13 FK UNTAR 2013
Disusun oleh :
Nidia L.
DEFINISI
Thanatos
Thanatology
Logos
(Dahlan, 2000)
MANFAAT
Menentukan seseorang benar-benar telah meninggal.
Membedakan perubahan-perubahan post mortal dengan kelainan yang terjadi pada waktu korban masih hidup.
KLASIFIKASI
Klinis/somatik Seluler Serebral Mati Batang Otak
Terhentinya ketiga fungsi sistem penunjang kehidupan Tidak ada tanda-tanda klinis kehidupan Kematian jaringan yang timbul setelah kematian somatis Penting untuk transplantasi organ Kerusakan kedua hemisfer otak yang irreversible kecuali batang otak dan serebelum. Kerusakan seluruh isi neuronal intracranial yang irreversible, termasuk batang otak dan serebelum. Terhentinya ketiga sistem kehidupan yang ditentukan dengan alat kedokteran sederhana. hanya
Mati suri
DIAGNOSIS
permanent cessation of heart beating and respiration is death
(Dahlan, 2000)
Hilangnya semua respon terhadap sekitarnya. Tidak ada gerakan otot serta postur. Tidak ada reflek pupil. Tidak ada reflek kornea. Tidak ada respon motorik dari saraf cranial terhadap rangsangan. Tidak ada reflek menelan atau batuk ketika tuba endotrakeal didorong kedalam. Tidak ada reflek vestibule-okularis terhadap rangsangan air es kedalam lubang telinga. Tidak ada napas spontan ketika respirator dilepas.
(Dahlan, 2000)
BERHENTINYA PERNAPASAN
Auskultasi
Tes ini perlu dilakukan secara hati hati dan lama. Kalau perlu dilakukan juga auskultasi pada daerah laring.
Tes winslow
Dengan meletakan gelas berisi air di atas perut atau dadanya. Bila permukaan air bergoyang berarti masih ada gerakan nafas.
Tes cermin
Dengan meletakan kaca cermin di depan mulut dan hidung. Bila basah berarti masih bernapas.
(Dahlan, 2000)
BERHENTINYA JANTUNG
Auskultasi
Dilakukan di daerah prekardial selama 10 menit terus menerus.
Tes Magnus
Dengan mengikat jari tangan sedemikian rupa sehingga hanya aliran darah vena saja yang terhenti. Bila terjadi bendungan berwarna sianotik berarti masih ada sirkulasi.
Tes Iscard
Dengan cara menyuntikan larutan dari campuran 1 gram zat fluorescein dan 1 gram natrium bicarbonas didalam 8ml air secara subkutan. Bila terjadi perubahan warna kuning kehijauan berarti masih ada sirkulasi darah.
TANDA KEMATIAN
TANDA PASTI
Setelah mati sistem homeostatis rusak tubuh yang lebih panas dari sekelilingnya akan memberikan kelebihan panasnya kepada sekelilingnya melalui induksi, konveksi, radiasi dan evaporasi. Penurunan suhu dipengaruhi oleh:
Suhu sekeliling
Adanya ventilasi Bentuk tubuh (anak dan orang tua lebih cepat) Keadaan fisik (gemuk/kurus) Penutup tubuh (pakaian, selimut)
(Tjondroputranto, 1999)
Setelah mati, eritrosit mengendap dan membentuk bercakbercak merah tua pada bagian terbawah tubuh, kecuali pada bagian yang menempel pada alas keras. Pada keracunan, warna lebam mayat berubah dan memberi petunjuk tentang keracunannya:
Merah muda pada keracunan CO atau Cyanide. Kehitaman pada keracunan nitrit atau nitrat.
Lebam mayat mulai terbentuk - 1 jam setelah kematian somatic dan menjadi lengkap setelah 6 10 jam.
(Tjondroputranto, 1999)
LEBAM MAYAT
Terdapat di bagian terbawah Rata/datar Pada irisan terdapat darah intravaskuler
LUKA MEMAR
Terdapat di sembarang tempat
Membengkak/tegang
Pada irisan terdapat darah ekstravaskuler
(Tjondroputranto, 1999)
Lebam Mayat
Setelah meninggal, metabolisme ATP tidak dibentuk kembali dan terbentuk banyak asam laktat. Proses inilah yang menyebabkan otototot menjadi kaku dan terjadi 13 jam setelah kematian somatik. Pembentukannya di mulai pada bagian atas tubuh. Jika kaku mayat dilawan (dilemaskan), maka tidak akan terbentuk lagi. Setelah 12 jam kaku mayat lengkap. Keadaan ini dipertahankan selama 12 jam dan kemudian mulai hilang dengan urutan yang sama, yaitu dari bagian atas tubuh ke bagian bawah.
Sampai 12 jam bagian atas kaku, bagian bawah sebagian. 12 24 jam semua bagian kaku. 24 36 jam bagian atas mulai lemas, bagian bawah masih kaku.
(Tjondroputranto, 1999)
Adanya psychical stress yang hebat. Sedang melakukan physical exercise yang berat.
Kejadian ini tampak pada: Orang yang bunuh diri dengan masih menggenggam pistol. Orang yang tenggelam dengan menggenggam rumput. Orang yang dibunuh dengan menggenggam rambut si pembunuh.
(Tjondroputranto, 1999)
Cold stiffening mayat mati kedinginan cairan dalam sendi menjadi beku.
(Tjondroputranto, 1999)
Pembusukan pada mayat mulai terjadi antara 36 48 jam. Selain tercium bau busuk, pada bagian luar mayat akan tampak:
Dinding perut di bagian bawah kanan mulai terjadi kehijauan Pembuluh balik (vena) melebar karena terisi gas pembusukan serta menjadi hitam, di dalamnya terbentuk FeS. Timbul sikap petinju (pugilistic attitude)
(Tjondroputranto, 1999)
Adipocere tampak setelah 3 bulan, walaupun prosesnya sudah dimulai beberapa hari setelah kematian. Adipocere mempunyai bau asam yang khas (rancid odour).
Terjadi dehidrasi sehingga kulit menjadi kering dan kuman tidak dapat masuk. Proses ini memerlukan syarat:
Udara panas Udara kering (tidak lembab) Ada angin
(Tjondroputranto, 1999)
adipocere
Mumifikasi
Reaksi supravital
Mata yang terbuka pada atmosfer yang kering, pada sklerea akan berwarna kecoklatan. Kekeruhan kornea terjadi lapis demi lapis dan menetap sejak 6 jam setelah mati. Perubahan pada retina dapat menunjukan saat kematian hingga 15 jam paska mati.
30 menit kekeruhan macula, mulai memucatnya diskus optikus. 1 jam macula lebih pucat dan tepinya tidak tajam. 2 jam retina pucat dan daerah sekitar diskus menjadi kuning. 6 jam batas diskus kabur. 710 jam tepi retina dan batas diskus akan sangat kabur. 12 jam diskus hanya dapat dikenali dengan adanya konvergensi beberapa segmen pembuluh darah yang tersisa. 15 jam tidak ditemukan lagi gambaran pembuluh darah retina dan diskus, hanya macula saja yang tampak berwarna coklat gelap.
Kecepatan pengosongan lambung sangat bervariasi tidak dapat digunakan sebagai petunjuk pasti waktu antara makan terakhir dan saat mati.
Kecepatan tumbuh rambut ratarata 0,4 mm/hari, panjang rambut kumis dan jenggot dapat dipergunakan untuk memperkirakan saat kematian. Cara ini hanya dapat diggunakan bagi pria yang mempunyai kebiasaan mencukur kumis atau jenggotnya dan diketahui saat terakhir yang bersangkutan mencukur.
Pertumbuhan kuku yang diperkirakan sekitar 0,1 mm/hari dapat digunakan untuk memperkirakan saat kematian bila dapat diketahui saat terakhir yang bersangkutan memotong kuku.
Kadar nitrogen asam amino kurang dari 14mg% menunjukan kematian belum lewat 10 jam, kadar nitrogen nonprotein kurang dari 80mg% menunjukan belum 24 jam, kadar keratin kurang dari 5 mg% dan 10mg% masingmasing menunjukan kematian belum mencapai 10 jam dan 30 jam.
Terjadi peningkatan kadar kalium yang cukup akurat untuk memperkirakan saat kematian antara 24 hingga 100 jam paska mati.
(Arif Budiyanto, Wibisana W, Siswandi S, T.W.A. Mun'im, Swasti H, dkk., 1992)
Hingga saat ini belum ditemukan perubahan dalam darah yang dapat digunakan untuk memperkirakan saat mati dengan lebih tepat.
Yaitu reaksi jaringan tubuh sesaat paska mati klinis yang masi sama seperti reaksi jaringan tubuh pada seseorang yang hidup. Beberapa uji dapat dilakukan terhadap mayat yang masi segar, misalnya rangsang listrik masih dapat menimbulkan kontraksi otot mayat hingga 90120 menit paska mati dan mengakibatkan sekresi kelenjar keringat 6090 menit paska mati, sedangkan trauma masih dapat menimbulkan pendarahan bawah kulit sampai 1 jam paska mati.
Entomon + Logos
Entomologi
Entomologi Forensik
POIN-POIN PENTING
Serangga yang digunakan sebagai sebagai entomologi forensik dapat berbeda spesies,. Serangga pada entomologi forensik digunakan untuk mengetahui lama waktu kematian mayat.
Predator-parasit
Serangga yang memakan serangga nekrofagus.
Omnivor
Serangga yang memakan jaringan tubuh mayat dan serangga lain.
Gelombang serangga akan datang pada mayat sesuai kronologis sesuai reaksi enzimatis.
Tiap perubahan dari satu fase ke fase lain mempunyai waktu-waktu tertentu yang pasti.
Identifikasi serangga yang terdapat pada mayat dan dibandingkan dengan serangga serupa yang terdapat di sekitarnya.
Serangga yang sejenis dapat memiliki variasi genetik yang berbeda antara lokasi satu dengan yang lain.
Serangga yang didapat pada mayat mungkin mengandung bahan toksikologi yang diperlukan.
SIKLUS
HIDUP SERANGGA
emphysematic
liquefaction
discoloration
Muncul serangga semut (Camponotus sp.), lalat muscoid, lalat sarcophagid, lalat drosophilid, dan banyak lalat calliphorid (Phaenicia eximia).
Muncul serangga P. eximia dalam jumlah besar, kumbang histerid, Euspilotus aenicollis, beberapa kumbang scarabid, dan beberapa lalat muscoid.
Paling banyak dari spesies lalat calliphorid; P. eximia dan Hemilucilia segmentaria, lalat piophilid, kumbang staphylinid, histerid, Dermaptera, tawon ichneumonid, lipas, lebah (genus Trigona) dan dua family ngengat (pyralid dan noctuid).
mummified
3-4 hari
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan kerusakan tubuh mayat dan tipe serta jumlah serangga yang mendatangi mayat:
Suhu
Penguburan mayat Adanya air Proses mummifikasi Kondisi geografi
Spesimen dari lingkungan sekitar 20-30 kaki dari tubuh mayat. Mencakup 2 sampel dari setiap area aktivitas serangga.
Spesimen dari daerah langsung di bawah tubuh setelah mayat dipindahkan. Mencakup 3 sampel tanah dari bawah kepala, dada, dan daerah panggul.
Koleksi spesimen selama otopsi pada pemeriksaan medis atau kantor koroner.