itis = peradangan
● Blefaritis adalah penyakit kelopak mata yang mempengaruhi
margin kelopak mata dan bulu mata, dapat menyebabkan
penyakit permukaan okular dan menimbulkan beberapa
gejala (Rodriguez, 2013)
2
Epidemiologi
● Di AS 5% dari semua kunjungan pasien di layanan
kesehatan; >40% dari semua pasien mata
● Di Indonesia belum ada data yang pasti (Putnam, 2016)
● Blefaritis anterior wanita muda >>
● Blefaritis kronis :
○ wanita usia 30-50 tahun >>
○ >35% blefaritis kronis Meibom gland disorder
4
Klasifikasi
Berdasarkan Etiologi : Berdasarkan Perjalanan
● Primer Penyakit :
Rosacea, seborrhea, dan ● Akut
hipersensitivitas yang disebabkan Ulseratif akut (sering sekunder
oleh toksin Staphylococcal akibat infeksi stafilokokus atau
● Sekunder herpes) dan Nonulcerative akut
(biasanya alergi)
Infeksi (bakteri atau virus), atau
manifestasi dari phthiriasis atau ● Kronik
Demodex Lebih umum dari blefaritis akut
5
Klasifikasi
Berdasarkan Anatomi (*lebih umum digunakan):
● Anterior (Blefaritis staphylococcal dan seborrhoic)
Mengenai glandula Zeis dan Moll
● Posterior
Mengenai glandula Meibom
6
Patofisiologi
● Infeksi bakteri langsung
● Hipersensitivitas eksotoxin
● Respon hipersensitivitas imun tipe 4
7
Gambaran klinis
● Blefaritis Stafilokokus (Ulcerative)
○ Sisik keras dan pengerasan kulit di
antara dasar bulu mata
○ Hiperemia konjungtiva ringan dan
umumnya terjadi konjungtivitis
papiler kronis.
○ Kasus lama dapat berkembang
menjadi jaringan parut dan bentukan
(tylosis) dari tepi kelopak mata.
Madarosis, trichiasis dan poliosis.
8
Gambaran klinis
● Blefaritis Seboroik (Squamosa)
○ Hiperaemik tepi kelopak mata
anterior dan tampak berminyak
dengan menempel bersama-sama
pada bulu mata
○ Sisik yang lembut dan terletak di
mana saja pada tepi kelopak mata
dan bulu mata.
9
Gambaran klinis
● Blefaritis Posterior
○ Sekresi berlebihan dan tidak normal
kelenjar meibomian sebagai
menyumbat lubang kelenjar
meibomian dengan tetesan minyak
○ Tekanan pada tepi kelopak
mengakibatkan cairan meibomian
keruh atau seperti pasta gigi.
○ Transiluminasi kelopak dapat
menunjukkan hilangnya kelenjar dan
dilatasi kistik duktus meibomian.
10
Gambaran klinis
● Blefaritis Posterior
○ Hiperemi dan telangiectasis dari tepi
kelopak posterior.
○ Berkerut, resesi, atau penyumbatan
lubang kelenjar meibomian
○ Tear film berminyak dan berbusa, buih
dapat menumpuk di tei kelopak atau
dalam kantus
○ Perubahan sekunder termasuk
konjungtivitis papiler dan erosi kornea
epitel inferior (Kanski, 2011).
11
Diagnosis
Diagnosis blefaritis ditegakkan dengan :
● Anamnesis
● Pemeriksaan fisik
12
Algoritma diagnosis
pasien dengan
kelopak mata merah
(Papier, et al., 2007)
13
Anamnesis
Keluhan :
● Nyeri
● Gatal
● Kemerahan pada mata dan kelopak mata
● Rasa terbakar
● Berair
● Terasa ada yang mengganjal
● Terdapat krusta
● Photophobia
● Penurunan penglihatan
14
Pemeriksaan Fisik
● Palpebra hiperemis, dan terbentuknya vesikel.
● Pemeriksaan dengan slit lamp didapatkan madarosis, poliosis,
trichiasis, ulkus pada margo palpebra.
● Pada konjuntiva terdapat injeksi papiler.
● Pada kornea terdapat infiltrat marginal, epithelial erosion,
inflamasi limbal, limbitis, ectasia corneal, pannus dan
pembentukan polictenule.
15
Pemeriksaan Fisik
● Pada blefaritis posterior, didapatkan disfungsi dari kelenjar
meibomian. Sekresi terhambat dan membuat seperti gel. Dapat
berlanjut menjadi hordeolum dan kalazion.
● Dermatitis seboroik biasanya berkaitan dengan gejala gatal di
kepala, dan berminyak.
● Rosacea berkaitan dengan kemerahan dan pembengkakan
pada hidung, wajah kemerahan, distensi vasa wajah, pustul,
kulit berminyak, dan iritasi mata.
16
Anterior Blefaritis Posterior
Feature
Staphylococcal Seborrhoeic Blefaritis
Loss ++ +
Distorted or
++ +
trichiasis
Lid margin Ulceration +
Notching + ++
Cyst Hordeolum ++
Meibomian ++
Conjunctiva Phlyctenule +
Dry eye + + ++
Stafilokokal, Vascularization + + ++
Posterior Associated
Atopic dermatitis
Seborrhoeic Acne
17
Tatalaksana
● Blefaritis anterior seboroik/squamosa :
○ Bersihkan sisik dengan sabun, salep salisil 1%.
○ Kompres hangat.
○ Antibiotik topikal eritromicin, basitracin atau gentamicin 12 x
2 tetes hingga gejala membaik..
18
Tatalaksana
● Blefaritis anterior ulceratif/staphylococcal :
○ Bersihkan krusta
○ Kompres hangat
○ Antibiotik topikal eritromicin, basitracin atau gentamicin 12 x
2 tetes hingga gejala membaik.
○ Antibiotik oral Doksisiklin 1×100 mg, selama 2-4 minggu
atau azithromicin 1×500 mg selama 5 hari
19
Tatalaksana
● Blefaritis posterior :
○ Pemijatan kelopak mata
○ Antibiotik topikal eritromicin, basitracin atau gentamicin 12 x
2 tetes hingga gejala membaik.
○ Antibiotik oral tetrasiklin 1x1000mg dalam dosis terbagi
selama 6-12 minggu
20
Komplikasi
● Trichiasis
● Ankiloblefaron
● Konjungtivitis
● Kalazion
● Dry eye syndrome
21
Prognosis
● Prognosis baik meskipun perjalanan klinis gangguan
tersebut adalah seringkali sangat berkepanjangan.
● Blepharitis akut paling sering merespon pengobatan tetapi bisa
kambuh, dan berkembang menjadi blepharitis kronis.
22
Thanks!
Any questions?
23