Anda di halaman 1dari 73

LESI RONGGA MULUT

Presentan:
Muhammad Faishal K 12100118183
Muhammad Rezalul A 12100118030
Tsaniya Fadhila 12100118444
Ratih Kumaladewi P 12100118012

ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
RUMAH SAKIT AL ISLAM BANDUNG
2019
Jenis pembentukan dan
bentuk lesi
Lesi Primer
-Makula
-Vesikel
-Plaque
-Keratosis
-Tumor
-Nodul
Lesi Sekunder
-Erosi
-Ulcer
-Fissura
-Krusta
-Sinus
Warna pada Lesi
Putih (Leukoplakia)
1. Leukoplakia Homogen
Dalam perkembangannya, leukoplakia dapat menjadi semakin
meluas, menebal, disebut leukoplakia homogen. Pada tipe ini,
terutama berupa lesi putih yang datar dan tipis. Lesi ini dapat
terlihat sebagai retakan yang dangkal dengan permukaan yang
halus atau berkerut. Teksturnya konsisten. Tipe ini biasanya
asimptomatik.

2. Leukoplakia non homogen


Terutama berupa lesi putih atau putih
disertai merah (eritroplakia). Permukaan
lesi ireguler, bisa rata, nodular (speckled
leukoplakia) atau exophytic(exophytic
atau verrucous leukoplakia).
Manifestasi
Plak putih yang tidak bisa digolongkan secara klinis atau patologis ke dalam penyakit lainnya.
Leukoplakia merupakan lesi pra kanker yang paling banyak, yaitu sekitar 85% dari semua lesi pra kanker.
Letak: alveolar, mukosa lingual, labia, palatum, daerah dasar cavum oris, gingiva, mukosa lipatan buccal,
serta mandibular alveolar ridge.
Lesi awal:
◦ warna kelabu atau sedikit putih yang agak transparan,
◦ berfisura atau keriput
◦ secara khas lunak dan datar
◦ Batasnya tegas/berbatas tidak tegas.
Lesi dapat berkembang dalam minggu sampai bulan menjadi tebal, sedikit meninggi dengan tekstur kasar
dan keras.
Lesi ini biasanya tidak sakit, tetapi sensitif terhadap sentuhan, panas, makanan pedas dan iritan lainnya.
Selanjutnya leukoplakia dapat berkembang menjadi granular atau nodular leukoplakia.
Leukoplakia juga dapat berkembang dan berubah bentuk menjadi eritroplakia.
Persentase rata-rata transformasi maligna untuk leukoplakia bervariasi antara 4% dan 6%.
Etiologi:
Faktor yang paling sering dihubungkan dengan terjadinya leukoplakia
adalah merokok, konsumsi alkohol, iritasi kronis, kandidiasis,
kekurangan vitamin, gangguan endokrin, human papilloma virus
(HPV)
Oral candidiasis
Sebanyak 60 % orang dewasa yang sehat membawa spesies candida sebagai komponen frora normal.
Faktor faktor sistemik tertentu bisa menyebabkan peningkatan yang berlebihan dari candida,
diantaranya:
◦ Penggunaan gigi palsu
◦ Penggunaan inhaler steroid
◦ Xerostomia
◦ Kelainan endokrin
◦ Infeksi HIV
◦ Leukimia
◦ Malnutrisi
◦ Terapi radiasi
◦ Usia
◦ Kemoterapi sistemik
◦ Penggunaan antibiotik spektrum luas.
Oral candidiasis biasanya termasuk infesi lokal, namun jarang dapat
berkembang menjadi infeksi sistemik.
Manisfestasi klinik oral candidiasis bervariasi (pseudomembranous
candidiasis / thrush; median romboid glossitis dan erythematous
candidiasis dan perleche/angular cheilitis.
Faktor resiko: Diagnosis: manisfestasi klinik,
◦ Immunodeficiency syndrome gambaran lesi, faktor resiko.
◦ Diabetes Treatment:
◦ Hospitalization ◦ Nistatin
◦ Immunosupresive theraphy ◦ Clotrimazole
◦ Malignancy ◦ Flukonazol (lebih efektif
◦ Netropenia dibandingkan dengan nistatin).
◦ Organ transplantasi
Linea alba
Merupakan variasi umum rongga mulut. Lesi berupa garis putih akibat hyperkeratosis fokal
pada mukosa hasil dari trauma gesekan kronis atau berulang. Lesi berupa garis putih horizontal
sepanjang mukosa buccal pada level garis oklusal.
Tidak ada potensi ganas dan tidak diperlukan perawatan khusus,
selain berupaya menghilangkan sumber iritasi, setelah itu
lesi akan sembuh dalam 1-3 minggu
Non-White Lesi
• Blue/ Purple Vascular Lesions • Brown Heme-Associated Lesions
Hemangioma Ecchymosis
Varix Petechia
Angiosarcoma Hemochromatosis

• Brown Melanotic Lesions • Gray/Black Pigmentations


Ephelis and Oral Melanotic Macule Amalgam Tattoo
Graphite Tattoo
Nevocellular Nevus and Blue Nevus
Hairy Tongue
Café au Lait Pigmentation
Pigmented Lichen Planus
• Eritroplakia
Hemangioma

Varsix
Café au Lait Pigmentation
Lesi ini berwarna kopi dengan krim dan bervariasi dari makula kecil hingga lesi difus luas.
Ecchymosis dan Petechia
Ekimosis traumatis sering terjadi pada bibir dan wajah namun jarang terjadi
pada mukosa mulut.
Setelah peristiwa traumatis, ekstravasasi eritrosit ke submukosa akan muncul
sebagai makula merah cerah atau sebagai pembengkakan jika terbentuk
hematoma. Lesi akan memiliki warna cokelat dalam beberapa hari.
Pendarahan kapiler akan tampak merah pada awalnya dan berubah menjadi
coklat dalam beberapa hari setelah sel-sel merah ekstravasasi telah melisis dan
telah terdegradasi menjadi hemosiderin.
Graphite Tattoo
Cenderung terjadi pada langit-langit mulut karena suatu traumatik implantasi
dari partikel graphite dari pensil. Lesi biasanya makula, fokal, dan abu-abu atau
hitam.
Secara mikroskopis, grafit menyerupai amalgam di jaringan
Eritroplakia
Eritoplakia adalah bercak merah, seperti beludru, menetap yang tidak dapat ditandai secara
klinis sebagai keadaan lain
Eritoplakia didiagnosis secara histologis sebagai dysplasia epitel atau mempunyai
kecenderungan lebih tinggi untuk menjadi karsinoma
Paling sering terjadi pada
◦ Lipatan mukobukal mandibular
◦ Orofaring
◦ Pilar tonsil
◦ Palatum lunak
◦ Permukaan lateral dan ventral lidah
◦ Dasar mulut
Umum dijumpai pada perokok , alkoholik, pria >60 tahun
Klasifikasi
Bentuk homogeny, tampak merah merata Eritroleukoplakia, memiliki bercak-bercak
merah yang bercampur dengan beberapa
daerah leukoplakia

Granular / bercak leukoplakia, mengandung


bintik-bintik atau granula-granula putih yang
menyebar diseluruh lesinya
Histopatologi
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa 80 hingga 90% kasus
eritroplakia adalah displasia epitel histopatologis berat, karsinoma in
situ, atau karsinoma invasive.
Perawatan
Konsumsi diet sayuran dan buah-buahan (anti oksidan)
Biopsi wajib dilakukan
Disarankan untuk dikakuakan prosedur bedah eksisi
Malintegritas mukosa
a. Ulcer
Recurrent aphthous stomatitis (RAS)
Gangguan yang ditandai dengan ulkus berulang terbatas pada mukosa mulut
pada pasien tanpa tanda-tanda penyakit lain.
Etiologi: Streptococci, Helicobacter pylori, VZV, Associated with systemic disease
(e.g. coeliacdisease), Drugs (e.g. cytotoxics)
Manifestasi: Lesi terbatas pada mukosa mulut dan mulai dengan prodromal
terbakar setiap saat dari 2 hingga 48 jam sebelum ulkus muncul.
Necrotizing Ulcerative Ginggivitis (NUG) and
Periodontitis (NUP)
Kondisi peradangan ulseratif akut dari gingiva dan periodonsium.
Etiologi: Treponema species, Prevotella intermedia, Fusobacteria nucleatum,
Peptostreptococcus micros
Manifestasi: NUG memiliki onset yang cepat dan akut.
Diagnosis: Sekresi dari sulkus gingiva menumbuhkan flora campuran tetapi secara khusus akan
menjadi kultur positif untuk spesies Treponema, P
Pengobatan: Perawatan definitif NUG dan NUP terdiri dari gentle debridement untuk
mengangkat sebanyak mungkin puing dan plak, paling baik dilakukan dengan anestesi topikal
selama beberapa kunjungan pertama dan obat kumur
BD (Behçet Syndrome)
Behçet sebagai trias gejala termasuk ulkus oral berulang, dan ulkus genital
berulang.
Etiologi: Penyebab BD tidak diketahui, tetapi disregulasi autoimun
Manfestasi: beberapa pasien mengalami lesi oral berulang yang ringan
Diagnosis BD
Kriteria diagnostik baru dikembangkan yang mencakup ulserasi oral berulang yang terjadi
setidaknya tiga kali dalam satu periode 12 bulan ditambah dua dari empat manifestasi berikut:
1. Ulserasi genital berulang
2. Lesi mata, termasuk uveitis atau vaskulitis retina
3. Lesi kulit, termasuk eritema nodosum, pseudofolliculitis, lesi papulopustular, atau nodul
akneiformis pada pasien pascapolesior yang tidak menerima kortikosteroid
4. Tes pathergy positif, yang dilakukan dengan menempatkan jarum 20-gauge 5 mm ke kulit
lengan bawah. Tes ini positif jika papula atau pustule yang diinduksi lebih dari 2 mm terbentuk
dalam waktu 48 jam
Pengobatan
Azathioprine dan obat imunosupresif lainnya dikombinasikan dengan prednison
Herpes Zoster
Definisi: merupakan penyakit akut yang berasal dari virus yang bersifat self
limited.
Etiologi: reaktivasi varicella zoster virus. Penyebab umum factor untuk reaktivasi
adalah AIDS, leukemia, lymphoma dan keganasan yang lain, radiasi,
imunosupresif dan obat cytotoxic dan usia tua.
Manifestasi
Dermatom yang paling sering terkena: thoracic, cervical, trigerminal dan lumbosacral
Nyeri dan nyeri tekan berhubungan dengan nyeri kepala, pulpitis, malaise dan demam merupakan
gejala prodromal sebelum munculnya tampilan lesi oral dan kulit
Setelah 4 hari sampai 2 minggu: muncul veicle dan dalam 2-3 hari muncul menjadi pustule dan ulcer
yang di tutupi oleh crusta
Lesi menetap selama 2 – 3 minggu
Lokasi lesi typical: unilateral
Manifestasi oral terjadi ketika adanya keterlibatan percabangan kedua dan ketiga trigerminal nerve
Postherpetic trigerminal neuralgia merupakan komplikasi umum dan jarang menjadi osteomyelitis,
jawbone necrosis, dan tooth loss
Diagnosis dibuat berdasarkan kriteria klinis
Herpes Simplex Virus (HSV) Infection
Etiologi: HSV 1 dan 2
Manifestasi:
◦ Eritema, vesikel dan ulser muncul pada mukosa berkeratin.
◦ Vesikula pecah membentuk ulkus yang dengan ukuran 1 sampai 5 mm.
◦ Gusinya merah
◦ Mulut terasa sakit
◦ Kesulitan makan

Diagnosis: Isolasi HSV oleh kultur sel atau pewarnaan giemsa yang
menunjukan gambaran multinucleated giant cells atau intranuclear
inclusions yang terlihat dalam gambaran histoplatologi.
Pengobatan:
Acyclovir 15 mg/kg 5x1,
Acyclovir 5% krim dan valacyclovir 500-1000 mg 3x1 (untuk infeksi berulang),
Varicella zoster virus
Etiologi: VZV
Pada saat laten, virus berada pada dorsal root ganglia dari cranial nerve
Manifestasi: Infeksi Primer  Chickenpox pada anak-anak, Makula  Eritema  papul 
vesikel  pustule  krusta pada seluruh tubuh daan gatal
Diagnosis: menggunakan tes PCR untuk mendeteksi antigen VZV.
Pengobatan:
asiklovir (800 mg lima kali sehari).
Citomegalovirus (CMV) Infection
Etiologi: CMV
Manifestasi: ulkus nekrotik besar tunggal dan lebih jarang sebagai ulkus
multipel. Biasanya nyeri dan terjadi selama berminggu-minggu atau berbulan-
bulan
Diagnosis: blood culture untuk mendeteksi antigen CMV
Pengobatan: Infeksi CMV diobati dengan gansiklovir, valgansiklovir, atau
sidofovir
b. Vesikel/Bulla
Ranula
Ranula adalah istilah yang digunakan untuk menyebut mukokel yang letaknya di dasar mulut.
Kata ranula yang digunakan berasal dari bahasa latin “RANA” yang berarti katak, karena
pembengkakannya menyerupai bentuk tenggorokan bagian bawah dari katak. Merupakan
pembengkakan dasar mulut yang berhubungan dan melibatkan glandula sublingualis, dan dapat
juga melibatkan glandula salivari minor.
Tanda dan Gejala
Adanya benjolan simple pada dasar mulut, mendorong lidah ke atas.
Umumnya unilateral, jarang bilateral.
Benjolan berdinding tipis transparan, berwarna biru kemerah-merahan.
Benjolan tumbuh lambat, gambaran seperti perut katak.
Pembengkakan selain intra oral dapat juga extra oral.
Tidak ada rasa sakit kecuali meradang atau infeksi.
Bila benjolan membesar dapat mengganggu bicara, makan maupun menelan.
Benjolan oleh karena suatu sebab dapat pecah sendiri, cairan keluar, mengempes kemudian timbul atau
kambuh kembali.
Pada simple ranula benjolan terletak superficial sedangkan plunging ranula benjolan terletak lebih
dalam, bisa menyebar ke dasar otot mylohyoid, daerah submandibular, ke leher bahkan ke
mediastinum.
Gambaran Klinis
Sama halnya dengan mukokel, gambaran klinis ranula merupakan massa lunak
yang berfluktusi dan berwarna translusen kebiruan, yang membedakannya
dengan mukokel adalah letaknya di dasar mulut atau bagian bawah lidah.
Apabila dipalpasi, massa ini tidak akan berubah warna menjadi pucat. Jika massa
ini terletak agak jauh ke dasar mulut, maka massa ini tidak lagi berwarna
kebiruan melainkan berwarna normal seperti mukosa mulut yang sehat.
Gambaran klinis ranula simpel Gambaran klinis ranula plunging
yang memperlihatkan adanya
pembengkakan pada bagian leher.
Mucocele
Definisi: mucocele atau mucous cyst adalah fenomena umum atau lesi mukosa
oral, berasal dari minor salivary gland dan duktusnya
Etiologi:
◦ Lokal minor trauma: tergigit, tertusuk, gesekan dengan gigi dalam waktu yang lama,
◦ Duktus rupture
◦ Duktus obstruksi (paling umum karena mucus plug)
Manifestasi
Berdasarkan pathogenesis mucocele dibagi menjadi 2
◦ Extravasation mucocele: berasal dari rupturnya ductus karena trauma dan pertumpahan mucin ke
jaringan sekitar
◦ Mukus retenstion cyst: biasanya berasal dari dilatasi ductus karena obstruksi ductus.

Wujud mucocele: painless, dome-shaped, soliter, bluish atau translusen, fluctuant swelling
Ukuran (diameter): bervariasi mm – cm
cyst sebagian kosong dan akan terisi kembali oleh akumulasi oleh cairan yang baru.
Tempat utama:
◦ paling sering lower lips lateral
◦ Jarang: buccal mukosa, lidah, dasar lidah, soft palate
Laboratory tests: histopatologi examination
◦ Tipe ekstravasasi: memperlihatkan glandula yang dikelilingi oleh jaringan
granulasi
◦ Tipe retensi: epithelial lining.

Differential diagnosis: Lymphangioma, hemangioma, lipoma,


mucoepidermoid carcinoma, Sjögren syndrome, lymphoepithelial
cyst.
Gambaran histopatologi mukokel tipe Gambaran histopatologi mukokel yang
ekstravasasi mukus yang terletak di bibir bagian duktusnya mengalami dilatasi
bawah
4. Lesi Daerah Spesifik
Fissured tongue
Kondisi jinak ditandai dengan alur dalam (celah) di dorsum lidah
Celah sedalam 2-6 mm
Beberapa pasien mungkin mengalami rasa terbakar atau nyeri.
Glossitis
Peradangan dengan depapillation dari permukaan dorsal lidah (hilangnya papilla
lingual), meninggalkan permukaan yang halus dan eritematosa (memerah).
Glossitis sering disebabkan malabsorpsi, mungkin tidak menimbulkan rasa sakit atau
menyebabkan ketidaknyamanan.
Perawatan: memperhatikan kebersihan mulut, pemberian kortikosteroid
Geographic tongue
Kondisi peradangan selaput lendir lidah, biasanya pada permukaan dorsal.
Penyebab tidak diketahui, namun suatu kondisi jinak.
Geographic tongue dapat dimulai sebagai patch putih sebelum depapillation
terjadi.
Cheek Biting
Hiperkeratosis akibat trauma gesekan pada pipi secara kronis atau menggigit bibir atau
mengunyah (morsicatio buccarum, morsicatio labiorum).

Lesi dapat tampak kasar atau berjumbai, dengan area ulserasi atau kemerahan.

Tes diagnostik: Umumnya tidak diperlukan, karena diagnosis didasarkan pada riwayat dan
penampilan klinis.

Biopsi: Tidak, kecuali jika penampilannya untuk diagnosis lain.

Pengobatan: Tidak diperlukan pengobatan khusus untuk lesi. Pasien harus dibuat sadar akan
kebiasaan itu. Selain upaya untuk menghilangkan sumber iritasi, setelah itu lesi akan sembuh
dalam 1-3 minggu.

Peralatan pelindung dapat dibuat jika masalahnya parah.


5. Neoplasia
Karakteristik Jinak Ganas

Karakteristik sel Berdiferensiasi baik, tingkat kemiripan dengan sel Berdiferensiasi baik hingga tidak berdiferensiasi
normal jaringan asal tinggi (undifferentiated), tingkat kemiripan dengan sel
normal jaringan asal rendah

Bentuk sel Uniform Bervariasi bentuk (pleomorfik) dan ukurannya

Rasio inti:sitoplasma Normal Tinggi


Pertumbuhan tumor Ekspansi lokal, berkapsul atau terpisah dari Infiltrasi jaringan sekitar, tidak dapat digerakkan,
jaringan sekitar tidak mudah dipisahkan
Laju pertumbuhan Lambat Bervariasi, semakin rendah diferensiasi laju
pertumbuhan semakin cepat
Metastasis Tidak metastasis Metastasis melalui darah dan limfa ke organ jauh

Kerusakan pada jaringan di sekitarnya Jarang kecuali mengganggu suplai darah ke Mengakibatkan destruksi jaringan ekstensif karena
jaringan menyita nutrisi dari suplai darah lokal jaringan

Efek sistemik Tergantung lokasi dan apakah mengganggu fungsi Penurunan berat badan, anemia, fatigue
vital
Mortalitas Tergantung lokasi dan apakah mengganggu fungsi Kematian, jika pertumbuhan tumor tidak dapat
vital dikendalikan
Tumor Odontogenik
1. Odontogenik Jinak
◦ Ameloblastoma
◦ Calcifying Epithelial Odontogenic Tumor (Pinborg Tumor)
◦ Clear Cell Odontogenic Tumor
◦ Squamous Odontogenic Tumor
◦ Adenomatoid Odontogenic Tumor
◦ Calcifying Odontogenic Tumor
◦ Amelobastic Fibroma
◦ Ameloblastic Fibroodontoma
◦ Odontoameloblastoma
◦ Complex Odontoma
◦ Compound Odontoma
Ameloblastoma. Rahang bawah edentulous, dengan
border yang relatif ireguler dari sentral mandibula
sampai pada gingiva pada regio molar sisi kiri.
Ditemukan pembengkakan difus, diikuti dengan
ulserasi permukaan.

 Odontogenic Fibroma
2. Odontogenik ganas
◦ odontogenic carcinoma
◦ intraalveolar carcinoma
◦ odontogenic sarcoma
◦ ameloblastic fibrosarcoma
Intraalveolar carcinoma

Odontogenic carcinoma
Tumor Non-Odontogenik
1.Non-Odontogenik Jinak
◦Osteoma
◦ Osteochondroma
◦ Cemento-ossifying fibroma
◦ Pleomorphic adenoma
Osteoma

Pleomorphic adenoma
2. Non-odontogen ganas
◦ Osteosarcoma
◦ Chondrosarcoma
◦ Ewing’s sarcoma
◦ Multiple myeloma
◦ Limfoma
◦ Glossal squamous carcinoma
Osteosarcoma

Glossal squamous carcinoma


Anamnesis
Untuk dapat mendeteksi dini lesi-lesi yang berpotensi menjadi maligna, perlu
diketahui tanda dan gejala lesi kanker, antara lain:
◦ Ulserasi yang tidak sembuh lebih dari 14 hari
◦ Perdarahan pada rongga mulut
◦ Pembengkakan pada leher
◦ Sakit pada telinga
◦ Gigi-gigi yang tanggal tanpa sebab
◦ Nyeri atau rasa kebas pada mulut
◦ Kesulitan mengunyah/menelan makanan
◦ Halitosis
◦ Adanya patch berwarna merah, putih, atau campuran merah-putih pada bibir atau mukosa mulut
Dalam aspek anamnesis perhatikan :
◦ Manifestasi Setempat
◦ Manifestasi Sistemik
◦ Perjalanan Penyakit
◦ Riwayat Penyakit Keluarga
Pemeriksaan Fisik Lesi
Tentukan lesi berdasarkan : Pemeriksaan Penunjang
- Gejala local (misal : tenderness)
1. Pencitraan
- Lokasi
- Distribusi X-Ray, CT Scan, MRI, PET
- Warna 2. Biopsi dan Pemeriksaan
- Ukuran Histopatologis
- Konsistensi palpasi
- Morfologi permukaan
- Batas
- Mobilitas
Stadium
Nodus Deskripsi

Tumor Deskripsi
Tx Tumor primer tidak dapat ditentukan Nx Nodus limfatikus regional tidak dapat ditentukan
N0 Tidak ada metastasis ke nodus limfatikus regional
T0 Tidak ada tanda tumor primer
N1 Metastasis nodus limfatikus tunggal, ipsilateral, dimensi
Tis Carcinoma in situ N2a terbesar ≤ 3 cm
T1 Dimensi terbesar tumor ≤ 2 cm N2b Metastasis nodus limfatikus tunggal, ipsilateral, dimensi
N2c terbesar > 3cm, ≤ 6 cm
T2 Dimensi terbesar tumor > 2 cm, ≤ 4 cm
N3 Metastasis nodus limfatikus multipel, ipsilateral, dimensi
T3 Dimensi terbesar tumor > 4 cm terbesar ≤ 6 cm
T4 Tumor menginvasi struktur di dekatnya Metastasis nodus limfatikus bilateral atau kontralateral,
dimensi terbesar ≤ 6 cm
Metastasis nodus limfatikus, dimensi terbesar > 6 cm
Met Deskripsi
asta
sis
Mx Metastasis tidak dapat ditentukan
Stadium Karakteristik
M0 Tidak ada metastasis jauh
0 Tis N0 M0
M1 Metastasis jauh
I T1 N0 M0
II T2 N0 M0
III T3 N0 M0
T1 N1 M0
T2 N1 M0
T3 N1 M0
IV T4 N0, N1 M0
Tiap T N2, N3 M0
Tiap T Tiap N M1
Rencana Perawatan
◦ Prinsip manajemen:
◦ Evaluasi menyeluruh pada pasien dan penyakitnya
◦ Diagnosis tumor, klasifikasi, dan staging penyakitnya
◦ Rencana perawatan komprehensif
◦ Koordinasi pengobatan (contohnya kombinasi bedah dan radioterapi)
◦ Rekonstruksi dan rehabilitasi oral pasca perawatan
◦ Dukungan psikologis dan sosial

Pilihan Pengobatan : Bedah, Radioterapi, Kemoterapi


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai