Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN DISKUSI RESTORASI GIC

PADA GIGI DESIDUI

Ni Nym Sri Satya Sai Savitri Laksmi Dewi


1802642026

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK


PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI
DAN PROFESI DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
1. Indikasi bahan restorasi GIC
 Bahan restorsi GIC banyak digunakan dalam kedokteran gigi anak, karena:
a. GIC memiliki kemampuan reservoir fluoride dan melepas fluor
Pada pasien anak-anak cenderung memiliki resiko karies yang lebih tinggi karena
pada umumnya anak-anak lebih suka makan makanan yang manis sehingga intake
sugar dietarynya lebih tinggi yang memicu terjadinya proses karies. Selain itu,
kebersihan rongga mulut yang baik pada pasien anak-anak juga belum tercapai.
Dengan kemampuan GIC untuk melepas fluoride yang berfungsi untuk
meningkatkan resistensi pada bakteri penyebab karies sehingga menurunkan
resiko terjadinya karies sekunder.
b. GIC dapat mentolerir kelembapan
Flow saliva pada anak-anak lebih besar karena otot-otot mulutnya belum
berkembang secara sempurna sehingga belum mampu menahan produksi saliva
yang mulai banyak. Hal ini yang menyababkan rongga mulut pada anak-anak
lebih lembab atau hipersalivasi. Bahan restorasi GIC pada keadaan lembab tetap
mampu berikatan dengan struktur gigi. Kandungan poliasam pada GIC
menyebabkan GIC dapat mempertahakan ikatan dengan struktur gigi meskipun
dalam keadaan lembab.
c. Manipulasi Mudah
Manipulasi GIC berhubngan dengan kekooperatifan pasien. Manipulasi GIC
mudah dan mempunyai kemampuan untuk berikatan secara kimia dengan struktur
gigi sehingga tidak memerlukan preparasi kavitas yang banyak. Hal tersebut akan
mempercepat waktu kerja pada pasien anak-anak yang cenderung cepat bosan bila
dilakukan perawatan dalam waktu yang lama sehingga akan mempengaruhi tingga
kooperitif pasien.
d. Biokompatibilitas baik
GIC memiliki biokompatibilitas yang baik dan isolasi termal yang memadai
sehingga respon terhadap jaringan pulpa minimal.
e. GIC memiliki compressive strength yang lebih rendah dibandingkan dengan
komposit. Pada pasien anak-anak memiliki beban kunyah yang lebih kecil
dibandingkan dengan pasien dewasa. Hal tersebut disebabkan karena luas
permukaan gigi pada gigi desidui lebih kecil. Sehingga GIC dapat diaplikasi pada
gigi posterior desidui.
f. Preparasi kavitas pada restorasi GIC hanya menghilangkan jaringan yang
terinfeksi karies dan tidak membuang lebih banyak jaringan sehat karena bersifat
minimal invasive. Sehingga dapat GIC diaplikasikan pada gigi desidui yang
memiliki struktur jaringan yang lebih tipis tanpa menyebabkan gigi semakin
rapuh akibat kehilangan banyak jaringan.
 Pada kavitas kelas V gigi permanen
Kavitas kelas V merupakan kavitas yang terbentuk pada 1/3 permukaan servikal
fasial atau lingual gigi anterior dan posterior. Pada daerah 1/3 permukaan servikal,
jaringan enamel sudah tipis. Oleh karena itu dipilih bahan yang mampu
melekat/berikatan dengan baik dengan dentin pada gigi.

2. Fungsi Dentin Conditioner


Dentin conditioner berfungsi untuk menghilangkan smear layer pada dentin yang
terbentuk selama proses preparasi kavitas, sehingga meningkatkan tekanan permukaan
pada dentin. Tekanan permukaan pada dentin yang meningkat mengakibatkan wetting
pada permukaan juga meningkat sehingga mengkuatkan ikatan antara GIC dengan
struktur gigi.
3. Perlekatan GIC dengan struktur gigi
GIC melekat dengan struktur gigi ( enamel dan dentin ) secara kimia. Ikatan GIC pada
dentin lebih baik dari pada ikatan GIC pada enamel.
4. Prosedur restorasi GIC pada gigi desidui
- Mempersiapkan alat dan Bahan
Alat : Alat diagnosa ( kaca mulut, sondet, excavator, pinset), diamond pedo bur,
handpiece high speed,disposable microbrush, glass lab, agate spatula, plastic
filling instrument, rubber stone/Arkansas stone, handpiece low speed,
articulating paper
Bahan : Cotton roll, cotton pellet,dentin conditioner, GIC tipe 9, varnish/cocoa
butter/petroleum jelly
- Persiapan Operator
Pemakaian APD pada operator dan pengaturan posisi kerja.
- Persiapan pasien
Pemakaian polybib pada pasien dan posisi duduk pasien pada dental unit.
- Isolasi daerah kerja
Isolasi daerah kerja dapat dilakukan dengan menggunakan cotton rol. Isolasi daerah
kerja bertujuan untuk melindungi daerah kerja dari saliva sehingga mempermudah
visibilitas operator.
- Preaparasi kavitas
Jaringan karies yang lunak dapat diekskavasi dengan menggunakan eksavator, dan
jaringan karies yang masih tersisa dan tidak dapat diekskavasi dibersihkan dengan
menggunakan round bur. Pada kavitas kelas II, apabila tidak terdapat akses menuju
kavitas pada daerah proksimal, akses dapat dibuat melalu arah oklusal untuk dapat
mencapai lesi pada daerah proksimal agar pembersihan kavitas dapat dilakukan
secara maksimal. Setelah seluruh jaringan karies dibersihkan, tegakan dinding kavitas
dengan menggunakan fissure bur
- Aplikasi liner dengan Ca(OH)2
Liner diperlukan apabila kavitas dentin dalam dan adanya keluhan ngilu pasca
preparasi. Aplikasi liner dilakukan untuk meminimalkan injuri pada pulpa, untuk
promote healling pada jaringan pulpa dan meminimalisir sensitivitas pasca tindakan
- Aplikasi dentin kondisioner
Dentin kondisioner diaplikasikan pada dentin dengan menggunakan disposable
microbrush selama 10-15 detik. Kemudian dibilas dengan menggunakan cotton pellet
basah, dan keringkan dengan cotton pellet kering agar kavitas tetap dalam keadaan
lembab
- Mixing GIC
Mixing GIC dilakukan diatas paper pad dan glass lab dengan perbandingan powder
dan liquid 1:1 atau sesuai petunjuk pada kemasan. Mixing dilakukan dengan
menggunakan agate spatula dengan gerakan circular motion yaitu gerakan memutar
berlawanan arah jarum jam atau dapat juga dengan gerakan fold and press. Mixing
time dari GIC berbeda-beda dilakukan sesuai dengan instruksi pada kemasan. GIC
diaduk hingga powder dan liquid homogen dan mendapatkan konsistensi puttylike
dan permukaannya mengkilap.
- Sebelum aplikasi GIC kedalam kavitas
o Pada kavitas kelas II, pemasangan matrix band+retainer atau matrix dengan
bantuan wooden wedges yang di masukan pada interproksimal gigi,
diperlukan untuk membantu pembentukan daerah proksimal dan
mempertahankan kontak interproksimal dengan gigi disebelahnya dan
mencegah overhanging tumpatan ke arah gingival.
o Pada kavitas kelas III, kelas IV dan kelas VI diperlukan pemasangan celluloid
strip.
- Aplikasikan GIC kedalam kavitas dengan menggunakan plastic filling instrument dan
sesuai dengan bentuk anatomi gigi. Kelebihan bahan dapat dibersihkan dengan
menggunakan sonde. Pembersihan kelebihan bahan GIC dapat dilakukan sesuai
dengan petunjuk pada kemasan. Biasanya dapat dibersihkan saat keadaan GIC
setengah setting atau sesudah setting.
- Pada kavitas yang dipasang matrix atau celluloid strip, matrix dan celluloid strip
dapat dilepas setelah GIC setting/mengeras.
- Lapisi dengan Varnish/cocoa butter/petrolium jelly
- Permukaan GIC yang sudah diaplikasikan kedalam kavitas dilapisi dengan
menggunakan varnish/cocoa butter/petrolium jelly untuk menghindari terjadinya
water in dan water out yang dapat menurunkan ikatan GIC dengan struktur gigi dan
mempengaruhi estetik dari GIC.
- Instruksi pasca management
o Intruksikan pasien anak untuk menguyah menggunakan gigi sisi yang
berlawanan
o Intruksikan pasien agar tidak menyikat dengan keras pada daerah yang
ditumpat
o Intruksikan pasien untuk datang kontrol
- Finishing dan Polishing dilakukan 1 hari setelah aplikasi GIC pada kavitas.
Pada saat kontrol :
o Cek oklusi dengan articulating paper
o Polishing dilakukan dengan menggunakan white Arkansas stone
o Pada kavitas yang melibatkan daerah proksimal, dilakukan pengecekan
interproksimal dengan menggunakan dental floss
o Setelah polishing, lapisi permukaan restorasi dengan varnish/cocoa
butter/petrolium jelly
DAFTAR REFRENSI :

1. Anusavice KJ. Phillips’ science of dental material. Edisi 12. Elsavier: Amsterdam
2. Cameron, Angus C., Widmer, Richard P., 2008. Handbook of Pediatric Dentistry.
3rd Edition. Elsevier.
3. Dimitri Dionysopoulos. 2014. The effection of fluoride-releasing restorative
material on ihibiton of secondary caries formation. Research Associate
Departement of Operative Dentistry Universty of Thessaloniki
4. Sungkar, Suzanna. 2014. Peran Kondisioner Pada Adhesi Bahan Restorasi Semen
Ionomer Kaca Dengan Struktur Dentin (Tinjauan Pustaka). Cakradonya Dental
Jurnal ; 6(2):678-744
5. Soraya Coelho Leal et. al. 2019. Pediatric Restorative Dentistry. Brazil. Springer
International Publishing.
6. Rizzante et.al. 2015. Indication and Restorative Technique for Glass Ionomer
Cement : Literature Review Article. 12(1). RSBO
7. Almuhaiza M. 2016. Glass-ionomer Cements in Restorative Dentistry: A Critical
Appraisal. J Contemp Dent Pract;17(4):331-336

Anda mungkin juga menyukai