PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
lebih baik, termasuk dalam perbaikan mutu kesehatan yang mencakup seluruh
lapisan masyarakat. Masalah kesehatan gigi dan mulut menjadi salah satu masalah
kesehatan yang perlu diperhatikan, khususnya terkait karies gigi. Karies gigi
merupakan salah satu penyakit kesehatan gigi dan mulut terbesar di dunia.
Menurut WHO, hampir 100% dari semua orang dewasa mengalami karies gigi.1
penurunan indeks DMF-T (Decay Missing Filling) yang tidak signifikan dari 4,85
menjadi 4,6, artinya hanya sebesar 0,25 dalam rentang 6 tahun. Indeks DMF-T
(Decay) yang merujuk pada jumlah gigi permanen yang mengalami karies dan
belum ditambal, M(Missing) yaitu jumlah gigi permanen yang dicabut atau masih
berupa sisa akar, dan F(Filling) yaitu jumlah gigi permanen yang telah ditambal.
Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi kerusakan gigi sebanyak 460 buah per
1
Suatu hasil penelitian di China tahun 2005, menunjukkan bahwa hampir
60% partisipan tidak memperhatikan adanya karies gigi sebelum timbul sakit gigi,
dan 15% partisipan akan ke dokter gigi bila gusi berdarah. 11 Padahal karies gigi
kemudian berdampak pada status gizi penderita.16 Komplikasi yang lebih serius
adalah pulpitis yang dapat berkembang menjadi gangren pulpa. Angina Ludwig
merupakan salah satu contoh infeksi dentogen serius akibat gangren pulpa yang
adalah karsinoma sel skuamosa rongga mulut. Kanker tipe ini menduduki kurang
tentang cara merawat kebersihan gigi dan mulut dengan baik dan benar.
Pengetahuan yang benar akan menciptakan sebuah kebiasaan baik yang bertahan
yang diakibatkan dari karies kronik, dan cara mencegah timbulnya karies. Di
Indonesia, pencegahan karies berupa perilaku menggosok gigi sehari dua kali
setelah sarapan pagi dan sebelum tidur pada malam hari, pemilihan pasta gigi dan
sikat gigi yang tepat, konsumsi makanan yang tepat di antara jam makan,
kunjungan rutin ke dokter gigi setiap tahun masih belum merata. Kota-kota besar
dengan tingkat pendidikan dan pendapatan yang lebih baik cenderung memiliki
2
tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku yang lebih baik dalam merawat kesehatan
mengakibatkan perbedaan yang cukup signifikan pada pola pikir dan kemampuan
karies gigi beserta komplikasinya baik kepada diri sendiri, keluarga dan
masyarakat luas.
Umum
3
Khusus
2014?
Umum
Khusus
2014.
4
3. Untuk mengetahui gambaran praktik mahasiswa preklinik terhadap karies
2. Bagi masyarakat
Sebagai bahan informasi tentang karies gigi dan gambaran pengetahuan, sikap,
Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya terkait karies gigi pada tingkat
mahasiswa.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Di bawah ini akan dijelaskan mengenai karies gigi yang meliputi definisi,
Sebelum hal ini dijabarkan satu per satu, sebaiknya kita memahami mengenai
dua insisivus (seri), satu kaninus (taring), dua premolar (geraham depan) dan tiga
6
Gambar 1. Susunan gigi manusia mulai dari depan hingga belakang.
Keterangan :
Permukaan-permukaan gigi
7
c. Permukaan proksimal
Keterangan :
5. Sementum
B. Karies Gigi
8
1. Definisi Karies Gigi
Karies merupakan suatu penyakit infeksi pada jaringan keras gigi (email,
oleh interaksi kompleks antara flora kariogenik dengan karbohidrat yang dapat
Secara anatomis, karies jenis ini paling banyak ditemukan pada penderita
karies gigi. Hal ini disebabkan bentuk pit dan fisur yang panjang dan sempit di
b. Karies aproximal
9
Lokasi ini merupakan lokasi kedua tersering terjadinya karies setelah pit
pergerakan lidah. Namun, aliran saliva yang cepat bisa memperlambat proses
karies, salah satunya oleh peran sIgA yang menghambat aktivitas S.mutans.20,21
(a)
Gambar 5. Karies aproksimal. (a) Lesi karies tersebut mencapai 1/3 dentin.
perlekatan plak. Namun, permukaan gigi halus yang kasar akibat karies atau
restorasi gigi yang tidak baik dapat menyulitkan pengangkatan plak secara total
d. Karies akar
Karies jenis ini lebih sering terjadi pada orang tua karena kebersihan gigi
dan mulut yang buruk, diet kariogenik, karies aktif dan obat-obatan yang
menyebabkan serostomia. Proses karies tipe ini pada umumnya setara dengan
karies di permukaan gigi lain,. namun akibat tidak adanya lapisan enamel gigi dan
10
hanya sementum yang tipis, diperkirakan sebelum mencapai pH 5,5
proksimal.
karies gigi, yaitu bakteri kariogenik, karbohidrat yang dapat diragikan (termasuk
yang paling poten) dan waktu.4,17 Hal ini menunjukkan bahwa karies tidak akan
mula-mulanya dari pelikel (glikoprotein yang melekat pada permukaan gigi yang
diproduksi oleh saliva) yang sangat lengket sehingga dapat menarik sejumlah
bakteri kariogenik yang masuk ke dalam rongga mulut. Spesies yang terbanyak
adalah Streptococcus sp, dan yang paling poten ialah Streptococcus mutans.
11
banyak bakteri lain untuk menginfiltrasi masuk dan akhirnya terbentuk plak
dapat menurunkan pH plak dan saliva hingga 2-4 di bawah pH normal saliva
hanya dalam kurun waktu 1-3 menit dan dapat bertahan hingga 30-60 menit
tanpa jeda mengakibatkan penurunan pH plak yang lebih lama dan proses
dan maltosa. Konsumsi sukrosa tersering dapat diperoleh dari coklat dan permen
karet yang mengandung gula di antara jam makan, kue-kue manis, teh atau kopi
manis, serta minuman manis lainnya saat sedang makan Selain itu, minuman
berkarbonasi, minuman anggur manis dan jus buah juga merupakan sumber
pada struktur permukaan gigi, terdapat faktor pencegah utama timbulnya karies
gigi yaitu peran saliva dan ion F-. Hal ini akan dijelaskan sebagai berikut :
12
barrier terhadap asam untuk berdifusi ke dalam gigi maupun produk pemecahan
ataupun ion fluorida dapat membersihkan gigi dari makanan, debris sel dan
karbohidrat yang dapat diragikan. Selain itu juga merangsang remineralisasi untuk
Fluor merupakan nutrien esensial bagi tubuh dan diperlukan dalam jumlah
yang sangat sedikit. Kadar fluor yang dibutuhkan bergantung pada usia individu,
media pemberian dan kesehatan umum seseorang. 4,17 Fluor dapat diperoleh secara
sistemik dan topikal. Secara sistemik melalui fluoridasi air minum ataupun
gigi, atau menyikat gigi menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor. Pada
lebih stabil dan lebih resisten terhadap asam (tidak larut) dibandingkan kristal
13
hidroksiapatit yang mengandung ion Mg2+ dan HCO3- yang relatif mudah
larut.4,17,26
-
Menstimulasi sekresi saliva yang lebih banyak sehingga mekanisme
pembersihan bakteri, dan debris makanan lebih cepat dan dapat mencegah
terbentuknya plak.4,26
-
Menghambat kerja enzim glukosiltransferase yang digunakan oleh bakteri
Streptococcus mutans.4,17,26
menimbulkan fluorosis yang pada awalnya ditandai dengan mulai timbulnya white
spot dan akhirnya gigi menjadi coklat, suatu kondisi yang disebut “mottled
enamel”.17
14
FAKTOR RISIKO
FAKTOR
Bakteri
PENCEGAH
kariogenik
KARIES GIGI
Karbohidrat Saliva
yang dapat
difermentasikan Ion F-
Waktu
Permukaan gigi
kasar
pelarutan kristal hidroksiapatit pada enamel gigi akibat penurunan pH plak yang
a. Demineralisasi
melalui jalur anerobik, akan dihasilkan energi bagi kelangsungan hidup bakteri
dan sekaligus asam-asam organik serta air sebagai produk sampingan. Asam
organik ini kemudian melepaskan ion H+ untuk bereaksi dengan grup fosfat yang
15
ada dalam kristal HA pada pH ≤5,5 menyebabkan ketidakstabilan kristal HA. 26,25
dan lamanya suasana asam pada gigi.24 Oleh karena itu, peran saliva dan ion F-
sangat penting dalam meremineralisasi enamel gigi yang rusak akibat proses
demineralisasi.
b. Remineralisasi
Pada saat sedang mengunyah makanan, kelenjar air liur akan terstimulasi
Ketika saliva dikeluarkan, pH plak dan saliva yang awalnya rendah akibat asam,
ion Ca2+ dan HPO42- dalam saliva. Saat inilah terjadi penempatan (remineralisasi)
enamel gigi oleh ion Ca2+ dan HPO42- yang tersaturasi dalam saliva membentuk
kristal fluoroapatit yang lebih resisten terhadap asam dibandingkan enamel gigi
normal.4,26
16
Streptococcus mutans
Karies gigi
Figur 2. Efek saling menguatkan antara produksi asam oleh S.mutans dan
terjadinya terjadinya karies gigi.
Pada keadaan gigi dan mulut yang senantiasa berada dalam suasana pH
asam dalam jangka waktu yang lama, proses remineralisasi tidak cukup mampu
dapat terus berlanjut menembus hingga dentin, sementum, akar hingga pulpa gigi
dan menyerang pembuluh darah dan saraf pada jaringan periapikal yang
menimbulkan rasa nyeri akibat tekanan yang meningkat dalam pulpa. 11,26
a. Abses periapikal
gigi merusak lapisan pelindung gigi (enamel dan dentin) sehingga bakteri
17
lalu berlanjut menjadi nekrosis pulpa dengan invasi bakteri ke tulang alveolar
menimbulkan abses.27
Angina Ludwig merupakan salah satu jenis abses dalam yang paling sering
disebabkan oleh infeksi akar gigi. Penyebaran bakteri terbanyak terjadi secara
lidah protrusi.
18
c. Infeksi sistemik
Infeksi oleh bakteri ini menyebabkan stenosis katup aorta (kaku) sehingga jantung
tidak efektif dalam memompa darah ke seluruh tubuh dan memerlukan intervensi
Gambar 9. endokarditis
bakterialis.
Trauma persisten dari mahkota gigi yang tajam pada karies gigi kronik,
ataupun gigi tiruan yang tajam dapat menimbulkan iritasi dan ulkus kronik.
Lokasi tersering ialah pada lateral lidah, bibir ataupun mukosa rongga mulut. Lesi
ini pada akhirnya dapat mengalami infeksi sekunder, dan dapat berkembang
menjadi sel neoplastik pada orang-orang yang rentan (perokok dan penyalahguna
19
akibat metastasis ke jaringan di sekitarnya, menimbulkan destruksi tulang hingga
ke nodus limfe sekitar wajah dan leher. 15 Penyebab lain adalah penderita yang
Gambar 10. karsinoma sel skuamosa pada sisi lateral lidah yang bermanifestasi
perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut yang benar. Ketiga domain perilaku
budaya, atau keluarga. Tindakan merupakan suatu proses seseorang yang telah
terjadinya karies yaitu mengontrol plak pada gigi, modifikasi diet, dan
20
bergantung pada kerelaan individu untuk mengubah kebiasaan yang buruk
menjadi kebiasaan (perilaku) yang lebih baik. Berikut akan dibahas pencegahan
Pertama, melalui sikat gigi rutin dua kali sehari setelah sarapan pagi dan
sebelum tidur di malam hari. Fungsi ini dapat berjalan baik bila menyikat dengan
pasta gigi yang mengandung fluor. Suatu penelitian menyatakan bahwa lesi karies
dapat diturunkan hingga 24% pada penggunaan pasta gigi mengandung fluor saat
Dalam hal menyikat gigi, tidak hanya bahan yang penting diperhatikan,
tetapi alat / sikat gigi juga perlu diganti setiap 3-4 bulan sekali untuk menjaga
performa fungsinya.35,36 Ada dua jenis sikat gigi yang umum kita temukan di
pasaran yaitu sikat gigi manual dan sikat gigi elektrik. Sikat gigi manual paling
banyak digunakan oleh masyarakat umum sedangkan sikat gigi elektrik (dengan
baterai) ditujukan bagi mereka yang cacat fisik sehingga tidak dapat
menggunakan sikat gigi manual. Dengan penggunaan yang tepat, sikat gigi
elektrik ini dapat sangat efektif mengangkat plak dan mengurangi risiko gingivitis
Kedua, yaitu penggunaan dental floss (benang gigi) untuk mengangkat plak
pada area-area yang sulit dibersihkan dengan sikat gigi yaitu permukaan
aproksimal dan maloklusi gigi. Ada teknik yang khusus yang perlu diajarkan
21
cedera. Seseorang yang termotivasi untuk mengubah perilaku yang buruk akan
dengan cepat belajar penggunaan benang gigi.35 Di Indonesia, benang gigi belum
Selain karena membutuhkan biaya lebih dan teknik yang dinilai cukup
(a) (
b)
Gambar 11. (a) dental floss with holder. (b) dental floss without holder.
Larutan ini mengandung bisbiguanida yang sangat efektif sebagai bakterisidal dan
fungisidal dalam mulut. Namun, metode ini ditujukan bagi individu yang cacat
fisik terutama pada tangan/kaki sehingga tidak mampu menyikat gigi, rongga
mulut inflamasi, atau untuk individu dengan risiko karies tinggi sehingga tidak
b. Modifikasi diet
Diet yang tepat tidak hanya mencegah terjadinya karies, tetapi kesehatan
fisik secara menyeluruh. Karena itu, mengubah jenis asupan diet sangat perlu
22
dianjurkan pada setiap individu dengan perilaku yang berisiko bagi kesehatan
pemanis tambahan seperti keju dan yoghurt, pati alami dari nasi, kentang, ubi dan
singkong yang tidak diolah berpotensi rendah menimbulkan karies sehingga dapat
dijadikan alternatif makanan baik saat waktu makan atau di antara jam
makan.4,23,35
Terkadang tidak semua jenis makanan dapat dihindari begitu saja karena
sebagainya. Karena itu, perlu mengetahui jenis pengganti gula lain yang tidak
kariogenik sehingga aman dikonsumsi. Jenis gula ini terbagi dua, yaitu gula
sorbitol dan xylitol. Keduanya bisa ditemukan dalam bentuk permen karet dan
sangat baik dikonsumsi di antara jam makan. Selain merangsang aliran saliva
selama dikunyah, juga menurunkan mikroflora kariogenik dalam mulut. Gula non-
nutritif seperti sakarin, dan aspartam cukup banyak ditemukan pada makanan
Berikut akan diuraikan beberapa faktor yang berperan pada kerelaan seorang
23
1. Pengetahuan akan komplikasi karies yang kurang cenderung membuat
2. Individu dengan kebiasaan higienitas oral yang baik cenderung patuh pada
3. The health locus of control theory, yang menyatakan bahwa terdapat dua
jenis sikap seorang individu terkait masalah kesehatan yang dialami. Pertama,
individu yang percaya bahwa masalah kesehatan yang terjadi pada mereka
mereka cenderung tidak patuh dan tidak mau mengusahakan perawatan gigi yang
baik (external locus of control). Kedua, individu yang percaya bahwa mereka
dapat mengontrol kesehatan gigi mereka untuk mencegah karies. (internal locus of
control). Teori ini sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai yang ditanamkan sejak
kesehatan, membeli bahan dan alat untuk menyikat gigi, pendidikan yang rendah
atau gaya hidup sehat lainnya seperti tidak merokok, olahraga, dan diet sehat.
24
Seorang individu hanya akan benar-benar merawat kebersihan giginya jika
menurutnya memang layak untuk dilakukan dan hal ini sangat dipengaruhi oleh
orang-orang terdekatnya yang juga memiliki pola pikir atau kebiasaan yang sama.
tidak penting untuk kunjungan rutin ke dokter gigi setiap tahun sekalipun sudah
dianjurkan demikian.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
25
Penelitian ini merupakan studi epidemiologi deskriptif dengan pendekatan
cross-sectional.
2014.
1. Kriteria Inklusi
26
a. Mahasiswa FK UKI Angkatan 2014 yang termasuk kategori usia
kuesioner penelitian.
kuesioner dibagikan.
2. Kriteria Eksklusi
E. Identifikasi Variabel
Variabel bebas yang termasuk dalam penelitian ini yaitu usia, jenis
27
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu Mahasiswa FK UKI
Angkatan 2014.
F. Definisi Operasional
1. Usia
Usia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lama seseorang hidup
mulai sejak dilahirkan hingga saat ini sesuai dengan data yang tertera
Kriteria Obyektif :
28
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin yang dimaksud dalam penelitian ini adalah identitas pasien
Kriteria obyektif :
a. Laki-laki
b. Perempuan
3. Pendidikan
pendidikan formal yang dimulai sejak pertama kali masuk sekolah hingga
tingkatan.
Kriteria obyektif :
a. Tamat SD
b. Tamat SMP
c. Tamat SMA
29
d. Tamat D3-S1
4. Pendapatan
uang yang diperoleh dari hasil pekerjaan dalam bentuk mata uang negara
Kriteria obyektif :
1) Golongan pendapatan sangat tinggi adalah jika pendapatan rata – rata lebih
3) Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata - rata antara Rp.
5. Cara Ukur
30
Pengetahuan
Kriteria obyektif :
Sikap
Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup segala bentuk ide,
31
Kriteria obyektif :
Untuk mendapatkan interval yang tepat antara nilai maksimum dan minimum,
36 – 52 % Tidak baik
52 – 68 % Cukup baik
68 – 84 % Baik
32
pernyataan yaitu pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif : SS = 5, S
3, TS = 4, STS = 5.
kategori sikap di atas dalam SPSS sebagai berikut : sangat tidak baik : 1 ;
Praktik
Kriteria obyektif :
33
100 % - 20 % = 80%. (nilai antara maksimum dan minimum)
Untuk mendapatkan interval yang tepat antara nilai maksimum dan minimum,
20 – 60 % Praktik buruk
( ya/tidak) di mana untuk setiap pernyataan “ya” mendapat skor 2, dan “tidak”
mendapat skor 1.
berjumlah 30 buah.
G. Pengumpulan data
Pada awal penelitian diperlukan data sekunder berupa data umum populasi
Mahasiswa FK UKI Angkatan 2014 dari pihak ketua angkatan 2014. Sebelum
34
penelitian yang diharapkan. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan
kepada 20 orang dengan kategori usia yang sama namun bukan responden
a. Editing
b. Coding
c. Entry
35
Peneliti memasukkan data dan skor masing-masing responden ke dalam
d. Cleaning
36
BAB IV
Berdasarkan pada tabel 4.1 di atas, distribusi frekuensi terbanyak ialah responden
perempuan yaitu 129 orang (67.9%) dan responden laki-laki sebanyak 55 orang
(28.9%).
37
Tabel 4.2. Distribusi frekuensi usia responden
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, proporsi mahasiswa yang menjawab benar adalah
sebesar 80.5% dibandingkan proporsi yang menjawab salah yaitu sebesar 19.5%.
38
>3500000 147 77.4
Total 190 100.0
Berdasarkan pada tabel 4.3 di atas, dari total 190 responden, kategori pendapatan
orang tua terbanyak ialah > 3500000 yaitu sebanyak 147 orang (77.4%) dan
yaitu sebanyak 9 orang (13.2%). Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan kedua
orang tua responden sebagian besar termasuk golongan pendapatan sangat tinggi.
Berdasarkan pada tabel 4.4 di atas, frekuensi pendidikan terakhir terendah orang
tua terbanyak ialah tamat D3-S1 yaitu sebesar 82.1% (156 orang) dan yang paling
sedikit ialah tamat SD sebesar 0.5% (1 orang). Hasil ini menunjukkan bahwa
39
sebagian besar orang tua mahasiswa responden tergolong kategori berpendidikan
tinggi.
adalah tingkat pengetahuan sedang yaitu sebanyak 121 orang (63.7%) disusul
urutan kedua yaitu tingkat pengetahuan baik sebanyak 68 orang (35.8%) dan di
urutan terakhir tingkat pengetahuan buruk sebanyak 1 orang (0.5%). Hasil ini
dapat dijelaskan lebih rinci dengan melihat tabel 4.6 yang memuat rincian
40
Tabel 4.6. Distribusi frekuensi jawaban per item
Pernyataan Benar n Salah n (%) Total n
(%) (%)
Karies gigi adalah kematian gigi akibat nekrosis pulpa. 41 (21.6) 149 (78.4)
Mikroorganisme penyebab karies yaitu S.mutans. 37 (19.5) 153 (80.5)
Karbohidrat paling potensial penyebab karies yaitu glukosa. 19 (10.0) 171 (90.0)
Makanan berpotensi rendah menurunkan pH plak yaitu
kacang-kacangan. 70 (36.8) 120 (63.2)
Karies mudah terjadi pada permukaan gigi halus 79 (41.6) 111 (58.4)
Fluor bermanfaat meningkatkan kekuatan tulang
alveolar gigi. 16 (8.4) 174 (91.6)
Efek fluoridasi melalui penggunaan pasta gigi adalah 160 (84.2) 30 (15.8)
41
enamel gigi makin resisten terhadap asam.
Waktu yang tepat menyikat gigi yaitu saat mandi pagi hari
dan sebelum tidur di malam hari. 33 (17.4) 157 (82.6) 190
Sikat gigi yang tepat yaitu bulu sikat sedang dengan ujung
sikat lengkung kecil. 170 (89.5) 19 (10.0)
lainnya yaitu sebesar 92.6% (176 orang) mengenai definisi plak pada gigi sebagai
tempat perlekatan bakteri kariogenik. Hal ini sejalan dengan teori yang
Pengetahuan yang baik pada pernyataan ini didukung oleh teori lainnya bahwa
42
ditemukannya mikroorganisme oleh Antoni Van Leuwenhoek pada giginya yang
pada pernyataan nomor 7 yaitu sebanyak 8.4% (16 orang) dari total 190 orang
menjawab salah pada lembar kuesioner artinya memberi jawaban yang benar.
Namun, sebanyak 91.6% (174 orang) ternyata menjawab benar sehingga termasuk
dalam kategori jawaban yang salah. Menurut teori, manfaat fluorida adalah
sebagai anti-karies dengan meningkatkan laju aliran saliva dan resistensi enamel
dental fluorosis atau skeletal fluorosis (fraktur tulang).26,37 Hasil ini menunjukkan
bahwa sebagian besar responden masih memiliki pemahaman yang tidak tepat
Untuk ke-12 item pernyataan lainnya juga menyangkut uji pengetahuan mengenai
faktor risiko terjadinya karies dan cara pencegahan timbulnya karies. Berdasarkan
UKI Angkatan 2014 mengenai karies termasuk dalam kategori sedang. Hal ini
43
Frekuensi (n) Persentase (%)
tidak baik 12 6.3
cukup baik 134 70.5
baik 43 22.6
sangat baik 1 0.5
Total 190 100.0
Dari 4.7 kategori sikap yang telah ditetapkan, frekuensi terbanyak pada
hasil penelitian ini terlihat pada kategori sikap yang cukup baik (cukup positif)
yaitu sebanyak 134 orang (70.5%). Persentase tertinggi kedua pada kategori sikap
baik (positif) yaitu sebesar 22.6% (43 orang). Selanjutnya persentase yang rendah
terlihat pada kategori sikap yang tidak baik (negatif) sebesar 6.3% (12 orang) dan
yang sangat tidak baik (sangat negatif) sebesar 0.5% (1 orang). Hasil ini dapat
dijelaskan dengan melihat pada tabel 5.1 yang menjabarkan keseluruhan jawaban
44
Pernyataan Sangat setuju Setuju Ragu-ragu/ netral Tidak setuju Sangat tidak setuju Total
Plain yoghurt aman dikonsumsi sebagai alternatif cemilan. 91 (47.9) 27 (14.2) 4 (2.1) 2 (1.1)
65 (34.2)
Saya akan mengganti sikat gigi setiap 4 bulan sekali agar 20 (10.5) 21 (11.1) 18 (9.5)
fungsinya tetap efektif. 73 (38.4) 58 (30.5)
Saya malas ke dokter gigi bila tidak ada gigi sakit. 22 (11.6) 39 (20.5) 20 (10.5)
41 (21.6) 68 (35.8)
Saya ingin menyikat gigi sampai bersih secara konsisten 40 (21.1) 5 (2.6) 1 (0.5)
selama 3 menit dalam sehari. 69 (36.3) 75 (39.5)
Saya memilih menyikat gigi sebelum sarapan karena lebih 20 (10.5) 15 (7.9) 11 (5.8)
praktis. 75 (39.5) 67 (35.3)
Saya pikir penting menyikat gigi segera setelah makan 28 (14.7) 18 (9.5) 12 (6.3)
makanan olahan yang manis. 68 (35.8) 64 (33.7)
Saya memilih membeli sikat gigi elektrik karena lebih efektif 51 (26.8) 67 (35.3) 32 (16.8)
dibandingkan manual. 11 (5.8) 28 (14.7)
Pengolesan pasta gigi sepanjang bulu sikat adalah 43 (22.6) 62 (32.6) 32 (16.8)
pemborosan. 20 (10.5) 32 (16.8)
Saya tidak mengutamakan brand sikat gigi selama fungsinya 27 (14.2) 35 (18.4) 14 (7.4)
sama. 43 (22.6) 71 (37.4)
Saya pikir saat tua nanti saya memerlukan gigi palsu. 64 (33.7) 43 (22.6) 39 (20.5)
18 (9.5) 26 (13.7)
Saya senang mempelajari teknik penggunaan benang gigi 62 (32.6) 30 (15.8) 21 (11.1)
sebagai pendamping sikat gigi. 29 (15.3) 48 (25.3)
45
Jumlah subvariabel pada uji sikap ini adalah 11 item. Dari 11 item,
pada pernyataan nomor 3,5,7, dan 9 yang menunjukkan sikap negatif. Sisanya
antaranya malas ke dokter gigi, memilih sikat gigi sebelum sarapan, sikat gigi
elektrik tidak lebih baik daripada sikat gigi manual dan tidak mengutamakan
brand sikat gigi. Menurut suatu penelitian di India, faktor stress terbukti menjadi
salah satu faktor yang memberi pengaruhi terhadap motivasi untuk memelihara
kesehatan gigi pada mahasiswa yang dapat dipicu dari berbagai aspek seperti
beratnya beban pendidikan, dan kurangnya rasa percaya diri.43 Hal ini dapat
terlihat dari kecenderungan sikap negatif responden yang malas ke dokter gigi bila
tidak ada gigi yang sakit. Pernyataan sikap negatif lainnya seperti sikat gigi
elektrik tidak lebih baik daripada sikat gigi manual, kecenderungan menyikat gigi
sebelum sarapan dan tidak mengutamakan brand sikat gigi berhubungan dengan
46
aspek pengetahuan yang masih kurang mengenai cara pencegahan karies dan
sebagai alternatif makanan cemilan, keinginan mengganti sikat gigi setiap 4 bulan
sekali, keinginan untuk konsisten menyikat gigi selama 3 menit setiap hari,
yang manis, dan bahwa pengolesan pasta gigi sepanjang bulu sikat gigi bukan
sikap ragu-ragu/netral yaitu keragu-raguan akan memerlukan gigi palsu pada saat
tua nanti dan keinginan untuk mempelajari teknik penggunaan benang gigi. Hal
ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa masyarakat cenderung tidak
biaya yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama. 26 Keragu-raguan akan
keperluan gigi palsu pada saat tua dapat terlihat dari adanya 4 pernyataan yang
samping 5 pernyataan yang menunjukkan sikap positif. Hal ini dapat mendasari
nanti oleh karena sikap yang tidak sepenuhnya positif dalam pencegahan karies
disimpulkan kategori sikap responden termasuk pada kategori sikap cukup baik
(positif). Selain faktor-faktor yang telah dijelaskan di atas, terdapat faktor lainnya
47
yang dapat mempengaruhi sikap seseorang dalam menjaga kesehatan gigi dan
meninggalkan kesan yang mendalam, sosial budaya, pengaruh orang lain yang
Berdasarkan pada tabel 4.9 di atas, persentase yang paling tinggi terdapat pada
kategori praktik baik yaitu sebesar 70.5% (134 orang) dan persentase terendah
yaitu sebesar 28.9% (55 orang) pada kategori praktik buruk. Hasil ini
terhadap karies gigi tergolong praktik baik. Hal ini kemudian dapat dijelaskan
48
pada tabel 5.2 yang memuat daftar pernyataan positif untuk menguji praktik
Ya Tidak 189
Dari 5 item pernyataan uji praktik yang diberikan kepada responden pada
tabel 5.2 di atas, terdapat 4 nomor pernyataan dengan persentase jawaban “ya”
yang lebih tinggi daripada jawaban “tidak” yaitu berturut-turut nomor 1 68.9%
(131 orang), nomor 3 82.6% (157 orang), nomor 4 83.2% (158 orang), dan nomor
5 52.1% (99 orang). Sedangkan hanya nomor 2 dengan persentase jawaban tidak
49
Praktik / tindakan merupakan suatu proses seseorang yang telah menerima
menjangkau fasilitas kesehatan, membeli bahan dan alat untuk menyikat gigi,
peer group yang mendukung perilaku seseorang untuk memelihara kesehatan gigi
dan mulutnya, dan faktor kebudayaan yang berkaitan dengan kebiasaan turun-
temurun tentang cara menjaga kesehatan gigi dan mulut.7,17 Hasil penelitian pada
terhadap karies gigi terdapat pada kategori praktik baik. Menurut teori, faktor
seseorang yang dalam penelitian ini tergolong baik. Hal ini dapat terlihat dari data
sebagian besar tergolong sangat tinggi yaitu > 3500000 sehingga responden
mengakses fasilitas kesehatan, membeli bahan dan alat untuk menyikat gigi, dan
seseorang yang memiliki perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang
baik cenderung menjaga kesehatan fisik lainnya seperti rajin berolahraga dan diet
sehat.26
50
Pada pernyataan nomor 2 yang memperlihatkan persentase tertinggi pada
jawaban “tidak” menunjukkan bahwa sebagian besar dari total 189 responden
tidak rutin melakukan kunjungan berkala ke dokter gigi sebanyak 2 kali setiap
tahun. Tindakan kunjungan ke dokter gigi secara berkala merupakan suatu bentuk
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang penting dilakukan. Meskipun faktor
sosioekonomi responden mendukung praktik yang baik, terdapat faktor lain yang
tersebut menganggap suatu perilaku layak untuk diadopsi dan diterapkan. Hal ini
berkaitan erat dengan faktor sosial yaitu bila anggota keluarga atau peer group-
nya juga memiliki kebiasaan yang sama sehingga mendukung perilakunya. Ketika
kebiasaan kunjungan rutin secara berkala ke dokter gigi setiap tahun, maka
Hal ini menunjukkan bahwa perilaku kesehatan orang-orang sekitar juga sangat
Dengan mengacu pada hasil penelitian mengenai praktik kesehatan terkait karies
gigi pada mahasiswa/i FK UKI angkatan 2014 dapat disimpulkan bahwa praktik
51
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Gambaran antara tingkat pengetahuan, sikap dan praktik terkait karies gigi
52