Anda di halaman 1dari 11

ERITROPLAKIA

Definisi : eritroplakia disefinisikan sebagai bercak merah yang tidak dapat di golongkan secara
klinis sebagai keadaan lain apapun.

Gejala : Tidak ada predileksi jenis kelamin. Paling sering mengenai orang yang berusia diatas
60 tahun

Anamnesis :

1. Sudah berapa lama plak tersebut muncul?


2. Apakah sakit?
3. Apakah sudah pernah diobati?
4. Apakah dikeluarga ada yang mengalami hal yang sama?
5. Apakah ada gejala seperti demam?
6. Apakah plak nya tambah melebar?
7. Apakah plak tersebut ada dibagian tubuh lainnya?

Etiologi :

• Tidak diketahui : bercak merah yang secara klinis tidak dapat  disamakandengan
bercak merah yang lain.
• Faktor pendukung pengguna tembakau , peminum alcohol.

Faktor Predisposisi : Rokok dan alkohol merupakan factor predisposisi penyebab


eritroplakia walaupun penyebab utamanya tidak diketahui.

Tipe :

1. Homogenous Berupa lesi setempat berwarna merah meratayang halus

2. Eritroleukoplakia Eritroplakia yang mempunyai bercak-bercak merah yang bercampur dengan


bercak leukoplakia

3. Speckled eritroplakia Bercak eritroplakia yang mengandung bintik-bintik atau granula-granula


putih yang menyebar diseluruh lesinya.
Etiopatogenesis

Alcohol mengandung zat yang menguap dan bersifat membakar sehingga cairan
interstisial sel akan keluar dari dinding sel, hal ini menyebabkan pertahanan tubuh menurun dan
dinding sel menjadi lebih permeable terhadap karsinogen. Sel mengkerut dan bahan karsinogen
masuk untuk merusak sel mukosa sehingga merangsang sel pada stratum basalis bermitosis lebih
yang tidak terkontrol. Hal inilah yang menimbulkan potensi menjadi lesi praganas.

Gambaran Klinis :
Lesi ini tampak sebagai plak merah terang yang berbatas jelas, asimtomatik, permukaannya halus
seperti beludru. Lesi merah ini dapat disertai beberapa bercak atau plak kecil berwarna putih.
Kadang-kadang terdapat mukosa normal di tengah-tengah eritroplakia. Daerah rongga mulut
yang sering terlihat adalah dasar mulut, retromolar, palatum dan lidah.

Diagnosa Banding :
1. Lichen planus
2. Lupus eritematosus
3. Kandidiasis erythematosus (atropik)
4. Sarkoma Kaposi
5. Ecimosis
6. Stomatitis kontak
7. Malformasi vascular
8. Karsinoma sel squamous
9. Geographic tongue/erythema migrans
Pemeriksaan Penunjang : Biopsy adalah keharusan untuk semua tipe eritroplakia, karena 91%
dari eritroplakia menunjukkan dysplasia yang parah, karsinoma in situ, karsinoma sel skuamosa
yang invasive.

Terapi :
Tergantung dari diagnosis histologis yang dilakukan. Bila hasil biopsi
menunjukkanadanya displasia maka dianjurkan untuk melakukan eksisi total. Bila masih
dalamkasus ringan maka penyebab dari eritroplakia dihilangkan.
Rencana Perawatan

a. Observasi 1-2 minggu disertai eliminasi iritasi yang dicurigai, bila lesi persisten maka
dilakukan biopsy
b. Pemberian antifungal topical 1-2 minggu bila ada infeksi sekunder dan pemberian
vitamin A sintetik secara sistemik atau topical bila ada keratosis
c. Pemberian Vitamin A 500mg tab No X  menghambat hiperkeratinisasi
d. Ulasan toluidine blue untuk membedakan eritroplakia dengan lesi lain. Ulasan toluidine
harus diulang setelah eliminasi radang, bila hasil positif harus diangkat seluruhnya
e. Bila hasil biopsy menunjukkan adanya dysplasia maka dianjurkan untuk eksisi total. Bila
masih dalam kasus ringan maka penyebab dari eritroplakia dihilangkan.

Prognosis

Eritroplakia adalah salah satu tanda yang lebih buruk perkembangan kanker
dibandingkan dengan leukoplakia
LICHEN PLANUS

Definisi :
Lichen Planus merupakan suatu dermatosis kulit dan membrane mukosa mulut, penyakit
ini menyerang autoimun sel T pada basal keratinosit.
Anamnesis :

1. Sudah berapa lama lesi tersebut muncul?


2. Apakah terdapat rasa tidak nyaman setelah makan makanan tertentu?
3. Apakah punya riwayat alergi?
4. Apakah sudah pernah diobati?
5. Apakah dikeluarga ada yang mengalami hal yang sama?
6. Apakah ada gejala seperti demam?

Etiologi dan Faktor Predisposisi LPO :


Penyebabnya belum diketahui, tetapi bukti menunjukkan karena kelainan imunologi
dengan limfosit T tertarik ke antigen dalam epithelium. Baik sel CD4 dan subset sel CD8-T
banyak ditemukan tersebar pada interfase jaringan ikat-epitel dari jaringan yang nekrosis.
Keradangan kronis ini menimbulkan perubahan epitel, jumlah deposit fibrinogen yang sangat
kuat banyak di membran dasar, dan pada akhirnya, kerusakan lapisan dasar epithelium yang
bersangkutan. Mediasi sel imun memegang peran penting dalam patogenesis dari lichen planus.
Sel imun yang berperan yaitu sel limfosit T yang dapat menyebabkan gangguan mediasi.
Penyakit ini berkepanjangan disertai periode remisi dan ekstrasebasi.
Faktor predisposisi dari lichen planus karena factor genetik, stres telah paling sering
terjadi, lesi lichenoid antara lain karena bahan restorasi gigi (terutama amalgam dan emas),
penyakit graft-versus-host kronis, terlihat pada pasien transplantasi sumsum tulang, infeksi
dengan virus hepatitis C, obat antiinflamasi non-steroidal, dan berbagai gangguan sistemik
lainnya, seperti hipertensi dan diabetes, dapat terjadi dari manifestasi dari reaksi terhadap obat
yang digunakan. Penggunaan obat dan vaksin seperti obat antidiabetes, obat antirematik
(terutama NSAID), dan obat antihipertensi, seperti beta-blocker, tiazida dan diuretik, serta
antimalaria, seperti quinacrine.
Klasifikasi :
Lichen planus oral secara klinis dikalsifikasikan menjadi beberapa tipe yaitu retikular,
plak, papular, bulla, atropik, dan erosif
1. Retikular
Berupa interlacing garis putih halus yang tersusun dalam anyaman seperti jala yang
disebut stria wickham (paling banyak ditemui dan mudah dikenali dari LPO). Lesi ini
paling sering ditemukan bilateral pada mukosa bukal posterior dan bersifat asimptomatik.
Permukaan mukosa mulut lainnya yang dapat terkena seperti pada lateral dan dorsum
lidah, gingiva, palatum, dan vermelion border bibir. Pada dorsum lidah terlihat lebih
seperti keratotik dengan atropi pada lidah. Daerah putih yang mengkilap sering tidak
bergejala, tetapi dapat menimbulkan kekhawatiran dari segi kosmetik. Lesi ini dapat
melibatkan daerah yang luas. Stria wickham sering ada di bagian tepi lesi. Jika
melibatkan gingival cekat disebut gingivitis deskuamatif.

Gambar 1
Lichen planus tipe retikular

2. Plak
Plak berwarna putih yang padat atau bercak yang mempunyai permukaan halus sampai
sedikit tidak teratur dan konfigurasi asimetris. Lesi ini ditemukan pada mukosa bukal
atau lidah. Pasien bisa saja tidak menyadari keberadaan lesi ini. Biasanya sulit dibedakan
karena menyerupai leukoplakia. Lesi berwarna putih dan dapat timbul terutama pada
mukosa bukal posterior dan lidah.
Gambar 2
Lichen planus tipe plak

3. Papular
Lesi berwarna putih yang sedikit lebih tinggi dari sekitarnya dengan diameter 0,5-1 mm,
biasanya terlihat pada mukosa mulut yang berkeratin.

Gambar 3
Lichen planus tipe papular

4. Bulla
Lesi vesikulobulosa disertai variasi retikular atau erosif dan jarang ditemui. Lesi terletak
pada mukosa bukal khususnya pada posterior, bagian bawah antara molar dua dan molar
tiga, serta jarang ditemukan pada lidah, gingiva, bibir.
Gambar 4
Lichen planus tipe bulla

5. Atropik
Atropik menunjukkan mukosa mulut yang mengalami inflamasi dan ditutupi epitel tipis
berwarna merah, kombinasi suatu perubahan keratosis dengan stria dan eritema, disertai
variasi retikular dan erosif. Atrofi dapat mensimulasikan eritroplasia.

Gambar 5
Lichen planus tipe atropik

6. Erosif
Berupa ulkus yang tertutup pseudomembran dan dikelilingi eritema. Lesi ini bersifat
simptomatik. terjadi jika epitelium permukaan sama sekali dilang dan terjadi erosi.
Mukosa bukal dan lidah merupakan daerah yang umumnya terkena. Vesikel atau bula
pada awalnya akan terbentuk, pecah, dan menimbulkan erosi. Lesi yang matang
mempunyai tepi merah yang tidak teratur, pseudomembran sentral yang nekrotik dan
kekuningan, serat bercak putih anular, sering kali ditemukan di bagian tepi. Kondisi ini
menimbulkan rasa nyeri terus menerus dan dapat berkembang dengan cepat.
Gambar 6
Lichen planus tipe erosif

Gambaran Histologi LPO


Terdapat 3 gambaran histologi yang perlu diperhatikan untuk mendiagnosis LPO :
1. Daerah hiperkeratosis, atau hiperortokeratosis dengan penebalan pada lapisan sel granular
dan gambaran saw-tooth pada retepeg.
2. Biasanya terjadi degenerasi likuifaksi atau nekrosis pada lapisan sel basal yang
digantikan dengan pita eosinofilik.
3. Adanya pita subepitelial yang padat dari limfosit.

Gambar 7
Pada pemeriksaan biopsi menunjukkan adanya hiperkeratosis,
infiltrasi dari limfosit dan vakuolisasi lapisan sel basal disertai apoptosis
Gambar 8
Pada pemeriksaan histokimia terlihat adanya gambaran saw tooth dari retepeg yang umumnya
merata dan terjadinya pengurangan ketebalan dari epitel disertai infiltrasi limfosit T pada lapisan
dasar epitelium.

Gambaran Klinis :
Gambaran klinis lichen planus berpengaruh terhadap mukosa mulut adalah susunan garis
interkoneksi putih tipis yang disebut “striae”. Lesi yang mendasar terdapat susunan papula dan
stria / nodul putih pada mukosa, berukuran kecil, dan mengkilap. Lesi lichen planus biasanya
simetris dalam rongga mulut. Karateristik dari LPO ialah hiperkeratosis vaskualisasi sel basal
dengan keratosis apoptosis, dan infiltrasi sel mononuklear pada epithelium.
Tempat predileksi lesi adalah mukosa pipi, lidah, dan gingiva. Lesi yang ditemukan
dikulit berupa papula yang gatal, berbentuk polygonal, berwarna ungu, biasanya terdapat pada
permukaan fleksor ekstremitas.

Diagnosa Banding :
Lupus eritematosus discoid, kandidiasis, geographic tounge, leukoplakia, eritroplakia,
pemfigoid sikatrisial, pemphigus, pemfigoid bulosa

Terapi :
Asimptomatik : Tidak ada perawatan, dilakukan pemeriksaan berkala (1 sampai 2 kali /
tahun)
Simptomatik : Kortikosteroid topikal, intralesi atau sistemik. Salah satu contoh dari
kortikosteroid topikal ialah kenalog yang mengandung Triamcinolone acetonide. Digunakan
dengan cara dioleskan pada lesi sampai terbentuk lapisan film tipis 2-3 kali sehari, tergantung
tingkat keparahan. Jangan digosok dan oleskan sebelum tidur. Obat lain, seperti retinoid atau
siklosporin, belum terbukti andal baik atau mungkin memiliki efek samping. Tacrolimus
mungkin dapat bermanfaat.
Kortikosteroid oral (prednisone atau prednisolon) 20-40 mg / hari adalah andalan
perawatan parah, gejala lichen planus oral, terutama bentuk erosif. Topikal kortikosteroid dapat
diaplikasikan ke lesi dengan mengulaskan kapas berisi steroid, bisa juga dengan mencampur
oralbase untuk meningkatkan perlekatannya. Pengganti tumpatan atau restorasi amalgam. Bahan
restorasi seperti amalgam dan emas dekat lesi oral harus diganti dengan bahan lain, karena dapat
menghasilkan reaksi lichenoid atau memperburuk lesi lichen planus. Berhenti konsumsi
tembakau dan alkohol dan menjaga kebersihan mulut yang sangat baik untuk dipertahankan pada
perawatan lichen planus. Terapi lesi LPO erosif yang meluas pada gingiva dapat dirawat dengan
menggunakan splint pada oklusal. Studi yang telah dilaporkan bahwa pasien dengan lichen
planus mungkin dapat terjadi peningkatan resiko berkembangnya karsinoma sel skuamosa.
Pengambilan jaringan lunak / biopsi disarankan pada beberapa lesi yang tidak konsisten pada
penderita lichen planus.

Prognosis

Prognosis OLP biasanya baik, kemungkinan terjadinya perubahan lesi menjadi ganas
masih tetap merupakan kontroversi hingga kini (terutama pada tipe erosive)
Daftar pustaka

1. Langlais R.P, Miller C.S, Gehrig J.N. 2009. Atlas Berwarna Lesi mulut Yang Sering
Ditemukan (Colour Atlas of Common Oral Disease). Edisi Ke-4. EGC : Jakarta. Hal 142
2. Gandolfo.S, Scully.C, Carrozzo.M. 2006. Oral Medicine. Elsevier : Philadelphia. Hal 101-
108
3. Mignogna M.D, dkk. Lichen planus pemphigoides, a possible example of epitope spreading.
Journal of Oral Surgery, Oral Medicine, Oral Pathologic, Oral Radiology, and
Edondontology. June 2010. Vol 109 No.6 : 837-843.

Anda mungkin juga menyukai