Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FAKTOR RESIKO KARIES

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi Dental

Dosen Pengampu : Sulur Joyo Sukendro, S.Si.T, M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok 3 B

1. Rifky Eka Putra P1337425221082


2. Anisa Hamidah P1337425221085
3. Nurma Safitri P1337425221098
4. Maulidah Khoirani P1337425221101
5. Kherotul Anwariyah P1337425221107
6. Auliyaa’urrohmah P1337425221144
7. Rulita Lailan Fajrin P1337425221146
8. Nadiyatul Jannah P1337425221154

Kelas 4B
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TERAPI GIGI
JURUSAN KESEHATAN GIGI
POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2022/2023

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Sulur Joyo Sukendro, S.Si.T,
M.Kes sebagai dosen pengampu mata kuliah Epidemiologi Dental yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Semarang, 9 Mei 2023

Kelompok 3 B

II
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………… 2
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………… 2
BAB II: PEMBAHASAN
A. Pengertian Karies Gigi………………………………………………… 3
B. Faktor Pendukung Terjadinya Karies………………………………… 3
C. Upaya Pencegahan Karies Gigi………………………………………… 4
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………… 9
B. Saran……………………………………………………………………. 9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 10

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Karies gigi merupakan penyakit infeksius yang terjadi pada jaringan keras gigi
yang disebabkan oleh banyak faktor (McDonald et al, 2011). Karies dapat terjadi pada
orang dewasa maupun anak, baik pada gigi permanen maupun gigi desidui. Anak - anak
memiliki pola karies yang berbeda dengan orang dewasa. Karies pada anak biasanya
terjadi pada gigi insisivus rahang atas dan gigi molar pertama desidui (Fejerskov, 2015).
Prevalensi anak - anak dengan gigi desidui dengan karies yang tidak dirawat di dunia
adalah sebesar 9% (Marcenes et al, 2013).
Karies pada anak - anak dikenal dengan istilah Early Childhood Caries (ECC).
ECC adalah keadaan dimana terdapat satu atau lebih gigi yang decayed (lesi berkavitas
atau lesi tanpa kavitas), missing (karena karies), atau filling di permukaan gigi desidui
pada kelompok usia 71 bulan atau kurang dari 71 bulan (American Academy of Pediatric
Dentistry, 2007). Pada anak usia dibawah 3 tahun, semua kerusakan halus pada permukaan
gigi diindikasikan sebagai Severe Early Childhood Caries atau S-ECC (American
Academy of Pediatric Dentistry, 2016).
Terjadinya Early Childhood Caries maupun karies secara umum disebabkan oleh
empat faktor etiologi utama, yaitu host (gigi dan lingkungan di dalam rongga mulut),
substrat, bakteri, dan waktu. Saliva yang merupakan salah satu komponen dari host,
bersama substrat dan bakteri dapat membentuk lapisan biofilm atau plak yang menempel
pada permukaan gigi. Salah satu bakteri yang paling berperan besar dan paling virulen
dalam pembentukan karies adalah bakteri S.mutans. Substrat berperan sebagai sumber
nutrisi bakteri (McDonald et al, 2004). Karbohidrat merupakan substrat yang paling
banyak digunakan bakteri. Karbohidrat akan mengalami fermentasi dan menghasilkan
asam yang dapat menyebabkan demineralisasi gigi.(Kato et al, 2015).
ECC juga memiliki beberapa faktor resiko. Faktor resiko terjadinya ECC dapat
berbeda - beda pada setiap individu. Beberapa faktor resiko dari ECC adalah sering
mengonsumsi makanan dan minuman dengan kadar glukosa tinggi, orangtua tidak
membiasakan anak menyikat gigi sebelum usia satu tahun, dan orangtua tidak menyikat
gigi anak usia 18 bulan setiap hari (Nishide et al, 2018). Konsumsi susu formula dan ASI

1
yang berkepanjangan juga termasuk ke dalam faktor resiko terjadinya ECC. Faktor resiko
ini dapat diperparah jika anak menggunakan botol untuk meminum susu formula dan ASI
tersebut (Abbasoglu et al, 2017). Oleh karena itu, kita harus lebih memahami lagi
mengenai faktor resiko karies supaya terhindar dari karies gigi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan karies gigi?
2. Sebutkan faktor pendukung terjadinya karies gigi?
3. Bagaimana upaya pencegahan karies gigi?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui mengenai karies gigi
2. Untuk mengetahui faktor pendukung terjadinya karies gigi
3. Supaya mengetahui pencegahan karies gigi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Karies Gigi


Karies gigi adalah merupakan penyakit jaringan keras gigi yang ditandai dengan
kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi meluas kearah pulpa disebakan oleh
karbohidrat yang tertinggal di dalam mulut dan mikroorganisme yang tidak segera
dibersihkan (Tarigan, 2014). Menurut (Tarigan, 2014) karies adalah penyakit yang
ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (pits, fissure, dan daerah
interproximal) meluas ke arah pulpa. Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapat
timbul pada satu permukaan gigi atau lebih dan dapat meluas ke bagian yang lebih dalam
dari gigi. Karies gigi adalah suatu proses kronis yang dimulai dengan larutnya mineral
email, sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang
disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari substrak (medium makanan bagi
bakteri), yang mengakibatkan timbul destruksi komponen-komponen organik dan akhirnya
terjadi karies gigi.

B. Faktor Pendukung Terjadinya Karies Gigi


Faktor dalam penyebab karies gigi adalah faktor di dalam mulut yang
berhubungan langsung dengan proses terjadinya karies gigi antara lain host,
mikroorganisme, substrat, dan waktu. Sedangkan faktor luar individu adalah status
ekonomi, keluarga, pekerjaan, fasilitas kesehatan gigi, dan pendidikan kesehatan gigi yang
pernah diterima. Selain faktor faktor yang ada didalam mulut yang langsung berhubungan
dengan karies, terdapat faktor faktor yang tidak langsung yang disebut faktor resiko luar,
yang merupakan faktor predisposisi dan faktor penghambat terjadinya karies. Faktor luar
antara lain adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, lingkungan,
sikap, dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi.

3
C. Klasifikasi Karies Gigi

Menurut kedalamannya, dapat dibagi :


1) Karies Superfisial yaitu karies yang hanya mengenai email. Biasanya pasien
belum merasa sakit.
2) Karies Media yaitu karies yang mengenai email dan telah mencapai setengah
dentin. Menyebabkan reaksi hiperemi pulpa, gigi biasanya ngilu, nyeri bila
terkena rangsangan panas atau dingin dan akan berkurang bila rangsanyan
dihilangkan.
3) Karies Profunda yaitu karies yang mengenai lebih dari setengah dentin dan
bahkan menembus pulpa. Menimbulkan rasa sakit yang spontan (“My Dentist
Diary”).

D. Pengukuran karies gigi

Indeks untuk melakukan survey mengenai keadaan pada permukaan gigi yaitu dengan
indeks DMF untuk gigi permanen. Indeks DMF-T adalah acuan yang digunakan untuk
mengukur banyaknya populasi yang terkena karies, banyaknya gigi yang memerlukan
perawatan, dan jumlah gigi yang telah dirawat. Pengertian dari masing-masing indeks
adalah (Fejerskov dan Kidd, 2008) :

1) Decay (D) adalah dalam satu gigi terdapat karies dan karies pada tambalan maka
masuk dalam kriteria D, Kavitas besar hingga melibatkan dentin, karies mencapai
jaringan pulpa baik kondisi vital atau non vital, dan gigi dengan tumpatan
sementara.
2) Missing (M ) adalah gigi yang telah dicabut karena karies.
3) Filled (F) yang berarti gigi telah ditumpat tanpa adanya sekunder karies.
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu : DMF-T = D + M + T
WHO Cit. Wala (2014) mengkategorikan DMF-T sebagai berikut:
a. Sangat rendah : 0,0 – 1,1
b. Rendah : 1,2 – 2,6
c. Sedang : 2,7 – 4,4
d. Tinggi : 4,5 -6,5
e. Sangat tinggi : > 6,6

4
E. Pencegahan karies gigi

Menurut Putri dkk (2011) pencegahan karies adalah proses untuk mengurangi jumlah
bakteri kariogenik, pencegahan yang harus dilakukan antara lain :

1. Pemajanan fluor, artinya pemberian fluor dalam jumlah kecil dapat meningkatkan
ketahanan struktur gigi terhadap demineralisasi dan hal tersebut sangat penting
dalam pencegahan karies gigi.
2. Pola makan, perubahan kecil yang dilakukan pada pola makan seperti menggantika
konsumsi makanan ringan dengan yang bebas gula sehingga terhindar dari resiko
karies gigi.
3. Kebersihan mulut, dilakukan setiap hari untuk menghilangkan plak dengan
penggunaan benang gigi (flossing), menyikat gigi dan pengguna obat kumur.
4. Permen Xylitol, dapat mengurangi sreptococcus mutas dengan mengubah arah
metabolismenya dan meningkatkan remineralisasi serta membantu mencegah
karies.
5. Sealant pada lubang dan gigi yang mengalami keretakan untuk mencegah
terjadinya karies gigi.

5
BAB III
PENUTUP

Karies gigi adalah suatu proses kronis yang dimulai dengan larutnya mineral email, sebagai 
akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pem
bentukan asam mikrobial dari substrak, yang mengakibatkan timbul destruksi komponen-
komponen organik dan akhirnya terjadi karies gigi.
Faktor Pendukung Terjadinya Karies Gigi Faktor dalam penyebab karies gigi adalah faktor d
idalam mulut yang berhubungan langsung dengan proses terjadinya karies gigi antara lain ,
mikroorganisme, substrat, dan waktu.
Pencegahan karies adalah proses untuk mengurangi jumlah bakteri kariogenik, pencegahan
yang harus dilakukan antara lain, pemberian fluor dalam jumlah kecil dapat meningkatkan
ketahanan struktur gigi terhadap demineralisasi dan hal tersebut sangat penting dalam
pencegahan karies gigi. Pola makan, perubahan kecil yang dilakukan pada pola makan seperti
menggantika konsumsi makanan ringan dengan yang bebas gula sehingga terhindar dari
resiko karies gigi.

6
DAFTAR PUSTAKA

http://scholar.unand.ac.id/46585/2/BAB%201.pdf

Anda mungkin juga menyukai