Anda di halaman 1dari 5

Kata Sulit

1. Abrasi servikal : Abrasi merupakan suatu lesi servikal pada gigi dan keadaan ausnya jaringan gigi
(Conway, 2008). Kavitas abrasi disebabkan karena tekanan pada saat menyikat gigi dalam arah
horizontal yang terlalu kuat sehingga terjadi keausan atau hilangnya lapisan pada jaringan keras
gigi (Eccles dan Green, 1994). Tampakan klinis dari abrasi adalah adanya lesi luas dan dangkal
pada jaringan keras gigi yang biasanya terletak didaerah servikal gigi (Tarigan, 2013). Lesi ini
sering ditemukan pada gigi premolar dan kaninus (Gripo dkk, 2004). Tingginya prevalensi pada
lesi abrasi sangat berkaitan dengan frekuensi pada saat menyikat gigi (Litonjua dkk, 2003).
Abrasi gigi berasal dari bahasa Latin “abrader” yang artinya mengikis. Dalam arti lain abrasi gigi
merupakan keausan patologis yang melibatkan jaringan keras gigi melalui proses mekanik yang
disebabkan oleh benda asing
2. Subgingiva : di bawah batas gingival margin
3. Teknik sandwich : Restorasi sandwich bertujuan untuk mendapatkan suatu restorasi yang
monolitik antara kedua bahan restorasi dan jaringan keras gigi. Restorasi sandwich dalam
beberapa kasus memungkinkan sedikit terjadinya kebocoran tepi dibandingkan dengan
menggunakan satu jenis bahan tumpatan secara langsung.
Wilson dan McLean (1988) memperkenalkan suatu teknik restorasi dengan menggabungkan dua
macam bahan,yaitu glass-ionomer cement (GIC) dengan resin komposit.

Pertanyaan :

1. indikasi penggunaan teknik sandwich?


Indikasi Penggunaan Teknik Sandwich pada Restorasi SIK
Tujuan dari restorasi sandwich adalah untuk mendapatkan fungsi estesis, pengunyahan,
mencegah celah mikro serta menambah kekuatan gigi. Fungsi estetis didapat dari bahan
resin komposit sebagai tempatan karena resin komposit memiliki trans lusensi yang lebih
tinggi dibanding semen ionomer kaca. Resin komposit juga dapat menerima tekanan
kunyah yang besar. Untuk mencegah celah mikro digunakan semen ionomer kaca sebagai
basis karena dapat melepaskan flour untuk mencegah terjadinya sekunder karies (
Fejerskov & Kidd, 2008 ).
Teknik sandwich biasanya di aplikasikan dalam hal – hal berikut ini :
1. Lesi dimana terdapat satu atau lebih margins pada dentin (misal pada cervical
lesions)
2. Karies yang disebabkan abrasi pada daerah servikal ataupun lesi kelas V, menurut
klasifikasi G.V. Black, ditemukan pada Manula, pada orang yang kurang baik dan benar
cara menyikat giginya, serta pada kasus di mana preparasi jaringan sehat gigi kurang
memungkinkan. Akibatnya, preparasinya diusahakan untuk tidak mengambil jaringan
yang sehat.
3. Restorasi komposit class II
Teknik restorasi sandwich dibagi menjadi open-sandwich dan closedsandwich. Teknik open-
sandwich mengaplikasikan lapisan pengganti dentin sampai berbatasan dengan tepi cavosurface
kavitas, karena tepi cavo-surface pada kavitas kelas II dan kelas V batas gingivalnya telah
mencapai cemento enamel junction (CEJ).
Teknik closedsandwich digunakan pada kavitas yang masih memiliki email pada semua tepi
cavo-surface kavitas, sehingga aplikasi lapisan pengganti dentin pada teknik ini tidak berbatasan
dengan tepi cavo-surface kavitas. Indikasi : Keadaan klinis yang kompromis untuk dibuatkan
restorasi direk . Contoh kelas II dan V yang dinding gingivanya terletak di bawah dentino enamel
junction (DEJ), Mengurangi pemakaian resin komposit, biaya dapat ditekan., Tanpa retensi
mekanis, Nyaman juga mudah dalam aplikasinya

2. material yg digunakan untuk teknik sandwich


teknik restorasi sandwich, yaitu restorasi dengan bahan semen ionomer kaca sebagai lapisan
pengganti dentin dan resin komposit sebagai tumpatan akhir. Bahan lapisan pengganti dentin
yang dapat digunakan dalam teknik sandwich adalah material yang berbahan dasar polialkenoat
seperti semen ionomer kaca konvensional, semen ionomer kaca modifikasi resin, dan
kompomer. Secara kimiawi semen ionomer kaca memiliki kemampuan mengikat struktur dentin
dan email serta bersifat antikariogenik karena dapat melepaskan fluoride. Bahan ini tidak
mengalami penyusutan setelah pengerasan, karena reaksi asam-basa pada proses pengerasan
bahan memblokade polimer secara total. Tekanan penyusutan pengerasan bahan ini sangat
rendah, disebabkan semen ini melewati tahap rubbery (fleksibel menyerupai karet) selama
proses pengerasan terjadi7 . Kekurangan bahan semen ionomer kaca yaitu, kekuatan mekanis
dan tensile kurang baik, sehingga semen ionomer kaca mudah mengalami erosi, abrasi dan
fraktur8 . Beberapa ahli juga berpendapat bahwa perlekatan semen ionomer kaca terhadap
resin komposit sangat terbatas. Ikatan semen ionomer kaca konvensional dengan resin
komposit sangat lemah, karena kekuatan kohesi yang lemah dari semen ionomer kaca, dan
bonding kimiawi yang minimal pada semen ionomer kaca sehingga dibutuhkan bahan lain yang
mempunyai ikatan lebih baik dengan resin komposit. Pada semen ionomer kaca terdapat
penambahan komponen anorganik berupa vinyl monomer yang berguna untuk menurunkan
kerapuhan dan meningkatkan resistensi pemakaian. Penambahan ini kemudian dikenal dengan
semen ionomer kaca modifikasi resin10. Penambahan komponen anorganik seperti monomer
pada semen ionomer kaca yang dimodifikasi ini dapat meningkatkan perlekatan dengan resin
komposit dan meningkatkan sifat fisik dari semen ionomer kaca . Menurut Wilson11 ,
pencampuran antara polyalkanoate yang merupakan bahan dasar dari semen ionomer kaca
dengan resin photocuredable menghasilkan kekuatan perlekatan kohesi yang lebih baik antara
semen ionomer kaca dengan bahan resin komposit.
Pemilihan bahan restorasi sandwich salah satu kunci keberhasilan restorasi laminasi antara lain
bergantung pada pemilihan bahan yang sesuai dengan indikasinya, manipulasi serta teknik
aplikasi bahan bahan tersebut. terdapat beberapa tipe GIC yang ada dipasaran, khusus untuk
restorasi laminasi, bahan yang dipakai adalah GIC tipe III atau RMGIC untuk restorasi gigi
posterior, dan tipe II untuk gigi anterior. GIC tipe III dan RMGIC auto cure mengeras dengan
cepat. sedangkan ligth activated RMGIC akan langsung mengeras setelah diaktivasi dengan
sinar.GIC tipe III sebagai basis dan untuk membentuk inti dicampur dengan rasio bubuk cairan
3:1.sedangkan untuk tipe RMGIC diaduk sesuai dengan petunjuk pabrik. RMGIC lebih dianjurkan
karena mempunyai kekuatan tekanan yang lebih baik, lebih tahan terhadap pelarutan dan erosi,
serta memiliki modulus elastisitas yang mendekati dentin. untuk restorasi laminasi pada gigi
anterior, umumnya pada restorasi kelas V bahan bahan tersebut diatas dapat juga
digunakan.tetapi karena pertimbangan estetika dan kecilnya daya oklusal yang diterima oleh
restorasi, maka dapat digunakan GIC tipe II yang indikasinya untuk restorasi gigi. GIC tipe ini
dibuat dalam beberapa gradasi warna yang dapat disesuiakan dengan warna asli gigi yang
memerlukan restorasi.
3. apa saja jenis teknik restorasi sandwich
Macam macam tekhnik restorasi sandwich dikenal dua macam tekhnik restorasi laminasi
(sandwich),yaitu restorasi laminasi terbuka dan restorasi laminasi tertutup, atau sering disebut
sebagai restorasi open sandwich dan close sandwich. restorasi laminasi terbuka merupakan
indikasi pada kavitas kelas II dan kelas V dengan batas dinding gingiva melewati cementum
enamel junction (CEJ). glass ionomer diaplikasikan pada restorasi bagian proksimal dan resin
komposit dilapiskan diatasnya, membemtuk restorasi kelas II pada restorasi ini, glass ionomer
pada bagian proksimal tidak terlindungi oleh resin komposit dan berhubungan langsung dengan
lingkungan rongga mulut. sedangkan pada restorasi laminasi tertutup, glass ionomer dibuat
sebagai basis pengganti dentin pada kavitas yang ncukup dalam. glass ionomer terlindung oleh
resin komposit diatasnya dan oleh dinding dinding kavitas.
4. bagaimana cara restorasi dengan teknik sandwich
Prosedur restorasi sandwich
 preparasi dan linning kavitas dipreparasi , dengan membuang seluruh jaringan karies
menggunakan diamond bur, yang berfungsi untuk membersihkan serta menghaluskan
dinding kavitas., linning menggunakan kalsium hidroksida digunakan pada keadaan
dentin yang hampir terbuka dengan perkiraan ketebalan dentin yang menutupinya
sekitar 1 mm atau kurang, namun linner tidak boleh menutupi daerah yang besar yang
dapat mengganggu bonding (ikatan) glass ionomer. setelah kavitas dipreparasi ,
kemudian tepi enamel dibevel
 perawatan permukaan setelah kavitas dibersihkan, dikeringkan kemudian dioleskan
kondisioner pada permukaan kavitas ikatan semen glass ionomer kaca pada dentin
dapat diperkuat dengan menggunakan larutan yang mengandung asam poliakrilik,
asam tannik, dodicin atau asam polialkenoat 10 % selama 10- 15 detik kemudian dibilas
dengan air dan dikeringkan.
 Pemberian semen GIC disiapkan dan diaplikasikan kedalam kavitas menggunakan spuit
aplikator agar kavitas benar benar terisi dengan padat. cara pengadukan bubuk dan
cairan GIC yang dilakukan dengan benar merupakan prosedur yang sangat penting,
karena akan mempengaruhikualitas GIC yang dihasilkan. cara adalah sebagai berikut :
I. bubuk dibagi menjadi dua porsi dengan jumlah yang sama banyak.
II. porsi pertama disatukan dengan cairan, kemudian dicampur dengan
menggunakan spatula dengan gerakan rolling (melipat) dengan tujuan hanya
untuk membasahi permukaan partikel bubuk dan menghasilkan campuran
encer. langkah ini dilakukan selama 10 detik
III. kemudian porsi kedua disatukan dengan adukan pertama. pengadukan terus
dilanjutkan dengan gerakan yang sama dengan daya yang ringan sampai
seluruh partikel terbasahi. luas daerah pengadukan diusahakan untuk tidak
meluas dan adukan selalu dikumpulkan menjadi satu. dianjurkan untuk tidak
melakukan gerakan memotong adukan, karena tujuan pengadukan hanya
untuk membasahi permukaan partikel bubuk.
IV. pengadukan selesai setelah 25 ± 30 detik sejak awal pengadukan. sebaiknya
adukan tidak perlu diangkat angkat untuk memeriksa konsistensinya, karena
bila hal ini dilakukan maka proses pengadukan akan terus berlanjut dan makin
banyak partikel bubuk yang larut.
V. adukan langsung dikumpulkan dispuit aplikator untuk di aplikasikan kedalam
kavitas. pada keadaan ini reaksi pengerasan sudah berlangsung. ada dua cara
pengaplikasian GIC, cara pertama GIC diaplikasikan secukupnya dan langsung
dibentuk basis. sedangkan cara kedua adalah dengan mengisi penuh kavitas
dengan GIC.
 preparasi semen (GIC) Setelah mengeras selama 5 menit dinding dinding yang tertutup
dengan GIC harus dipreparasi kembali untuk mendapatkan permukaan dentin dan email
yang halus, sehingga dapat diperoleh retensi resin komposit yang baik.
 Pemberian resin bonding seluruh permukaan GIC yang akan berkontak dengan resin
komposit dan dinding dinding kavitas (dentin dan email) di etsa selama 15- 20 detik.
kemudian kavitas dibilas dengan air, tanpa tekanan, selama 1- 2 menit. keringkan kavitas
dengan chip- blower. salah satu bonding yang dipakai adalah agen bonding resin liquid
dioleskan segera pada basis semen dan dinding- dinding kavitas, aplikasikan bonding
agen pada seluruh permukaan yang di etsa diamkan selama 10 detik agar zat pelarutnya
menguap, semprot perlahan dengan chip- blower, kemudian dipolimerisasi dengan
penyinaran (light cured). lakukan langkah ini sebanyak dua kali.
 pemberian resin komposit resin komposit diaplikasikan selapis demi selapis dengan
ketebalan maksimum 2mm. bahan tersebut tidak boleh berlebihan. untuk setiap
lapisnya dilakukan polimerisasi dengan penyinaran. penyinaran sebaiknya dilakukan dari
tiga arah, yaitu dari arah : bukal, liangual atau palatal, dan terakhir dari arah oklusal.
 penyelesaian setelah disinari, restorasi tersebut diselesaikan dengan bur diamond rata
atau bur karbid. pemolesan restorasi dapat diselesaikan dengan menggunakan "cup
polishing" karet abrasif dan bubuk aluminium oksida yang halus
5. kelebihan dan kekurangan teknik sandwich

Keunggulan teknik sandwich antara lain:

 Mempunyai kekuatan kompresi yang lebih tinggi daripada hanya menggunakan


SIKsebagai restorasi tunggal.
 Sehingga dapat meningkatkan ketahanan terhadap fraktur.
 Bersifat adhesi karena lapisan resin terikat dengan pelapik semen ionomer kaca.
 Pelepasan fluoride SIK lebih besar daripada komposit atau bahan tumpatan lainnya.
 Dapat menghambat kerusakan tepi (microleakage), karena ikatan kimiawi SIK
denganemail dan dentin sangat baik.
 Bersifat radiopak.
 Di samping itu, semen glass ionomer juga bersifat biokompabilitas, yaitu
menunjukkanefek biologis yang baik terhadap struktur jaringan gigi dan pulpa.
Kelebihan lain daribahan ini yaitu semen glass ionomer mempunyai sifat anti bakteri,
terutama terhadapkoloni streptococcus mutant (mount, 1995).
 Dari segi biaya (cost) jauh lebih murah dibandingkan jika 100% menggunakan
bahantumpatan dari resin estetik, karena semen ionomer kaca harganya jauh lebih
murahdisbanding bahan tumpatan yang lain.
6. apa perbedaan teknik sandwich dengan teknik lain?
7.

Anda mungkin juga menyukai