TINJAUAN PUSTAKA
(PIH) adalah
hiperpigmentasi
didapat yang terjadi setelah inflamasi kutaneus atau luka yang timbul di semua
jenis kulit. Pada umumnya pasien datang dengan keluhan utama berupa bercak
hitam, bintik hitam, perubahan warna kulit dan noda.3
Pasien dengan PIH mempunyai riwayat klinikal atau subklinikal atau
riwayat trauma kutaneus inflamasi. PIH ialah hasil dari respon patofisiologi dari
inflamasi kutaneus seperti akne, dermatitisatopik, liken planus, dan psoriasis.
2.1.2 Epidemiologi
Epidemiologi menunjukkan prevalensi di seluruh dunia dengan gangguan
pigmen, kecuali pada vitiligo, dalam berbagai etnis populasi. Angka-angka ini
biasa
mencakup
postinflammatory
hyperpigmentation
(PIH)
atau
tetapi ketujuh yang paling umum di antara pasien Kaukasia (1,7%). Pada
penelitian terbaru di tahun 2007 dikonfirmasi temuan ini menunjukkan
dyschromias menjadi diagnosis yang paling umum kedua di antara pasien AfrikaAmerika, tapi dyschromias gagal untuk menjadi 10 diagnosa yang paling umum
untuk Pasien Kaukasia. Yang menarik, dalam penelitian yang dilakukan di
Singapura, 4 para penulis mencatat bahwa PIH cenderung juga menjadi lebih
umum di kalangan orang Asia dengan kulit yang lebih gelap, seperti Melayu dan
India, dibanding mereka yang memiliki kulit lebih ringan, seperti Cina,
menunjukkan bahwa tingkat pigmentasi daripada ras / etnis mungkin lebih
berperan untuk pengembangan PIH.3
Perkembangan PIH jerawat berikut mungkin adalah penyebab paling
umum dari PIH dilihat oleh dermatologists. Satu studi (239 orang kulit hitam,
Hispanik 55, 19 Asia) menunjukkan bahwa 65,3% dari kulit hitam, 52,7% dari
Hispanik, dan 47,4% dari Asia mengembangkan jerawat yang disebabkan PIH.1
2.1.3 Etiologi
Banyak jenis dari kulit inflamasi atau kulit yang cedera atau terkena
trauma dapat menyebabkan perubahan pigmen, namun ada beberapa penyakit
yang menunjukkan kecenderungan untuk menjadi PIH daripada hipopigmentasi.
Berbagai etiologi untuk PIH termasuk infeksi seperti dermatofitosis atau virus
exanthems, reaksi alergi seperti dari gigitan serangga atau dermatitis kontak,
penyakit papuloskuamosa seperti psoriasis atau lichen planus, obat-obat yang
menginduksi PIH dari reaksi hipersensitivitas, atau cedera kulit dari iritasi, luka
bakar, atau prosedur kosmetik.
Bagaimanapun, sangat umum penyebab dari PIH pada kulit yaitu termasuk
kondisi akne vulgaris, dermatitis atopik, dan impetigo. Bahkan, PIH merupakan
akibat yang sangat umum setelah akne pada pasien berkulit gelap.
memiliki
tingkat
prevalensi
antara
45
dan
83%. Dalam sebuah studi oleh Perry et al, dari 71 Afrika Pasien Amerika dan
Hispanik dengan PFB, 90,1% pasien melaporkan hiperpigmentasi, oleh karena itu,
penulis berpendapat bahwa PIH mungkin temuan klinis utama di PFB.
2.1.4 Patofisiologi
Kondisi inflamasi iatrogenik atau sedikit yang masih natural dapat
menjadikan
hiperpigmentasi
maupun
hipopigmentasi.
Postinflammatory
dispigmentasi sering terjadi pada oran-orang dengan tipe kulit Fitspatrick IV, V
dan VI, terutama kulit tipe IV dan V. Antara laki-laki dan perempuan sama-sama
dapat mengenai. Hiperpigmentasi dapat terjadi oleh 2 mekanisme, yaitu (1)
meningkatnya pigmen epidermis melalui aktifitas dari meningkatnya melonosit,
atau (2) melanosis dermis dari rusaknya melanosit dan keluarnya melanin dari
epidermis ke dalam dermis.2
PIH dihasilkan dari produksi berlebih dari melanin atau tersebarnya
pigmen ireguler setelah inflamasi kutaneus. Saat PIH hanya sebatas pada
epidermis, ada peningkatan dalam produksi dan transfer melanin ke keratinosit
2.1.7 Pengobatan
Meskipun tidak semua bercak hiperpigmentasi tidak berespon terhadap
pengobatan, pengobatan harus mempertimbangkan penyakit sistemik yang
menjadi penyebab hiperpigmentasi atau penyakit yang menyertai keluhan
tersebut. Beberapa terapi yang dapat digunakan seperti:
a. Fotoproteksi (photoprotection)
Hydroquinone
Hidrokuinon merupakan suatu krim pencerah kulit yang merupakan
gold
standard
dalam
pengobatan
HPI
dan
beberapa
gangguan
10
N-Acetyl-4-S-cysteaninylphenol
N-Acetyl-4-S-cysteaninylphenol merupakan agen depigmentasi yang
paling potensial yang bekerja secara spesifik hanya pada melanosit yang
fungsional yang aktif mensintesis melanin. N-Acetyl-4-S-cysteaninylphenol
stabil ( bahkan jika dididihkan lebih dari 10 menit ), larut dalam air dan
memiliki tingkat toksisitas yang rendah pada hewan percobaan. Median
dosis letal dari 4-S-cysteaninylphenol dan N-Acetyl-4-S-cysteaninylphenol
adalah 400mg per kg berat badan dan 1400mg per kg berat badan. Obat ini
tidak menyebabkan depigmentasi permanen pada kulit bahkan setelah
penggunaan jangka panjang. Mekanisme kerja pasti obat ini belum jelas dan
N-Acetyl-4-S-cysteaninylphenol pada paparan tirosinase membentuk pigmen
coklat tua. Pigmen ini terbentuk melalui siklisasi oksidasi pada rantai
samping untuk memproduksi struktur benzothiazine-type. Pigmen ini bisa
11
saja berfungsi sebagai filter terhadap sinar UV dan visible light seperti kerja
pigmen melanin. Preparat baru ini lebih aman dibanding hidrokuinon dan
turunannya pada pengobatan hipomelanosis.3,5
selektif
dan antiproliferatif
dari
melanosit
yang
dapat
12
c. Vitamin D Suplemen
Pada sebuah studi klinis, level vitamin D serum pada seseorang yang
menggunakan sunscreen lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak
menggunakan sunscreen, tetapi masih dalam batas normal. Hal ini sangat penting
terutama bagi individu berkulit gelap yang telah memiliki resiko kekurangan
vitamin D dikarenakan oleh pada dasarnya individu berkulit gelap memiliki
konsentrasi melanin yang lebih tinggi. Maka dari itu, dapat diberikan diet dan
suplemen vitamin D yang terkandung dalam jenis-jenis makanan tertentu seperti
ikan salmon, minyak ikan, dll.3,5
d. Ascorbic Acid
Ascorbic Acid atau vitamin C merupakan antioksidan alami yang bisa
didapatkan dari buah-buahan dan sayur-sayuran. Ascorbic Acid dapat membuat
kulit menjadi lebih cerah dengan berinteraksi dengan ion tembaga pada sisi aktif
dari enzim tiroksinase dan dengan mengurangi oksidasi dopaquinone ( suatu
substrat yang berada dalam jalur sintesis melanin ). Selain bekerja sebagai agen
pencerah kulit, beberapa keuntungan dari Ascorbic Acid ternyata tidak hanya
memiliki efek anti oksidan tetapi menurut beberapa penelitian, Ascorbic Acid juga
menunjukkan efek antiinflamasi dan memiliki efek fotoprotektif. Ascorbic Acid
dapat diformulasikan dengan beberapa agen depigmentasi seperti hidrokuinon.3,5
e. Retinoid
Retinoid merupakan struktur dan fungsional analog vitamin A. Bila
retinoid dikonsumsi sendiri atau dikombinasikan dengan agen pengobatan HPI
lainnya, menghasilkan efek yang efektif pada beberapa pasien. Retinoid juga
13
efektif dalam pengobatan melasma, freckles, ptiriasis versikolor, liken planus, dan
keratosis aktinik. Retinoid digunakan dua kali sehari selama enam minggu untuk
pengobatan melasma, efelit, dan HPI. Retinoid menghasilkan berbagai efek-efek
biologis yang dapat mencerahkan kulit termasuk modulasi sel proliferasi,
diferensiasi, dan perlekatan ; menginduksi apoptosis dan ekspresi dari
antiinflamasi. Interval konsentarasinya dari 0,01 sampai 0,1% dan tretinoin dapat
diformulasikan dalam krim, gel, mikrosphere gel, yang dapat mengontrol dan
mengendalikan pelepasan tretinoin sehingga dapat mengurangi iritasi.3,5
f. Kojic Acid
Asam Kojik adalah fungal metabolic dari beberapa spesies tertentu dari
acetobacter, aspergillus, dan penicillium. Kemampuan depigmentasi obat ini
berasal dari inhibisi yang potensial terhadap tirosinase dengan ikatan tembaga
pada sisi aktif dari enzim tersebut. Asam Kojik tersedia dalam konsentrasi 1-4%
dan dapat diformulasikan dengan agen-agen pencerah lainnya termasuk asam
glikolik dan hidrokuinon untuk meningkatkan efisiensi.3,5
g. Arbutin
Arbutin diekstraksi dari daun bearberry,pear,cranberry, atau blueberry
yang dikeringkan dan merupakan turunan dari hidrokuinon. Arbutin tidak
memiliki efek melanotoksik. Arbutin dapat menyebabkan depigmentasi tidak
hanya dengan cara menghambat enzim tirosinase, tetapi juga maturasi
melanosom. Walaupun efisiensinya tergantung pada dosis yang diberikan, arbutin
dengan konsentrasi tinggi dapa menyebabkan hiperpigmentasi paradoks. Bentuk
sintetik dari arbutin adalah alpha-arbutine dan deoxiarbutine memiliki
14
15
yang baik, dan memiliki toleransi yang lebih baik terhadap semuanya. NAG biasa
digunakan dalam konsentrasi 2% sebagai monoterapi atau dengan kombinasi
dengan niacinamida, yang mana memiliki efek klinis yang lebih baik karena
mempunyai dua mekanisme depigmentasi yang berbeda.3,5
j. Licorice
Ekstrak akar licorice merupakan bahan yang sering ditemukan pada obat obat pencerah kulit dan juga digunakan pada pengobatan dari banyak variasi
penyakit yang bahkan diluar cakupan dermatologi karena efek anti inflamasi, anti
virus, anti mikrobial dan anti karsinogeniknya. Beberapa bahan dari ekstrak akar
Licorice termasuk Glabridin, yang dapat menghambat enzim tyrosinase dapat
memiliki efek anti inflamasi, dan liquiritin yang tidak menghambat tyrosinase
tetapi menyebabkan depigmentasi dengan cara dispersi dan pengangkatan
melanin.3,5
k. Soy
Aktivasi dari sel reseptor dari protease-activated receptor 2 (PAR-2) yang
ditemukan pada keratinosit memediasi transfer melanosom dari melanosit dari
keratinosit ke sekelilingnya. Protein pada soy seperti soy been trypsin inhibitor
(STI) dan Bowman-Birk Inhibitor (BBI) menghambat aktivasi reseptor - reseptor
sel ini sehingga fagositosis melanosom ke dalam keratosit berkurang yang
menyebabkan depigmentasi yang reversibel. 3,5
l. Glycolic Acid
Ditemukan di Sugar Cane, merupakan asam alpha-hidroksi (AHA) alami
yang menginduksi epidermolisis, mendispersi lapisan basal melanin, dan
meningkatkan sintesis kolagen derma. Konsentrasi GA mulai dari 20-70% , dan
16
keadaan extrim, dapat mengarah kepada solubilasi total dan eliminasi. Berbagai
jenis produk pencerah tersedia dalam bentuk cairan, emulsi, krim, shampoo,
bubuk, pasta dan minyak. Semuanya itu mengandung hidrogen peroksida,
hidrogen peroksida itu sendiri dengan amoniak, atau dicampurkan dengan produk
oksidasi yang lainnya seperti garam peroksi atau peroksida.3,5
o. Liquid Nitrogen Cryotheraphy
Melanosit rentan terhadap pembekuan, oleh karena itu cryotherapy
sebaiknya dihindari oleh indvidu dengan warna kulit yang lebih gelap akibat
besarnya resiko depigmentasi permanen. Agen pembeku harus digunakan secara
perlahan untuk menghindari adanya blistering dan nekrosis kulit. Cryotherapy
dengan nitrogen cair biasanya berhasil digunakan untuk mengobati lesi
pigmentasi individual. Cryotherapy nitrogen cair juga telah digunakan untuk
mengobati naevus of Ota, delayed naevus spilus, dan blue naevus. Cryotreatment
17
18
adanya spektrum absorbsi melanin yang luas (250 nm-1200 nm), energi laser
dimaksudkan untuk target yang lebih dalam bisa diabsorpsi diantara epidermis
yang berpigmentasi, dimana hal tersebut dalam mengakibatkan komplikasi seperti
dyschromias, blistering, dan scar. Sinar laser hijau tidak dapat menembus sedalam
sinar laser merah dan sinar near infrared laser karen apanjang gelombangnya
yang lebih panjang. Energi dari laser dengan panjang gelombang yang pendek
dapat diserap secara lebih efisien oleh melanin epidermal, sedangkan laser dengan
panjang gelombang yang lebih panjang dapat menembus lebih dalam dengan
absorpsi yang selektif dengan oleh target dermal yang membuat hal tersebut lebih
aman pada pasien dengan warna kulit lebih gelap. Penggunaan durasi pulsasi yang
lebih panjang dan pendinginan alat juga dapat menghasilkan batas keamanan yang
lebih besar sambil tetap memelihara efisiensi pada individu dengan warna kulit
yang lebih gelap.3,5
19
20