DISUSUN OLEH:
J011211069
Kelompok 7
Tutor:
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
BATASAN TOPIK
A. Skenario
Seorang anak perempuan berusia 7 tahun datang ke RSGMP
UNHAS diantar oleh ibunya untuk melakukan pemeriksaan rutin.
Pemeriksaan ekstra oral tidak terdapat kelainan. Pemeriksaan intra oral
menggambarkan keadaan jaringan sekitarnya baik dan terdapat bercak
putih (white spot) pada gigi 11 dan 21. Gigi 46 dan 84 ditemukan fissure
yang dalam, pada gigi 36 ditemukan bercak kecoklatan pada pit dan
fissure. Gigi 75 ditemukan karies superficial pada bagian oklusal. Ibu anak
tersebut ingin gigi anaknya dirawat.
B. 1. Istilah asing:
-
2. Kata kunci:
C. Pertanyaan Penting
D. Tujuan Pembelajaran
1) Indikasi PRR[20][21]
- Pada pasien rendah karies tetapi memiliki pit dan fissure yang
dalam
- Tidak terdapat karies pada interproksimal
- Memungkinkan isolasi adekuat kontamiansi saliva
- Gigi memiliki lubang dalam dan retakanarea
kerusakana minimal
2) Kontraindikasi PRR[20][21]
Gigi dengan lesi akries besar satu atau banyak permukaan atau lesi
dengan pit dan fissure yang melibatkan permukaan proksimal gigi.
a. Resin
Bahan ini tersedia dalam bentuk powder, gel, foam, liquid, dan
varnish. Senyawa ini direkomendasikan untuk digunakan dalam
konsentrasi 2% (9000 ppm fluorida), yang dapat dibuat dengan
melarutkan 0,2 g bubuk dalam 10 ml air suling. Larutan atau gel yang
disiapkan memiliki pH dasar dan stabil jika disimpan dalam wadah
plastik. Kurangnya keasaman membuat produk ini lebih disukai bila
terdapat restorasi komposit dan porselen karena dapat dilakukan etsa
dalam larutan asam. Larutan 2% siap pakai dan gel NaF tersedia secara
komersial. Karena senyawa ini relatif tidak memiliki rasa, larutan ini
umumnya mengandung sedikit zat perasa atau pemanis.
• Stannous Fluoride (SnF2)29
Senyawa ini tersedia dalam bentuk bubuk, baik dalam wadah besar
atau kapsul yang telah ditimbang sebelumnya. Konsentrasi yang
direkomendasikan dan disetujui adalah 8%, yang diperoleh dengan
melarutkan 0,8 g bubuk dalam 10 ml air suling. Larutan fluoride
stannous cukup asam dengan pH sekitar 2,4 - 2,8. Larutan SnF2 dalam
air tidak stabil karena pembentukan hidroksida stannous yang
kemudian menjadi oksida stannik, yang terlihat sebagai endapan putih.
Oleh karena itu, larutan dari senyawa ini harus disiapkan segera
sebelum digunakan. Larutan SnF2 memiliki rasa logam yang pahit.
Larutan dengan rasa yang stabil dapat dibuat dengan penambahan
gliserin dan sorbitol untuk memperlambat hidrolisis zat dan dengan
adanya berbagai zat penyedap yang kompatibel, penerimaan pasien
(terurama pasien anak) meningkat.
• Asam Fosfat Fluoride (APF)29
Sistem perawatan ini tersedia sebagai larutan, foam, atau gel; semua
bentuk stabil dan siap digunakan. Semuanya mengandung 1,23%
fluoride, umumnya diperoleh dengan menggunakan 2,0% NaF dan
asam hidrofluorat 0,34%. Fosfat biasanya tersedia dalam bentuk asam
ortofosfat dengan konsentrasi 0,98%. PH sistem APF yang sebenarnya
sekitar 3,5. Sediaan gel memiliki variasi komposisi yang lebih besar,
terutama yang berkaitan dengan sumber dan konsentrasi fosfat. Selain
itu, sediaan gel umumnya mengandung pengental (pengikat), penyedap
rasa, dan pewarna.
Bentuk lain aplikasi topikal APF, adalah gel thixotropic. Istilah
thixotropic menunjukkan larutan yang berada dalam keadaan seperti
gel tetapi bukan gel yang sebenarnya. Dengan penerapan tekanan, gel
thixotropic berperilaku seperti larutan; sediaan ini lebih mudah
diaplikasikan ke dalam ruang interproksimal dibandingkan gel
konvensional. Sistem fluorida aktif dalam gel thixotropic identik
dengan larutan APF konvensional.
Tersedia pula APF dalam bentuk foam/ busa. Studi laboratorium
menunjukkan bahwa jumlah serapan fluoride dalam enamel setelah
aplikasi foam APF sebanding dengan yang diamati dengan gel dan
larutan APF konvensional. Keuntungan utama dari pembuatan busa
adalah bahan yang digunakan untuk perawatan lebih sedikit; jumlah
yang lebih sedikit meminimalkan kemungkinan bahan tertelan secara
tidak sengaja oleh anak-anak selama aplikasi. Aplikasi foam APF
ditoleransi dengan lebih baik oleh pasien karena rasanya
menyenangkan.
b. Silver Diamine Fluoride27,30
e) Apa yang menyebabkan bercak kecoklatan pada pit gigi anak tersebut?
Sebuah brown spot atau bercak kecoklatan merupakan tanda karies
gigi aktif.
h) apa perawatan yang dapat dilakukan pada gigi yang terdapat bercak
putih (white spot)?
Untuk gigi yang mengalami white spot (bercak putih) pada skenario,
maka perawatan yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian CPP
ACP. Hal ini dikarenakan CPP ACP mampu memineralisasi lesi karies
awal, yaitu white spot lesion dan mencegah terjadinya kareis, karena
mengandung kasein berupa fosfoprotein kasein (CPP), kalsium dan
fosfat yang tinggi sehingga mampu menghambat demineralisasi.
Tipe A menunjukkan tipe pit dan fissure yang masih samar karena
karies hanya terbatas pada email. Oleh karena itu dalam PRR tipe A
menggunakan sealent tanpa bahan pengisi
k) Apa perawatan yang dapat dilakukan pada gigi yang mengalami karies
superfisial?
PRR tipe B.
Tipe B dapat digunakan untuk perawatan gigi dengan karies yang
meluas ke seluruh email bahkan hampir mencapai dentin tetapi terbatas
pada pit dan fissure yang kecil.
Dalam tindakan PRR menggunkan bur bulat ukuran 1 dan 2 untuk
menghilangkan karies, kemudian pemberian resin komposit yang dapat
mengalir, dan dilanjuti dengan penempatan sealant. Sehingga
perawatan PRR tipe ini cocok digunakan pada gigi karies yang telah
mencapai seluruh permukaan email namun belum mencapai dentin
(karies superfisial).
l) apa tindakan preventif yang dapat dilakukan agar gigi anak tidak rusak
seperti pada skenario?
Pencegahan bercak putih (white spot)
Pencegahan pertama-tama harus dimulai dengan mendidik dan
memotivasi pasien untuk mematuhi diet nonkariogenik dan observasi
kebersihan mulut.
Kontrol dan penghilangan plak secara mekanis dengan menyikat
permukaan gigi dengan benar, setidaknya dua kali sehari, dengan
pasta gigi yang mengandung fluoride.
Karies superfisial