Anda di halaman 1dari 18

ULKUS

MULUT
Pembimbing:
drg. Nurhaerani, Sp. KGA, Phd

Disusun oleh:
Naulia Kusuma Wardani (21409021035)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT GIGI & MULUT


RSD K. M. R. T WONGSONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WAHID HASYIM
DEFINISI ULKUS
MULUT
Ulkus mulut atau stomatitis aftosa
diartikan sebagai kerusakan epitel
rongga mulut yang menyebabkan
terbukanya ujung saraf bebas pada
lamina propria dan menyebabkan rasa
sakit pada penderita.
EPIDEMIOLOGI
• Negara berkembang memiliki prevalensi kejadian ulkus
mulut tertinggi.
• Kejadian ulkus mulut mempengaruhi 20-25% populasi.
• Dapat terulang kembali dengan frekuensi hingga 3 bulan dan
tingkat kekambuhan setinggi 50%.
• Perempuan memiliki insiden yang lebih tinggi daripada laki-
laki pada kasus ulkus herpetiform.
• Kejadian ulkus mulut meningkat seiring bertambahnya usia
dan sekitar 80% kasus adalah ulkus aftosa minor.
Faktor
FAKTOR RISIKO Find moreKeterangan
Predisposisi www.reallygreatsite.com
Perubahan Timbulnya ulkus mulut berhubungan dengan siklus menstruasi
Hormonal dan kehamilan.
Trauma Sering timbul karena trauma, terutama akibat menggosok gigi
terlalu keras, atau tempat suntikan anestesi lokal dan
perawatan gigi.
Alergi Makanan Cokelat, kopi, kacang tanah, sereal, almond, stroberi, keju,
tomat, gluten.
Defisiensi Nutrisi Pasien dengan anemia, defisiensi B1, B2, B6.
Faktor Genetik Riwayat keluarga dengan ulkus mulut sebelumnya ditemukan
pada 40% pasien.
Obat-obatan Antibiotik, obat-obatan kemoterapi, antiepilepsi, diuretik,
antiinflamasi, antiretrovirus.
Faktor
FAKTOR RISIKO Find moreKeterangan
Predisposisi www.reallygreatsite.com
Gangguan Manifestasi oral seringkali merupakan pertanda dari penyakit
Kekebalan Tubuh autoimmune.
Gangguan Penyakit celiac, diabetes mellitus, penyakit tiroid.
Endokrin

Penyakit Sistemik Penyakit Behçet’s, Defisiensi nutrisi, Intestinal Bowel Disease


(Penyakit Crohn’s, colitis ulseratif), sindrom demam periodik,
MAGIC syndrome, HIV dengan ulkus mulut, xerostomia.
KLASIFIKASI
ULKUS AFTOSA
ULKUS MULUT
MINOR
 Bentuk paling umum yang mempengaruhi sekitar
85% pasien.
 Lesi terdapat di bagian anterior mukosa rongga
mulut yang tidak berkeratinisasi.
 Ulkus terletak di mukosa labial, bukal, dasar
mulut, permukaan ventral atau lateral lidah.
 Ukurannya <1 cm dengan diameter <10 mm.
 Berbentuk bulat atau lonjong dengan dasar
berwarna abu-abu kuning ditutupi oleh warna
merah dan pinggiran yang agak terangkat.
KLASIFIKASI
ULKUS AFTOSA
ULKUS MULUT
MAYOR
 Mewakili 10-15% dari semua kasus ulkus mulut.
 Lesi terdapat di bibir, palatum mole, palatum
durum.
 Menyebabkan nyeri yang hebat dan disfagia.
 Bentuk lesi serupa dengan ulkus aftosa minor,
diameter >10 mm.
 Dapat bertahan selama berminggu-minggu
hingga berbulan-bulan.
 Sering ditemukan pada pasien yang terinfeksi
HIV.
KLASIFIKASI
ULKUS
ULKUS MULUT
HERPETIFORM
 Paling jarang terjadi di antara ulkus lainnya, hanya 1-
10% pasien yang terkena.
 Lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki.
 Lesi biasanya terdapat di bibir, bukal, palatum, gingiva,
bagian depan dan lateral lidah, faring.
 Lesi berukuran 1-2 mm dan multiple.
 Berwarna abu-abu tanpa batas eritem dan menyerupai
ulkus yang diakibatkan oleh infeksi HSV primer.
 Rasa sakit yang ditimbulkan dapat menghambat makan
dan berbicara.
MANIFESTASI
KLINIS
 Tahap prodromal dimulai dengan sensasi tertusuk atau
terbakar pada mukosa.

 Ulkus berkembang dalam 24-48 jam.

 Nyeri berlangsung 3-4 hari atau sampai lapisan fibrinosa


yang lebih tebal berkembang atau terjadi epitelisasi awal.

 Penyembuhan selesai dalam 7-14 hari.


PATOFISIOLOGI

PRA ULSERASI PRA ULSERASI PENYEMBUHAN


Terjadi pada kurang Rata-rata terjadi pada Ditandai dengan
lebih 1-24 jam, ditandai hari ke-2 hingga regenerasi epitel yang
dengan degenerasi sel sembuh, ditandai menutupi ulkus. Pada
epitel suprabasalis. dengan perluasan tahap ini, rasa nyeri dan
inflamasi atau edema, terbakar yang dirasakan
degenerasi jaringan pasien akan berkurang.
epitel, dan mulai
terbentuk ulkus yang
diselubungi membran
fibrin.
PENEGAKAN
ANAMNESA
DIAGNOSA
 Luka yang terasa nyeri pada mukosa bukal, bibir bagian
dalam atau sisi lateral dan anterior lidah.
 Onset penyakit biasanya dimulai pada usia kanak-kanak,
paling sering pada usia remaja atau dewasa muda dan
jarang pada usia lanjut.
 Rekurensi bervariasi.
 Episode ulkus mulut sebelumnya biasanya bersifat self-
limiting.
 Biasanya terdapat riwayat penyakit yang sama di dalam
keluarga.
PENEGAKAN DIAGNOSA
TATALAKSANA ULKUS AFTOSA
Tatalaksana Ulkus Aftos Minor
Find more & Ulkus Aftosa Mayor
www.reallygreatsite.com
MINOR
Larutan kumur & MAYOR
Chlorhexidine 0,2% untuk membersihkan rongga
mulut. Penggunaan sebanyak 3x sehari setelah makan, masing-
masing selama 1 menit.

Kortikosteroid topikal, seperti krim Triamcinolone acetonide 0,1% in


oral base sebanyak 2x sehari setelah makan dan untuk
membersihkan rongga mulut.
TATALAKSANA ULKUS
TatalaksanaFind
Ulkus Herpetiform
more
www.reallygreatsite.com
HERPETIFORM
ACYCLOVIR
Dewasa : 5x dosis 200 – 400 mg per hari selama 7 hari.
Anak : 20 mg/kgBB/hari, dibagi menjadi 5 kali.

VALACYCLOVIR
Dewasa : 2x dosis 1-2 g/hari selama 1 hari.
Anak : 20 mg/kgBB/hari, dibagi menjadi 5 kali pemberian, selama
7 hari.
TATALAKSANA ULKUS
TatalaksanaFind
Ulkus Herpetiform
more
www.reallygreatsite.com
HERPETIFORM
FAMCYCLOVIR
Dewasa : 3 kali 250 mg per hari, selama 7-10 hari.
EDUKASI
• Menjaga kebersihan mulut dan hindari trauma lokal atau
produk kebersihan mulut yang sensitif.
• Konsumsi suplemen makanan yang mengandung zat besi,
seng, atau vitamin B1, B2, B6, B12 atau C jika
terindentifikasi kekurangan vitamin.
• Diet bebas gluten bagi individu yang didiagnosis dengan
penyakit celiac.
• Hindari makanan pemicu yang diketahui, stress emosional
atau fisiologis bila memungkinkan.
PROGNOSIS ULKUS
MULUT
Ad
Ad
Ad Vitam: Sanationam:
Functionam:
Bonam Dubia ad
Bonam
Bonam
DAFTAR PUSTAKA
1. Romana Koberová et al. Recurrent Aphthous Stomatitis in Children: A Practical
Guideline for Paediatric Practioners. Acta Medica (Hradec Králové). 2020; 63(4): 145-
149
2. E. Milia et al. Reccurent aphthous stomatitis (RAS): guideline for differential diagnosis
and management. European Journal of Paediatric Dentistry. 2022. vol. 23/1
3. Gasmi Benahmed et al. Oral aphthous: Pathophysiology, Clinical Aspects and
Medical Treatment. Archive of Razi Institute. 2021; vol. 176, no. 5 1155-1163
4. Basel Tarakji et al. Guideline for the Diagnosis and Treatment of Recurrent Aphthous
Stomatitis for Dental Practitioners. Journal of International Oral Health. 2019; 7(5):
74-80
5. Stehlikova Z, et al. Oral microbiota composition and antimicrobial antibody response
in patients with recurrent aphthous stomatitis. Microorganisms 2019;7:636.
6. Ciang CP, et al. Recurrent aphthous stomatitis – etiology, serumautoantibodies,
anemia, hematinic deficiencies, and management. J. Formos. Med Assoc 2019;118
(9): 1279-1289

Anda mungkin juga menyukai