Anda di halaman 1dari 3

PERBANDINGAN EVALUASI KEBERHASILAN BAHAN

Pulpotomi banyak digunakan sebagai metode terapi pulpa. Metode pulpotomi adalah
prosedur klinis yang paling sering diterima di bagian kedokteran gigi anak-anak ketika
jaringan pulpa koronal meradang dan pulp capping bukanlah pilihan yang cocok (Sulaiman
et. al, 2015).
Pada pulpotomi gigi sulung pada umumnya digunakan formokresol. Formokresol
terdiri dari formaldehida yang dapat bersifat mutagenik dan karsinogenik.
Meskipun mempunyai potensi toksisitas, formokresol masih digunakan sebagai medikamen
pulpotomi karena sejauh ini belum ada bukti bahwa distribusi sistemik formokresol yang
dapat bersifat patologis. Kemudian, salah satu bahan medikamen pulpotomi yang ideal
adalah bakterisidal. Namun sifat bakterisidal pada formokresol sampai saat ini masih
dianggap kurang (Zhang et.al, 2013).
Penelitian saat ini menunjukkan bahwa formokresol hanya sebagai agen devitalizing.
Diperlukan bahan regeneratif yang mempertahankan vitalitas pulpa, salah satunya adalah
Biodentine. Penggunaan Biodentine dalam prosedur pulpotomi sangat mudah dan
memerlukan waktu yang singkat, sementara formokresol penggunaannya masih
membutuhkan sebuah bahan restorative untuk menutup ruang pulpa, biodentine bertindak
secara bersamaan karena keduanya bisa digunakan sebahai dressing dan bahan pengisi
(Sulaiman et. al, 2015).
Baru-baru ini pada Kongres ke-12 dari Eropa Academy of Pediatric Gigi (EAPD) di
Polandia, Rubanenko et.al, (2014) menyampaikan hasil awal perbandingan biodentine
dengan formokresol sebagai medikamen pulpotomi menunjukkan tingkat keberhasilan 100%
untuk biodentine sedangkan formokresol adalah 94%.
Selain penggunaan Formokresol, bahan yang banyak digunakan sebagai medikamen
Pulpotomi adalah kalsium hidroksida. Menurur Ravi, et. al (2012), Bahan ini digunakan
karena memiliki efek antimikroba dan potensi untuk merangsang perbaikan mineralisasi
pulpa dan jaringan periapikal. Namun, penggunaan kalsium hidroksida tidak dianjurkan
untuk gigi sulung karena penerapannya sering mengakibatkan pengembangan peradangan
pulpa kronis dan resorpsi akar internal. Ketika kalsium hidroksida ditempatkan di
gigi permanen, maka akan menghasilkan kalsifikasi dentin dan pembentukan jembatan
dentin, namun kemungkinan akan menyebabkan resorpsi internal pada gigi sulung. Hal ini
bertolak belakang dengan hasil yang di dapatkan pada penggunaan Biodentine. Pada tahun
2012, Shayegan et. al menyelidiki respon sel inflamasi dan pembentukan jaringan keras
setelah biodentine di aplikasikan pada pulpotomi gigi sulung.. Setelah 90 hari, mereka
menemukan bahwa jaringan pulpa normal tanpa tanda-tanda peradangan dan 9 dari 10 gigi
menunjukkan terjadi kalsifikasi pada gigi yang dilakukan perawatan pulpotomi menggunakan
biodentine. Mereka menyimpulkan bahwa biodentine memiliki sifat bioaktif, mendorong
jaringan keras regenerasi, dan menghilangkan tanda-tanda keradangan pada gigi.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa efek terapeutik biodentine setelah
terapi pulpotomi adalah menguntungkan. Biodentine memiliki potensi besar untuk
mempertahankan vitalitas pulpa pada pasien dengan perawatan pulpotomi. Oleh karena itu,
materi yang unik ini mungkin menjadi alternatif menarik untuk regenerasi kompleks dentin-
pulpa.

Dalam beberapa tahun terakhir Mineral Trioksida Agregat telah sukses digunakan
sebagai medikamen pulpotomi . Namun ternyata menurut Singh et. al (2014), Biodentine
memiliki beberapa keuntungan dibandingkan Mineral Trioksida Agregat, antara lain adalah :
a) Biodentin memiliki kemudahan dalam manipulasi, konsistensi yang lebih baik,
sehingga lebih mudah dalam aplikasi. Waktu Setting yang singkat hanya dalam 10-12
menit, memungkinkan perawatan selesai dalam satu kunjungan. Hal ini
merupakankeunggulan dibandingkan dengan MTA yang memerlukan final setting
sekitar 2 jam.
b) Sifat mekanik pada Biodentine lebih baik daripada MTA, sifat tersebut didapatkan
dengan mengendalikan kemurnian kalsium silikat dengan menghilangkan kotoran
logam seperti aluminat pada kalsium silikat.
1. Ikatan Biodentine dengan dentin lebih kuat daripada ikatan dentin dengan MTA.

Selain itu, hasil penelitian dari Cuadros et. al (2014) juga didapatkan
bahwa Biodentine tampaknya menjadi alternatif yang menjanjikan untuk digunakan
dalam pulpotomi dengan 100% klinis dan dengan gambaran radiografi yang baik setelah 6
bulan follow up.
Menurut Zhang et. al (2010), Bahan Medikamen Pulpotomi yang ideal adalah yang
bersifat bakterisidal, merangsang penyembuhan pulpa dan akar, merangsang
regenerasi dentin dan pulpa, serta tidak mengganggu proses fisiologis resorbsi akar.
Sementara itu, Biodentine dipasarkan dan direkomendasikan sebagai " dentin pengganti",
yang memiliki sifat-sifat ideal sebagai bahan medikamen Pulpotomi. Biodentine telah
terbukti memiliki sifat fisik dan biologis yang jauh lebih baik, pengaturan waktu yang cepat,
lebih tahan terhadap tekanan, resistensi terhadap kebocoran lebih besar dan pembentukan
jembatan dentin lebih cepat . Berikut ini adalah aplikasi Biodentine sebagai medikamen
Pulpotomi:

Gambar : Prodedur Aplikasi Biodentine sebagai bahan medikamen Pulpotomi

Keterangan Gambar :

1. Membersihkan karies dan pulpa dari ruang pulpa


2. Kontrol Perdarahan dari Orifice Saluran akar
3. Mencampur bahan Biodentine, kemudian mineral diletakkan pada dasar pulpa dengan
spatula atau pistol amalgam, material dapat didapatkan menggunakan pluggers kering
atau cotton pellet.
4. Aplikasi Biodentine sampai menutup pulpa dan semua jaringan gigi yang terkena
karies tertutup, hal ini dikarenakan Biodentine dapat dipakai juga sebagai bahan
restorative. Waktu kerja Biodentine adalah 6 menit dengan final setting sekitar 10-12
menit.
DAFTAR PUSTAKA

Sulaiman M, Najla M, Omar A. 2015. Clinical Applications of Biodentine in Pediatric


Dentistry: A Review of Literature. Journal of Oral Hyg Health. Vol 3(3).

Zhang W, Yelick Pc. 2010. Vital pulp therapy-current progress of dental pulp regeneration
and revascularization. International journal of dentistry.

Ravi GR, Subramanyam. 2012. Calcium hydroxide-induced resorption of deciduous teeth: A


possible explanation. Drs Sudha and Nageswara Rao Siddhartha Institute of Dental
Sciences. Vol 3(3):90-94

Shayegan A, Jurysta C, Atash R, Petein M, Abbeele A. 2012. Biodentine used as a pulp-


capping agent in primary pig teeth. Pediatric Dent Vol 34: 202-208.

Cuadros C, Garcia J, Sandra S, Lorente A, Montse M. 2014. Clinical and radiographic


evaluation of biodentine and MTA in pulpotomies of primary molars. 12th Congress
of EAPD, Sopot.

Anda mungkin juga menyukai