Anda di halaman 1dari 8

RESUME DISKUSI MAHKOTA PASAK PADA GIGI 11

Instruktur :
drg. Dwi Warna Aju Fatmawati, M.Kes

oleh :
Yas’a Nurruha 131611101009
Nabilah DF 141611101004
Nanik Rahmawati 141611101006
Umil Syifa K 141611101011
Kholisa 141611101054
Aisha Rahma F 141611101058

Laporan Kasus

Foto klinis labial gigi 11 Foto klinis palatal gigi 11


Pemeriksaan Subjektif
Pasien ingin dibuatkan mahkota gigi depan yang pernah dilakukan perawatan saluran akar
kurang lebih 2 tahun yang lalu. Tidak ada keluhan setelah dilakukan perawatan saluran akar.

Pemeriksaan objektif
1. Kondisi tumpatan sementara baik
2. Tes Perkusi (-)
3. Tes Tekan (-)
4. Kemerahan (-)
5. Kegoyangan gigi (-)
6. Terdapat perubahan warna gigi 11
7. Terdapat fraktur mahkota 1/3 korona

Pemeriksaan Penunjang (Radiografi):


1. Terlihat gambaran radiopak bahan pengisi yang mengisi saluran akar hingga ujung akar,
antara bahan pengisi dan dinding saluran akar tidak ada gambaran radiolusen (celah) yang
menandakan pengisian saluran akar hermetis;
2. Tidak terdapat gambaran radiolusen/radiolusen diffuse pada apikal gigi 11 yang
menandakan tidak ada lesi periapical;
3. Tidak terdapat resorpsi tulang alveolar;
4. Bentuk akar lurus dan tidak terdapat gambaran fraktur akar.
Gambar radiografi gigi 11

Diagnosis
Nekrosis pulpa/ post Perawatan Saluran Akar

Rencana perawatan
Restorasi mahkota Richmond, Alasan pemilihan restorasi Mahkota richmond:
1. Gigi post perawatan saluran akar dan dalam keadaan baik
2. Tidak ada kelainan periapikal dan periodontal
3. Tidak ada kegoyangan
4. Sisa jaringan gigi masih bias dibuatkan restorasi
5. Posisi gigi dalam lengkung yang benar
6. Perbandingan akar dan mahkota hasil pemeriksaan radiografi = 1:1
7. Oklusi sentris pasien edge to edge

Gambaran post Perawatan Saluran Akar gigi 11 desain preparasi mahkota Richmond gigi 11
Persiapan alat dan bahan

Alat: Bahan:
 2 Baki stainless steel  Cotton roll
 Kaca mulut no. 3  Cotton pellet
 Kaca mulut no. 4  Paper point steril
 Pinset  Alcohol 70%
 Ekskavator  Chlorhexidin 2%
 Sonde bengkok  Aquadest steril
 Sonde lurus  Alcohol
 Dappen glass  Tumpatan sementara
 Saliva ejector  Inlay wax
 Botol dan syringe irigasi  Malam merah
 High speed hand piece  Paper clip
 Low speed contra angle hand piece  Paper point steril
 Mata bur round, fissure tapered, round end  Lidi
(longshank), fine finishing  Alginate
 Plastis Filling Instrument (PFI)  Elastomer putty dan light body
 Glass plate  Articulating paper
 Spatula agate  Acrylic self cure
 Sendok cetak  Vaseline
 Gates Glidden Drill (GGD)  GI lutting
 Peeso reamer  Paper pad
 K-file  Gips biru dan kuning
 Pisau model  Polibib
 Bunsen  Gelas kumur
 Penggaris  Tissue
 Okludator  Masker
 Spatula  Handscoon
 Bowl
 Shade guide
 Cermin
 Tempat tampon
 Tempat sampah
 Tempat alcohol
 Petridish

Tahapan Perawatan
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Operator mencuci tangan sebelum bersentuhan dengan pasien
3. Operator memakai alat pelindung diri yaitu masker dan handscoon
4. Memasang polibib pada pasien
5. Pasien diintruksikan untuk berkumur
6. Asepsis dan Isolasi daerah kerja menggunakan cotton roll dan saliva ejector. Pasang
penghisap ludah (saliva ejector). Daerah kerja diolesi chlorhexidin 2% dan diberi cotton
roll di bagian labial.
7. Buka Tumpatan Sementara, irigasi dengan chlorhexidin 2%, kemudian kavitas dikeringkan
dengan cotton pellet steril.
8. Menentukan panjang GGD
Menggunakan foto rontgen, jangka dan penggaris, perhitungan panjang GGD diperoleh
dengan cara:
a. Panjang akar = Panjang Kerja (PK)– panjang mahkota
b. Panjang 1/3 apikal = panjang akar : 3
c. Panjang GGD = panjang kerja – panjang 1/3 apikal

9. Mengurangi guttap
Pengurangan guttap dilakukan hingga menyisakan guttap 1/3 saluran akar atau 4-5mm
dengan menggunakan GGD. Ukuran GGD disesuaikan dengan K-file terbesar yang
digunakan saat perawatan saluran akar dan pemakaiannya diurutkan dari nomor terbesar ke
terkecil. Contoh: K-file terbesar no. 80 sesuai dengan GGD no. 3, maka pemakaian GGD
dimulai dari nomor 3, 2 dan 1). Tahapan:
a. Panjang pengurangan guttap pada GGD ditandai dengan spidol
b. Masukkan GGD ke handpiece
c. Tempelkan ujung GGD pada daera orifice sejajar sumbu gigi, nyalakan handpiece
hingga GGD masuk sebatas tanda spidol, tarik ke atas
d. Lakukan pengecekan dengan K-file terakhir untuk mengetahui ada/tidaknya sisa guttap
atau pasta pengisi yang tertinggal
e. Irigasi dengan aquadest steril, keringkan dengan cotton pellet dan paper point steril
f. Ulangi dengan menggunakan GGD nomor di bawahnya.

10. Foto radiografi hasil pengurangan guttap


Saluran akar ditutup kapas dan ditumpat sementara. Lakukan foto radiografi hasil
pengurangan guttap. Hasil foto radiografi harus menunjukkan gambaran radiopak guttap
pada 1/3 saluran akar dan gambaran radiolusen bersih pada 2/3 saluran akar.

11. Melebarkan saluran akar


Pelebaran saluran akar dilakukan dengan peeso reamer sesuai nomor GGD terbesar dan
ditambah ukurannya hingga didapatkan lebar saluran akar 1/3 diameter akar (contoh:
apabila pemakaian GGD terbesar adalah no.3, maka peeso reamer yang digunakan adalah
no. 3,4,5 dan seterusnya). Pelebaran saluran akar dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan ruang yang cukup untuk pasak, mencegah rotasi inti pasak dan untuk retensi
serta resistensi pasak. Desain bentuk pelebaran saluran akar disesuaikan dengan bentuk
anatomi gigi untuk mencegah rotasi inti pasak. Pelebaran saluran akar desain segitiga
digunakan pada gigi insisiv sentral. Tahapan:
a. Isolasi dan asepsis daerah kerja
b. Buka tumpatan sementara
c. Panjang pelebaran saluran akar pada peeso reamer ditandai dengan spidol
d. Peeso reamer digerakkan naik turun menempel pada dinding saluran akar
e. Lakukan irigasi dengan klorheksidin 2% dan aquadest steril, keringkan dengan cotton
pellet dan paper point steril
f. Ulangi tahap poin c dengan peeso reamer nomor di atasnya hingga didapatkan lebar
saluran akar 1/3 akar
g. Bentuk saluran akar dengan K-file dengan gerakan naik turun untuk mendapatkan
bentuk segitiga sekaligus menghaluskan saluran akar
h. Lakukan irigasi dengan klorheksidin 2% dan aquadest steril, keringkan dengan cotton
pellet dan paper point steril

12. Dekaputasi gigi


Dekaputasi dilakukan sesuai dengan sisa mahkota gigi. Pada kasus gigi 11 dilakukan
dekaputasi sebagian. Hal yang perlu diperhatikan dalam dekaputasi sebagian yaitu:
1) Sisa jaringan mahkota gigi setalah dekaputasi minimal 2/3 serviko insisal dan 2/3
mesio distal
2) Akhiran chamfer
Dekaputasi dilakukan dengan menggunakan bur fissure silindris, fissure tappered round
end (longshank), fine finishing bur. Tahapan :
a. Arah mesio-distal menggunakan bur fissure silindris
b. Kemudian arah labio-palatal membuat akhiran servikal berbentuk chamfer
menggunakan bur fissure tappered round end
c. Penghalusan dilakukan dengan fine finishing bur.
d. Irigasi dengan klorheksidin 2% dan keringkan dengan cotton pellet dan paper point
steril
13. Mencetak hasil preprasi
Tujuan mencetak hasil preparasi adalah untuk mengetahui kehalusan permukaan dinding
saluran akar, penampang tidak bulat dan tidak ada permukaan yang membesar di tengah.
Tahapan:
a. Ambil lidi dengan diameter yang memungkinkan masuk hingga ujung batas guttap dan
panjang sesuai batas insisal gigi (1/3 saluran akar), lakukan trial ke dalam saluran akar
b. Dinding akar dioles dengan Vaseline dengan bantuan paper point steril
c. Kerat lidi
d. Teteskan dan balut lidi dengan inlay wax, lewatkan di atas api bunsen hingga sedikit
lunak dan masukkan lidi dengan inlay wax ke dalam saluran akar. Tunggu hingga
setting.
e. Keluarkan lidi dari saluran akar, cek kehalusan dinding, lebar, panjang akar dan
bentukan chamfer. Tunjukkan dan ACC-kan cetakan malam hasil preparasi.
f. Bersihkan sisa Vaseline di dalam saluran akar dengan menggunakan paper point steril
g. Ulangi langkah poin a, kerat lidi
h. Aduk base dan katalis light body, balutkan pada lidi dan cetakkan ke dalam saluran akar
hingga setting. Bandingkan hasil cetakan elastomer light body dengan model malam.
i. Tutup sisa lidi di bagian mahkota dengan bundle malam merah, masukkan kembali ke
dalam saluran akar
j. Lakukan trial sendok cetak penuh
k. Aduk putty body lalu diletakkan di dalam sendok cetak, dibuat seperti guling. Pada
daerah regio gigi yang akan dipasak diberikan sedikit cekungan untuk tempat elastomer.
Lalu sendok cetak dicetakkan pada rahang atas, ditekan, kemudian ditunggu setting.
Setelah dilepas maka akan nampak cetakan saluran akar yang terbuat dari elastomer
akan menempel pada bahan cetak puty body
l. Cetak gigi antagonis menggunakan alginate.
m. Bersihkan sisa alginate pada pasien dan pasien diinstruksikan untuk berkumur.
14. Lakukan pencatatan gigit dengan elastomer putty body (dempul), letakkan pada gigi P1, P2
dan molar kanan dan kiri, pasien diinstruksikan untuk oklusi. Tunggu hingga setting.

15. Pencocokan warna gigi dengan shade guide


Ajak pasien dalam penentuan warna gigi di depan cermin. Atur pencahayaan yang terang,
dekatkan shade guide ke gigi pasien dan cocokkan warna dengan gigi sebelahnya.

16. Pembuatan dan insersi mahkota pasak sementara


a. Isolasi daerah kerja dengan menggunakan cotton roll dan saliva ejector
b. Siapkan klip hingga masuk sepanjang 2/3 atau ½ saluran akar dengan ujung mekar pada
saluran akar dan ujung melengkung (U terbalik) pada bagian mahkota (1/3 bagian)
c. Lakukan irigasi saluran akar dan keringkan dengan paper point steril.
d. Oles vaselin pada saluran akar dengan paper point steril, gigi yang dirawat, gingiva dan
gigi sebelahnya dengan cotton pellet
e. Siapkan mahkota sementara jadi yang sudah disesuaikan dengan kondisi pasien.
f. Aduk bubuk dan cairan tempron. Masukkan ke dalam mahkota sementara pasangkan
pada klip, kemudian masukkan klip bermahkota ke dalam saluran akar.
g. Pasien diinstruksikan untuk oklusi. Kelebihan tempron pada servikal dan palatal diambil
dengan carver atau Plastis Filling Instrument (PFI), ditunggu hingga setting.
h. Lepaskan dan rapika tempron dengan lowspeed terutama pada bagian servikal dan tepi
hingga halus dan rapi
i. Bersihkan vaseline di dalam saluran akar, gigi yang dirawat, gingiva dan gigi
sebelahnya.
j. Irigasi saluran akar dengan klorheksidin 2%, keringkan dengan cotton pellet dan paper
point steril
k. Trial mahkota pasak sementara.
l. Keluarkan pasak sementara dari saluran akar. Regangkan ujung klip sehingga dapat
mekar di dalam saluran akar. Masukkan kmbali pasak sementara. Klip pasak sementara
akan bisa memberikan retensi dengan bagus apabila panjang klip mencukupi.
m. KIE
1) Menginformasikan pada pasien tentang perawatan ini adalah perawatan pendahuluan
mahkota pasak sementara, dan masih ada perawatan selanjutnya.
2) Menginstuksikan pada pasien datang lagi untuk trial model malam sekitar 2/3 hari
3) Menjaga oral hygiene
4) Segera menghubungi operator jika mengalami keluhan
5) Jangan menggunakan gigi depan untuk menggigit terlebih dahulu
6) Menggosok gigi secara halus dan pelan pada daerah mahkota gigi yang akan dipasak

17. Cor hasil cetakan. Bagian yang dicetak menggunakan elastomer dicetak dengan sunrock
(gips kuning). Oklusikan dengan panduan catatan gigit yang telah dibuat, fiksasi dengan
karet dan tanam pada okludator.
18. Kirim ke laboratorium untuk pembuatan model malam mahkota Richmond.

19. Lakukan pengecekan model malam dari laboratorium meliputi: kehalusan, bentuk anatomi,
ukuran dan bentuk pasak.

20. Tunjukkan dan ACC kan kepada instruktur.


21. Trial model malam
a. Lepaskan mahkota pasak sementara pada pasien, cuci dan disikat bersih dengan air
mengalir. Rendam dalam alcohol.
b. Isolasi dan irigasi dengan klorheksidin 2%, keringkan dengan cotton pellet dan paper
point steril. Isolasi dilakukan dengan menggunakan cotton roll dua tumpuk pada daerah
labial kanan dan kiri. Saliva ejector diletakkan di bagian lingual.
c. Trial pada pasien model malam yang sudah disterilkan ke dalam alcohol. Perhatikan
kontak oklusal, jarak serviko incisal, jarak mesio proksimal, jarak disto proksimal,
adaptasi servikal dan jarak dengan insisal gigi antagonis
d. Sterilkan kembali model malam dan kembalikan ke okludator.
e. Irigasi dan keringkan saluran akar dengan menggunakan cotton pellet dan paper point
steril.
f. Mahkota pasak sementara diinsersikan kembali.
g. KIE:
1) Menginformasikan pada pasien tentang perawatan ini adalah mencobakan model
malam pasak sementara yang akan dibuatkan mahkota permanen dan masih ada
perawatan selanjutnya.
2) Menginstuksikan pada pasien datang lagi untuk trial dan insersi mahkota Richmond
menunggu pembuatan dari laboratorium
3) Menjaga oral hygiene
4) Segera menghubungi operator jika mengalami keluhan
5) Jangan menggunakan gigi depan untuk menggigit terlebih dahulu
6) Menggosok gigi secara halus dan pelan pada daerah mahkota gigi yang akan dipasak

22. Mengirim model malam beserta model pada okludator ke laboratorium untuk dibuatkan
mahkota Richmond. Sertakan infromasi mengenai desain, bahan dan hasil pencocokan
warna shade guide.

23. Setelah hasil dari laboratorium datang, perhatikan sisa ruang mesio-distal dan labio-palatal,
sudut kemiringan, elevasi, retensi, pasak tidak rotasi, tidak ada porositas, warna dari
mahkota sesuai dengan shade guide.

24. Tunjukkan dan ACC kan hasil tuangan mahkota pasak richmond ke instruktur

25. Trial hasil tuang mahkota Richmond


a. Instruksikan pasien untuk berkumur
b. Lepaskan mahkota pasak sementara pada pasien.
c. Isolasi dan irigasi dengan klorheksidin 2%, keringkan dengan cotton pellet dan paper
point steril. Isolasi dilakukan dengan menggunakan cotton roll dua tumpuk pada daerah
labial kanan dan kiri. Saliva ejector diletakkan di bagian lingual.
d. Trial pada pasien mahkota Richmond yang sudah disterilkan ke dalam alcohol.
Perhatikan kontak oklusal, jarak serviko incisal, jarak mesio proksimal, jarak disto
proksimal, adaptasi servikal dan jarak dengan insisal gigi antagonis. Perlu diperhatikan
oklusi dengan gigi lawan dan sebelahnya menggunakan articulating paper

26. Insersi mahkota Richmond


a. Isolasi daerah kerja labial kanan dan kiri dengan masing-masing dua cotton roll yang
ditumpuk.
b. Ambil Glass Ionomer (GI) Lutting (Tipe I) dengan perbandingan powder: liquid=1:1.
Aduk di atas paper pad hingga konsistensi putty, oleskan pada pasak mahkota
Richmond.
c. Masukkan mahkota pasak Richmond ke dalam saluran akar. Instruksikan pasien untuk
menggigit 2 tumpuk tampon.
d. Kelebihan GI lutting yang meluber pada bagian labial diambil dengan carver atau PFI
dan bersihkan dengan cotton pellet, tunggu hingga setting.
e. Ambil 2 tampon yang digigit pasien.
f. Kelebihan GI lutting yang meluber pada bagian palatal diambil dengan carver atau PFI
dan bersihkan dengan cotton pellet.
g. KIE:
 Menginstruksikan kepada pasien untuk mengindari menggigit dengan gigi yang
dilakukan perawatan pasak
 Menginstruksikan pasien untuk menjaga Oral Hygiene dengan baik dengan cara
menggosok gigi minimal 2x sehari yaitu setelah sarapan pagi dan sebelum tidur
malam
 Menjelaskan kepada pasien bahwa perawatan sudah selesai
 Menghubungi operator jika ada keluhan

Lampiran Kegiatan Diskusi Daring via Zoom hari Jumat, 8 Mei 2020 pukul 08.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai