Protaper merupakan generasi baru dari instrumentasi endodonti jenis file Niti ISO endcutting
yang diperkenalkan oleh Riddle dkk ( 2001 ). Instrumen protaper dapat digunakan untuk
kasus – kasus yang kompleks maupun standar, yang menjadikan preparasi saluran akar lebih
bersih, efisien dan dapat diprediksikan keberhasilannya. Alat ini memiliki efisiensi dalam
jumlah dan tingkat keamanan yang relatif tinggi dan didesain untuk menghemat waktu dari
perawatan dengan hanya menggunakan beberapa jenis file ( enam file ) dengan
penggabungan fleksibilitasnya.
Telah banyak studi yang dilakukan oleh para ahli tentang pemakaian protaper,
menurut penelitian yang dilakukan oleh Peters dkk (2004) dengan menggunakan mikro
computed tomography pada gigi molar rahang atas yang dipreparasi dengan protaper
menunjukkan tingkat kesalahan yang minimum, tidak ada perforasi dan apical zipping pada
saluran akar yang dipreparasi. Jadi protaper sangat baik digunakan pada saluran akar yang
sempit dan melengkung.
Kemudian menurut studi yang dilakukan oleh Calberson dkk (2004) untuk menguji
kemampuan dari protaper dalam membentuk saluran akar didapatkan hasil bahwa instrumen
ini dapat membentuk saluran akar yang taper dan halus pada berbagai jenis saluran akar.
Menurut studi ini didapatkan bahwa protaper dapat membentuk saluran akar dengan derajat
kelengkungan sampai 40 derajat.(
Klasifikasi Protaper
Protaper merupakan generasi baru dari instrumen Niti ISO endcutting yang didesain
untuk mempertinggi efisiensi pemotongan dentin dengan fleksibilitas terutama pada bagian
apikal dari saluran akar yang melengkung. Jika dibandingkan dengan sistem lain maka
protaper memiliki penampilan baru dengan taper yang meningkat dan desain yang unik.
Protaper ini dibagi atas klasifikasi sebagai berikut :
1. Protaper rotary instrument
Protaper ini memiliki file yang berjumlah enam buah, yang terdiri dari tiga buah file
untuk pembentuk ( shaping file ), dan tiga buah file akhir ( finishing file ). Instrumen ini
bekerja dengan menggunakan tenaga putaran 250 – 300 rpm yang dihasilkan oleh motor.
2. Protaper hand instrument
Instrumen yang satu ini merupakan saudara kembarnya dari instrument rotary,
perbedaannya terletak pada handlenya, yang mana handle dari Protaper hand instrument ini
sama dengan instrumen Niti ISO. Persamaan lainnya instrumen ini dengan Niti ISO adalah
sama – sama digerakan dengan tangan bukan motor ( handpiece ).
Karakteristik Protaper
Protaper hand instrument ini memiliki karakteristik yang sangat unik diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan persentase taper yang bervariasi pada bilah pemotong sehingga
protaper ini bersifat fleksibel dan mengurangi beban putar yang berlebihan, serta
peningkatan efisiensi.
2. Pembentukan sudut helical dan pitch yang seimbang membuat efisiensi pemotong dan
pembersih menjadi lebih besar, dan mencegah instrumen terpelintir.
3. Penampang melintang berbentuk segitiga cembung, jadi mengurangi daerah kontak
antara file dengan dentin.
4. Pemodifikasian pada ujung tip yang terarah supaya mengikuti saluran akar, dengan
menembus hambatan jaringan lunak tanpa merusak dinding saluran akar.
Metode Penggunaan
Protaper hand instrument yang digunakan dalam preparasi saluran akar gigi terdiri
dari 6 buah file yang dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan penggunaannya yaitu :
File akhir memiliki tiga jenis yang berbeda, ketiga file akhir yang disebut F1, F2, F3
mempunyai handle identifikasi berwarna kuning, merah dan biru.
Instrumen ini didesain untuk mengoptimalkan bentuk akhir sepertiga apikal dan dapat
juga untuk memotong dan memperluas bentuk sampai sepertiga tengah saluran akar. Menurut
studi Calberson ( 2004 ), instrumen F2 dan F3 mengabrasi dinding saluran akar, maka
diperlukan kehati – hatian untuk menghindari penyingkiran dari danger zones dari saluran
akar. Protaper diindikasikan pada kasus – kasus dengan akar gigi yang melengkung, sempit
dan pada akar yang panjang dan pendek.
Teknik penggunaan Protaper hand instrument pada saluran akar adalah sebagai
berikut :
1. Ekplorasi saluran akar dengan K-file No. 8, No 10, No 15 sepanjang seberapa bisa
masuk file tersebut.
2. Sesudah itu masukkan shaping file No. 1 ( S1 ) dengan handle identifikasi berwarna
ungu sepanjang seberapa bisa masuk juga.
3. Setelah saluran akar besar dan longgar ekplorasi saluran akar dengan K-file No. 15
dengan gerakan naik turun sampai beberapa milimeter sepanjang panjang kerja,
Lakukan dengan gerakan pasif. Setelah itu kamar pulpa di isi dengan natrium
hypochlorite ( NaOCl ) sebagai prosedur awal.
4. Kemudian gunakan protaper yang dimulai kembali dari shaping file No. 1 ( S1 )
dengan handle identifikasi berwarna ungu. S1 dimasukan kedalam saluran akar dan
digerakan perlahan dengan memutar handle secara lembut searah jarum jam ke apikal
sampai file sedikit tertahan, lalu lepas file dengan memutar handle file berlawanan
jarum jam 45 – 90 derajat sepanjang kedalaman K-file. Pada saluran akar yang lebih
sulit, diperlukan lebih dari sekali rekapitulasi untuk memperbesar 2/3 koronal dari
saluran akar, lalu irigasi.
6. Setelah prosedur pre-enlargement selesai dengan akses duapertiga koronal yang baik,
gunakan precurved K-file No. 10 untuk preparasi sisa saluran akar. Setelah itu
masukan S1 untuk mengkonfirmasi panjang kerja.
8. Setelah itu saluran akar diisi dengan bahan irigasi lalu gunakan finishing file No. 1
( F1 ) dengan handle identifikasi berwarna kuning, secara hati – hati dimasukan
sepanjang – panjang kerja, irigasi kembali.
9. Periksa ukuran dari foramen apikal dengan menggunakan K-file No. 20 sampai
panjang kerja. Jika pas pada panjang kerja maka kanal disiapkan untuk obturasi. F1
merupakan ukuran minimum yang direkomendasikan. Jika masih longgar, gunakan F2
dan F3, masukan kembali sampai panjang kerja. Lalu periksa kembali dengan K-file
No. 25 dan No. 30, kemudian irigasi kembali. Biasanya dengan preparasi ini akan
memperlebar saluran akar yang melengkung.
Gambar .File F2
( http://www.maillefer.ch/GB prota5.htm )
Gambar . File F3
( http://www.maillefer.ch/GB prota5.htm )