Tutor :
Disusun Oleh :
Wizni A'dila A'ziza
(G1B019020)
2020
Case Study: Kavitas Kelas I
Seorang pasien perempuan berusia 22 tahun datang ke Poli Gigi untuk memeriksakan
gigi geraham belakang bawah kanan/kiri yang berlubang dan sering terasa ngilu saat minum
dingin. Rasa ngilu tersebut hilang sesat setelah minuman tertelan. Pasien ingin gigi tersebut
ditambal dengan tumpatan sewarna gigi. Satu tahun yang lalu pasien pernah menambalkan
gigi depannya yang berlubang. Setelah dilakukan pemeriksaan, terdapat kavitas dengan
kedalaman mencapai dentin pada permukaan oklusal gigi 46 / 36. Dinding bukal, mesial,
distal dan lingual masih utuh. Pasien merasakan ngilu ketika dilakukan tes vitalitas
menggunakan chlor ethyl (CE). Perabaan pada mukosa gingival gigi 46/36 tidak ditemukan
adanya lesi inflamasi dan tes perkusi tidak terasa sakit. Pasien meupakan seorang mahasiswi
FKG semester akhir.
B. Diagnosis Pasien
Restorasi komposit untuk kavitas kelas I dan II, dengan indikasi sebagai berikut:
5. Mencuci etsa
Etsa dicuci secara menyeluruh kemudian dikeringkan. Enamel yang dietsa akan
terlihat putih dan buram. Jangan menyentuk permukaan yang dietsa dengna kapas,
instrumen atau tangan. Pada kasus yang terkontaminasi oleh cairan oral atau gingival
fluid, seluruh prosedur harus diulangi.
Area tersebut harus dibiarkan sedikit lembab jangna sampai kering karena dapat
menyebabkan serat kolagen menjadi collapse dan kemampuan adhesiv untuk
berpenetrasi pada dentin dan kekuatan pengikatan akan terpengaruh.
6. Aplikasi dentin boding agent
Dengan munculnya sistem perekat baru, aplikasi kation agen pengikat telah menjadi
satu langkah prosedurbaik primer dan perekatnya. Boding agent generasi kelima
diaplikasikan di atas permukaan etsa secara hati-hati dengan applicator tip dan dibuat
mengalir seragam dengan dinding kavitas dan dibiarkan selama 10 detik untuk
memungkinkan penetrasi ke dentin.
8. Aplikasi matric
Matric metal atau polyester penggunaannya ditujukan untuk mendapatkan kontak dan
kontur gigi yang tepat. Jika dibutuhkan, wedges (biasanya light-trans mitting ones
used here) bisa digunakan dengan sesuai
9. Penempatan resin komposit
Materi komposit ditempatkan pada permukaan gigi, lebih disukai menggunakan teflon
coated instrumen atau ditempatkan secara langsung menggunakancomposite
compules yang dipasngkan ke pistol. Instrumen yang digunakan harus selalu bersih
dan kering dan tidak boleh terkontaminasi. Selalu setiap ketinggian sekitar 1-2 mm
lakukan light cure selama 20 detik atau sesuai saran pabrikan.
a. Metode menmpatkan resin komposit
Berbagai metode penempatan telah disarankan seperti three increment design,
horizontal layering design, u-shapped layering design, vertical layering design,
dan oblique layering design.
Dari semuanya, desai layering oblique adalah yang paling populer dan paling
umum digunakan. Lapisan komposit ditempatkan dalam pola miring dan light
cured. Untuk lapisan selanjutnya ditempatkan lagi secara miring dengna arah
sebaliknya lalu light curing. Prosedur ini terus diulang hingga seluruh kavitas
terisi. Desai ini membantu memastikan rongga minimal antar lapisan dan
komplikasi pasca tindakan sangat kecil. Kompresi setiap lapisan untuk
menghindari timbulnya celah. Penggunaan agen pengikat dalam setiap lapisan
tergantung preferensi meskipun umumnya tidak direkomendasikan.
b. Curing composite
Selain QTH, LED juga bisa digunakan untuk mengeringkan komposit dengan
waktu yang lebih sedikit yaitu sekitar 10 detik tiap lapisan. Selain itu, laser juga
bisa digunakan sebagai alternatif, dengan keuntungan penetrasi yang lebih dalam,
polimerasasi yang uniform dan waktu yang lebih singkat dibanding cahaya
halogen konvensional.
c. Finishing and polishing
Buang sisa resin komposit yang berlebih dengan bur pita kuning yang berbentuk
pear atau taper. Lalo poles dengan menggunakan enhance bur/ pogo bur.
Kelebihan komposit pada margin cavosurface adalah dikikis menggunakan scalpel
atau pisau emas tajam. Untuk kontur kasar pada permukaan oklusal digunakan
diamond points atau fluted carbid bur/ bur karbid bergalur. Sebagai tambahan,
untuk finishing lebih lanjut, cakram dilapisi dengan alumunium oksida atau
silikon dioksida dengan kecepatan yang lambat. Fexible disc tersedia dalam
beberapa diameter dan tekstur abrasif dari kasar ke halus dan digunakan secara
berurutan. Cakram tipis dengan diameter kecil khusus digunakan untuk embrasure
area. Gunakan vaselin atau jeli lubrikan sebagai pelumas saat menggunakan disc
ini. Silicone polisher bisa juga digunakan untuk keperrluan finishing dan diamond
polishing point bisa digunakan untuk polishing.
d. Obtaining final lustre/ kilau akhir
Kilau akhir dapat diperoleh dengna menggunakan pasta pemoles yang
mengandung batu apung atau silika atau partikel berlian dan dignakan bersama
dengan polishing cup (Kenda, coltene) dengan kecepatan yang lambat.
e. Glaze
Glasir (fortify, bisco) dapat diaplikasikan pada permukaan gigi dan light cured.
Glasir meningkatkan resistensi keausan dengan mengalir melalui permukaan dan
defek penetrasi mikrostruktural pada material retoratif.
F. Ciri anatomis gigi yang dipreparasi (uraikan dan gambarkan!)
Dalam () berikut ciri anatomis Gigi 36/ 46
Aspek oklusal:
1. Outline-nya hexagonal
2. Dimensi buccolingual lebih pada sisi mesial daripada sisi distal
3. Dimensi mesiodistal lebih panjang dari dimensi buccolingual
4. Terlihat ada 5 cusp: mesiobuccal, distobuccal, mesiolingual, distolingual, dan distal.
5. Tidak ada fossa major: central fossa berada di antara buccal dan lingual cusp ridges
6. Terdapat dua fossa minor pada triangular fossa mesial dan distal. Triangular fossa
mesial berada pada distal sampai memesial marginal ridge dan triangular fossal distal
berada di marginal ridge mesial ke distal.
7. Terdapat developmental central groove mesiobuccal, distubuccal, dan lingual.
Aspek bukal
1. Bentuknya trapezoid
2. Terdapat dua cusp bukal dan tiga lingual cusp, cuspis lingual biasanya lebih tinggi.
3. Terdapat dua grooves bukal, mesobuccal dan distobuccal.
4. Cusp mesiobukal merupak cusp yang paling lebar secara mesiodistal dan cusp distal
yang paling kecil.
5. Terdapat dua akar, satu di mesial dan satu di distal jika dilihat dari aspek bukal. Akar
mesial lebih berkurva dari distal.
Aspek lingual
1. Terdapat tiga csupis: mesiolingual, distolingual, dan bagian lingual dari distal cusp.
2. Cusp mesiolingual paling lebar secara mesiodistal dengan cusp tips yang lebih tinggi
dari cusp distal.
3. Developmental groove lingual membatasi mesiolingual, distolingual cusp
Aspek mesial
1. berbentuk rhomboid
2. terlihat 2 cusp; mesiobukal dan mesiolinngual
3. ukuran mesial yang lebih luar dari distal tidak akan terlihat dari aspek ini
4. mahkota memiliki kemiringan lingual sehubungan dengan sumbu akar yang panjang
5. ada kelengkungan di atas ketiga servikal mahkota bukal disebut buccal cervical ridge
6. marginal ridge bertemu dengan mesial ridge dari kuspis mesiobuccal dan
mesiolingual.
Aspek distal
Nelson, S. J., Ash, M. M., 2010. Wheeler’s Dental Anatomy, Physiology, and Occlusion.
Edisi kesembilan. China. Saunders Elsevier.
Garg, N., Garg, A., 2011. Textbook of Preclinical Conservative Dentistry. India. Jaypee
Brothers Medical Publishers