PENDAHULUAN
Rosasea adalah penyakit kulit kronis pada daerah sentral wajah ( yang
menonjol / cembung ) yang ditandai dengan kemerahan pada kulit dan
telangiektasis disertai episode peradangan yang memunculkan erupsi, papul,
pustul, dan edema.1
Rosasea adalah penyakit yang sangat umum. Lebih banyak ditemukan
pada orang yang berkulit cerah dibandingkan yang berkulit gelap, walaupun hal
ini sering terjadi pada semua jenis kulit termasuk pada orang kulit hitam dan
mungkin saja lebih terlihat pada mereka sebagai kulit yang pucat. 2 Di negara barat
lebih sering pada mereka yang bertaraf sosio ekonomi rendah. Rosasea sering
diderita pada umur 30 40an, namun dapat pula pada remaja dan maupun orang
tua. Umumnya wanita lebih sering terkena dari pria.1
Etiologi rosasea tak diketahui. Ada berbagai hipotesis faktor penyebab; 1.
Makanan, 2. Psikis, 3. Obat obatan, 4. Infeksi, 5. Musim, 6. Immunologi, 7.
Lainnya.1
Psikis
pada
saat
kemerahan
kulit
flushing
adanya
immunoglobulin
oleh
BAB II
DIAGNOSIS
2
A. Klasifikasi
National Rosacea Society ( NRS ) membagi rosasea menjadi beberapa
subtipe yang terdiri dari eritematotelangiektasis, papulopustular, fimatosa,
subtipe okular. Hal ini mewakili tanda dan gejala rosacea dari kelompok
yang paling sering ditemukan. Subtipe serupa dengan klasifikasi tingkatan
pertama
rosasea
yang
Eritematotelangiektasis
dirancang
oleh
Plewig
and
Kligman.
stage I,
Rosasea
papulopustular
ditandai
dengan
beberapa
erupsi
Gambar 7. Rinofima, folikel yang terbuka dan menonjol atau folikel pustulosa
sebagai bukti awal dari pembengkakan kelenjar rinofima5
fima
Rinofima
Gambaran Klinis
Terlihat jelas adanya dilatasi folikel
patulosa pada ujung distal hidung
Ketika ditandai, dapat melemahkan
diagnosis deformitas pada hidung
Jarang terjadi, yang terlibat biasanya pusat
Gnatofima
dagu
Dapat menimbulkan pembengkakan yang
Otofima
asimetris
Biasanya mengeinai setengah dari bagian
Mentofima
Blefarofima
bagian tengah
Kelopak mata bengkak
Biasanya dilihat sebagai komponen dari
rosasea edematosa tetapi dapat disertai
dengan papulopustular yang berat atau
rosasea okular
Tabel 1. Tipe dari rosasea fimatosa5
rosasea.
Mereka
dengan
rosasea
mata.
Namun,
pasien
tidak
akan
yang
bermanifestasi
terkadang
lebih
aktif
sebagai
kelopak
biasanya
blefaritis,
mata
bengkak
dan
dan
permukaan
pembengkakan
kulit
yang
tarsal
keras,
dengan
sementara
Gambar 10. Rosasea okular, terlihat ketombe berbentuk kerucut terlihat di dasar
bulumata pada kelopak mata bawah, ada juga blefaritis pada kelopak mata
bawah dan penarikan konjungtiva.5
A. Pemeriksaan penunjang7
Histopatologi
Gambar 13. Berbentuk aneh, venul dan kapiler membesar pada biopsi rosasea
vaskuler
Rosasea
papulopustular,
inflamasi
yang
secara
umum
terdapat
spongiosis,
ada
unsur
penahan
seperti
kista
Gambar 15. Biops rosasea papulopustular (PPR) dengan kumpulan besar neutrofil di
samping folikel di sebelah kiri, edema superfisial, radang limfositik padat dan
pembuluh darah melebar
11
Gambar 18. Pustule dengan kumpulan neutrofil dan Demodex terletak di luar folikel
tetapi
struktur
kelenjar
normal.
pipih,
puing-puing
eosinofilik
dan
infundibulum
dikaitkan
dengan
Gambar 20. Pembesaran kelenjar sebasea dan fibrosis perifer pada biopsi rinofima
(hipertrofi rosasea)
Gambar 22. Rinofima dengan fibrosis dan pembuluh melebar di bagian atas
13
A. Diagnosis Banding2, 4
Akne vulgaris
Gambar 23. Papula inflamasi, sel sel inflamasi yang akut dan kronik mengelilingi dan
menginfiltrasi folikel, yang memperlihatkan hiperkeratosis infundibular
Gambar 24. Keterlibatan dada dan punggung dapat meluas dan parah. Komplikasi dari
jerawat yang berat adalah jaringan parut
Dermatitis perioral
A. Komplikasi2
sering
terkena,
sehingga
mengakibatkan
BAB III
PENATALAKSANAAN
16
BAB IV
PROGNOSIS
Rosasea umumnya persisten, berangsur bertambah berat melalui episode akut.
Namun adapula yang remisi secara spontan. Durasi penyakit dan hasil akhir yang
sangat bervariasi dan sulit diprediksi. Ketika berlanjut, rosacea biasanya hanya
17
berfluktuasi saja. Pada laki-laki dan perempuan lebih jarang, kegigihan rosacea
dapat menyebabkan penebalan kronis dan indurasi wajah (leonine facies) dan
rinofima. Keterlibatan mata biasanya ringan dan reversibel, meskipun kadangkadang keratitis mata dapat menyebabkan jaringan parut yang parah dan bahkan
perforasi
kornea.
Kebanyakan
gejala
rosacea
biasanya
dapat
berhasil
dikendalikan.1, 2
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 6 ed. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin; 2010.
Cox N. Rooks Textbook of Dermatology. 8 ed. Oxford: Blackwell; 2010.
Lallas A. Correspondence. International Journal of Dermatology 2013;1:1 - 3.
Goldsmith L, Katz S, Gilchrest B, Paller A, Leffell D, Wolff K. Fitzpatricks Dermatology
in General Medicine. 8 ed: The McGraw-Hill; 2012.
Bolognia J, Jorizzo J, Schaffer J. Dermatology. 3 ed. China: Elsevier; 2012.
Del Rosso J. Consensus Recommendations From the American Acne & Rosacea Society
on the Management of Rosacea, Part 1: A Status Report on the Disease State, General
Measures, and Adjunctive Skin Care. Drug Therapy Topics 2013 November;92:234 - 240.
Cribier B. Rosacea under the microscope: characteristic histological findings. Journal of
the European Academy of Dermatology and Venereology 2013;27:1336 - 1343.
18