Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN GIZI IBU DAN ANAK

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK


Mata kuliah : Gizi Ibu dan Anak
Dosen pengampu : Farohatus Sholichah, S.K.M., M.Gizi

Disusun oleh kelompok 2 :


Zahra Safira Violeta (1807026003)
Fitrotul Kamila (1807026007)
Elva Novalina (1807026010)
Gizi 6A

PROGAM STUDI GIZI


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Rasa Syukur Kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya
sehingga Kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan tentang “Faktor-Faktor Penyebab
Kejadian Karies Gigi pada Anak” tepat pada waktunya. Semoga Laporan ini dapat dipergunakan
sebagai acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam kehidupan sehari – hari. Harapan
Kami semoga makalah kami membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga Kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini, sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Faro, selaku dosen mata kuliah Gizi Ibu dan
Anak yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi kami. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Laporan ini Kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang Kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu Kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan – masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 13 Juni 2021

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4

A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................6

A. Pengertian Karies Gigi ............................................................................................6


B. Faktor Penyebab Karies ..........................................................................................7
C. Intervensi ................................................................................................................9

BAB III PENUTUP...........................................................................................................12

A. Kesimpulan .............................................................................................................12
B. Saran .......................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13

LAMPIRAN.......................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian paling penting dalam masyarakat khususnya pada
anak. Masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak dintaranya masalah status gizi,
tumbuh kembang dan masalah kesehatan gigi. Anak-anak merupakan kelompok yang
paling rentan terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut. Penyebabnya adalah kebiasaan
pola makan anak terhadap makanan kariogenik yang tinggi serta kesadaran tentang
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik dan benar masih kurang (Alhamda
dalam Ahmad, 2016). Pelayanan kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Indicator status kesehatan gigi dan mulut
telah ditetapkan yang mengacu pada Global Goals for Oral Health 2020 yang
dikembangkan oleh FDI dan WHO. Salah satu program teknis yang disarankan adalah
agar Negara-negara di dunia mengembangkan kebijakan pencegahan penyakit gigi dan
mulut serta meningkatkan upaya promosi kesehatan gigi dan mulut, khususunya pada
anak usia sekolah dan remaja (Pande Putu, dkk. 2016). Upaya kesehatan gigi dinilai dari
beberapa aspek, salah satunya pengetahuan. Pengetahuan adalah hasil ranah tahu dan
terjadi karena seseorang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu, melalui panca
indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan dapat diperoleh
secara alami mapun secara terencana, yaitu melaui proses pendidikan (Noatmodjo, 2010).
Pengetahuan orangtua khususnya ibu tentang karies gigi akan sangat menentukan status
kesehatan gigi anaknya kelak. Ibu dengan pengetahuan rendah mengenai kebersihan gigi
dan mulut merupakan faktor predisposisi dari perilaku yang tidak mendukung kebersihan
gigi dan mulut anak sehingga dapat meningkatkan resiko terjadinya karies gigi pada anak
(Hamadi dkk. 2015). Menurut data Riskesdas 2013 prevalensi nasional karies gigi adalah
25,9%, sedangkan pada kelompok umur 10-14 tahun proporsinya 25,2%. Pada anak usia
prasekolah yaitu 3-5 tahun memiliki presentase karies yang tinggi yaitu 40%-75%.
Karies gigi merupakan penyakit keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum
yang dapat disebabkan oleh aktivitas jasad renik suatu karbbohidrat yang dapat diragikan.
Ditandai dengan adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh
kerusakan bahan organiknya. Akibatnya terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa serta
penyebaran infeksi kejaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri. Menurut
Suwelo (1992) banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya karies, baik dari
faktor luar maupun dari dalam. Ada 4 faktor dari dalam yaitu Hospest yang meliputi gigi
dan saliva, mikroorganisme atau plak, substrat dan waktu. Sedangkan faktor dari luar
yaitu usia, jenis kelamin, social ekonomi, kesadaran, sikap dan perilaku individu terhadap
kesehatan gigi (Pande Putu, dkk. 2016). Dengan mengetahui gejala dan tanda-tandanya,
maka upaya preventif atau pencegahan dapat segera ditegakkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu karies gigi?
2. Apa saja jenis-jenis karies gigi yang dapat terjadi pada anak?
3. Apa saja faktor-faktor resiko penyebab karies gigi pada anak?
4. Bagaimana kesesuaian antara faktor-faktor penyebab berdasarkan teori dengan yang
ada di lapangan?
5. Bagaimana intervensi yang dilakukan?
C. Tujuan
1. Mampu mengetahui dan menjelaskan definis karies gigi
2. Mampu menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis karies gigi pada anak
3. Mampu menyebutkan dan menjelaskan faktor-faktor resiko penyebab karies gigi pada
anak
4. Mampu menjelaskan kesesuaian antara faktor-faktor penyebab berdasarkan teori
dengan di lapangan
5. Mampu menjelaskan intervensi yang perlu dilakukan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Karies Gigi
1. Definisi
Karies gigi merupakan proses multifactor yang terjadi melalui interaksi antara
gigi dan saluva sebagai host, bakteri normal di dalam mulut, serta makanan terutama
karbohidrat yang mudah difermentasikan menjadi asam melalui proses glikolisis.bakteri
yang berperan dalam glikolisis yaitu streptoccus mutans dan lactobacillus acidophilus,
sedangkan asam organic yang terbentuk anatra lain asam piruvat dan asam laktat yang
dapat menurunkan Ph saliva, Ph plak dan Ph cairan sekitar gigi sehingga terjadi
demineralisasi gigi (kidd & bechal, 2009). Karies gigi yaitu penyakit infeksi yang
merusak struktur gigi. Karies gigi juga terbentuk karena ada sisa makanan yang
dibiarkan menempel di gigi yang pada akhirnya menyebabkan pengapuran pada gigi.
Gigi jadi keropos dan akhirnya berlubang atau patah. Penyakit ini menyebabkan gigi
berlubang dan jika tidak ditangani secara serius dapat menyebabkan nyeri, penanggalan
gigi, infeksi, bahkan kematian.salah satu faktor kejadian karies gigi adalah keadaan
kebersihan mulut anak lebih buruk dan anak lebih banyak makan makanan dan minuman
yang menyebabkan karies dibanding orang dewasa. Anak-anak umumnya senang gula-
gula, apabila anak terlalu banyak makan gula-gula dan jarang membersihkan, maka
giginya akan banyak mengalami karies (Mahfoedz,2012).
2. Jenis-Jenis Karies Gigi
Menurut Widya (2008), karies gigi ini dibagi menjadi 2 kategori yaitu
berdasarkan kedalaman karies dan tingkat keparahan karies gigi. Jenis karies gigi
berdasarkan kedalaman terjadinya yaitu :
a) Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukan email gigi (lapisan terluar dan
terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit banya ada pewarnaan hitam atau cokelat
pada email.
b) Karies Superfisialis.
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan kadang-
kadang terasa sakit.
c) Karies Media.
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi) atau bagian
pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa. Gigi biasanya terasa sakit bila
terkena rangsangan dingin, makanan asam dan manis.
d) Karies Profunda.
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai pulpa sehingga
terjadi peradangan pada pulpa. Biasanya terasa sakit secara tiba-tiba tanpa
rangsangan apapun. Apabila tidak segera diobati dan ditambal maka gigi akan mati
dan perawatan selanjutnya akan lebih lama dibadingkan karies lainnya
Jenis karies gigi berdasarkan tingkat keparahan karies gigi, yaitu :
a) Karies ringan. Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi
(permukaan terluar dan terkeras dari gigi) dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email
b) Karies sedang. Merupakan karies yang meliputi permukaan oklusal dan aproksimal
gigi posterior. Kedalaman karies sudah mengenai lapisan dentin
c) Karies berat. Merupakan karies yang meliputi gigi anterior yang biasanya bebas
karies. Kedalaman karies sudah mengenai pulpa, baik pulpa tertutup maupun pulpa
terbuka (pulpitis dan gangrene pulpa). Karies pada gigisudah meluas ke bagian
pulpa.
B. Faktor Penyebab Karies
Ada 2 faktor yang menyebabkan karies gigi pada anak yaitu faktor dari dalam dan
faktor dari luar, yaitu sebagai berikut :
1. Faktor dari dalam mulut
a) Host (saliva)
Air liur yang sedikit mempermudah terjadinya karies karena fungsi saliva
bukan saja sebagai pelumas yang membantu proses mengunyah makanan tetapi
juga untuk melindungi gigi terhadap proses demineralisasi. Saliva ini berguna
sebagai pembersih mulut dari sisa-sisa makanan termasuk karbohidrat yang mudah
difermentasi oleh mikroorganisme mulut. Saliva juga bermanfaat untuk
membersihkan asam-asam yang terbentuk akibat proses glikolisis karbohidrat oleh
mikrorganisme.
b) Substrat (sukrosa)
Sukrosa adalah jenis karbohidrat yang merupakan media untuk pertumbuhan
bakteri dan dapat meningkatkan koloni bakteri Streptococci Mutans. Kandungan
sukrosa dalam makanan seperti permen, coklat, makanan dengan manis merupakan
faktor pertumbuhan bakteri yang pada akhirnya akan meningkatkan proses
terjadinya karies gigi.
c) Mikroorganisme
Dalam hal ini bakteri yang paling penting dan kariogenik adalah Streptococci
Mutans dan lactobacillus acidophilus. Bakteri metabolisir sukrosa sehingga
menghasilkan asam laktat yang akan menurunkan pH, jika pH turun dibawah 5,5
akan menyebabkan demineralisasi enamel yang akan berlanjut sehingga
menghasilkan karies.
d) Waktu
Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama
berlangsungnya proses karies memberikan tanda bahwa proses karies terdiri dari
periode perusakan dan perbaikan yang seiring berganti, oleh sebab itu saliva dalam
gigi tidak menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu melainkan dalam
bulan atau tahunan. Dengan demikian dapat dilihat ada kesempatan untuk
menghentikan terjadinya karies gigi.
2. Faktor dari luar
a) Jenis kelamin
Menurut Suwelo (1992), perempuan lebih besar resikonya untuk mengalami
karies karena erupsi gigi lebih lama dalam mulut sehingga faktor resiko penyebab
karies labih lama terapar dengan gigi. Hal ini terjadi karena pertumbuhan gigi anak
perempuan lebih lama dan kematangannya pun belum sempurna sehingga mudah
mengalami karies gigi dalam jumlah banyak.
b) Usia
Memasuki usia prasekolah, pertumbuhan gigi primer telah lengkap. Perawatan
gigi pada masa ini sangat penting untuk memelihara gigi primer. Kontrol motorik
halus pada masa ini sudah membaik, tetapi anak masih membutuhkan bantuan dan
pengawasan orang tua dalam menggosok gigi.
c) Kebiasaan menggosok gigi
Menggosok gigi adalah membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan, bakteri
dan plak. Menggosok gigi yang baik yaitu dengan gerakan yang pendek dan lembut
serta dengan tekanan yang ringan, pusatkan pada daerah yang terdapat plak yaitu
ditepi gusi. Menggosok gigi dengan teliti setidaknya empat kali sehari (setelah
makan dan sebelum tidur) adalah dasar program hygiene mulut yang efektif.
Kebiasaan merawat gigi dengan menggosok gigi minimal dua kali sehari sebelum
tidur serta perilaku makan-makanan yang lengket dan manis dapat mempengaruhi
terjadinya karies gigi. Cara menggosok gigi yang baik dan benar adalah
membersihkan seluruh bagian gigi, gerakan vertikal dan gerakan lembut. Banyak
cara dalam menggosok gigi yaitu metode vertikal, horizontal, berputar (rotasi)
bergetar (Sari, 2016).
d) Jenis makanan
Jenis makanan yang dapat menyebabkan karies gigi meliputi makanan yang
manis (kariogenik) dan mudah terselip disela gigi seperti permen, coklat, kue
manis, snack, keripik manis, daging dan sejenisnya. Sedangkan jenis makanan
karbohidrat non kariogenik seperti nasi, jagung, mie instan, kentang, ubi jakar,
singkong, sayuran, kacang-kacangan dan buah. Jenis minuman yaitu minuman
murni (non kemesan) dan minuman kemesan. Minuman murni seperti susu murni,
teh murni, kopi murni, sirup murni, jus buah murni yaitu minuman yang dibuat
secara sederhana dalam skala rumah tangga. Minuman kemasan seperti susu
kemasan, teh kemasan, kopi kemasan, sirup kemasan, dan jus buah kemasan yaitu
minuman yang dikemas, dapat diminum secara langsung tanpa melalui proses
pembuatan terlebih dahulu (Siri Alimah Sari, 2014).
Berdasarkan hasil wawancara dan pengisian instrumen oleh ibu anak yang mengalami
karies gigi, didapatkan data terkait faktor penyebab nyata karies gigi pada anak. Faktor-
faktor penyebab karies gigi pada anak secara nyata antara lain:
 Jenis Kelamin
Anak yang menjadi responden karies gigi kebetulan perempuan, pada teori
dijelaskan bahwa anak perempuan memiliki resiko lebih tinggi mengalami kejadian
karies gigi. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan gigi pada anak perempuan lebih
lama dan kematangannya pun belum sempurna sehingga mudah mengalami karies gigi
dalam jumlah banyak.
 Jenis Makanan
Anak tersebut mempunyai kebiasaan makan manis-manis, seperti coklat.
Kebiasaan tersebut sudah dimulai dari usia 1 tahun hingga sekarang. Untuk konsumsi
coklat atau makanan manis lainnya dalam sehari yaitu 1-2 kali. Selain coklat, makanan
manis lain yang biasa dikonsumsi antara lain makanan yang berperisa coklat, orea,
kinderjoy, susu indo*milk. Anak dari lahir sudah diberi susu formula, hal itu
disebabkan karena anak tersebut tidak mau mengonsumsi ASI sehingga diberi susu
formula. Pada saat ini sudah tidak mengonsumsi susu formula, diganti menjadi susu
kotak (indo*milk) 1-2 kotak perhari.
Untuk pola makan, anak tersebut tidak suka konsumsi sayur sehingga setiap kali
makan jenis makanannya hanya dua yaitu sumber karbohidrat berupa nasi dan sumber
protein hewani berupa telur, ayam, dan lain-lain. Pada teori dijelaskan bahwasannya
jenis makanan dan substrat (sukrosa) berperan dalam peningkatan resiko terjadi karies
gigi pada anak.
 Kebiasaan gosok gigi
Reponden mengaku bahwa sebelumnya, kira-kira 6 bulan yang lalu anak tidak
pernah menggosok gigi. Namun, saat ini kebiasaan tersebut sudah ditinggalkan dan
dirubah ke kebiasaan yang baik, yaitu saat ini anak mempunyai kebiasaan menggosok
gigi 2 kali sehari. Pada teori dijelaskan bahwa kebiasaan menggosok gigi menjadi salah
satu faktor resiko terjadi karies gigi pada anak terutama pada anak yang mempunyai
kebiasaan tidak menggosok gigi sebelum tidur dan menggosok gigi yang tidak bersih.
 Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan ibu tentang karies gigi sudah bagus, namun pada penerapan
dalam kehidupan sehar-hari yang masih belum. Hal itu mungkin disebabkan karena
pada waktu itu anak diasuh oleh neneknya, sebab responden pada saat itu masih bekerja
sehingga anak sering ditinggal dengan neneknya. Namun sekarang, responden sudah di
rumah sehingga kebiasaan makan manis anak sudah agak berkurang.
C. Intervensi
Pada wawancara yang telah dilakukan untuk mengetahui faktor penyebab karies gigi
dan pengisian kuesioner terkait pengetahuan ibu tentang karies gigi pada anak, didapatkan
hasil yaitu, faktor penyebab yang pertama adalah terkait jenis makanan yang dikonsumsi.
Anak tersebut suka konsumsi makanan manis salah satunya berupa coklat. Dalam sehari
anak tersebut dapat makan makanan manis 1-2 kali sehari. Faktor penyebab ini sebanding
dengan teori menurut Siri (2014) bahwa jenis makanan yang dapat menjadi penyebab karies
gigi pada anak adalah makanan manis dan makanan yang mudah terselip di gigi.
Faktor penyebab yang ke-dua adalah asupan substrat. Responden mengatakan bahwa
anak tersebut tidak suka makan sayur sehingga setiap makan, makanan yang dikonsumsi
hanya dua variasi yaitu nasi dan lauk (yang sering dikonsumsi yaitu telur). Faktor penyebab
ini sebanding dengan teori yang mengatakan bahwa karbohidrat dapat dijadikan sebagai
media pertumbuhan bakteri dan dapat meningkatkan koloni bakteri Streptococci Mutans,
terutama yang mengandung sukrosa tinggi. Sukrosa sendiri adalah salah satu jenis
karbohidrat yang banyak terkandung dalam makanan manis seperti permen dan coklat (Sari
2016).
Faktor penyebab yang ke-tiga adalah jenis kelamin. Pada teori dijelaskan bahwa jenis
kelamin merupakan salah satu faktor luar dari terjadinya karies gigi pada anak. Anak dengan
jenis kelamin perempuan beresiko lebih tinggi terkena karies gigi karena pertumbuhan gigi
anak perempuan lebih lama dan kematangannya pun belum sempurna sehingga mudah
mengalami karies gigi dalam jumlah banyak (Sari, 2016). Pada data yang diambil, anak
responden kebetulan berjenis kelamin perempuan dan mengalami karies gigi. Meski
demikian, faktor penyebab ini tidak dapat dijadikan acuan sebab banyak juga anak laki-laki
yang mengalami karies gigi.
Faktor penyebab yang ke-empat adalah kebiasaan menggosok gigi. Responden
mengatakan bahwa sebelumnya, pada 6 bulan yang lalu, anaknya tidak pernah menggosok
gigi. Namun sekarang kebiasaan tersebut telah dirubah, dan anak tersebut sudah
membiasakan diri untuk menggosok gigi dua kali sehari. Meskipun demikian, pernyataan
responden sebanding dengan teori yang mengatakan bahwa salah satu penyebab dari karies
gigi adalah kebiasaan menggosok gigi. Kebiasaan tersebut tidak hanya pada frekuensi
menggosok gigi dalam sehari, namun juga pada kebersihan gigi setiap menggosok gigi
(Sari, 2016).
Faktor ke-lima atau faktor yang terakhir yang didapatkan berdasarkan hasil wawancara
dan pengisian kuesioner adalah tingkat pengetahuan ibu terhadap karies gigi pada anak.
Hasil tingkat pengetahuan responden yang didapat dari pengisian kuesioner yaitu bahwa
responden telah mengetahui informasi mengenai karies gigi pada anak. Namun, anak tetap
mengalami karies gigi disebabkan tidak adanya penerapan sebelumnya. Sebab, waktu itu
responden bekerja sehingga anaknya dititipkan pada neneknya. Pada penelitian yang telah
dilakukan oleh Rita Sari (2016) tentang hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian karies
gigi pada anak di Desa Banjar Negeri Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran
menunjukkan bahwa anak yang mengalami karies gigi dengan pengetahuan ibu tentang
karies gigi sudah baik. Melihat dari hasil penelitian tersebut masih perlu dilakukan penilitian
lebih lanjut terkait hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian karies gigi pada anak untuk
mengetahui penyebab pastinya mengapa masih banyak anak yang mengalami karies gigi
meskipun tingkat pengetahuan karies gigi pada ibu sudah baik.
Berdasarkan kesesuaian antara faktor-faktor penyebab karies gigi secara teori dengan
hasil di lapangan, intervensi yang dilakukan adalah penyuluhan untuk mencegah karies gigi
atau mencegah karies gigi semakin parah. Penyuluhan tersebut secara garis beras
menjelaskan kepada responden terkait pencegahan-pencegahan agar anak tidak mengalami
karies gigi dan makanan-makanan yang baik dikonsumsi oleh anak sehingga anak terhindar
dari karies gigi namun kebutuhan nutrisinya tetap terpenuhi terutama untuk anak-anak yang
tidak suka konsumsi sayur ataupun buah.
Tujuan dari penyuluhan, antara lain:
- Meningkatkan pengetahuan ibu terkait mengatur pola makan yang tepat bagi anak
- Meningkatkan pengatahuan ibu terkait cara menggosok gigi yang tepat
- Mencegah keparahan karies gigi pada anak

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada penyuluhan tersebut antara lain:


- Menjelaskan tentang karies gigi, jenis-jenisnya, faktor penyebab, dan hasil dari
kuesioner tingkat pengetahuan.
- Menjelaskan bagaimana menggosok gigi yang tepat agar gigi bersih dan tidak ada
kotoran yang tertinggal. Penjelasan tersebut juga dilakukan dengan menunjukkan video
animasi kepada responden dan anaknya tentang tata cara menggosok gigi yang benar.
- Memberikan pengarahan tentang cara supaya anak bisa mengurangi konsumsi makanan
manis, sehingga terhindar dari karies gigi.
- Menjelaskan tentang penerapan-penerapan kebiasaan baik menjaga gigi yaitu dengan
rutin gosok gigi 2 kali sehari, salah satunya pada saat sebelum tidur.
- Menjelaskan makanan-makanan apa saja yang baik dikonsumsi oleh anak dan
makanan-makanan yang sebaiknya dihindari atau dibatasi
- Memberikan pengetahuan tentang pengembangan resep-resep masakan yang terbuat
dari sayur sehingga anak mau mengonsumsinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karies gigi merupakan proses multifactor yang terjadi melalui interaksi antara gigi dan
saluva sebagai host, bakteri normal di dalam mulut, serta makanan terutama karbohidrat
yang mudah difermentasikan menjadi asam melalui proses glikolisis. Karies gigi menurut
Widya (2008), karies gigi ini dibagi menjadi 2 kategori yaitu berdasarkan kedalaman karies
dan tingkat keparahan karies gigi.
Faktor penyebab karies gigi ada dua yaitu faktor dari dalam dan luar. Berdasarkan dari
wawancara dan pengisian kuesioner yang telah dilakukan, faktor-faktor resiko karies gigi
secara teori sesuai dengan yang faktor resiko yang terjadi di lapangan. Untuk intervensi
yang dilakukan adalah penyuluhan yang bertujuan untuk meningkatkan lagi pemahaman
tentang karies gigi dan penerapan yang perlu dilakukan agar anak terhindar dari karies gigi.
B. Saran
1. Pada penelitian selanjutnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada responden
lebih teliti, agar data yang didapatkan lebih terperinci.
2. Pada penelitian selanjutnya diharapkan untuk mengambil data dari responden paling
sedikit tiga responden agar dapat mengetahui perbedaan tanggapan yang diberikan dari
responden satu dan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Alhamda, Syukra. 2011. Status Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Status Karies Gigi . Berita
Kedokteran Masyarakat. Vol. 27 No.2
Kidd & Bechal. 2009. Dasar-Dasar Karies (Penyakit dan Penanggulangannya) Edisi Terjemahan.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Hamdi, D.A, Gunawan. P. N & Mariati, NN. 2015. Gambaran Pengetahuan Orangtua Tentang
pencegahan Karies dan Status Karies Murid SD Kelurahan Medino Kecamatan Kintom
Kabupaten Banggi. Jurnal e-Gigi. Vol. 3 No.1
Mahfoedz, I. 2013. Metodelogi Penelitian (Kualitatif dan Kuantitatif) Edisi Revisi. Yogyakarta
Notoatmodjo, S. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Pande Putu Purwaningsih, dkk. 2016. Analisis Faktor Resiko yang Mempengarhu Karies Gigi
pada Anak SD Kelas V-VI di Kelurahan Peguyangan Kangin Tahun 2015. Jurnal
Kesehatan Gigi. Vol. 4 No. 1, Febuari 2016
Sari, Mayang. 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Karies Gigi pada Anak
Usia Prasekolah di TK Al-Qomar Desa Loa Duri. Skripsi. Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Samarinda
Sari, Siti Alimah. 2014. Hubungan Kebiasaan Menggosok Gigi dengan Timbulnya Karies Gigi
Pada Anak Usia Sekolah Kelas 4-6 di SDN Ciputat 6 Tangerang Selatan. Skripsi.
Universitas Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta
Widya. 2008. Jenis Karies Gigi. http://digilib.unimus.ac.id diakses 06/06/2021
LAMPIRAN
a. Kuesioner Pengetahuan Tentang Karies Gigi
b. Foto kegiatan

Anda mungkin juga menyukai