1. Abrasi gigi
-Abrasi gigi merupakan kerusakan yang terjadi akibat hilangnya struktur gigi yang diakibatkan oleh
kontak gigi dengan benda yang berasal dari luar dan menimbulkan cekungan pada pemukaan gigi.
. Gejala abrasi gigi dapat dialami oleh semua umur baik anak-anak maupun dewasa.
Abrasi dapat terjadi pada setiap gigi, tapi biasanya lebih banyak terjadi pada servikal bagian bukal gigi
insisivus, kaninus, dan premolar di kedua rahang
-Abrasi gigi merupakan hilangnya struktur gigi akibat dari keausan mekanis yang abnormal yang secara
klinis dapat dilihat membentuk irisan atau parit berbentuk ‘V’ pada daerah cervical gigi.
2. Resesi Gingiva
Tereksposnya bagian akar gigi karena terjadi penurunan margin gingiva kea rah apical menjauhi
CEJ ( Cemento Enamel Junction) Resesi gingiva dapat terjadi karena menyikat gigi menggunakan sikat
gigi dengan bulu sikat keras.
Resesi gingiva merupakan suatu keadaan tepi gingiva dan epitel cekat bergeser kearah apical sehingga
permukaan akar gigi menjadi terbuka. Secara klinis, resesi gingiva ditandai oleh posisi puncak gingiva
tepi yang terletak disebelah apical garis antara enamel dengan sementum gigi.
amengg
Soal
Penggabungan ini bertujuan untuk mendapatkan restorasi yang monolitik antara resin komosit,
gic, dan jaringan keras gigi
Kelebihan sifat fisis masing-masing digunakan untuk mengatasi kekuranga sifat fisis yang lainya.
SGI melekat pada dentin dengan baik, perlekatan SGI dengan komposit secara kimiawi bahan
dasarnya sama (asam poli akrillat)
Resin komposit bagian terluar kuat dan estetik baik, dan tidak mudah abrasi
Kekuatan tekan dipengaruhi oleh bahan penyusunnya. Apabila suatu gaya tekan mengenai
tumpatan sandwich dengan arah tegak lurus dari atas, tekanan tersebut akan diteruskan oleh
resin komposit ke GIC . Dimana diaktivasi secara kimiawi dan memungkinkan adanya porus
sebagai akibat dari pengadukan. Adanya suatu porus maka akan dapat menurunkan kekuatan
tekanannya.
Ada dua macam restorasi laminasi, yaitu restorasi laminasi terbuka dan restorasi laminasi
tertutup, atau sering disebut sebagai restorasi open-sandwich dan close-sandwich
Teknik terbuka atau bisa disebut open sandwich technique, teknik ini berfungsi untuk
mengatasi kebocoran yang sering terjadi pada tumpatan kavitas kelas II dengan cara
melepaskan sifat adesif yang terdapat pada ionomer kaca, sehingga dapat menciptakan
perlekatan yang baik antara material diatasnya dengan struktur gigib. Restorasi Close Sandwich
amengg
Restorasi tertutup, glass ionomer dibuat sebagai basis pengganti dentin pada kavitas
yang cukup dalam. GIC terlindungi oleg resin komposit dan dinding dinding kavitas diatasnya
Restorasi close sandwich ini diindikasikan pada kavitas karies yang sudah mengenai bagian bukal
dan oklusal
1. Pada karies atau kavitas kelas I, II, III dan V menurut Black.
4. Restorasi pada kavitas yang melibatkan preparasi daerah interproximal subgingiva yang sulit
diisolasi atau tidak dilindungi enamel.
Kontraindikasi
1.Banyaknya jaringan gigi yang terisisa Banyaknya gigi yang tersisa pada permukaan gigi
mempengaruhi dari faktor retensi dan resistensi dari gigi. Sehingga, pemilihan bahan restrorasi
yang menggantikan fungsi gigi perlu dipertimbangkan.
2. Fungsi Gigi Fungsi gigi dalam rahang mempengaruhi beban kunyahnya. Sehingga, pemilihan
bahan restorasi perlu dipertimbangkan terhadap fungsi gigi tersebut.
3. Posisi atau Lokasi Gigi Posisi gigi mempengaruhi nilai estetiknya, dimana gigi anterior lebih
mempertimbangkan nilai estetik dibanding pada gigi posterior.
4. Anatomi Akar Bentuk akar yang bengkok akan mempengaruhi jenis restorasi yang digunakan
baik rigid atau plastis.
amengg
- Teknik aplikasi resin komposit dilakukan dengan cara yang biasa dilakukan, yaitu diawali
dengan aplikasi etsa.
- Seluruh permukaan GIC yang akan berkontak dengan resin komposit dan dinding-dinding
kavitas (dentin dan email) dietsa selama 15-20 detik.
Ada dua macam restorasi laminasi, yaitu restorasi laminasi terbuka dan restorasi
laminasi tertutup, atau sering disebut sebagai restorasi open-sandwich dan close-sandwich
Restorasi laminasi terbuka merupakan indikasi pada kavitas kelas II dan kelas V dengan
batas dinding gingiva melewati cemento-enamel junction (CEJ). GIC bagian proksimal tidak
terlindungi oleh resin komposit dan berhubungan langsung dengan lingkungan rongga mulut
Restorasi tertutup, glass ionomer dibuat sebagai basis pengganti dentin pada kavitas
yang cukup dalam. GIC terlindungi oleg resin komposit dan dinding dinding kavitas diatasnya
Salah satu penyebab utama terjadinya hipersensitivitas dentin ialah resesi gingiva, yaitu
terbukanya permukaan akar gigi akibat migrasi gingival margin dan junctionalepithelium ke
apikal. Secara klinis ditandai dengan gingival margin berada apikal dari cemento-enamel junction
(CEJ). Kondisi ini dapat terjadi pada satu maupun sekelompok gigi, baik pada rahang atas
maupun rahang bawah.
a. Klas I
Resesi pada marginal gingiva yang belum meluas ke mucogingiva junction. Pada kelas ini belum
terjadi kehilangan tulang atau jaringan lunak di daerah interdental. Resesi ini dapat berukuran
kecil atau besar
b. Klass II
Resesi pada marginal gingiva meluas ke mocogingiva junction, tetapi belum terjadi kehilangan
tulang atau jaringan lunak di daerah interdental. Resesi ini dapat berukuran kecil atau besar
c. Klass III
Resesi pada marginal gingiva meluas ke mocogingiva junction disertai dengan kehilangan tulang
dan jaringan lunak di daerah interdental atau terdapat malposisi gigi yang ringan.
amengg
d. Klass IV
Resesi pada marginal gingiva meluas ke mocogingiva junction disertai dengan kehilangan tulang
dan jaringan lunak yang parah di daerah interdental atau terdapat malposisi gigi yang parah.
1) Bakteri plak
O’lesry dkk menemukan adanya hubungan lansung antara penigkatan inndeks plak dengan
resesi gingiva karena bergeraknya marginal gingiva ke apical akibat peradangan jaringan
periodonsium.
2) Faktor iatrogenik Kesehatan jaringan gingiva juga berkaitan dengan desain dan
penempatan bahan restorasi atau orthodontic yang tidak tepat. Tekanan dari restorasi yang
tidak baik akan me yebabkan trauma pada gigi sehingga dapat menyebabkan terjadinya
resesi gingiva, selainitu, restorasi dental yang overhanging berkontribusi sebagai retensi plak
sehingga mudah terjadi peradangan.
3) Trauma akibat menyikat gigi Menyikat gigi penting untuk kesehatan gigi dan
gingiva,teknik menyikat gigi yang salah atau buku sikat gigi yang keras akan menyebabkan
luka yang signifikan pada gingiva. Pada pasien dengan gingiva sehat, kebersihan mulut yang
baik juga dapat menyebabkan resesi gngiva akibat trauma pada waktu menyikat gigi.
4) Malposisi gigi Pada gigi yang rotasi, miring, atau bergeser lebih kea rah fasial, lapisan
tulangnya menjadi tipis atau tinggi tulangnya berkurang, sehingga jaringan gingiva tipis.
Resesi gingiva desebabkann dari trauma yang berulang dari marginal gingiva yang tipis
tersebut.
5) Anatomi yang tidak baik Anatomi yang dimaksud adalah insersi frenulum yang tinggi atau
bukal fold yang rendah sehingga menghasilkan tegangan pada marginal gingiva. Perlekatan
otot seharusnya terletak tepat pada marginal yakni gingiva bertemu dengan gigi, atau pada
perlekatan otot sangat besar yang terdapat pada akar gigi yang menonjol maka, berpotensi
pada resesi gingiva.
amengg
Diagnosis Skenario
Hipersensitivitas dentin terutama ditemukan pada kasus resesi gingiva yang menyebabkan terpaparnya
permukaan akar terhadap berbagai rangsangan panas, dingin, asam, manis, maupun udara