Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN INDIVIDU MODUL 1

“FISSURE YANG DALAM PADA GIGI ANAK”

DISUSUN OLEH:

BELLA PUTRI WIDODO TANDIOLA

J011211069

Kelompok 7

Tutor:

drg. Dian Setiawati, Sp. Perio

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2022
BATASAN TOPIK

A. Skenario
Seorang anak perempuan berusia 7 tahun datang ke RSGMP
UNHAS diantar oleh ibunya untuk melakukan pemeriksaan rutin.
Pemeriksaan ekstra oral tidak terdapat kelainan. Pemeriksaan intra oral
menggambarkan keadaan jaringan sekitarnya baik dan terdapat bercak
putih (white spot) pada gigi 11 dan 21. Gigi 46 dan 84 ditemukan fissure
yang dalam, pada gigi 36 ditemukan bercak kecoklatan pada pit dan
fissure. Gigi 75 ditemukan karies superficial pada bagian oklusal. Ibu anak
tersebut ingin gigi anaknya dirawat.

B. 1. Istilah asing:
-
2. Kata kunci:

 Anak perempuan berusia 7 tahun


 Pemeriksaan ekstra oral tidak terdapat kelainan
 Bercak putih (white spot) pada gigi 11 dan 21
 Gigi 46 dan 84 ditemukan fissure yang dalam
 Gigi 36 ditemukan bercak kecoklatan pada pit dan fissure
 Gigi 75 ditemukan karies superficial pada bagian oklusal
 Ibu anak tersebut ingin gigi anaknya dirawat
 Pemeriksaan intra oral menggambarkan keadaan jaringan
sekitarnya baik

C. Pertanyaan Penting

1. Apa yang dimaksud dengan white spot pada gigi?


2. Apa penyebab terjadi nya white spot pada gigi?
3. Bagaimana mekanisme terjadi nya white spot dan apa perawatan
yang dapat dilakukan?
4. Apa yang dimaksud dengan karies superfisial?
5. Apa penyebab terjadi nya karies superficial pda anak?
6. Mengapa gigi anak lebih cendrung mengalami karies?
7. Apa penyebab bercak kecoklatan pada pit dan fissure?
8. Apa dampak dari fissure yang dalam pada gigi anak?
9. Apakah ada keterkaitan dengan fissure yang dalam dengan karies?
10. Apa perawatan yang dapat dilakukan terhadap gigi yang memiliki
fissure yang dalam?
11. Apa perwatan yang dapat dilakukan terhadap pada gigi yang
memiliki bercak kecoklatan pada pit dan fissure?
12. Apa parawatan yang dapat dilakukan pada gigi yang mengalami
karies superfisial?
13. Apa tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah
karies pada anak di skenario?

D. Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa mampu menjelaskan macam macam bentuk fissure pada


gigi anak
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tindakan perawatan pencegahan
karies pada anak
3. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi dan kontra indikasi jenis
perawatan karies pada gigi anak
4. Mahasiswa mampu menjelaskan bahan bahan yang dapat digunakan
pada perawatan pencegahan karies pada gigi anak
PEMBAHASAN

E. Analisis Tujuan Pembelajaran


1. Macam Macam Bentuk Fissure pada Gigi Anak
Fissure merupakan suatu celah yang dalam dan memanjang pada
permukaan gigi. Fissure terdapat pada permukaan oklusal atau
proksimal, serta merupakan dasar dari developmental groove.1

Adapun fissure memiliki beberapa macam bentuk, yaitu:

Menurut klasifikasi Nagano (1960)2,3


A. Tipe V: Lebar pada bagian atas dan menyempit ke bagian bawah,
tipe ini kebanyakan dapat membersihkan diri dan tahan terhadap
karies.
B. Tipe U: Terbuka cukup lebar, kelebaran hampir sama dari atas ke
bawah, tipe ini kebanyakan dapat melakukan self-cleansing dan
tahan terhadap karies.
C. Tipe I: Tipe ini memiliki celah yang dalam dan sempit ,
menyerupai bottleneck, tipe ini sangat rawan terhadap karies.
D. Tipe IK: Tipe ini memiliki celah yang sangat sempit dengan
bagian bawah yang lebar, tipe ini rawan karies.
E. Tipe Y terbalik: Tipe ini sempit di atas dan membelah menjadi 2
di bagian bawah (tipe ini sangat rawan karies).

Menurut klasifikasi Symons (1996)1

A. Shallow fissure (fisura dangkal)


Inklinasi cusp pada sudut yang lebar. Dasar fisura terlihat. Tidak
ada celah yang terlihat antar-inklinasi cusp.
B. Intermediate fissure (fisura sedang)
Inklinasi cusp bertemu pada sudut yang lebih kecil dari fisura
dangkal. Hanya dasar fisura terlihat. Terdapat celah pada lebar
fisura yang seragam
C. Deep Fissure (fisura dalam)
Inklinasi cusp bertemu pada sudut yang sempit. Dasar fisura tidak
terlihat. Celah sempit terlihat di antara inklinasi cusp

2. Mahasiswa mampu menjelaskan tindakan perawatan pencegahan


karies pada anak
a. Pencegahan Karies pada Anak
Pencegahan karies dapat dilakukan dengan cara menyikat gigi secara
teratur, memperhatikan pola makan dan melakukan kunjungan ke
dokter gigi.[5] Pencegahan karies gigi bertujuan untuk mempertinggi
taraf hidup dan memperpanjang kegunaan gigi didalam mulut
melalui cara sebagai berikut:[6]

1) Mempertinggi resistensi gigi terdapat deklasifikasi, dengan cara:


- Menambahkan fluor dalam jumlah yang sesuai di dalam air
minum terutama sebelum gigi erupsi.
- Aplikasi fluor topikal, pasta gigi yang mengandung fluor atau
berkumur dengan larutan fluor.
2) Menghalangi pembentukan dan menghilangkan dengan segera
faktor penyerang di sekitar gigi.
3) Memperbanyak makanan yang menyehatkan gigi. Jenis makanan
yang membantu membersihkan gigi, seperti buah-buahan dan sayur-
sayuran.
4) Melakukan kontrol ke tenaga kesehatan gigi 6 bulan sekali.

b. Perawatan Karies Anak


1) Perawatan terhadap Bercak Putih (white spot) pada Gigi 11 dan 21
Casein Phosphopeptide-Amorphous Calcium Phosphate (CPPACP)
merupakan salah satu bahan dalam bidang kedokteran gigi yang
mengandung kasein berupa fosfoprotein kasein (CPP), kalsium dan
fosfat yang tinggi sehingga mampu menghambat demineralisasi. CPP-
ACP berguna dalam menurunkan proses demineralisasi dan
meningkatkan proses remineralisasi pada permukaan lesi karies dini.
Peran utama dari casein phosphopeptides adalah memodulasi
bioavailability level calcium phosphate dengan memelihara
supersaturasi ion fosfor (P) dan kalsium (Ca) untuk meningkatkan
remineralisasi. ACP juga mengontrol presipitasi CPP dengan ion Ca
dan P. CPP juga terdeteksi memiliki efek antibakterial dan sebagai
buffer terhadap plak dan menghambat pertumbuhan serta perlekatan
Streptococcus mutans dan Streptococcus sorbinus.[7]
Mekanisme kerja CPPACP yaitu casein phosphopeptide membentuk
nanocluster dengan amorphous calcium phosphate
sehingga menyediakan kumpulan kalsium dan fosfat yang dapat
mempertahankan supersaturasi saliva. Karena CPP-ACP dapat
menstabilkan kalsium dan fosfat dalam larutan, ia juga dapat
membantu dalam buffer pH plak sehingga kadar kalsium dan fosfat
dalam plak meningkat. Oleh karena itu konsentrasi kalsium dan fosfat
dalam lesi di bawah permukaan tetap tinggi yang mengakibatkan
remineralisasi. Pengaplikasian CPP-ACP dapat dilakukan melalui
pasta gigi, varnish, krim topikal, tablet hisap, permen karet.[7]

2) Perawatan terhadap Fissure yang Dalam pada Gigi 46


Pit and Fissure sealant merupakan bahan yang diletakkan pada pit dan
fisura gigi yang bertujuan untuk mencegah proses karies gigi. Bentuk
pit dan fisura beragam, akan tetapi bentuk umumnya adalah sempit,
melipat dan tidak teratur. Bakteri dan sisa makanan menumpuk di
daerah tersebut. Saliva dan alat pembersih mekanis sulit
menjangkaunya. Dengan diberikannya bahan penutup pit dan fisura
pada awal erupsi gigi, diharapkan dapat mencegah bakteri sisa
makanan berada dalam pit dan fisura.[8]
Pada masalah penyakit karies yang ditemukan berdasarkan data di atas,
dapat disebabkan oleh kurangnya keinginan masyarakat untuk
memeriksakan giginya secara berkala ke dokter gigi agar dapat
dilakukan tindakan preventif terhadap penyakit karies. Untuk itu perlu
dilakukan suatu tindakan preventif yang dapat mengurangi tingkat
prevalensi penyakit karies berupa penutupan pit dan fisur (pit and
fissure sealent) gigi posterior pada anakanak. Namun yang sering
menjadi kendala pada penggunaan bahan yang diaplikasikan untuk pit
and fissure sealant ini yaitu kurangnya retensi pada gigi anak karena
berbagai faktor sehingga tidak bertahan lama bahkan mudah sekali
hilang. Hal ini dapat menyebabkan karies mudah terjadi di area oklusal
gigi permanen
tersebut. Ada beberapa macam bahan yang sering digunakan sebagai
pit and fissure sealent, yaitu diantaranya bahan Glass Ionomer cement
(GIC) dan bahan berbasis resin atau Resin komposit (RK).[8]
Bahan yang digunakan untuk sealant terbagi dalam dua tipe yaitu resin
based sealant dan glass ionomer cement. Bahan resin based sealant ada
yang memerlukan penyinaran untuk polimerisasi dan ada juga yang
tidak memerlukan penyinaran, atau ada juga bahan yang merupakan
kombinasi keduanya. Glass Ionomer Cement (GIC) terdiri dari GIC
konvensional yang tidak memerlukan penyinaran dan Resin Modified
GIC yang memerlukan penyinaran. Kedua tipe GIC tersebut
mengandung Fluoride yang dapat dilepaskan setelah bahan
diaplikasikan pada gigi. GIC dalam pengaplikasiannya tidak
membutuhkan etsa dan bonding seperti resin, dan secara umum
pengaplikasian GIC lebih mudah daripada resin.[9]

3) Perawatan terhadap Bercak Hitam pada Pit di Gigi 36


Atraumatic Restorative Treatment merupakan pengobatan alternatif
yang digunakan untuk menghilangkan karies menggunakan instrumen
tangan saja, sehingga tidak diperlukan listrik atau anestesi dan rasa
sakit yang dialami oleh pasien ini minimal. Awalnya perawatan
restoratif atraumatik ini diciptakan untuk digunakan dalam
pengembangan karena tidak memerlukan listrik atau obat penenang.
[10]
ART terdiri dari menghilangkan jaringan yang membusuk
menggunakan instrumen tangan dan kemudian memulihkan dengan
bahan perekat yang baik biasanya semen ionomer kaca viskositas
tinggi. Nyeri tidak ada sehingga anestesi lokal hampir tidak diperlukan
dan penggunaan instrumen putar telah meminimalkan kecemasan dan
ketidaknyamanan pasien. Penelitian telah
membuktikan bahwa ART adalah pendekatan yang lebih ramah jika
dibandingkan dengan perawatan restoratif lainnya. Pemulihan ART
membutuhkan waktu lebih sedikit daripada pengobatan konvensional.
[10]

4) Perawatan terhadap Karies Superficial pada Oklusal di Gigi 75


Upaya pencegahan karies yang dikaitkan dengan faktor – faktor risiko
penyebab karies, sebagai berikut: menjaga kesehatan umum;
pemberian fluoride.[11] Penggunaan Fluoride dapat diberikan secara
sistemik maupun secara topikal. Secara sistemik dapat dilakukan
dengan pemberian tablet florida dan melalui sumber air minum. Secara
topikal dapat dilakukan dengan pemberian florida pada gigi dengan
cara pengulasan pada seluruh permukaan gigi, berkumur-kumur
dengan larutan florida dan diletakkan pada gigi dengan menggunakan
sendok cetak khusus.[12] Adapun Metode administrasi dari fluoride
yaitu:[13]
a) Systemic Fluoride Dietary Fluoride : Bahan makanan, Garam dan
Gula.
- Fluoride Supplement : Fluoride drops, Fluoride lozenges/tablets,
Sustained release fluorides dan Fluoride rinses.
- Pendekatan komunitas : Fluoridasi air, Fluoridasi air sekolah,
Fluoridasi susu.
b) Topikal Fluoride
- Professional application : Fluoride solution , Varnish , Foam dan
Gel.
- Self application : Dentifrices, Fluoride mouth rinses Fluriode dapat
meningkatkan ketahanan struktur gigi terhadap demineralisasi,
meningkatkan proses remineralisasi, dan mengurangi potensi
kariogenik dari

dental plak. Efek fluoride biasanya diklasifikasikan sebagai sistemik


dan topikal.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi dan kontra indikasi jenis


perawatan karies pada gigi anak
a. Indikasi Kontraindikasi CPP ACP
1) Indikasi Fissure Sealent[16]
- Digunakan untuk gigi sulung dan permanen. CPP-ACP bebas
fluoride merupakan produk yang aman digunakan pada gigi bayi
terutama anak di bawah usia 2 tahun dengan karies anak usia dini.
- Digunakan untuk pasien dengan kebutuhan khusus seperti mereka
yang mengalami gangguan intelektual, perkembangan dan cacat fisik,
cerebral palsy, down syndrome dan mereka yang memiliki masalah
medis seperti yang menjalani terapi radiasi.
- Digunakan untuk pasien berisiko karies tinggi dalam upaya
remineralisasi lesi email awal, karies anak usia dini,

menstabilkan lesi karies menunggu pengobatan dan karies permukaan


akar.
- Digunakan dalam kasus hipomineralisasi gigi seri molar (MIH). Ini
dilakukan untuk remineralisasi molar hipoplastik dan remineralisasi
lesi white spot (kekeruhan enamel dan beberapa kasus fluorosis
ringan).
- Digunakan dalam kasus erosi dimana ia menetralkan tantangan
asam dari sumber asam internal dan eksternal
- Digunakan untuk pencegahan keausan gigi.
- Digunakan pada pasien dengan peralatan ortodontik untuk tujuan
pencegahan karies dan pencegahan / remineralisasi lesi white spot.
- Digunakan untuk mengurangi sensitivitas dentin dengan menutup
tubulus paten.
- Digunakan sebagai pengganti pasta gigi bagi mereka yang alergi
terhadap pasta gigi komersial.
2) Kontraindikasi CPP ACP
Kontraindikasi pada anak-anak dengan alergi susu dan penggunaannya
tidak dianjurkan pada anak-anak di bawah enam tahun karena
kandungan fluoride.[17]

b. Indikasi Kontraindikasi Fissure Sealent


1) Indikasi Fissure Sealent
Indikasi pemberian sealant pada pit dan fisura adalah bentuk pit dan
fisura dalam,pit dan fisura dengan dekalsifikasi minimal, karies pada
pit dan fisura atau restorasi pada gigi sulung atau permanen lainnya,
tidak adanya karies interproximal, kemungkinkan isolasi adekuat
terhadap kontaminasi saliva, dan umur gigi erupsi kurang dari 4 tahun.
[8]
Indikasi pemberian sealant pada pit dan fisura adalah sebagai berikut:
[10]

- Pit dan fisura dalam,retentive.


- Pit dan fisura dengan dekalsifikasi minimal.
- Karies pada pit dan fisura atau restorasi pada gigi sulung atau
permanen lainnya.
- Tidak adanya karies interproximal.
- Memungkinkan isolasi adekuat terhadap kontaminasi saliva.
- Umur gigi erupsi kurang dari 4 tahun.
2) Kontraindikasi Fissure Sealent
- Self cleansing yang baik pada pit dan fisura.
- Terdapat tanda klinis maupun radiografis adanya karies
interproximal yang memerlukan perawatan.
- Banyaknya karies interproximal dan restorasi.
- Gigi erupsi hanya sebagian dan tidak memungkinkan isolasi dari
kontaminasi saliva.
- Umur erupsi gigi lebih dari 4 tahun.

c. Indikasi Kontraindikasi ART


1) Indikasi ART[18]
- Terd
- apat gigi berlubang
- Lubang dapat dicapai dengan instrument tangan
2) Kontraindikasi ART[18]
- Adanya pembengkakan (abses) atau keluarnya cairan nanah dari
abses yang berada di dekat karies gigi.
- Gigi berlubang yang telah mencapai pulpa (terbukanya pulpa)
- Gigi sudah lama sakit dan ada infeksi kronis pada pulpa
- Adanya kavitas yang tidak dapat di capai dengan hand instrument.

d. Indikasi Kontraindikasi Fluoride


1) Indikasi Fluoride
Indikasi dan kontra indikasi penggunaan fluor pada anak meliputi anak
berusia lebih dari 5 tahun, anak dengan resiko karies sedang-tinggi,
anak dengan gigi yang sensitif, anak yang mengalami kelainan
motorik, dan anak dengan perawatan ortodontik.[19]
2) Kontraindikasi Fluoride
Kontra indikasi penggunaan fluoride pada anak adalah anak dengan
resiko karies rendah, anak yang tinggal di kawasan air minum yang
cukup mengandung fluor, dan anak dengan kavitas besar terbuka.[19]

e. Indikasi Kontraindikasi PRR

1) Indikasi PRR[20][21]
- Pada pasien rendah karies tetapi memiliki pit dan fissure yang
dalam
- Tidak terdapat karies pada interproksimal
- Memungkinkan isolasi adekuat kontamiansi saliva
- Gigi memiliki lubang dalam dan retakanarea
kerusakana minimal

2) Kontraindikasi PRR[20][21]
Gigi dengan lesi akries besar satu atau banyak permukaan atau lesi
dengan pit dan fissure yang melibatkan permukaan proksimal gigi.

4. Mahasiswa mampu menjelaskan bahan bahan yang dapat digunakan


pada perawatan pencegahan karies pada gigi anak
Fissure Sealant

a. Resin

Bahan komposit resin terdiri dari matriks oligomer berbasis resin,


seperti bisphenol-A glycidyl dimethacrylate (bisGMA) dan pengisi
anorganik seperti silikon dioksida (silika). Agen penghubung seperti
silane digunakan untuk meningkatkan ikatan antara dua komponen ini.
Paket katalis dapat mengontrol kecepatannya. Resin based sealant

tersedia sebagai bahan yang unfilled, filled, clear, berwarna, visible-


light polymerized (light cured), autopolimerisasi (self cured), dan
bahan pelepas fluoride (fluoride- releasing material). Sealant paling
awal adalah autopolimerisasi tetapi sebagian besar telah digantikan
oleh sealant light cured, meskipun penelitian telah menunjukkan
tingkat retensi yang sama dan kekuatan yang serupa.26-27
b. Glass Ionomer

Sealant semen ionomer kaca diperkenalkan sebagai alternatif sealant


berbasis resin berdasarkan kemampuan pelepasan dan pengisian ulang
fluorida, toleransi kelembapannya yang lebih tinggi, dan aplikasi yang
mudah. Secara umum diterima bahwa efektivitas sealant bergantung
pada retensi jangka panjang, dan dalam studi klinis, retensi dianggap
sebagai kriteria evaluasi utama, karena digunakan sebagai ukuran
pengganti efektivitas dalam mencegah karies. Jika dibandingkan
dengan resin-based sealant, pasien yang menerima sealant ionomer
kaca memiliki peluang lima kali lebih besar untuk mengalami
kehilangan sealant dalam waktu 2 hingga 3 tahun. Namun, penelitian
telah menunjukkan bahwa meskipun sealant ionomer kaca juga tidak
dipertahankan, efek pencegahan kariesnya sama atau lebih baik. untuk
sealant berbahan dasar resin. Oleh karena itu dalam hal ini tidak dapat
menentukan keunggulan satu jenis bahan sealant dibanding yang lain
karena kualitas bukti yang rendah. Sealant resin digunakan pada gigi
yang telah erupsi sempurna sedangkan sealant glass ionomer
digunakan pada gigi yang belum erupsi sempurna sehingga sealant ini
merupakan pilihan yang tepat sebagai sealant sementara sebelum
digunakannya sealant resin.27
c. Resin-Modified Glass Ionomer

Sealant resin digabungkan dengan glass ionomer, untuk meningkatkan


karakteristik fisik material, yang menunjukkan sensitivitas yang kurang
terhadap air dan waktu kerja yang lebih lama dibandingkan dengan
Glass Ionomer dan ditetapkan melalui reaksi asam basa dan sebagian
melalui reaksi polimerisasi foto-kimia.28

d. Polyacid-Modified Resin Composites (Compomers)

Komposit resin yang dimodifikasi polyacid diperkenalkan pada 1990-


an sebagai kelas material baru yang bertujuan untuk menggabungkan
properti estetika komposit dengan properti pelepas fluorida dan adhesi
ionomer kaca. Bahan-bahan ini dijuluki "kompomer." Kompomer
mirip dengan komposit karena tidak mengandung air dan bersifat
hidrofobik, diatur oleh reaksi polimerisasi, tidak memiliki kemampuan
untuk mengikat struktur gigi, dan memerlukan agen pengikat dari jenis
yang digunakan dengan resin komposit konvensional. Seperti ionomer
kaca, kompomer juga melepaskan fluoride; namun, tingkat pelepasan
fluoride kompomer secara signifikan lebih rendah daripada semen
ionomer kaca. Sebagai bahan sealant, komposit resin yang
dimodifikasi polyacid berkinerja lebih buruk dari glass ionomer
cement dalam hal pelepasan fluoride dan bahan komposit resin
konvensional berkinerja buruk dalam hal retensi.27
Fluoridasi

a. Topikal Aplikasi Fluoride (TAF)

Varnish fluoride telah menggantikan perawatan gel fluoride


konvensional karena kemudahan penggunaan dan keamanannya karena
sediannya dalam bentuk dispenser dosis tunggal. Kemanjuran varnish
fluoride pada gigi sulung bila digunakan setidaknya dua kali setahun
telah dilaporkan dalam setidaknya empat uji coba terkontrol secara
acak. Produk varnish saat ini hadir dalam dispenser 0.25 mL, 0.4 mL,
atau 0.6 mL, berbanding lurus dengan 5.5 mg, 8.8 mg, atau 13.2 mg
fluoride.27
Produk fluoride topikal lainnya, seperti 2% sodium fluoride (NaF)
yang mengandung 9000 ppm fluoride, 8% stannous fluoride (SnF2)
yang mengandung 19.400 ppm fluoride, dan asam fosfat fluoride
(APF) yang mengandung 1.23% fluoride atau

12.300 ppm fluorida, juga telah terbukti efektif dalam mengurangi


karies gigi pada gigi permanen.29
• Sodium Fluoride (NaF)29

Bahan ini tersedia dalam bentuk powder, gel, foam, liquid, dan
varnish. Senyawa ini direkomendasikan untuk digunakan dalam
konsentrasi 2% (9000 ppm fluorida), yang dapat dibuat dengan
melarutkan 0,2 g bubuk dalam 10 ml air suling. Larutan atau gel yang
disiapkan memiliki pH dasar dan stabil jika disimpan dalam wadah
plastik. Kurangnya keasaman membuat produk ini lebih disukai bila
terdapat restorasi komposit dan porselen karena dapat dilakukan etsa
dalam larutan asam. Larutan 2% siap pakai dan gel NaF tersedia secara
komersial. Karena senyawa ini relatif tidak memiliki rasa, larutan ini
umumnya mengandung sedikit zat perasa atau pemanis.
• Stannous Fluoride (SnF2)29

Senyawa ini tersedia dalam bentuk bubuk, baik dalam wadah besar
atau kapsul yang telah ditimbang sebelumnya. Konsentrasi yang
direkomendasikan dan disetujui adalah 8%, yang diperoleh dengan
melarutkan 0,8 g bubuk dalam 10 ml air suling. Larutan fluoride
stannous cukup asam dengan pH sekitar 2,4 - 2,8. Larutan SnF2 dalam
air tidak stabil karena pembentukan hidroksida stannous yang
kemudian menjadi oksida stannik, yang terlihat sebagai endapan putih.
Oleh karena itu, larutan dari senyawa ini harus disiapkan segera
sebelum digunakan. Larutan SnF2 memiliki rasa logam yang pahit.
Larutan dengan rasa yang stabil dapat dibuat dengan penambahan
gliserin dan sorbitol untuk memperlambat hidrolisis zat dan dengan
adanya berbagai zat penyedap yang kompatibel, penerimaan pasien
(terurama pasien anak) meningkat.
• Asam Fosfat Fluoride (APF)29

Sistem perawatan ini tersedia sebagai larutan, foam, atau gel; semua
bentuk stabil dan siap digunakan. Semuanya mengandung 1,23%
fluoride, umumnya diperoleh dengan menggunakan 2,0% NaF dan
asam hidrofluorat 0,34%. Fosfat biasanya tersedia dalam bentuk asam
ortofosfat dengan konsentrasi 0,98%. PH sistem APF yang sebenarnya
sekitar 3,5. Sediaan gel memiliki variasi komposisi yang lebih besar,
terutama yang berkaitan dengan sumber dan konsentrasi fosfat. Selain
itu, sediaan gel umumnya mengandung pengental (pengikat), penyedap
rasa, dan pewarna.
Bentuk lain aplikasi topikal APF, adalah gel thixotropic. Istilah
thixotropic menunjukkan larutan yang berada dalam keadaan seperti
gel tetapi bukan gel yang sebenarnya. Dengan penerapan tekanan, gel
thixotropic berperilaku seperti larutan; sediaan ini lebih mudah
diaplikasikan ke dalam ruang interproksimal dibandingkan gel
konvensional. Sistem fluorida aktif dalam gel thixotropic identik
dengan larutan APF konvensional.
Tersedia pula APF dalam bentuk foam/ busa. Studi laboratorium
menunjukkan bahwa jumlah serapan fluoride dalam enamel setelah
aplikasi foam APF sebanding dengan yang diamati dengan gel dan
larutan APF konvensional. Keuntungan utama dari pembuatan busa
adalah bahan yang digunakan untuk perawatan lebih sedikit; jumlah
yang lebih sedikit meminimalkan kemungkinan bahan tertelan secara
tidak sengaja oleh anak-anak selama aplikasi. Aplikasi foam APF
ditoleransi dengan lebih baik oleh pasien karena rasanya
menyenangkan.
b. Silver Diamine Fluoride27,30

Silver Diamine Fluoride (38% berat/volume [b/v]) Ag (NH3)2F, 30%


b/b) adalah zat topikal tak berwarna yang terdiri dari 24,4-28,8% (b/v)
perak dan 5,0-5,9% fluoride pada pH 10,4 dan dipasarkan sebagai
Advantage Arrest oleh Elevate Oral Care LLC (West Palm Beach,
Florida).

Reaksi SDF dengan struktur dentin yang terpapar dilaporkan


menghasilkan endapan kalsium fluoride pada permukaan gigi dan
pengendapan lapisan perak fosfat. Perak, seperti logam berat lainnya,
memiliki efek antimikroba dengan substantivitas. Akibatnya, proses
patogenesis karies dapat berhenti segera setelah aplikasi. Dentin
bernoda hitam setelah pengobatan dengan SDF telah dikaitkan dengan
karies yang terhenti. Penggunaan SDF direkomendasikan dua kali
setahun untuk menjadi terapi sementara yang efektif dalam
mengurangi risiko karies pada gigi sulung.

Casein Phosphopeptide-Amorphous Calcium Phosphate (CPP-ACP)31

Casein Phosphopeptide-Amorphous Calcium Phosphate (CPP-ACP)


merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam pencegahan karies.
CPP-ACP mengandung kasein berupa fosfoprotein kasein (CPP),
kalsium dan fosfat yang tinggi sehingga mampu menghambat
demineralisasi. CPP-ACP dapat melokalisasi ion kalsium dan fosfat
pada permukaan gigi untuk membantu mempertahankan keadaan netral
pada enamel gigi sehingga proses buffer oleh saliva terjaga dan
terjadilah proses remineralisasi yang bisa dilihat melalui beberapa
faktor seperti kekerasan enamel gigi, struktur morfologi enamel gigi
dan translusensi enamel.
Casein Phosphopeptide - Amorphous Calcium Phosphate (CPP-ACP)
merupakan peptida aktif yang banyak ditemukan pada fosfoserin, yang
terdapat dalam protein susu. CPP-ACP merupakan agen remineralisasi
yang dihasilkan dari kasein dan bagian dari protein yang terjadi secara
alami dalam susu. Kasein memiliki kemampuan menstabilkan ion
kalsium (Ca2+) dan fosfat (PO43-) yang merupakan turunan dari
fosfor dengan cara melepaskan sekumpulan peptida melalui kerja
enzimatik pada pH netral yang nantinya akan menghasilkan agen
remineralisasi yaitu CPP-ACP.
Preventive Resin Restoration (PRR)32

Preventive Resin Restoration (PRR) merupakan bahan untuk


menghentikan proses awal karies yang ditemukan di pit dan fissure,
khususnya pada gigi molar permanen yang memiliki pit and fissure
yang dalam, serta melakukan tindakan pencegahan karies pada pit dan
fissure yang belum terpajan karies pada gigi yang sama.
Tiga jenis bahan/material yang digunakan dalam restorasi resin
preventif (tipe A, tipe B dan tipe C) diklasifikasikan berdasarkan
ekspansi dan kedalaman karies.
Klasifikasi ini untuk menentukan material restorasi yang akan
digunakan. Material yang digunakan adalah
1. Tipe A Sealant tanpa partikel filler (unfilled), digunakan pada
karies yang hanya sebatas email
2. Tipe B Resin komposit encer yang dilapisi (lute), digunakan pada
karies melibatkan dentin yang kecil dan terbatas
3. Tipe C Filled resin komposit, digunakan pada karies yang
melibatkan dentin yang lebih luas dan dalam.
4. Bahan penambal lain juga digunakan untuk mendapatkan kekuatan
yang lebih besar yaitu,
- Glass ionomer preventif restoration

- Sealant-amalgam preventif restoration.

- Bahan terbaru yang digunakan dalam restorasi resin preventif


adalah Cention N®. Cention N® adalah material restorasi terbaru yang
dikembangkan dengan material compomer atau ormocer dan
merupakan subgrup material restorasi komposit, yang mampu
menetralkan asam. Cention N® diterapkan langsung secara
keseluruhan (pengisian massal). Sebelumnya dapat diaplikasikan
dengan atau tanpa agen etsa dan

pengikat, dan dipolimerisasi dengan self-curing serta light-curing,


tersedia dalam naungan A2, radiopak, melepaskan ion fluorida,
kalsium dan hidroksida.

Atraumatic Restorative Treatment (ART)33,34

Dalam ART instrumen tangan digunakan untuk menghilangkan karies


dan Semen Ionomer Kaca digunakan sebagai bahan restorasi.
Keuntungan utama dari GIC adalah pelepasan fluoride, adhesi kimia
pada struktur gigi dan biokompatibilitas. Atraumatic Restorative
Treatment (ART) menggunakan bahan GIC viskositas tinggi.Bahan ini
tersedia dalam bentuk powder dan liquid yang harus dicampurkan
bersama. Secara klinis mengikat gigi, dibutuhkan untuk memisahkan
jaringan yang sehat guna mempersiapkan kekurangan kavitas. GI tidak
berbahaya bagi dentin dan pulpa.
DAFTAR PUSTAKA
1. Altaf G, Garg S, Saraf B, Sheoran N, Beg A, Anand M. Clinical
study of pit and fissure morphology and its relationship with caries
prevalence in young permanent first molars. 2019; 2(2): 57.
2. Sikri, VK. Dental caries. New Delhi: CBS Publisher & Distributors.
2017. p. 529
3. Bachtiar ZA, Putri RA. Penatalaksanaan fissure sealent pada gigi
anak
(laporan kasus). TM Conference Series 01. 2018; 1(1): 208.
a) apa yang dimaksud dengan white spot pada gigi?
White spot atau dekalsifikasi email merupakan porositas-porositas di
bawah permukaan email yang disebabkan oleh proses demineralisasi.
Daerah email yang terdemineralisasi terjadi karena akumulasi plak
berkepanjangan yang menyebabkan hilangnya translusensi email
karena adanya porositas yang luas pada lapisan subpermukaan.

b) Apa penyebab terjadinya white spot pada gigi?


Selain karena akumulasi plak, white spot juga disebabkan karena
mengonsumsi makanan yang banyak mengandung asam. Hal ini dapat
menyebabkan bintik putih pada gigi, karena makanan yang tinggi
keasaman menyebabkan erosi pada email gigi yang melindungi lapisan
luar gigi dari kerusakan.

c) bagaimana mekanisme terjadinya white spot pada gigi?


Email secara berangsur-angsur akan larut di dalam air ludah bila air
ludah terhadap email tidak jenuh dengan kalsium dan fosfat
Meskipun email terdiri dari mineral yang sangat mirip dengan
hidroksilapatit, tetapi di dalamnya terdapat juga ion-ion lainnya.

Sebagai akibat pembentukan asam oleh bakteri di dalam plak, apatit


yang jenuh membalik menjadi tidak jenuh. Hal ini terjadi pada pH
kritis, kira-kira 5,5, pada permukaan batas antara email dan plak.
Akibat penurunan pH setempat, email di bawah plak mengalami
demineralisasi karena melarutnya bahan-bahan pembangun, dan juga
karena kapasitas buffer dari ludah tidak adekuat
d) apa penyebab terjadinya fissure yang dalam pada gigi anak?
Keadaan fissure yang dalam pada gigi merupakan bentuk anatomi yang
umum dikarenakan fissure memiliki beberapa macam bentuk. Oleh
karena itu adanya pengklasifikasian fissure menurut beberapa ahli,
yaitu:
Menurut Symons, pit dan fissure dapat diklasifikasikan menjadi:
a) Shallow (dangkal), inklinasi cusp bertemu pada sudut yang
lebar. Dasar celah atau pit dan fissurenya terlihat, tidak
memiliki celah diantara inklinasi cusp.
b) Intermediate (sedang), inklinasi cusp bertemu pada sudut yang
lebih sempit dari shallow, dan dasar dari fissurenya kadang
terlihat.
c) Deep (dalam), inklinasi cusp bertemu pada sudut yang lebih
sempit dari intermediate, dasar fissure tidak terlihat.

Menurut Nagano bentuk pit dan fissure menjadi 5, yaitu:

1. V-type: Lebar pada bagian atas, secara bertahap menyempit


ke arah bawah (self-cleansing dan tahan karies)
2. U-type: Lebarnya hampir sama dari atas ke bawah (self-
cleansing dan tahan karies)
3. I-Type: Celah yang sangat dalam dan sempit, menyerupai
bottleneck (rawan karies)
4. IK-Type: Celah yang sangat sempit terkait dengan ruang
besar di bagian bawah (rawan karies)
5. Inverted Y-Type: sempit diatas membelah menjadi dua
(rawan karies)

e) Apa yang menyebabkan bercak kecoklatan pada pit gigi anak tersebut?
Sebuah brown spot atau bercak kecoklatan merupakan tanda karies
gigi aktif.

f) apa yang dimaksud dengan karies superficial?


Karies Superfisialis adalah suatu kondisi karies baru mengenai lapisan
email saja dan lapisan dentin belum terkena.

g) apa penyebab terjadi nya karies superficial pada anak?


Jenis makanan yang sering dikonsumsi dapat mempengaruhi
keparahan
karies gigi. Salah satu makanan yang dapat menyebabkan karies gigi
yaitu makanan yang banyak mengandung gula atau sukrosa, seperti
roti, permen, eskrim, cokelat, dan snack. Makanan-makanan tersebut
bersifat manis dan menarik, sehingga anak-anak menyukai makanan
tersebut.

h) apa perawatan yang dapat dilakukan pada gigi yang terdapat bercak
putih (white spot)?
Untuk gigi yang mengalami white spot (bercak putih) pada skenario,
maka perawatan yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian CPP
ACP. Hal ini dikarenakan CPP ACP mampu memineralisasi lesi karies
awal, yaitu white spot lesion dan mencegah terjadinya kareis, karena
mengandung kasein berupa fosfoprotein kasein (CPP), kalsium dan
fosfat yang tinggi sehingga mampu menghambat demineralisasi.

i) Apa perawatan yang dapat dilakukan terhadap gigi yang memiliki


bercak kecoklatan pada pit dan fissure?
PRR tipe A.
Preventive Resin Restoration (PRR) untuk mengehentikan
perkembangan lesi karies pada tahap awal dan dengan demikian
mencegah pembusukan lebih lanjut.
(PRR) melibatkan prosedur exkavasi atau penghilangan jaringan
karies, kemudian diikuti dengan merestorasi area tersebut dengan resin
komposit, dan tahap terakhir adalah pengaplikasian sealant di atas
permukaan area restorasi, serta di area pit dan fissure yang sehat.

Tipe A menunjukkan tipe pit dan fissure yang masih samar karena
karies hanya terbatas pada email. Oleh karena itu dalam PRR tipe A
menggunakan sealent tanpa bahan pengisi

j) Apa perawatan yang dapat dilakukan terhadap gigi yang memiliki


fissure yang dalam?

Untuk gigi 46 yang mengalami fissure yang dalam, maka perawatan


yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian fissure sealant. Fissure
sealant merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan
bahan yang dimasukkan ke pit dan fissure pada permukaan oklusal gigi
yang rentan terkena karies, yaitu gigi yang secara anatomis mempunyai
pit dan fisur yang dalam sehingga lebih mudah terserang karies

k) Apa perawatan yang dapat dilakukan pada gigi yang mengalami karies
superfisial?
PRR tipe B.
Tipe B dapat digunakan untuk perawatan gigi dengan karies yang
meluas ke seluruh email bahkan hampir mencapai dentin tetapi terbatas
pada pit dan fissure yang kecil.
Dalam tindakan PRR menggunkan bur bulat ukuran 1 dan 2 untuk
menghilangkan karies, kemudian pemberian resin komposit yang dapat
mengalir, dan dilanjuti dengan penempatan sealant. Sehingga
perawatan PRR tipe ini cocok digunakan pada gigi karies yang telah
mencapai seluruh permukaan email namun belum mencapai dentin
(karies superfisial).
l) apa tindakan preventif yang dapat dilakukan agar gigi anak tidak rusak
seperti pada skenario?
Pencegahan bercak putih (white spot)
 Pencegahan pertama-tama harus dimulai dengan mendidik dan
memotivasi pasien untuk mematuhi diet nonkariogenik dan observasi
kebersihan mulut.
 Kontrol dan penghilangan plak secara mekanis dengan menyikat
permukaan gigi dengan benar, setidaknya dua kali sehari, dengan
pasta gigi yang mengandung fluoride.

Fissure yang dalam dan pencegahan bercak hitam

 Pada tahap erupsi gigi, motivasi pengawasan keluarga dan orang


tua sangat penting terutama pengendalian mekanis plak gigi
melalui pencapaian menyikat gigi yang benar. Peneliti
menyimpulkan bahwa fluoridasi dan kontrol berkala plak gigi
terbukti sama efektifnya dengan aplikasi pit and fissure sealant
sebagai strategi pencegahan karies oklusal pada gigi

Karies superfisial

 Menambahkan fluor dalam jumlah yang sesuai di dalam air minum


terutama sebelum gigi erupsi.
 Aplikasi fluor topikal, menggunakan pasta gigi yang mengandung
fluor atau berkumur dengan larutan fluor
 Menghalangi pembentukan dan menghilangkan dengan segera
faktor penyerang di sekitar gigi.
 Memperbanyak makanan yang menyehatkan gigi. Jenis makanan
yang membantu membersihkan gigi, seperti buah-buahan dan
sayur-sayuran.
 Melakukan kontrol ke tenaga kesehatan gigi 6 bulan sekali.
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai