dengan berulangnya ulser dan terbatas pada mukosa rongga mulut pasien tanpa
adanya tanda-tanda penyakit lainnya (Lynch et al., 1994). Terdapat tiga bentuk
Merupakan penyakit yang paling sering ditemui, sekitar 70%-90%. Pada stadium
awal stomatitis ini timbul rasa sakit dan terbakar pada mukosa 1-2 hari sebelum
ulser terlihat. Lesi bentuknya oval atau bundar dengan diameter <1cm berwarna
abu-abu sampai kuning. Tepi lesi dikelilingi jaringan erimatos dengan lesi yang
dangkal. Lokasi biasanya daerah mukosa bukal, dasar mulut, dan lidah.
Penyembuhan dapat terjadi dalam beberapa hari sampai dua minggu tanpa
Merupakan bentuk yang lebih besar dari stomatitis recurrent apthous stomatitis
(dapat terdiri dari 100 ulser kecil pada satu waktu). Biasanya terdapat pada lidah,
dasar mulut dan mukosa bukal. Lesi berbentuk kecil dengan rata-rata diameter
berukuran 1-3mm. Bentuk tidak beraturan dan tidak tegas serta ditemukan daerah
Etiologi :
Faktor Predisposisi
Faktor Genetik
RAS dipercaya meningkat pada pasien yang memiliki riwayat keluarga positif
terkena RAS. Pasien dengan riwayat keluarga RAS akan menderita RAS sejak
usia muda dan lebih berat dibandingkan dengan pasien tanpa riwayat keluarga
RAS.
Faktor lokal
Gangguan Hormonal
Pada wanita di masa pra menstruasi akan terjadi penurunan hormone estrogen
aliran darah sehingga suplai darah utama ke perifer munurun dan terjadi
yang lambat dapat menimbulkan reaksi berlebih terhadap gangguan mulut dan
Stomatitis.
Defisiensi nutrisi
Adanya defisiensi zat besi, asam folat atau vitamin B kompleks. Defisiensi ini
metabolisme sel.
Faktor Stress
Gambaran Klinis :
RAS Minor :
Lokasi : mukosa bukal, mukosa labial, dasar mulut, dan kadang dorsum lidah. Tidak
ditemukan di gingival ataupun mukosa palatum yang memiliki keratin.
Jumlah ulserasi : bisa satu lesi atau dua hingga tiga lesi. Kadang-kadang multiple.
Ukuran : diameternya biasanya 2-5 mm.
Bentuk : bulat atau lonjong, dan dangkal.
Dasar lesi : kekuningan.
Tepi lesi : meradang disertai kelim merah.
Infeksi sekunder jarang terjadi. Bila ada, akan menimbulkan limfadenopati.
RAS Mayor :
Lokasi : secara prinsip ditemukan di bagian posterior mulut, termasuk daerah yang
memiliki keratinisasi.
Meskipun demikian, seluruh daerah di rongga mulut, termasuk mukosa yang tidak
mengalami keratinisasi pada palatum molle dan daerah tonsil yang jarang terkena
RAS minor, dapat menjadi lokasi tempat RAS mayor ditemukan.
Jumlah ulserasi : bisa soliter atau multiple.
Ukuran : lebih besar dari 1 cm. Bisa juga mencapai 5 cm.
Bentuk : bulat atau lonjong.
Dasar lesi : kekuningan, keabuan.
Tepi lesi : merah dan meradang. Bisa lebih menonjol dibandingkan jaringan
sekitarnya.
Jaringan dasar : tetap lunak, tidak mengalami indurasi.
Ditemukan pada penderita infeksi HIV.
RAS Herpetiformis :
Perawatan :
Resep :
Differensial Diagnosis :
Ulkus Traumatik
Herpes Simplex Virus I
Sindrom Behcet
2. Ulkus Traumatik
Ulkus traumatik merupakan lesi yang terbentuk oleh kerusakan lokal dari jaringan
epitelium. Ulkus yang terbentuk di mukosa mulut merupakan gambaran lesi oral yang
sangat umum dijumpai pada kebanyakan orang diberbagai usia maupun jenis kelamin.
Etiologi :
Faktor Predisposisi : Setelah radioterapi dan kemoterapi mukosa mulut akan mudah
sekali mengalami ulserasi akibat trauma yang paling kecil sekalipun.
Gambaran Klinis :
Lokasinya bisa bersebelahan dengan gigi yang karies atau patah, tepi pelat gigi
tiruan atau ortodontik.
Ulkus traumatik biasanya soliter, ukurannya bervariasi, bulat, atau berbentuk
sabit.
Dasar lesi kekuningan, tepinya merah, dan tidak ada indurasi.
Perawatan :
Ulkus traumatik sembuh dalam beberapa hari, setelah penyebabnya
dihilangkan.
Menggunakan obat kumur antiseptik (contohnya klorheksidin 0,2%).
Semua ulcer traumatic harus ditinjau, jika lesi terus menetap lebih dari 10-14
hari setelah faktor penyebab dihilangkan, sebaiknya dilakukan biopsy untuk
memastikan adanya keganasan rongga mulut atau tidak.
Penatalaksanaan ulkus akibat trauma kimiawi yaitu dengan mencegah kontak
dengan bahan kimia penyebabnya.
Resep :
Differential Diagnosa :
Lesi herpetic
Pemphigus vulgaris.
Prognosis : Baik, jika penyebab terjadinya ulkus traumatik segera dihilangkan, dan
pasien tetap menjaga oral hygienenya dengan baik.
3. Kandidiasis
Kandidiasis adalah infeksi primer atau sekunder dari genus Candida, terutama Candida
albicans (C.albicans). Manifestasi klinisnya sangat bervariasi dari akut, subakut dan
kronis ke episodik. Kelainan dapat lokal di mulut, tenggorokan, kulit, kepala, vagina, jari-
jari tangan, kuku, bronkhi, paru, atau saluran pencernaan makanan, atau menjadi sistemik
misalnya septikemia, endokarditis dan meningitis. Proses patologis yang timbul juga
bervariasi dari iritasi dan inflamasi sampai supurasi akut, kronis atau reaksi
Secara umum, kandidiasis oral dapat diklasifikasikan atas tiga kelompok, yaitu:
1. Akut , dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
permukaan yang berwarna merah. Kandidiasis ini terdiri atas sel epitel
deskuamasi, fibrin, dan hifa jamur dan umumnya dijumpai pada mukosa labial,
mukosa bukal, palatum keras, palatum lunak, lidah, jaringan periodontal dan
orofaring. Thrush dijumpai sebesar 5% pada bayi bayu lahir dan 10% pada
antibiotik, xerostomia, dan pada pasien dengan sistem imun rendah seperti
HIV/AIDS.
Tipe kandidiasis ini kadang dinamakan sebagai antibiotic sore tongue atau
juga kandidiasis eritematus dan biasanya dijumpai pada mukosa bukal, palatum,
dan bagian dorsal lidah dengan permukaan tampak sebagai bercak kemerahan.
pada 24-60% pemakai gigi tiruan. Gambaran klinis denture related stomatitis
ini berupa daerah eritema pada mukosa yang berkontak dengan permukaan gigi
tiruan. Gigi tiruan yang menutupi mukosa dari saliva menyebabkan daerah
pada mukosa yang terinflamasi di bawah gigi tiruan rahang atas, denture
terlokalisir
gigi tiruan
Kandidiasis ini sering disebut juga sebagai Kandida leukoplakia yang terlihat
seperti plak putih pada bagian komisura mukosa bukal atau tepi lateral lidah
yang tidak bisa hilang bila dihapus. Kondisi ini dapat berkembang menjadi
kebiasaan merokok.
Median Rhomboid Glositis merupakan bentuk lain dari atrofik kandidiasis yang
tampak sebagai daerah atrofik pada bagian tengah permukaan dorsal lidah, dan
cenderung dihubungkan dengan perokok dan penggunaan obat steroid yang
dihirup.
3. Keilitis Angularis Keilitis Angularis atau disebut juga angular stomatitis atau
perleche merupakan infeksi campuran bakteri dan jamur Kandida yang umumnya
dijumpai pada sudut mulut baik unilateral maupun bilateral. Sudut mulut yang
terinfeksi tampak merah dan sakit. Keilitis angularis dapat terjadi pada penderita
anemia defisiensi besi, defisiensi vitamin B12, dan pada gigi tiruan dengan vertikal
Etiologi :
Candida albicans
Xerostomia
Faktor Predisposisi :
Gambaran Klinis :
1. Candidiasis akut
a) Pseudomembranosa (thrush)
b) Atrofik (eritematosa)
Mukosa mulut terlihat merah menyala. Daerah manapun dapat terlibat,
termasuk palatum, lidah, dan mukosa bukal.
Candidiasis eritematosa, yang terlihat pada pasien HIV positif, adalah lesi
yang bersifat kronis.
Candidiasis atrofik tampil sebagai daerah merah, biasanya ditemukan di
palatum dan dorsum lidah. Pada penderita HIV positif, gambaran klasik
candidiasis eritematosa berupa daerah kemerahan di bagian tengah palatum,
sementara jaringan gusi dan sekitarnya terlihat berwarna normal. Gambaran
tersebut menyerupai “cap ibu jari”.
2. Candidiasis atrofik kronis (candidiasis eritematosa kronis, stomatitis karena gigi
tiruan, denture sore mouth)
Mukosa berwarna merah menyala.
Berhubungan dengan daerah palatum yang tertutup oleh pelat gigi tiruan atau
pelat ortodontik.
Mukosa yang tidak tertutup oleh pelat terlihat sehat dengan warna normal.
Istilah “denture sore mouth” sebenarnya kurang tepat, karena pasien sering kali
tidak mengetahui keberadaan lesi tersebut.
Merupakan infeksi candida yang paling umum ditemukan dengan insidens 25-
50% pada pemakai gigi tiruan.
Perawatan :
Resep : Nistatin 100.000 IU/gr, krim atau salep dan suspensi : 100.000 IU/tablet.
Differential Diagnosa :
Hairy leukoplakia
Lichen Planus
Prognosis : Baik
4. Angular Cheilitis
Angular cheilitis atau perleche ialah reaksi inflamasi pada sudut bibir mulut yang sering
dimulai dengan penyimpangan mukokutaneus dan berlanjut hingga ke kulit. Angular cheilitis
ini dikarakteristik oleh kemerahan yang menyebar, bentuknya seperti fisur- fisur, kulit yang
nampak terkikis, ulser yang permukaannya berlapis dan disertai dengan gejala yang subjektif
Etiologi :
Hilangnya dimensi vertical dan tinggi wajah bagian bawah, pada pasien yang
menggunakan gigitiruan yang sudah waktunya untuk diganti.
Defisiensi vitamin B12 , asam folat atau defisiensi Fe.
Bakteri, misalnya stafilokokus, juga dapat menyebabkan terjadinya angular cheilitis.
Faktor Predisposisi :
Penyakit sistemik
Imunosupresi
Penyakit HIV dan neutropenia.
Gambaran Klinis :
Perawatan :
Resep :
Apabila pasien mengalami angular cheilitis dikarenakan defisiensi Fe, Vitamin B 12 , folic
acid , Niacin , Zinc , maka perlu diresepkan :
Differential Diagnosa :
Lupus erythematous
lichen planus
leukoplakia
squamous cell carcinoma.
Prognosis : Baik.
5. Variasi Normal
Linea Alba
Linea alba merupakan variasi dari struktur dan penampakan dari mukosa rongga mulut. Lesi
ini merupakan bentuk umum dari hyperkeratosis fisiologis yang merupakan kondisi yang
terdiri dari penebalan pada epitel mukosa sebagai respon terhadap friksi atau gesekan secara
berulang. Linea alba merupakan garis putih keabu-abuan yang terjadi di sepanjang mukosa
bukal pada ketinggian occlusal plane.
Etiologi :
Tekanan, iritasi friksional, atau sucking trauma dari permukaan fasial gigi geligi.
Chronic chewing serta sucking pada pipi yang pada akhirnya menghasilkan lapisan
tipis putih pada mukosa bukal.
Gambaran Klinis :
Garis putih atau putih keabu-abuan yang menonjol dan memanjang dari komisura
bibir sampai dengan daerah molar.
Lesi ini memiliki demarkasi yang baik terhadap mukosa bukal berwarna kemerahan
yang ada di sekitarnya, lunak dan lembut dengan batas yang relatif sulit dibedakan.
Biasanya linea alba terjadi secara bilateral.
Perawatan : Linea alba tidak memiliki tanda-tanda patologis. Oleh karena itu, tidak
diperlukan perawatan untuk lesi ini. Garis putih ini dapat menghilang secara
spontan pada sebagian orang.
Leukodema
Leukoedema merupakan salah satu dari variasi normal mukosa rongga mulut,
berupa garis-garis putih halus, kerutan-kerutan dan lipatan-lipatan jaringan yang
menumpuk.
Etiologi :
Gambaran Klinis :
Perawatan : Kondisi ini tidak memerlukan perawatan. Bila merokok merupakan faktor
penyebabnya, maka dengan berhenti merokok, leukoedema dapat hilang dengan sendirinya.
White sponge naevus (familial white folded gingivostomatitis) merupakan kelainan yang
relative tidak umum, yang biasanya dijumpai pada waktu lahir atau pada anak kecil, tetapi
menetap seumur hidup. Ditandai dengan lesi-lesi mukosa yang tanpa gejala, putih, berkerut,
dan seperti busa.
Etiologi : Penyebabnya dihubungkan dengan cacat pada kematangan epitel dan eksfoliasi.
Gambaran Klinis :
Bervariasi
Meskipun demikian, daerah mukosa bukal dan dasar mulut yang terlihat cukup luas.
Mukosa terlihat tebal dan berlipat.
Mukosa hidung juga dapat terkena.
Lesi bersifat jinak.
Perawatan : Tidak diperlukan perawatan, hanya penjelasan untuk meyakinkan pasien bahwa
lesi tersebut tidak berbahaya. Diagnosis dapat ditentukan berdasarkan biopsi
dan pemeriksaan histologi.
GRANULA FORDYCE
Definisi : Fordyce granules merupakan salah satu dari variasi pada struktur dan penampakan
dari mukosa rongga mulut. Lesi ini merupakan suatu kondisi dimana terdapat
kelenjar sebasea ektopik atau sebaceous choristomas (jaringan normal pada lokasi
yang abnormal) pada mukosa rongga mulut.
Gambaran Klinis :
Merupakan variasi herediter, punggung lidah berfisur, dengan kedalaman antara 3-5 mm. lidah
yang berfisur tidak memperlihatkan adanya papilla-papila normal, kadang agak perih.
Permukaan lidah berupa daerah berwarna kemerahan, tidak berpapila dengan penipian dorsal
lidah, biasanya dikelilingi zona sempit dari papilla yang bergenerasi, berwarna lebih putih dari
daerh sekitarnya.
Ankiloglosia
Keadaan ini ditandai dengan lekukan pada tepi lidah, biasanya bilateral tetapi dapat juga unilateral
atau terisolasi pada daerah dimana lidah berkontak erat dengan gigi-gigi. Penyebabnya meliputi
keadan-keadaan yang menyebabkan tekanan abnormal pada lidah seperti gerakan gesek dari lidah
terhadap gigi dan diastema, kebiasaan menjlurkan lidah, menghisap lidah, clenching atau lidah
yang membesar.
Varikositas
Varikositas tambak sebagai pertumbuhan noduler, fluktuasi, berwarna merah, biru sampai ungu.
Varikositas intraoral paling umum timbul superficial pada permukaan ventral dari 2/3 anterior
lidah dan dapat meluas ke tepi lateralnya.
Melanoplakia
Suatu pigmenasi gelap yang menyeluruh dan konstan pada mukosa mulut, umumnya dijumpai
pada orang-orang yang berkulit gelap (melanoderm). Keadaan tersebut fisioogis, bukan patologis
dan akibat dari bertambahnya melanin, suatu pigmen endogen yang terdapat pada lapisan basal
dari mukosa dan lamina propria.
Tugas Responsi
MULUT
OLEH
NAUFAL MOWANDY
J 111 12 265
BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
DAFTAR PUSTAKA
1. Birnbaum W, Dunne SM. 2012. Diagnosis Kelainan dalam Mulut, Petunjuk bagi Klinisi.
Jakarta : EGC.
3. Coogan MM, Greenspan J, Challacombe SJ. 2005. Oral lesions in infection with human
immunodeficiency virus. Bulletin of The World Health Organization. 83 (9).
5. Caputo BV, Filho GAN, Santos CC, Okida Y, Giovani EM. 2012. Laser Therapy of
Recurrent Aphthous Ulcer in Patient with HIV Infection. Hindawi Publishing Corporation
Case Reports in Medicine.
6. Park KK, Robert T. Brodell, Stephen E. Helms. 2011. Angular Cheilitis, Part 2:
Nutritional, Systemic, and Drug-Related Causes and Treatment. CUTIS Vol.88.
10. Tovaru S. Tovaru M. Cionca L. 2009. Primary herpetic gingivostomatitis in children and
adults. Quintessence International. 40 (2).
11. Cawson RA, Odel EW. Colour Guide Oral Pathology. 1995. Melbourne. Churchill
Livingstone.
12. Joseph A, Jamesh J, Richard C. Oral Pathology: Clinical Pathologic Correlations, 5th ed.
2008. California. Regezi.