Dapat timbul di area manapun dari tubuh, biasanya melibatkan kulit, namun dapat juga melibatkan
mukosa oral.
Beberapa golongan obat memiliki kecenderungan menyebabkan reaksi alergi dibanding obat lain,
serta beberapa pasien mempunyai potensi lebih untuk bereaksi terhadap obat.
Mekanisme
Respon Hiperimun (Alergi)
- Mekanisme yang dipicu oleh komponen antigen pada molekul obat.
- Potensial alergi obat ini tergantung pada immunogenisitas obat, frekuensi pemaparan,
rute administrasi obat (topikal lebih sering), serta reaktivasi innate dari sistem imun
pasien.
- Mekanisme dalam alergi obat ini meliputi :
1. Reaksi IgE-mediated , dimana sel mast dilapisi oleh IgE.
2. Reaksi sitotoksik, dimana antibodi berikatan dengan sel yang telah melekat
dengan obat.
3. Deposisi kompleks antigen-antibodi dalam sirkulasi.
Respon Nonimunologis (Bukan Diperantarai Antibodi)
- Tidak menstimulasi respon imun dan bukan diperantarai antibodi.
- Obat langsung mempengaruhi sel mast, yang akan melepaskan mediator kimia.
- Reaksi ini dapat pula diakibatkan overdosis, toksisitas, atau efek samping obat.
Golongan Obat Penyebab
http://slidepdf.com/reader/full/stomatitis-medikamentosa-563382eead16f 1/5
7/15/2019 Stomatitis Medikamentosa
http://slidepdf.com/reader/full/stomatitis-medikamentosa-563382eead16f 2/5
7/15/2019 Stomatitis Medikamentosa
- Dapat terjadi stomatitis erosive yang parah, edema pada bibir, serta ulserasi
superficial pada mukosa labial dan lidah.
Chloramphenicol
- Reaksi fatal yang mungkin terjadi, namun sangat jarang meliputi trombositopenia
purpura, neutropenia malignan, agranulositopenia, dan anemia aplastik.
- Ditemukan pula stomatitis difus, faringitis, dan glossitis.
Erythromycin
- Merupakan antibiotik yang efek toksiknya rendah.
- Tidak ditemukan komplikasi serius pada penggunaannya.
Actinomycin D
- Pasien dapat mengalami ulserasi pada lidah, dasar mulut, dan palatum lunak antara 5-
15 hari penggunaan. Ulserasi bertahan selama 4-17 hari.
- Untuk mengurangi rasa sakit, dapat diberikan anesthetic troches.
- Pemberhentian obat dapat menimbulkan penyembuhan yang drastis.
Fitur Klinis
Manifestasi pada kulit sangat bervariasi, seperti angioedema, urticaria, maculopapular rash,
erythema, vesikel, ulser, dan target lesions (EM).
Angioedema, baik acquired maupun herediter, tampak sebagai pembengkakan tanpa rasa sakit dan
tidak disertai perubahan warna, biasanya pada bibir, wajah, atau leher. Untuk mengatasinya dapat
diberikan antihistamin atau kortikosteroid.
http://slidepdf.com/reader/full/stomatitis-medikamentosa-563382eead16f 3/5
7/15/2019 Stomatitis Medikamentosa
Manifestasi oral dapat berupa erythematous, vesikular, atau ulserasi.
Reaksi obat juga dapat menyerupai lichen planus erosive, yang dikenal dengan lichenoid drug
reactions.
http://slidepdf.com/reader/full/stomatitis-medikamentosa-563382eead16f 4/5
7/15/2019 Stomatitis Medikamentosa
Histopatologi
Fitur nonspesifik seperti spongiosis, apoptotic keratinocytes, infiltrat lymphoid, eosinofil, dan
ulserasi.
Diagnosis
Diagnosis memerlukan perhatian pada obat yang belakangan digunakan dan pemeriksaan rekam
medis pasien secara hati-hati.
Pemberhentian obat menghasilkan penyembuhan, sedangkan pemberian kembali dapat kembali
menimbulkan simptom atau bahkan memperparah keadaan pasien.
Pada stomatitis medicamentosa, patch test negatif.
Perawatan
Managemen yang paling utama ialah identifikasi dan penghentian agen penyebab drug reactions.
Pemberian antihistamin atau kortikosteroid dapat berguna dalam managemen erupsi obat pada kulit
dan mukosa oral.
Cheilosis
Definisi
Fissuring (pecah-pecah) dan dry scaling (pengelupasan) pada permukaan merah bibir dan sudut
mulut yang merupakan karakteristik defisiensi riboflavin. ( Dorland’s Medical Dictionary).
Contact Cheil iti s
http://slidepdf.com/reader/full/stomatitis-medikamentosa-563382eead16f 5/5