Pendahuluan
Komponen Aktif.
Peningkatan kandungan silikat dari material kaca akan
menurunkan laju pelarutan dan mengurangi jumlah ion Ca2+
dan HPO4- yang akibatnya pembentukan lapisan gel silikat
pada permukaan dihambat. Hal tersebut menyebabkan
menurunnya sifat bioaktifitas material, terutama pada material
kaca yang kandungan silikatnya melebihi 60%. Lapisan gel
silikat memiliki peranan dalam nukleasi dan kristalisasi HCA
dengan tiga komponennya yaitu: CaO-P2O5-SiO2, makin luas
permukaan lapisan maka akan meningkat sifat bioaktivitasnya.
Greenspan et.al pada penelitiannya secara in vitro menemukan
adanya hubungan antara laju pelarutan dengan pembentukan
HCA, makin cepat proses pelarutan maka makin cepat
terbentuk lapisan HCA.33
Selain komposisi, tekstur dalam skala nanometer
merupakan variabel yang penting berperan dalam bioaktifitas.
Struktur mesoporus yang saling terhubung satu sama lain
dengan diameter porusitas 2 dan 50 µm dari material kaca telah
terbukti merupakan faktor penting dalam meningkatkan laju
kelarutan dan tingkat pembentukan HCA. Penelitian in vitro
menunjukkan bahwa laju kelarutan meningkat seiring dengan
Ion Kalsium
Kalsium merupakan faktor penting untuk
metabolisme sel, jaringan dan organ, serta membentuk
jaringan lunak maupun jaringan keras. Tubuh memiliki 99%
kalsium yang terdapat dalam tulang dan gigi dalam bentuk
terikat, yaitu kalsium fosfat. Di dalam tubuh kalsium terdapat
dalam tiga bentuk, yaitu ion kalsium, kalsium yang berikatan
dengan protein, dan kompleks ion. Ion kalsium berfungsi untuk
memberikan sinyal ekstra dan intraseluler, transmisi impuls
saraf, dan kontraksi otot. Konsentrasi kalsium secara fisiologis
dipertahankan kurang lebih 4,4-5,4 mg/dl.
Homeostasis ion kalsium (ion Ca2+) dipengaruhi oleh
jumlah total ion Ca2+ dalam tubuh dan distribusi pada tulang
dan cairan ekstraseluler. Jumlah total ion Ca2+ yang diabsorpsi
pada orang dewasa rata-rata sebesar 200 mg/hari. Distribusi ion
Ca2+ diregulasi oleh beberapa hormon, yaitu hormon paratiroid
(PTH), kalsitrol, dan kalsitonin. PTH dapat meningkatkan
kadar kalsium dalam plasma dan menstimulasi produksi
kalsitrol sehingga absorpsi ion Ca2+ meningkat. Kalsitonin
adalah hormon yang disekresi oleh sel C parafolikular dan
distimulasi oleh kondisi hiperkalsemia. Kalsitonin juga
Dentin
Berdasarkan proses pembentukannya, dentin dapat
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: dentin primer, dentin
sekunder dan dentin tersier. Dentin primer dan dentin sekunder
merupakan dentin fisiologis. Dentin primer dibentuk selama
proses pembentukan gigi, sedangkan dentin sekunder dibentuk
perlahan sepanjang hidup selama pulpa masih vital sehingga
akan mengurangi ukuran kamar pulpa seiring dengan
bertambahnya usia. Dentin tersier dibentuk karena adanya
reaksi pertahanan terhadap stimuli noksius seperti invasi
bakteri dan produk-produknya. Dentin tersier terletak diantara
dentin sekunder dan pulpa. Dentin tersier ini dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: dentin reaksioner dan
dentin reparatif. Dentin reaksioner didefinisikan sebagai dentin
tersier yang dihasilkan oleh sel odontoblas yang bertahan
sebagai respon terhadap stimulus yang ringan. Dentin reparatif
merupakan dentin tertier yang dihasilkan oleh odontoblast like
cells sebagai respon terhadap stimuli yang kuat.
Dentin merupakan jaringan ikat termineralisasi dengan
komposisi 70% mineral apatit, 20% matriks organik dan 10%
air. Kandungan protein pada matriks organik didominasi oleh
serat kolagen tipe 1 (90%), dan sisanya proteoglikan yang
disebut sebagai protein non-kolagen, yaitu dentin
phosphoprotein (DPP), dentin matrix protein 1 (DMP 1), dan
dentin sialoprotein (DSP). Struktur dentin terdiri atas tubuli
dentin yang dikelilingi jaringan hipermineralisasi yang disebut
Osteogenesis
Penglepasan ion kalsium dan peningkatan pH berkaitan
dengan proses hidrasi material bioaktif. Material bioaktif akan
mengalami mekanisme hidrasi dengan melepaskan beberapa
ion yang dikandungnya, diantaranya adalah ion kalsium. Reaksi
pada permukaan material ini dapat melepaskan dan merubah
konsentrasi dari ion-ion terlarut yang akan memicu terjadinya
respons intraseluler dan ekstraseluler dan akan mengkonduksi
terjadinya pembentukan jaringan keras. Ion kalsium merupakan
ion yang dominan saat terjadinya reaksi pada permukaan. Ion
kalsium yang dilepas material bioaktif berperan dalam
fungsinya sebagai peningkat pH, bakterisid, menekan aktivitas
osteoklas, serta merangsang pembentukan fibroblas. Ion
kalsium juga dilaporkan dapat mengaktifkan Ca-dependent
Adenosine Triphosphatase (Ca-dependent ATPase) dan akan
bereaksi dengan karbon di jaringan dan akan membentuk
kalsium karbonat yang akan mengawali terjadinya
remineralisasi. Ion kalsium juga dibutuhkan untuk migrasi sel
dan proses diferensiasi.
Menurut Boccaccini et.al (2005) pada hari ke 6
setelah terpapar material bioaktif, osteoblast sudah terbentuk
dan mulai tersusun menjadi struktur tiga dimensi yang terdiri
dari sel-sel dan matriks ekstral sel termineralisasi, yang
disebut bone nodule. Bone nodule memiliki susunan yang
ProRoot MTA®
ProRoot MTA® (Tulsa Densply) ditemukan oleh
Torabinejad M pada tahun1993 di Loma Linda University.
Komposisi ProRoot MTA® terdiri dari 70% semen Portland,
20% bismut oksida, 5% gipsum. Sediaan ProRoot MTA® ada
dua jenis yaitu jenis abu-abu dan putih. Initial setting ProRoot
MTA® sekitar 4 jam dan final setting nya 72 jam.
Reaksi Pengerasan
Pada reaksi pengerasan, bahan ini mangalami perubahan
bentuk menjadi struktur gel dan terjadi perubahan ion.
Trikalsium silikat yang dihidrasi membentuk gel kalsium silika
terhidrasi (C-S-H gel) dan kalsium hidroksida. Tricalcium
silika yang belum bereaksi akan dilapisi oleh lapisan calcium
silicate hydrate gel yang bersifat relatif impermeable sehingga
akan melindungi dan memperlambat reaksi-reaksi selanjutnya.
Gel kalsium silika berguna untuk hidrasi permanen dari
trikalsium silikat dengan mengisi ruang diantara butiran
trikalsium
Biodentine™ memiliki kemampuan untuk melepaskan
ion hidroksil dan kalsium, karena terdapat komponen calcium
silicate, calcium chloride dan calcium carbonate. Reaksi
hidrasi yang cepat berkorelasi dengan tingginya pelepasan
kalsium lebih yang awal. Gel kalsium silika berperan dalam
hidrasi semen dari trikalsium silikat dengan mengisi ruang
Cara Aplikasi
Kemasan Biodentine™ terdiri dari bubuk didalam
kapsul dan cairan yang terpisah. Sebelum di aduk kapsul bubuk
dibuka lebih dahulu cairan dimasukkan kedalam kapsul
sebanyak 5 tetes kemudian kapsul ditutup kembali. Kapsul
dikocok pada alat pengocok selama 30 detik dengan kecepatan
4000 – 4200 rpm.111 Campuran biodentin berbentuk gel
dikeluarkan dari kapsul dan siap untuk diaplikasikan. Aplikasi
dapat menggunakan instrumen plasti, amalgam carrier atau
carrier lainnya yang biasanya digunakan untuk pengisian root
end filling seperti MTA gun atau messing gun. Working time
dari Biodentine™ berkisar 6 menit dan akan mengeras setelah
10-12 menit membentuk material yang solid.112
Reaksi pengerasan
Reaksi pengerasan biokeramik diawali dengan reaksi
hidrasi dengan memanfaatkan kandungan air yang ada pada
dentin. Pada tahap awal akan terbentuk hidrogel kalsium silikat
dan kalsium hidroksida. Kalsium hidroksida yang terbentuk
akan bereaksi dengan kalsium fosfat, menghasilkan endapan
serupa hidroksiapatit. Air akan terus bereaksi dengan kalsium
silikat, menghasilkan tambahan gel seperti kalsium silikat
hidrat. Air pada proses ini merupakan faktor penting dalam
mengontrol tingkat hidrasi dan waktu pengerasan. Reaksi
iRoot® BP Plus
Pada tahun 2007, Innovative Bioceramix Inc,
Vancouver, Canada, mengembangkan material berbahan dasar
kalsium silikat yang siap pakai dengan nama dagang iRoot®
BP Plus. Mirip seperti EndoSequence root repair material
(ERRM) (Brasseler USA, Savannah, USA). Komposisi
utamanya adalah kalsium silikat, zirkonium oksida, tantalum
oksida dan kalsium fosfat monobasic. kalsium silikat bebas
alumina, kalsium fosfat, kalsium hidroksida, tantalum oksida,
niobium oksida, zirkonium oksida.
Material ini digunakan untuk perbaikan perforasi pada akar
dan terdapat dalam 2 bentuk sediaan yaitu premixed syringe
(iRoot® BP) dan premixed putty (iRoot® BP Plus). Sebagai
material root-end filling, material ini mudah digunakan dan
sudah tersedia dalam bentuk campuran.
IRoot® SP
Komposisi siler Bioceramic (IRoot® SP) terdiri dari
tricalsium silicate, dicalsium silicate, calcium phosphates,
colloidal silica, calcium hydroxide, dan zirconium oxide. Siler
IRoot® SP memiliki pH 11.5-12.8 dan bertahan setelah setting
dan dua mekanisme yang terkait dengan efek anti bakteri dari
siler IRoot® SP yaitu sifat hidrofilik dan difusi aktif dari
kalsium hidroksida. Sifat hidrofilik dapat memfasilitasi
penetrasi siler ke area yang sangat halus.116
kalsium 3, 5-8, 11-18, 25-28, 34, 37, 38, 40, 44, 45, 47, 48, 53,
56, 57, 61-72, 75-80, 82-84, 86-88, 90-97
kalsium hidroksida 8, 13, 28, 38, 48, 61-64, 66, 70, 72, 82,
83, 87, 88, 91-97
kalsium karbonat 7, 26, 45, 56, 61, 76-78, 83
kalsium klorida 77
kalsium silikat 5-7, 12, 14, 16-18, 28, 68-70, 75, 77-79, 82-
84, 86, 91-93, 95, 96
kaping 8, 10, 61, 65, 81, 87
kolagen 30-33, 35, 37, 39-41, 43, 44, 47, 56, 91
non-kolagen 30, 31, 39
kristal 3, 20, 21, 31, 33, 35-40, 42-44, 47
lipopolisakarida 63, 95
micromechanical 79, 83
mikroporositas 21
mineral 8, 28-30, 32-38, 40, 59, 65, 66, 76, 79, 91
mineral trioxide aggregate 8, 65, 66
mineralisasi 5, 26, 28, 33, 41, 47, 48, 56, 63, 80, 90
Quartz 57
reagregasi 56
remineralisasi 1-3, 7, 34, 35, 37-40, 42-45, 56, 59, 79, 80
resin komposit 78, 85, 86
scaffold 5, 39, 63
sementoblas 6
sementum 6
sialoprotein 30, 49
silikat 5-7, 10, 12, 14, 16-23, 28, 48, 49, 65, 68-70, 72, 75-77,
80-83, 86, 91-93, 95, 96
sitotoksisitas 60, 89
spherulites 47
subtransparan 34-36
TGF 63, 80
whitlockite 35, 36
Z
zirconia 9, 88
zirkonium dioksida 76, 77
zirkonium oksida 96, 97