Anda di halaman 1dari 42

ORAL MEDICINE

Eritema Multiform

 Eritema multiform yaitu suatu gambaran lesi


dengan dasar berwarna merah dan lesi ini
mempunyai banyak bentuk yang mempunyai
karakteristik multiform sebagai makula,
papula, vesikula dan bula
Faktor penyebab :
 Penyebab pasti belum diketahui

 Yang umum adalah alergi terhadap obat

sistemik, yaitu: barbiturat, penisillin, fenitoin,


sulfamida.
 faktor emosional (stress)

 Peradangan oleh bakteri atau virus tertentu,

misalnya: herpes simpleks, micoplasma.


 Rangsangan fisik, misalnya sinar matahari,

hawa dingin
 Penyakit keganasan.
 Gambaran Klinis :
Mukosa menyebar pada kulit dan membran mukosa secara
simetris dan ditandai dengan kejadian yang asimptomatik
(tidak ada gejala). Di dalam mulut, terlihat daerah makula
yang berwarna kemerahan, ulserasi multiple dan erosi
dengan permukaan fibrosis yang berwarna putih keabu-
abuan. Gingiva yang terkena tampak merah membara,
mirip seperti gingivitis deskuamatif. Permukaan mukosa
dari lidah dan bibir sering menunjukkan adanya bercak
merah yang besar dengan zona ulserasi. Tepi ulserasi
umumnya tidak teratur (bergelombang) dan berwarna
merah, tetapi jarang hemorogik
Em minor Em mayor
• Pada mukosa rongga mulut - Hal ini • Tipe ini melibatkan dua atau lebih
terjadi pada 20-30 % kasus. Pada tipe EM membran mukosa dengan lebih banyak
minor jarang sekali terjadi hanya pada lagi daerah kulit yang terlibat.
bagian rongga mulut saja. Lesi berupa • Pada mukosa rongga mulut - Lesi pada
vesikula yang banyak dan pecah, mukosa rongga mulut lebih sering terjadi
meninggalkan daerah erosi yang sakit pada kasus EM tipe mayor. Awalnya
dan ditutupi pseudomembran putih. adalah daerah kemerahan, berubah
dengan cepat menjadi bentuk vesikula
dan segera pecah dan meninggalkan
daerah erosi kemerahan yang ditutupi
pseudomembran putih dan krusta akibat
perdarahan.Terkelupasnya kulit serta
menimbulkan cacat atau kadang terjadi
kematian akibat infkesi sekunder atau
ketidakseimbangan cairan elektrolit,
dapat mengenai mata, kulit, mulut,
kelamin (steven jhonson syndrome)
memilik lesi khusus dan rasa sakit yang
parah,terdapat gejala sakit prodromal
sistemik
DIAGNOSA BANDING

Eritema multiform Pemphigus


- Bula dengan cincin vulgaris
vesikula dibagian tepinya
- Bula berdinding tipis dan
- Lesinya berupa ulser mudah pecah ke bagian
yang dalam, besar dan perifer (daerah meluas)
mudah berdarah. Lesi
yang menonjol terdapat - ulser dangkal, daerah
pada bibir yang mukosa bukal, di daerah
berbentuk krusta trauma sepanjang bidang
oklusal
Perawatan
 Lesi kulit dan membran mukosa yang
disebabkan oleh infeksi virus atau jamur
diobati dengan antibiotik
 Lesi vesikula, bulla dan erosit dapat diobati
dengan kompres basah dengan larutan celaline
liniment yang diganti-ganti.
 Pengobatan dengan kortikosteroid sistemik
ERITROPLAKIA
ERITROPLAKIA
 Adalah suatu lesi yang dapat berkembang
menjadi karsinoma yang ditandai dengan
adanya bercak merah yang persisten. Penyakit
ini paling sering dijumpai pada lipatan mukosa
rahang bawah, orofaring, lidah dan dasar mulut
serta sering berhubungan dengan tembakau
atau penggunaan alcohol. Warna merah dari lesi
ini disebabkan oleh mukosa atrofik yang
menutupi submukosa dan sangat vascular
(kemerahan) dan meradang. Bagian tepi sering
kali berbatas jelas.
Etiologi dan Faktor Predisposisi

 Idiopatik (tidak diketahui penyebabnya).


Tetapi ada beberapa faktor predisposisi yang
menyertai, seperti Merokok, Konsumsi alcohol
dan Infeksi sekunder atau superinfeksi dengan
candididasis yang berhubungan dengan
displasi sel mukosa oral.
Penegakan Diagnosis
 Sering terjadi pada lipatan mukosa rahang bawah,
orofaring, lidah dan dasar mulut. Terdapat 3 bentuk
eritroplakia, yaitu
a. homogenous atau merah keseluruhan;
b. eritro-leukoplakia memiliki bercak merah diselingi
dengan daerah-daerah putih; dan
c. bercak eritroplakia yang mengandung bintik-bintik
putih atau granula yang tersebar diseluruh lesi merah.
Diagnosis banding dari kasus ini adalah Candidiasis,
Denture stomatitis, Histoplasmosis, Macular hemangioma,
Telangietasia
Perawatan

 Biopsi untuk memeriksa keganasan, hentikan/


eliminasi faktor penyebab, terapi suportif
seperti vitamin A,C,E dan betakaroten, rujuk
onkologi
CHEILITIS EKSFOLIATIF
 Definisi & Nama Lain
Cheilitis Eksfoliatif adalah suatu keadaan
inflamasi kronis yang mengenai bibir dan ditandai
dengan pecah-pecah, pengelupasan dan disertai
atau tidaknya pembentukan keropeng-keropeng
perdarahan.
CHEILITIS EKSFOLIATIF
Belum diketahui secara pasti. Tetapi sering dihubungkan dengan sepsis oral,
stress, anxiety (kecemasan berlebihan), depresi dan kebiasaan menggigit atau
menjilat bibir.

Faktor-faktor presdiposisi-nya antara lain:


1. Panasnya terik matahari.
2. Embusan angin yang terlalu kencang.
3. Dehidrasi (penyebab utama ketika bulan puasa).
4. Merokok dan kebanyakan makan permen karet.
5. Alergi terhadap produk kosmetik, pasta gigi, atau mouthwash tertentu.
6. Keseringan makan makanan terlalu pedas.
7. Efek samping dari obat. (Kalau keluhan bibir kering Anda terjadi pada
permulaan proses pengobatan, segera konsultasikan pada dokter yang
merawat.)
8. Kekurangan vitamin A, B, B12, C yang merupakan nutrisi penting untuk
kesehatan kulit dan bibir.
Penegakan Diagnosis

 Cheilitis eksfoliatif tampak adanya keropeng /


kerak, sisik, dan eritema pada vermilion border
di bibir, terutama pada bibir bawah. Bibir juga
tampak sedikit membesar. Cheilitis eksfoliatif
biasanya dimulai sebagai fisura pada garis
tengah bibir bawah dan menyebar membentuk
banyak fisura. Fisura-fisura tersebut akhirnya
dapat berkembang menjadi sisik kuning-putih
atau berulserasi dan membentuk keropeng-
keropeng perdarahan di atas seluruh bibir
 Pemeriksaan Histopatologi terdapat
perbatasan vermillion yang ditandai dengan
penumpahan regular lapisan keratin
permukaan. Vermillion adalah zona junctional
antara kulit dan mukosa dimana memiliki
epithel skuamosa tebal dan jaringan kapiler
yang kaya.

Diagosis Banding
 Cheilitis kontak dan Cheilitis Aktinis
FIBROMA /
FIBROEPITHELIAL
 Adalah suatu lesi jinak yang paling sering
ditemukan di dalm rongga mulut. Dimana
letak dari tumor ini dapat menyebabkan
ekpansi dari tulang kortikal sehingga tampak
asimetris.
Etiologi dan faktor predisposisi

 Idiopatik (tidak diketahui penyebabnya).


Tetapi ada beberapa faktor predisposisi yang
menyertai, seperti Iritasi kronik dan Trauma.
Penegakan diagnos
 Adanya pembengkakan yang tidak sakit,
seiring bertambahnya waktu tumor semakin
besar, terdapat papula berbatas jelas, berwarna
merah muda pucat dan perlahan-lahan
membesar membentuk nodula.
 Diagnose banding dari kasus ini adalah
Ameloblastik fibroma
 Perawatan : Eksisi
Fissure tongue
 Fissured tongue juga dikenal dengan “ scrotal tongue atau
plicated tongue “ adalah sebuah kondisi varian normal yang
di tandai dengan terdapatnya celah dalam pada dorsum lidah,
dan umumnya tidak ada gejala sakit, Namun apabila ada sisa
makanan yang terjebak pada celah-celah tersebut, pasien
dapat mengeluhkan sakit atau rasa terbakar pada lidahnya.
 Fissured tongue biasanya ditemukan pada orang yang sehat
(fissured tongue kongenital) dan lebih sering ditemukan pada
orang yang berusia lebih tua. Fissured tongue juga merupakan
manifestasi dari Melkersson-Rosenthal syndrome, Down
syndrome, psoriasis dan seringkali timbul bersamaan dengan
benign migratory glossitis (geographic tongue)
Penegakan Diagnosis
 Gambaran klinis dapat bervariasi baik dalam
bentuk, jumlah, kedalaman dan panjang serta
pola dari celah celah lidah tersebut.
 Celah biasanya pada fissure tongue terdapat lebih
dari satu yang dalamnya 2-6 mm.
 Pola yang biasa terlihat yakni terdapat celah
sentral yang paling besar ditengah tengah lidah
dengan celah celah kecil bercabang disekitarnya.
Berdasarkan polanya celah pada lidah tersebut
dibagi menjadi 3 arah yakni arah vertikal,
transversal dan oblique.
Diagnosa Banding
 Diagnosa biasanya dapat ditentukan dengan
jelas. Tetapi harus dibedakan dengan lidah
berlobus dari Sjogren sindrom dan geographic
tounge.
Perawatan
 Meningkatkan oral hygiene yang baik dalam
kasus ini sangat penting karena bakteri dan plak
dapat ditemukan dalam celah-celah tersebut
sehingga menyebabkan halitosis.
 Edukasi pada pasien bahwa fissured tongue
merupakan varian normal yang tidak berbahaya
 Bila pasien mengeluhkan rasa perih pada daerah
celah pada fissured tongue lidah harus ditarik
dan diulas dengan hidrogenperioxida 3 % untuk
menghilangkan debris makanan.
FORDYCE’S SPOT
 Fordyce’s spots merupakan salah satu dari variasi
pada struktur dan penampakan dari mukosa
rongga mulut. Lesi ini merupakan suatu kondisi
dimana terdapat kelenjar sebasea ektopik atau
sebaceous choristomas (jaringan normal pada
lokasi yang abnormal) pada mukosa rongga
mulut. Normalnya, kelenjar sebasea terlihat
pada dermal adnexa, dan memiliki asosiasi
dengan folikel rambut, tetapi bagaimanapun
juga fordyce’s spots tidak memiliki asosiasi
dengan struktur rambut pada kavitas oral.
 Etiologi dari fordyce’s spots adalah kelenjar
sebacea yang letaknya ektopik (Sebacea
choristomas).
 Gambaran klinis suatu fordyce’s spots
merupakan suatu papula dapat single atau
multiple berwarna putih kekuningan atau krem
dengan diameter +- 1-2 mm, berbatas jelas,
tidak dapat dikerok, terletak terutama terjadi
bibir, mukosa bukal, retromolar pad.

 Diagnosa banding Fordyce’s spots adalah:


a) Sebacea adenoma
b) Sebacea carcinoma
FRICTIONAL KERATOSIS
 Frictional keratosis adalah lesi putih yang
berhubungan dengan gesekan kronis atau gesekan
yang terjadi pada permukaan mukosa mulut. Hal ini
menyebabkan lesi putih hiperkeratosis sebagai
pelindung yang sesuai dengan kalus pada mukosa.
Frictional keratosis dari mukosa mulut ini umum
terjadi dan biasanya merupakan respon terhadap
iritasi ringan oleh penyebab seperti tepi tajam dari
gigi atau restorasi, protesa gigi, makanan abrasif,
menyikat gigi yang terlalu kuat dan memainkan alat
musik tiup. Biasanya secara klinis ditandai dengan
lesi putih tanpa unsur merah.
Etiologi & Faktor
Predisposisi
 Iritasi seperti gigi yang tajam, cheek biting, dan
memakai gigi palsu yang tidak pas dalam waktu
lama merupakan contoh dari penyebab gesekan
kronis. Merokok dan konsumsi alkohol telah
dilaporkan sebagai faktor predisposisi. Dengan
demikian, perkembangan frictional keratosis
terjadi ketika mukosa mulut terkena faktor-
faktor ini. Lesi putih adalah sebagai akibat dari
sel-sel lainnya yang diatur oleh tubuh karena
bereaksi terhadap iritasi yang disebabkan oleh
gesekan.
Penegakkan diagnosa
 Secara klinis, lesi cenderung membentuk plak keratotik
yang tersebar. Pada tahap awal, lesi ini pucat dan
translusen dan menyatu jelas ke mukosa normal di
sekitarnya. Kemudian akan menjadi lebih padat, putih dan
memiliki permukaan yang kasar dan tidak teratur. Lesi
putih dapat ditemukan pada jaringan lunak yang
berdekatan dengan permukan yang teriritasi. Frictional
keratosis terjadi pada daerah yang terkena trauma, seperti
bibir, tepi lateral lidah, mukosa bukal sepanjang garis
oklusal dan edentulous ridge.

 Diagnosa banding : leukodema,stomatitis nicotina, trush,


white sponge nevus
Penatalaksanaan
1. Dignosis ditegakkan
2. Pastikan setiap iritan frictional dibuang,
Kebiasaan menggigigit, menghisap atau
menguyah harus dihentikanm dan permukaan
gigi yang fraktur atau tajam harus diperbaiki.
3. Periksa dan amati penyembuhan lesi frictional
pada pasien. Pada umumnya pasien harus
dievaluasi lagi setelah 2-3 minggu untuk
mellihat bekas keadaan lesi.
GEOGRAPHIC TOUNGE
 Geographic tongueadalah permukaan lidah yang
eritematous, atropi, papilla filiformis yang
dikelilingi oleh bentuk lingkaran putih
ataupun tidak, dengan lokasi dan bentuk yang
bervariasi. Geographic tonguemerupakan suatu
kondisi abnormal dari permukaan lidah yang
bisa terjadi pada hampir semua usia, bahkan
dapat dijumpai sejak usia 2 tahun
etiologi
 Pada dasarnya etiologi dari Geographic tongue
belum diketahui secara pasti. Berbagai faktor
telah diajukan oleh para peneliti untuk
menjelaskan faktor penyebab dari kondisi ini
walaupun dapat dikatakan bahwa hal ini
belum jelas kepastiannya seperti, genetik,
hormonal, psikomatik, defisiensi nutrisi dan
infeksi jamur dan bakteri
 Gambaran klinis: Lidah geografik bermanifestasi
secara klinis sebagai area terlokalisasi, melingkar
tidak teratur, berupa bercak merah yang dikelilingi
oleh batas putih yang sedikit menonjol. Bercak
merah menunjukkan atrofi papilla filiformis dan
batas putih terdiri dari papilla filiformis yang
beregenerasi dan campuran antara keratin dan
neutrofil.
 Diagnosa banding : kandidiasis, lichen planus,
psoriasis oral

 Perawatan : Biasanya geografik tongue tidak


dilakukan perawatan jika pasien tidak ada keluhan.
Manfaat yang cukup besar mungkin diperoleh dengan
menjaga mulut bersih dengan menggunakan obat
kumur yang terdiri dari natrium bikarbonat dalam air.
Topical steroid, terutama yang mengandung agen
antijamur dapat membantu dalam mengurangi gejala
GRANULOMATOSIS OROFACIAL
 Granulomatosis Orofasial (OFG) adalah
peradangan granulomatosa nonspesifik terjadi
di bagian mana pun dari rongga mulut. Paling
sering ia menyajikan sebagai bengkak bibir
terus-menerus atau berulang, maka istilahnya
cheilitis granulomatosa (CG).
 Penyebab pasti OFG tidak diketahui. Beberapa
teori telah dikemukakan, termasuk infeksi,
predisposisi genetik dan alergi
 Gambaran klinis :
Lesi ini tampak sebagai pembengkakan difus pada
salah satu atau kedua bibir, tidak nyeri, dan
persisten. Gambaran lain yang dapat dijumpai
adalah terbentuknya beberapa vesikel, erosi, dan
bersisik. Selama ini diketahui bahwa OFG
merupakan bentuk monosimtomatik dari sindrom
Melkersson-Rosenthal.
 Diagnosa banding : Angioedema (idiopatik
atau keturunan), sarkoidosis, Penyakit Crohn
 Tujuan perawatan adalah untuk meningkatkan

penampilan dan kenyamanan klinis pasien


- penggunaan kortikosteroid
 Eliminasi infeksi

- Pembedahan
Hairy Tongue
 Hairy tongue merupakan pemanjangan papila
filiformis yang menghasilkan tampilan
berambut, atau dikenal sebagai lingua villosa.
Papilla yang mengalami perubahan biasanya
terletak di aspek medial dari dorsum lidah.
Pada kasus ringan, lesi ini berlokasi pada
dorsum 1/3 lidah dan dapat meluas sampai ke
anterior pada kasus lanjut.
Penyebab terjadinya hairy
tongue
Faktor lokal
• Penggunaan jangka panjang dan aplikasi topikal antibiotik
• Tembakau
• Obat kumur (chlorhexidine, hydrogen peroxide)
• OH buruk
• Infeksi Candida albicans

Faktor Sistemik
• Penggunaan jangka panjang antibiotik sistemik
• Kortikosteroid
• Anemia
• Xerostomia pada pasien yang menjalani terapi radiasi
 Gambaran klinis :
Papila filiform normal memiliki panjang sekitar 1 mm tetapi
pada hairy tongue panjang papila ini lebih dari 15 mm. Hairy
tongue jarang yang bersifat simtomatis, walaupun
pertumbuhan candida albicans dapat terlihat pada
glossopyrosis (burning tongue). Keluhan subjektif yang
dirasakan pasien adalah rasa tergelitik pada palatum lunak
dan orofaring selama proses menelan makanan. Pada kasus
yang lebih berat, pasien dapat mengeluhkan sensasi gagging.
Retensi debris oral diantara papilla-papila yang memanjang
dapat menyebabkan halitosis. . Pigmentasi dipengaruhi oleh
obat-obatan, makanan, minuman, tembakau atau produk
mikroorganisme kromogenik.
 Diagnosa banding : Coated tongue, Oral
candidiasis, Oral hairy leukoplakia

 Hairy tongue dapat diobati dengan menyikat


lidah, kebersihan mulut yang baik, dan
eliminasi faktor-faktor yang dapat
diidentifikasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai