CORPAL CORNEA
Diajukan oleh:
Nafi Udin Arif
PENDAHULUAN
A. Identitas Pasien
Nama: Tn. R
Usia: 32 tahun
B. Anamnesis
Keluhan utama:
tiba-tiba dan terasa mengganjal di bola mata sejak 1 hari sebelum ke RS. Mata
merah dirasakan semakin lama semakin berat dan ingin di kucek sehingga
yang di jual bebas di warung tetapi keluhan tidak berkurang. Sebelumnya pasien
mengaku terkena serpihan debu ketika bekerja mengebor tembok, pasien juga
C. Pemeriksaan Fisik
Status generalis:
Kesadaran: komposmentis
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37c
Status Oftalmologis:
Pemeriksaan OD OS
Palpebra Edema (-), nyeri tekan (+) Edema (-), benjolan (-)
Konjungtiva Hiperemis(+) Hiperemis(-)
Kornea Korpal (+), jernih jernih
COA Kesan normal (dalam) Kesan normal (dalam)
Iris Coklat, kriptae (+) Coklat, kriptae (+)
Bulat, central, reflek Bulat, central, reflek
Pupil
cahaya (+) cahaya (+)
Lensa Jernih Jernih
Visus 6/30 6/6
TIO Tidak dinilai Tidak dinilai
D. Diagnosis Kerja
Os corpal cornea
E. Diagnosis Banding
1. conjungtivitis
2. dry eye syndrome
F. Terapi
C. Floxa ed fl 6x1
G. Edukasi
A. DEFINISI
Korpus alienum kornea adalah benda asing yang terdapat pada kornea seperti
Kornea adalah selaput bening mata yang menutupi mata bagian depan, berupa
jaringan transparan dan avaskuler yang berbentuk seperti kaca arloji. Ketebalan
bagian sentral pada dewasa sekitar 550 mikrometer, diameter horisontal 11,75 mm,
1. Epitel
Tebalnya 50 mikrometer, terdiri dari 5-6 lapis epitel tidak bertanduk sehingga sangat
2. Membrana Bowman
Merupakan jaringan kolagen yang tersusun tidak teratur, lapisan ini tidak mempunyai
kemampuan regenerasi.
Merupakan lapisan paling tebal, terdiri dari serabut kolagen yang susunannya sangat
teratur dan padat. Susunan kolagen inilah yang menyebabkan kornea avaskuler dan
jernih.
4. Membrana Descement
belakang stroma kornea yang dihasilkan oleh sel endotel. Lapisan ini bersifat sangat
5. Endotel
Berasal dari mesotelium, berlapis satu, berbentuk heksagonal, dengan ketebalan 20-40
mikrometer, dan tidak mempunyai daya regenerasi. Trauma atau penyakit yang merusak
Kornea dipersarafi banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf
nasosilier. Seluruh lapis epitel dipersarafi sampai pada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir
C. PATOGENESIS
Benda asing pada kornea dapat terjadi dimana saja, biasanya tanpa disengaja. Mekanisme trauma
dapat membantu membedakan trauma superfisial atau dalam (intraokular). Beberapa benda yang
dapat mengenai seperti serpihan kayu, logam, plastik, serpihan daun, atau pasir. Trauma
biasanya terjadi pada cuaca berangin atau bekerja dengan benda yang dapat menimbulkan angin
Untuk benda asing yang berasal dari serangga atau tumbuh-tumbuhan, memerlukan perhatian
khusus karena dapat meningkatkan resiko infeksi serta bersifat antigenik yan dapat menimbulkan
reaksi inflamasi kornea. Oleh sebab itu pada pasien seperti ini harus dilakukan follow up ketat
Benda asing pada kornea biasanya terdapat pada lapisan epitel atau stroma. Keadaan ini dapat
menyebabkan reaksi inflamasi sehingga terjadi dilatasi pembuluh darah di sekitarnya, serta udem
palpebra, konjungtiva, dan kornea. Jika tidak segera dikeluarkan hal ini akan menyebabkan
Defek pada epitel kornea merupakan tempat masuknya mikroorganisme ke dalam lapisan stroma
kornea yang akan menyebabkan ulserasi. Selama fase inisial, sel epitel dan stroma pada area
defek akan terjadi udem dan nekrosis. Sel-sel neutrofil mengelilingi ulkus dan menyebabkan
nekrosis lamela stroma. Difusi sitokin ke posterior (kamera okuli anterior) menyebabkan
terbentuknya hipopion. Toksin dan enzim yang dihasilkan bakteri dapat merusak substansi
D. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Aktifitas pasien, keadaan lingkungan, waktu dan mekanisme trauma sangatlah penting
ditanyakan. Gejala klinis yang mungkin dikeluhkan pasien adalah : Nyeri, Sensasi benda
asing, Fotofobia, Air mata yang mengalir terus (tearing), Mata merah
2. Pemeriksaan Fisik
o Injeksi konjungtiva
o Injeksi silier
o Rust ring, terutama jika logam tertanam sudah beberapa jam atau hari
o Pada beberapa kasus juga dapat asimptomatik jika benda asing tersebut kecil dan berada
o di bawah lapisan epitel atau permukaan konjungtiva. Selama beberapa hari epitel tumbuh
menyelimuti benda asing tersebut, dengan hasil pengurangan nyeri. Jika terdapat
ulserasi, reaksi kamera okuli anterior yang signifikan, atau nyeri yang hebat, harus
3. Pemeriksaan Laboratorium
o Pemeriksaan laboratorium diperlukan jika ada infeksi/ulkus kornea atau curiga adanya
benda asing intraokular.
o Kultur dan sensitivitas tes digunakan pada kasus dengan infeksi atau ulkus.
o CT Scan, B-Scan ultrasound, dan ultrasound biomicroscopy (UBM) dapat digunakan jika
E. KOMPLIKASI
1 Rust ring :
Dapat dibuang dengan bantuan slit lamp menggunakan jarum halus ataupun burr.
2 Infeksi kornea :
Hal ini memerlukan terapi antibiotik topikal yang agresiv dan penanganan dokter mata lebih
lanjut.
3 Perforasi bola mata pada trauma yang disebabkan logam atau kecepatan tinggi, bisa juga
jika
4 telah terjadi ulkus yang tidak ditangani, hal ini memerlukan terapi pembedahan.
F. PENATALAKSANAAN
Tujuan dari penatalaksanaan adalah mengurangi nyeri, mencegah infeksi, dan mencegah
Benda asing yang terletak di permukaan kornea dapat dihilangkan dengan berbagai cara seperti
menggunakan usapan cotton-bud secara halus, menggunakan jarum spuit 1 cc, atau
menggunakan magnet.
Setiap pasien dengan benda asing di kornea dilakukan langkah-langkah penatalaksanaan awal
sebagai berikut :
8. Berikan antibiotik topikal untuk profilaksis 4x1 hari sampai regenerasi epitel.
9. Berikan analgetik topikal seperti cycloplegic jika terdapat abrasi > 3 mm, jangan berikan
steroid atau anastesi topikal karena menghambat regenerasi epitel dan menigkatkan resiko
infeksi jamur.
10. Reevaluasi dalam 24 jam untuk melihat tanda-tanda infeksi dan ulkus kornea.
Indikasi rujuk :
4. Ada tanda pembentukan ulkus kornea seperti kabur pada dasar defek, noda pada tes
6. Hyfema
Pada kasus tanpa komplikasi dimana benda asing dapat dikeluarkan, dapat diberikan terapi
antibiotik spektrum luas dan obat-obatan cycloplegic. Jika terjadi komplikasi ulkus maka
Penanganan lebih lanjut pada benda asing yang sulit dikeluarkan harus dilakukan oleh dokter
spesialis mata seperti menggunakan jarum halus yang steril, burr, Alger brush, rust ring drill, dan
Sebelum mengeluarkan benda asing, seorang klinisi harus menilai seberapa dalam penetrasi
kornea, jika mencapai KOA pengankatan harus dilakukan di kamar operasi dengan alat pembesar
yang cukup, penerangan cukup, anastesi adekuat, dan peralatan yang cukup
DAFTAR PUSTAKA
http://www.aafp.org.afp/980600ap/articles.html
http://www.emedicine.com/oph/LID.html
http://www.emedicine.com/emerg/OPHTHALMOLOGY.htm