Anda di halaman 1dari 3

Kandidosis dengan Reaksi Id

Kandidosis kutis
Infeksi Candida merupakan salah satu infeksi nosokomial yang penting
dengan angka morbiditas, mortalitas dan pembiayaan kesehatan yang bermakna.
Penggunaan anti jamur untuk profilaksis dan penatalaksanaan infeksi kandida
telah mengubah epidemiologi dan penatalaksanaan infeksi ini. Infeksi oleh spesies
kandida (Kandidosis) adalah infeksi jamur patogen yang paling sering, yang
disebabkan oleh spesies Candida biasanya oleh Candida Albicans.(Simatupang,
2009) Kandidosis bersifat akut dan subakut yang dapat mengenai mulut, vagina,
kulit, kuku, bronchi atau paru. Infeksi kandida pertama kali ditemukan di dalam
mulut sebagai trush yang dilaporkan olen Francois Valleix (1836). Langerbach
(1839) menemukan jamur penyebab trush. Kemudian Berhoud(1923) memberi
nama organisme tersebut dengan nama Candida. (Kuswadji. 2007)
Kandida adalah anggota flora normal terutama pada saluran pencernaan,
juga selaput mukosa pernapasan, vagina, uretra, kulit dan di bawah kuku jari-jari
tangan dan kaki. Di tempat-tempat ini ragi dapat bersifat patogen dan
menyebabkan keadaan-keadaan patologik ketika daya tahan tubuh menurun baik
secara lokal maupun sistemik (Simatupang, 2009).
Kandidosis kutis termasuk 3 besar penyakit kulit yang disebabkan oleh
jamur. Infeksi kandida merupakan penyakit jamur yang paling sering sebagai
akibat pekerjaan. Frekuensi kejadian dermatomikosis di sub bagian jamur
poliklinik kulit dan kelamin RSCM Jakarta pada tahun 1990 adalah ptiriasis
versikolor 40%, dermatofitosis termasuk tinea kruris 45%, kandidosis kutis dan
kuku 14% dan piedra 1% (Roesyanto, 1995).
Kandidosis dapat terjadi, apabila terdapat faktor predisposisi baik endogen
maupun eksogen..Faktor endogen antara lain: a)Perubahan fisiologis (Kehamilan,
Kegemukan), b)Umur (Orang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena
status imunologiknya tidak sempurna), c)Imunologik (Penyakit genetic).
Sedangkan Faktor eksogen anta lain: a)Iklim, panas, dan kelembaban
(menyebabkan persrpirasi meningkat), b)Kebersihan kulit, c)Penggunaan bahan-
bahan yang mengandung bahan kimia (Kuswadji, 2007).
Manifestasi klinis dari kandida dapat berupa bercak, berbatas tegas,
bersisik, basah, eritematous. Lesi primer dikelilingi papul dan/vesikel dan/pustule
dan/bula (lesi satelit). Bila vesikel, bula atau pustule pecah akan meniggalkan
erosi dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer. (Kuswadji,
2007)
Kadang-kadang kandida menyebabkan penyakit sistemik progresif
ataupun perluasan pada penderita yang lemah atau sistem imunnya tertekan.
Kandidiasis mukokutan kronik timbul karena adanya defek fungsional pada
limfosit dan leukosit, sistem hormonal ataupun imunitas yang abnormal. Lesi
timbul pada kuku, kulit, mukosa, atau dapat juga timbul di daerah yang lebih
dalam (Riskillah, 2010).
Reaksi id
Salah satu perluasan infeksi dari kandida akibat imunitas abnormal yaitu
kandidosis dengan reaksi id. Reaksi id, atau autoeczematization, adalah suatu
reaksi akut pada kulit yang disebabkan berbagai macam etiologi, termasuk kondisi
kulit yang terinfeksi dan meradang akibat adanya metabolit Candida. Ruam yang
gatal menandai adanya reaksi id, yang umumnya karena reaksi immunologi
(Wolff, 2009).
Reaksi id pada Kandida (Kandidid) diduga diakibatkan oleh beberapa
faktor yaitu : Pengenalan sistem imun yang abnormal dari autologous antigen
kulit, meningkatnya rangsangan normal sel T oleh kulit dengan mengubah
konstituen kulit, penurunan ambang batas iritasi, penyebaran antigen yang
infeksius dengan respon sekunder, penyebaran hematogen sitokin dari lokasi
utama. (Evans, 2011)
Gejala klinis dan histopatologi bervariasi dan bergantung pada etiologi
dari erupsinya. (Evans, 2011) Gejalanya berupa vesikel-vesikel yang bergerombol
mirip dengan dematofitid. Pada daerah tersebut tidak ditemukan adanya jamur.
Kandidid akan sembuh sendiri bila lesi Kandidosis diobati (Riskillah, 2010).
Daftar Pustaka

Evans M. P. 2011. Id reaction (serial online). Dikutip dari:
http://emedicine.medscape.com/article/htm.

Kuswadji. 2007. Kandidosis dalam Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin edisi kelima.
Jakarta: FKUI

Riskillah, AG. 2010. Candida Albicans-Doctors Files. Faculty of Medicine
University of Riau: Pekanbaru, Riau

Roesyanto I.DM. Nasution M.A. 1995. Infeksi Jamur kulit Akibat Kerja. SMF
Ilmu Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara
Medan. Pertemuan Ilmiah Dermatosis Akibat Kerja, Jakarta 16-18
Oktober 1995, 11-15

Simatupang, MM. 2009. Candida Albicans.Departemen Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Mulawarman. Medan

Wolff, Klaus., Allen RJ. 2009. Candidiasis ICD-9 : 112 ICD-10 : B37.0 (hal
757). Fitzpatricks Color Atlas & synopsis of clinical dermatology sixth
edition. Mc Graw Hill Medical: New York.

Anda mungkin juga menyukai