Kelompok 1 / A
Ketua
: Gissa Khenia
(0810740026)
Sekertaris
: Mutiara Tungga D
(0810740034)
Peserta diskusi :
Akhmad Hilmi M
(0810740006)
(0810740007)
Andi Octafianto
(0810740008)
Charisman Arie B
(0810740011)
Dwita Budiarti
(0810740018)
(0810740041)
R. Putri Noer P
(0810743044)
Imania Purbaning
(0810743010)
Nur Aini B
(0810743013)
PENDAHULUAN
Latar belakang
EM adalah penyakit mucocutaneous. Tapi diantara lesi oral EM adalah yang
paling menonjol. Target lesi berupa makul merah, diameter dalam cm atau lebih
dengan pusat cyanostic kebiru-biruan. Pada kasus yang berat lesi kulit berupa
bullous. Serangan biasanya berjalan 3 tau 4 minggu dengan kumpulan lesi baru
yang berkembang. Rekuren biasanya dalam interval beberapa bulan dan kadang
keparahan meningkat. Kasus yang berat dapat menimbulkan gangguan mata
bahkan sampai kebutaan. Bila tersebar luar kekulit maka akan menyebabkan rasa
yang panas dan keadaan yang demikian disebut toxic epidermal necrolysis,sangat
jarang terjasi tapi bila terjadi dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang fatal.
Lichen planus termasuk dalam non infective stomatitis. Merupakan penyakit
inflamasi kronis yang lazim pada kulit dan membrane mukosa. Biasanya terjadi pada
pasien paruh baya tau lebih. Kira-kira 28% pasien dengan LP mempunyai lesi kulit .
lesinya flat violaceaus papules with a fine scaling on the surface. Tidak seperti oral
lesi, lesi kulit biasanya self limiting bertahan 1 tahun atau kurang.
Batasan masalah
Menjelaskan tentang Erythema Multiform dan Oral Lichen Planus
Definisi
Etiologi
Differential Diagnosis
Treatment
ERYTHEMA MULTIFORM
Definisi
EM : penyakit inflamasi akut pada kulit dan membrane mukosa yang
menyebabkan berbagai macam lesi, sehingga disebut multiform
Lesi oral, biasanya berupa inflamasi disertai dengan cepat pecahnya vesikel
dan bulla. Hal ini sering sekali menjadi komponen penting dalam gambaran
klinis.
Reaksi hipersensitif yang bersifat self limiting dengan sel target lesi kulit dan
ulcerative lesi pada oral
EM adalah penyakit mucocutaneous. Tapi diantara lesi oral EM adalah yang
paling menonjol. Target lesi berupa makul merah, diameter dalam cm atau
lebih dengan pusat cyanostic kebiru-biruan. Pada kasus yang berat lesi kulit
berupa bullous. Serangan biasanya berjalan 3 tau 4 minggu dengan
kumpulan lesi baru yang berkembang. Rekuren biasanya dalam interval
beberapa bulan dan kadang keparahan meningkat. Kasus yang berat dapat
menimbulkan gangguan mata bahkan sampai kebutaan. Bila tersebar luar
kekulit maka akan menyebabkan rasa yang panas dan keadaan yang
demikian disebut toxic epidermal necrolysis,sangat jarang terjasi tapi bila
terjadi dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang fatal.
Akut,sering kambuhan, reaksi hypersensitivity mempengaruhi jaringan
mucocutaneous, khususnya pada laki-laki dan karakteristiknya ada cairan
serosanguinous di bibir, ulcer di mulut dan kadang-kadang lesi di mucosa lain
atau target-like di kulit
Etiologi
Immune mediated disease, diinisiasikan dengan imune complex pada
superfasial microvasculature kulit dan mukosa, atau cell mediated immunity.
Adanya deposit immunoglobulin (Ig)M dan complement (C) 3 pada
pemb.darah superficial.
Pemicu utama EM adalah reaksi obat dan HSV
Kondisi immune: imunisasi BCG dan Hepatitis B, sarcoidosis, graft-versushost disease, penyakit radang usus, polyarteritis nodosa, atau systemic lupus
erythematosus
Zat additive/kimia makanan: benzoate, nitrobenze, parfum, dan terpenes
Obat-obatan: antimikroba (sulfonamide co-trimaxazole), cephalosporins,
aminopenicillin, quinolones, barbiturates, NSAID, anticonvulsant, protease
inhibitor
Sign dan symptom
Terlihat paling sering pada anak-anak dan dewasa muda serata jarang pada
usia di atas 50 tahun
Onsetnya akut bahkan explosive
Gejala umum demam dan malaise pada kasus parah
Pasien mungkin asimtomatik dan kurang dari 24 jam mempunyai lesi-lesi
extensive pada kulit dan mukosa
EM simplex dicirikan adanya maculles dan papules 0,5-2 cm diameternya dan
distribusinya simetri
Daerah cutaneous yang paling umum terlibat adalah tangan, kaki dan
permukaan extensor siku dan lutut
Wajah dan leher biasanya terlibat pada kasus yang parah
Lesi kulit yang lebih khas berisi petechiae di tengah lesi
Pathognomonic lesi adalah lesi yang terdiri dari a central bullae atau pale
dearing area dikelilingi oleh edemadan pita eritema
EM diklasifikasikan sebagai Steven-Johnson syndrome ketika vesikel dan
bulae melibatkan kulit, bibir, mata dan genital
Between 25% and 50% of patients with cutaneous EM have oral
manifestations of this disease (Figures 2-35 and 2-36).
Gambaran Oral
Lesi oral biasanya terlihat memanjang dengan lesi kulit pada 70% pasien
Diagnosis dibuat dari gambaran klinis, termasuk onset cepat dari lesi
Lesi dimulai sebagai bullae pada dasar erythematous, tetapi bullae secara
lengkap jarang terlihat oleh klinisi karena pecah secara cepat ke ulser
irreguler
Lesi viral (HSV) kecil, bulat, simetris, dangkal sedangkan lesi EM lebih besar,
irreguler, lebih dalam dan sering berdarah
Lesi bisa terjadi dimana saja pada oral mucosa , tetapi keterlibatan bibir yang
paling menonjol dan keterlibatan gingiva jarang.
Keterlibatan gingiva menjadi ciri untuk membedakan EM dan primary herpes
simolex infection
Pada kasus full-blown, bibir secara luas terkikis dan sebagian besar mukosa
oral tidak ada epitelnya, pasien tidak daoat makan bahkan menelan dan
mengeluarkan blood tinged saliva
Sekita 2-3 hari lesi labial mulai mengeras
Penyembuhannya selama 2 minggu pada sebagian besar kasus, tetapi pada
kasus parah , penyakit yang meluas mungkin berlanjut sampai beberapa
minggu
Skin Lesions:
Skin lesion biasanya terdapat pada bagian distal ekstremitas, khususnya
permukaan ekstensor dari lengan, kaki, siku, lutut, punggung tangan dan kaki.
Biasanya macula dengan simetri, bulat, eritematous, dan sedikit pruritic atau
tidak gatal dan dapat berkembang menjadi papula atau plak yang sering
tampak pucat melingkar dan berkembang menjadi target atau iris lesion
Lesi target lebar berbentuk gelang (ring-shaped) lesion dengan cincin
konsentris. Batas-batas pusat atau tengah dari papula terbentuk necrotic
ulcer yang tampak putih kusam, kuning, atau abu-abu dikelilingi oleh tepi
merah dan edema berbentuk cincin pucat, cincin pucat ini dapat dikelilingi tepi
merah cerah.
Other mucosae:
Keterlibatan mata dapat menyebabkan lacrimation dan photophobia. Genital
lesion menyebabkan rasa sakit dan dapat berakibat pada urinary retention.
Forms of EM:
Minor Erythema Multiform:
-
Dapat melibatkan hanya mulut atau kulit saja, atau mukosa lainnya
Pemeriksaan
Pada EM major diperlukan :- blood count lengkap
kultur darah
Diagnosis
Diagnosis dibuat berdasarkan gambaran klinis secara total, termasuk
kecepatan onset dari lesi. Lesi oral pada EM diawali oleh terbentuknya bullae
dengan dasar erythematous, tetapi bullae jarang terlihat oleh klinisi karena
mudah ruptur sehingga terbentuk ulser irregular.
Pada beberapa kasus, lesi oral EM bersifat predominan tanpa disertai adanya
lesi target yang muncul pada kulit. Bila hal tersebut terjadi, maka EM harus
dibedakan penyebabnnya dengan acute multiple ulcers yang lain, terutama
infeksi HSV primer. Hal ini penting, karena salah satu terapi EM
menggunakan kortikosteroid, dimana hal ini merupakan kontraindikasi pada
pasien dengan infeksi HSV primer. Cytologic smears dan virus isolation
dilakukan untuk mengeleminasi kemungkinan adanya infeksi HSV primer.
Biopsi dapat dilakukan bila diduga terdapat pemphigus akut.
Differential Diagnosis
Lesi yang disebabkan oleh infeksi virus memiliki ciri berukuran kecil, bulat,
simetris, dan dangkal. Sedangkan lesi EM berukuran besar, irregular/tidak
beraturan, dalam, dan sering berdarah.
Lesi EM dapat muncul pada semua bagian oral mukosa, tapi terutama terjadi
pada bibir, sedangkan jarang terjadi pada gingiva. Hal ini penting, karena
merupakan perbedaan antara EM dengan HSV primer, dimana lesi yang
terjadi secara generalized pada gingiva merupakan karakteristik dari HSV
primer.
Tabel -- Erythema Multiforme vs. Primary Herpes Simplex Infection
Erythema Multiforme
Appearance
Symptoms
Herpes Infection
Skin ulcers
Mild to severe
Moderate to severe
Sites
palate, extremities
Age
Young adults
Children
Cause
Hypersensitivity
HSV
Treatment Symptomatic
Steroids
Acyclovir
Treatment
Management dari EM melibatkan pengetahuan akan penyebab dari EM itu
tersendiri. Langkah pertama dalam menangani ini adalah mengobati penyakit
infeksi yang diduga sebagai faktor predisposisi atau menghentikan
penggunaan obat-obatan yang menyebabkan EM.
Penggunaan antihistamine topical atau corticosteroid topical terbukti dapat
meringankan symptom. Pemberian Acyclovir oral bisa mengurangi jumlah dan
durasi dari lesi kutaneus pada pasien yang baru saja terinfeksi HSV.
EM recurrent bisa ditreatment menggunakan acyclovir sistemik 400 mg 2 kali
sehari
Tidak ada spesifik treatment tapi perawatan supportive penting
Aspen penting untuk management juga dibutuhkan informasi pasien
Awal dibutuhkan konsultasi ophtalmologic dan dermatoligical
OH dengan 0,2% aquades chlorhexidine mouth-baths
Antimikroba diindikasikan aciclovir/valacyclovir pada EM yg berhubungan
dengan HSV, tetrasiklin untuk EM yang berhubungan dengan mycoplasma
pneumonia
Penggunaan Corticosteroid kontroversial tapi :
o Minor EM merespon kepada topical corticostreroid, meskipun systemic
corticosteroid dibutuhkan
o Major EM di treatment dengan systemic corticosteroid atau
azathioprine atau obat selain immunomodulatory
T Cells yang teraktivasi berkerak kea rah epitel oral karena tertarik oleh
molekul adhesi intraseluler, collagen tipe IV dan VII dan mungkin CXCR3
dan CCR5 signalling pathways
Sitokin yang disekresi oleh keratinosit seperti TNF dan interleukin juga
bergerak kemotaktil bersama limfosit
Fase Kronik dari penyakit ini bisa dihasilkan karena aktifasi dari mediator
inflamasi nuclear factor kappa beta (NF ) dan inhibisi dari transforming
growth factor control pathway ((TGF-beta/smad) yang menyebabkan
terjadinya hyperproliferasi dari keratinosit (hyperkeratin) yang
menyebabkan lesi bewarna putih.
HPA
Gambaran klinis
Striae. Keadaan yang paling lazim, bentuk khasnya menonjol,snowy
white,berenda atau berjala-jala, atau pila anular. Kadang-kadang berselang
seling dengan minute,papula putih,striae mungkin tidak teraba atau mungkin
lebih kenyal daripada mukosa yang mengelilingi.
Area atropi. Area kemerahan dari penipisan mukosa dan sering berkombinasi
dengan striae.
Erosi. Area irregular dangkal dari destruksi epitel. Seringkali menetap dan
tertutup oleh lapisan fibrin lembut, sedikit peninggian kekuningan. Batas erosi
Paling umum
Asimptomatik
Terdiri dari=
a. Slighty elevated fine Whitish lines ( Wickhams Striae)
Lacelike pattern / pattern of fine radiating lines
b. Annular Lesion
Paling sering mukosa bukal diikuti lidah, bibir, gingiva, dasar mulut,
palatum jarang
Plaquelike lesion yang besar bisa terjadi di pipi, lidah, gingiva sulit
dibedakan dengan leukoplakia.
Area terinflamasi mukosa oral yang dicover epitel tipis yang terlihat
merah
Adalah akibat dari atrofi epitel dan terutama tampak sebagai bercakbercak mukosa yang merah, tanpa ulserasi. Striae Wickham seringkali
dijumpai di tepi lesinya. Jika gusi cekat terkena, maka dipakai istilah
Gingivitis desquamative.
3. Erosive (Pseudomembran covered ulcerations combine with keratosis
and erythema)
Mungkin berkembang sebagai komplikasi proses atrophic ketika
epithelium tipis ulcerated
Area terinflamasi mukosa oral yang dicover epitel tipis yang terlihat
merah
Adalah akibat dari atrofi epitel dan terutama tampak sebagai bercakbercak mukosa yang merah, tanpa ulserasi. Striae Wickham seringkali
dijumpai di tepi lesinya. Jika gusi cekat terkena, maka dipakai istilah
Gingivitis desquamative.
Jarang
Klasifikasi lainnya
Skin lession
Lichen planus merupakan penyakit kulit yang umum namun tidak biasa
ditemukan di kulit, cirinya :
Purpulish papule
Lebar 2 3 mm yang melintasi permukaan yang mengkilat di tandai
dengan striae dan biasanya gatal
distribusinya pada permukaan fleksor dari lengan bawah , khususnya
pada pergelangan tangan.
Ada 6 subtipe lichen planus :
1. Erosiva/ulserativa
Erosi yang terjadi menimbulkan rasa sakit dalam mulut di daerah yang
terlibat, terutama saat makan
Erosi dapat muncul tiba-tiba dan perlu waktu berminggu-minggu
bahkan berbulan-bulan untuk sembuh
LOKASI biasanya lesi bersifat bilateral, melibatkan mukosa bukal,
lidah, mukosa labial dan gingival.Palatum dan gingiva lingual biasanya
bebas dari lesi
UKURAN diameternya beberapa mm-cm
TEPI LESI dapat ditemukan tepi yang menghilang akibat fibrosis,
disertai tepi eritematous
DASAR LESI berwarna kekuningan, disertai lapisan fibrin yang
menutupi dasar lesi.
2. Plak
3. Reticular
4. Popular
5. Atrofi
6. bullous
Diagnosis
Reticular OLP : bias didiagnoasa hanya dengan melihat penemuan klinisnya
saja. Seperti adanya interlacing white striae pada posterior bukal secara
DD dari LP harus dipertimbangkan lesi lichenoid yang lain ( mis: karena obat,
kontak merkury, EM, lupus erythematus, dan reaksi graft VS host), juga
leukoplakia, squamous cell carsinoma, mukus membran pemphigoid, dan
candidiasis
Biopsi papular dan plaquelike OLP untuk bedakan dengan dysplastik dan
leukoplakia
Treatment
Treatment dari OLP tergantung dari symptom yang dialami, Histori Medis,
serta perluasan lesi di oral dan ekstra oral
Pasien dengan OLP yang asimptomatik dan reticular biasanya tidak
membutuhkan treatment aktif. Klinisi hanya wajib memperhatikan apakah ada
tumpatan yang buruk pemampatannya atau berlebihan serta memperhatikan
OH dari pasien terutama pada pasien LP pada gingival
Pasien yang memiliki symptom biasanya membutuhkan perawatan obat2an
dan kadang2 juga membutuhkan perawatan bedah
Perawatan dengan Obat2an
Pengobatan dengan obat topical lebih dipilih karena mempunyai efek
samping yang lebih sedikit. Tetapi perawatan secara sistemik juga diperlukan
jika ada lesi yang menyebar luas atau penyakit yang recalcitrant
o Obat utuk OLP biasanya obat2an yang Imunosupresif dan biasanya
tidak digunakan khusus untuk penyakit mulut
Topical Kortikosteroid
Obat Imunosupresan yang lebih kuat seperti ciclosporin (calcineurin inhibitor)
atau retinoid bis membantu
Bedah reseksi direkomendasikan untuk lesi plaque yang terisolasi atau lesi
erosi yang tidak sembuh2
Topikal steroid aplikasi dengan kapas atau kasa
Erosi luas pada gingiva occlusal splint + topical steroid
Mungkin muncul candida kumur chlorhexidine dulu sebelum steroid
Bila sdh ada candida antifungal terapi sistemik
OLP yang sulit hilang/ sembuh topikal cyclosporine
Mis karena amalgam dilakukan tes merkuri, bila positif remove antigen
BIOPSI
Definisi
Biopsy adalah pemotongan dan pemeriksaan bagian atau keseluruhan lesi.
Kontraindikasi biopsy adalah insisi biopsy pada tumor kelenjar parotid.
Pengambilan specimen baik total maupun sebagian untuk pemeriksaan
mikroskopis dan diagnosis.
Indikasi
Lesi permukaan
o Perubahahan warna/ tekstur misalnya putih, merah, pigmentasi
o Ulserasi, fisura atau keduanya
o Proliferatif ( fibroma dan papiloma)
Lesi sub poermukaan
o Jaringan lunak : superfasial (distorsi permukaan ), profundus (
terditeksi sinar-X)
Kontraindikasi
Variasi anatomi normal misal, linea alba, pigmentasi rasial fiologis
Lesi yang disebabkan truma yang belum lama terjadi
Lesi inflamatorik akut/ subakut mis infeksi bakteri / virus
Lesi vascular, mis. Hemangioma
Lesi ganas yang jelas membutuhkan rujukan
Lesi yang lokasinya sulit
Teknik Biopsi
Jaringan didapat dengan 2 metode utama:
1. Teknik tidak membutuhkan anastesi (exfoliative cytology dan brush
biopsy)
2. Teknik dengan local anastesi
Yang membutuhkan local anastesi meliputi:
Kuretase
Biopsi Jarum
Tipe biopsy
Surgical biopsy (insisi atau eksisi)
Fine needle aspiration biopsy
Thick needle / core biopsy
Alasan kegagalan pada diagnosis histology
Specimen kurang baik tau rusak selama pengangkatan
Specimen tidak representative terhadap lesi atau terlalu kecil
Bidang atau bagian histology tidak melibatkan gambaran klinis
Kondisi tidak mempunyai gambaran histology. Misalnya aphtous ulcer
Gambaran histology sulit diinterpretasi. Misalnya malignan tumor
Gambaran histology mempunyai beberapa penyebab. Misalnya granuloma
Inflamasi mungkin menutupi diagnose yang benar.
Dasar biopsy
Pilih daerah yang paling mencurigakan. Misalnya area merah saat
premalignant di curigai
Hindari daerah nekrotik
Regional atau local anestesi tidak pada lesi
Libatkan daerah pinggir jaringan normal
Specimen lebih disukai 1 x 0,6 cm dengan kedalaman 2 mm
Tepi specimen haris vertical
Lewati sutura specimen untuk mengontrol dan mencegah pembengkakan
atau aspirasi dangan suction
Untuk lesi yang lebih besar, beberapa area buth diambil contoh
Termasuk setiap fragmen untuk pemeriksaan histology
Beri label botol specimen dengan nama pasien dan detail khusus
Jahit dan control perdarahan
Peringatkan pasien tentang kemungkinan rasa sakit setelah itu dan beri
analgesic
Daftar pustaka
-
Neville BW, Damn DD, Allen CM, Bouquot JE. Oral & Maxillofacial Pathology.
3nd ed. 2009. Philadelphia: WB Saunders
Scully. Clinical Oral and Maxillofacial Medicine the Basis Diagnosis and
Treatment. 2nd ed. 2008. Edinburg : Wright