Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PROGRAM KESEHATAN GIGI DAN MULUT


“MERAWAT DAN MENCENGAH GIGI BERLUBANG PADA ANAK DAN
REMAJA AGAR BEBAS DARI MASALAH KARIES GIGI 2030”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas I

Dosen Pengampu:
Ns. Tita Septi Handayani, S.Kep.,MNS

Disusun Oleh Kelompok VII

1. Parisa Apriwiyanti :20230002


2. Susi Lestari :20230010

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkankepda tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikaan makalah Keperawatan
Komunitas I yang berjudul “KESEHATAN GIGI DAN MULUT”
Makalah ini disusun berdasarkan hasil diskusi kelompok kerja kami dan pengupulan
data dari beberapa buku panduan yang ada, serta dengan bantuan dari dunia maya yaitu
melalui situs internet dan lainya
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan umumnya
kepada semua pihak yang membaaca makalah ini, dalam menyelesaikan makalah ini, penulis
banyak mendapaatkan bantuan dan dukungan dari banyak pihak untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman,
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan oleh karena itu krirtik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat penulis butuhkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, November,2022

Kelompok 7
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................3
C. Tujuan.......................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................4
A. Apa Program kemenkes tentang kesehatan gigi dan mulut .....................4
B. Cerita, Isi dan Program pemerintah tentang kesehatan gigi dan mulut.......5
C. Evaluasi Program Kemenkes Tentang Kesehatan Gigi Dan Mulut............6
D. Berita yang terupdate di awal tahun 2022 tentang kesehatan gigi dan mulut....7

BAB III PENUTUP.........................................................................................8


A. Kesimpulan...............................................................................................8
B. Saran.........................................................................................................8

DAFTARPUSTAKA.......................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang memerlukan penanganan secara komprehensif karena dampaknya yang
sangat luas sehingga perlu penanganan segera sebelum terlambat. Salah satu penyakit gigi
dan mulut yang menjadi urutan tertinggi dalam kesehatan gigi dan mulut adalah karies
gigi. Masalah karies ini sering terjadi pada anak-anak
Karies merupakan suatu penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan
jaringan, dimulai dari permukaan gigi meluas ke arah pulpa. Karies gigi dapat dialami
oleh setiap orang dan timbul pada satu permukaan gigi atau lebih, serta dapat meluas
kebagian yang lebih dalam dari gigi, misalnya dari email ke dentin atau ke pulpa. Karies
dikarenakan berbagai sebab, diantaranya disebabkan oleh karbohidrat, mikroorganise, air
ludah, permukaan gigi dan bentuk gigi
Menurut World Health Organizatio anak usia 12 tahun merupakan indikator
kritis, karena sekitar 76,9% karies menyerang pada usia tersebut. Pada tingkat nasional
terdapat 33,4% pada anak usia 12 tahun yang memiliki pengalaman karies gigi, yaitu
adanya satu atau beberapa gigi yang membusuk hingga ke tingkat dentin dan
diekstraksikan karena adanya karies pada gigi, lalu sisanya terdapat 66,6% bebas dari
kerusakan gigi. WHO mendefinisikan remaja sebagai orang yang berusia antara 10
sampai dengan 19 tahun. Pada masa ini remaja dapat menerima kebiasaan
dan perilaku yang baik yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut. Praktik
kebersihan gigi dan mulut yang baik, khususnya menyikat gigi, sangat penting untuk
mencegah karies gigi dan penyakit periodontal. Sementara kebiasaan buruk seperti
merokok, minum minuman beralkohol dan asupan makanan yang buruk tidak hanya dapat
mempengaruhi kondisi kraniofasial
Sebagian besar penyakit gigi dan mulut yang paling banyak dikeluhkan
masyarakat adalah karies gigi, bahkan menduduki urutan pertama dari 10 penyakit. Oleh
karena itu, karies gigi bersifat irreversible (tidak dapat pulih), bila terjadi pada masa
remaja, maka penyakit tersebut akan bertahan, bahkan menjadi lebih buruk dan
dapat mempengaruhi kualitas hidupnya
Hasil Riset Kesehatan Dasa r menunjukkan sebanyak 57,6% orang
Indonesia memiliki masalah gigi dan mulut yaitu masa remaja pada rentan usia 12-18
tahun. Terutama prevalensi karies gigi pada anak di Indonesia mencapai 93%. Angka
tersebut tinggi sekali dan perlu usaha yang luar biasa untuk menurunkannya terjadinya
peningkatan karies gigi secara perlahan-lahan
Maka dari itu, permasalahan karies di Indonesia harus didukung dengan payung
hukum yaitu, dibuatnya Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 yaitu kesehatan,
pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningktkan
derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi,
pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi yang
dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan serta dilaksanakan melalui
pelayanan keehatan gigi perseorangan, pelayanan kesehatan gigi masyarakat, dan usaha
kesehatan gigi sekolah .
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah
melaksanakan program Upaya Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) sejak tahun 1951. UKGS
merupakan program tanggung jawab Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) yang
bergerak dalam upaya kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk memelihara,
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik disekolah binaan yang
ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi
individu (peserta didik) yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan
mulut. Pokok program UKS/UKGS yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat, sehingga dapat dicapai
derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal bagi anak sekolah
Indeks DMF-T adalah menggambarkan tingkat keparahan kerusakan gigi. DMF-T
merupakan penjumlahan dari indeks D-T dan F-T yang menunjukkan banyaknya
kerusakan gigi yang pernah dialami seseorang baik berupa Decay/D (gigi karies atau gigi
berlubang), Missing/M (gigi cabut) dan Filling/F (gigi ditumpat). Indeks DMF-T
Indonesia adalah 4,6% yang berarti kerusakan gigi penduduk Indonesia 460 buah per gigi
per 100 orang. Bila dibandingkan dengan tahun indeks DMF-T hampir sama dengan
yaitu 4,85% yang berarti kerusakan gigi penduduk Indonesia sebanyak 485 buah gigi per
100 orang Penyakit karies gigi penting dibahas karena tidak saja menyebabkan keluhan
rasa sakit, tetapi juga menyebarkan infeksi ke bagian tubuh lainnya sehingga
mengakibatkan menurunnya produktivitas serta mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan anak. Adapun factor yang berhubungan dengan kejadian karies gigi dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menyebabkan karies gigi antara lain adalah
bakteri Streptococus, jenis makanan, kebiasaan perilaku menyikat gigi, dan faktor lainnya
seperti adanya substrat yang mendukung pertumbuhan bakteri seperti karbohidrat
terfermentasi pada gigi yang akan meyebabkan bakteri dapat bertahan hidup Karies gigi
dapat dicegah agar tidak sampai terjadi keparahan yang
lebih luas. Ada berbagai macam cara untuk mencegah karies gigi, antara lain mengatur
pola makan yang di konsumsi tiap hari, hindari makanan yang banyak mengandung gula,
karbohidrat, dan makanan yang berjenis kariogenik, kontrol plak yang ada di gigi dengan
cara menggosok gigi secara rutin setiap hari dua kali sehari serta menggosok gigi dengan
baik dan benar sesuai dengan pengetahuan mengenai tentang seputar karies
gigi dan kebersihan gigi dan mulut

B. Rumusan Masalah
a. Apa program kemenkes tentang kesehatan mulut dan dan gigi yang berjalan sampai
sekarang?
b. Bagaimana cerita, isi dan program kemenkes yang masih masih berjalan sampai
sekarang?
c. Apa evaluasi program kemenkes tersebut?
d. Apa berita tentang program tersebut?

C. Tujuan
a. Mengetahui program kemenkes tentang kesehatan mulut dann gigi yang berjalan
sampai sekarang
b. Mengetahui cerita, isi dan program kemenkes yang masih berjalan sampai sekarang
c. Mengetahui evaluasi program kemenkes
d. mengetahui berita program kemenkes yang masih terupdate sampai tahun 2022
BAB II

PEMBAHASAN

A. Apa Program kemenkes tentang kesehatan gigi dan mulut yang masih berjalan
sampai sekarang
Program terbaru yang di buat oleh kemenkes pada tanggal 10 desember 2019
tentang kesehatan gigi dan mulut yang berjalan sampai sekarang yaitu :
1. Kemenkes membuat program yaitu cara merawat dan mencengah gigi berlubang
pada anak dan remaja agar bebas dari masalah karies gigi 2030.
Kementerian Kesehatan RI bekerjasama dengan Persatuan Dokter Gigi
Indonesia (PDGI), Persatuan Terapis Gigi Dan Mulut , Asosiasi Faluktas Kedokteran
Gigi Indonesia (AFDOKGI) dan Gigi.Indonesia– PT. Sejuta Senyum Indonesia
sebagai platform digital pertama di Indonesia dalam bidang kedokteran gigi sasaran
utamanya yaitu anak-anak usia dini dan remaja, bahkan masyarakat umum yang
membutuhkan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut.

B. Cerita, Isi dan Program pemerintah tentang kesehatan gigi dan mulut
Isi dari prgram pemerintah yang di buat pada akhir tahun 2019 yang masih
berjalann pada tahun 2022 yaitu:
1. Program kemenkes yaitu Mencengah gigi berlubang/karies pada anak.
Gigi berlubang pada anak usia dini rentan mengalami karies di karenakan kurangnya
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut.
Berdasarkan data riskesdas 2018 prevelensi karies gigi pada anak usia dini masih
sangat tinggi yaitu 93%, artinya hanya 7% anak-anak yang tidak memiliki masalah
dengan karies gigi,” Karies gigi merupakan kehancuran jaringan keras gigi yang
diakibatkan oleh bakteri, mikroorganisme, serta saliva. Karies gigi dapat tercipta
sebab adanya sisa-sisa makanan yang melekat pada gigi, akibatnya gigi jadi keropos,
berlubang hingga patah . Kesehatan Gigi sebaiknya diterapkan sejak anak berumur 3-
5 tahun, dengan mengambil langkah- langkah pencegahan, ialah pemeliharaan
kesehatan gigi serta mulut anak dengan benar .
Ketepatan menggosok gigi adalah hal terpenting pada perawatan gigi. Menyikat
gigi dengan waktu dan cara yang benar sangatlah penting karena gigi dan mulut yang
sehat mencerminkan kualitas hidup yang baik. Cara mencegah masalah gigi yang
paling mudah adalah dengan teratur menyikat gigi denga baik dan benar. Anak-anak
perlu diberikan edukasi terkait kebersihan gigi karena anak yang terbiasa sikat gigi
sejak usia dini akan memberikan pengaruh hingga dewasa dan diharapkan mampu
menjaga oral hygiennya Kebiasaan menggosok gigi dan konsumsi makanan jajanan
kariogenik berpengaruh dengan kejadian karies gigi
Faktor yang paling berpengaruh yaitu konsumsi makanan jajanan kariogenik dan
pada anak usia prasekolah ialah kelompok yang rentan alami karies gigi.
Pemeliharaan kesehatan anak usia dini terutama berumur di bawah lima
tahun masih bergantung kepada orang tua. Orang tua terutama ibu mempunyai peran
yang sangat dominan dalam upaya pecegahan penyakit gingi1itis ataupun
penyakit mulut lainnya. Peran ibu dalam u p a y a m e n i n g k a t k a n k e s e h a t a n
gigi dan mulut anak usia dini dapat dilihat dari sikap
d a n  perhatiannya terhadap perawatan gigi dan mulut anaknya. Usaha untuk
mencegah kerusakan gigitentunya tidak dilakukan dengan mengurangi pemberian
susu kepada anak usia dini. Mengingat penyebab utama timbulnya karies gigi dan
gingi1itis adalah plak. upaya yang dapat dilakukanialah membersihkan plak dari
permukaan gigi. Upaya tersebut dapat berupa penyikatan gigi kumur-kumur
dan pembersihan gigi dengan kapas atau kain basah pada balita
Mengidentifikasi responden yang mempunyai masalah dengan gigi/mulut dalam
2 tahun terakhir, dan menentukan apakah mereka menerima perawatan yang tepat
sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Gigi yang rusak, berlubang atau cenderung menyebabkan sakit adalah rongga
pada gigi yang rusak secara permanen di wilayah permukaan keras gigi yang
berkembang mulai dari lubang kecil sampai menjadi lubang yang merusak gigi.
Pengertian gigi berlubang biasa juga disebut masalah gigi berlubang karena kerusakan
gigi atau karies gigi, dimana hal tersebut disebabkan oleh kombinasi dari berbagai
faktor.
Gigi yang hilang karena dicabut atau tanggal sendiri adalah hilangnya gigi dari
rongga mulut secara sengaja ataupun tidak sengaja.
Gigi yang ditambal atau ditumpat karena berlubang adalah bentuk perawatan terhadap
gigi berlubang berupa penutupan lubang gigi dengan bahan tambal setelah jaringan
gigi yang rusak dibersihkan. Pertanyaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi
responden yang mempunyai masalah dengan gigi/mulut dalam 12 bulan terakhir, dan
apakah mereka menerima
Gigi goyah
adalah kondisi gigi yang dapat goyah baik digerakkan oleh tangan ataupun ketika
mengunyah.
Gusi bengkak dan/ atau keluar bisul (abses)
adalah benjolan atau bisul pada gusi, disertai dengan ada atau tidaknya jalan keluar
nanah, terjadi karena peradangan menahun (kronis) dan pernanahan pada daerah akar
gigi (periapical abcess). Asal mula penyakit ini adalah terjadinya karies (lubang) pada
gigi, biasanya pada gigi geraham, namun bisa saja terjadi pada semua gigi.
Gusi mudah berdarah
adalah keadaan gusi yang mudah berdarah, sepertipada saat menyikat gigi atau saat
menggigit.
Sariawan berulang minimal 4 kali adalah Sariawan atau Stomatitis Apthousa
Recurrent (SAR) merupakan istilah untuk menerangkan berbagai macam lesi/luka
dalam rongga mulut. Luka tersebut dapat berbentuk oval atau bulat berwarna putih
atau kuning dengan tepian merah. Lokasi sariawan dapat terjadi di bagian dalam pipi
atau bibir, permukaan gusi dan lidah.
Perilaku Menyikat Gigi Untuk mencegah terjadinya karies gigi dan agar higiene
mulut terjaga baik, seseorang perlu menjaga kebersihan gigi dan mulutnya dengan
cara menyikat gigi dengan baik dan teratur. Menyikat gigi adalah kegiatan
membersihkan gigi menggunakan sikat gigi atau alat lain (misalnya serabut kelapa)
dengan atau tanpa pasta gigi.
Menyikat gigi setiap hari adalah kegiatan membersihkan gigi yang dilakukan secara
rutin tiap hari di luar keadaan darurat (sakit, kecelakaan. retak patah rahang, trismus
(tidak dapat membuka mulut), dan keadaan lain yg tidak memungkinkan seseorang
menyikat gigi).
Perilaku benar dalam menyikat gigi mengacu pada FDI (Fédération Dentaire
Internationale), adalah kebiasaan menyikat gigi setiap hari, minimal dua kali sehari,
sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam.

C. Evaluasi Program Kemenkes Tentang Kesehatan Gigi Dan Mulut


Pada tahun 2019 Kementrian Kesehatan menetapkan rencana aksi nasional pelayanan
kesehatan gigi dan mulut menuju Indonesia Bebas Karies 2030, strategi yang dapat
dilakukan untuk mewujudkan Indonesia Bebas Karies 2030 diantaranya ialah
meningkatkan upaya promotif dan preventif serta meningkatkan aksebilitas terhadap
pelayanan kesehatan gigi dan mulut (Kementerian Kesehatan RI, 2019). Memberikan
edukasi kepada masyarakat guna mempraktikkan pola hidup sehat yang diawali dari diri
sendiri, keluarga sampai ke masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan serta
pemahaman warga untuk senantiasa hidup bersih serta sehat yang berjalan sampai pada
tahun 2022.
Seorang hendak mengganti sikap mereka ketika mereka paham kalau kesehatan gigi
dan mulut ini penting. Bila tidak, mereka bisa jadi tidak bergeser buat melindungi
kesehatan gigi serta mulut. Struktur HBM meliputi tingkatan keparahan yang dialami,
kerentanan yang dialami, manfaat yang dialami, hambatan yang dialami, dan isyarat
untuk bertindak .
Evalusi program kemenkes tujuan kegiatan ini adalah memberikan edukasi kepada
anak usia dini cara menyikat gigi yang baik dan benar, maka kegiatan edukasi ini
diharapkan dapat mendukung program Pemerintah yakni tercapainya derajat kesehatan
gigi dan mulut partisipan dalam hal ini peserta didik anak usisa dini dan remaja berupa
meningkatnya pengetahuan, perilaku serta aksi peserta didik dalam memelihara kesehatan
gigi serta mulut dengan maksimal dan mendukung program pemerintah yakni Indonesia
Bebas Karies 2030
Dengan masalah gigi dan mulut yang menerima perawatan dari tenaga medis gigi
dalam 2 tahun terakhir. Meliputi beberapa hal sebagai berikut:
a. Pengobatan/ minum obat adalah pengobatan yang berupa pil, sirup atau bentuk obat
lainnya yang diresepkan/ diberikan langsung oleh tenaga profesional kedokteran
gigi untuk mengobati masalah gigi, mulut, lidah ataupun gusi, tidak termasuk
pengobatan tradisional.
b. Konseling perawatan, kebersihan, dan kesehatan gigi dan mulut adalah kegiatan
penyuluhan tentang perawatan kebersihan gigi dan mulut, tanpa dilakukan tindakan
klinis terhadap gigi dan mulut.
c. Pencabutan gigi adalah tindakan menghilangkan gigi dari rongga mulut
d. Bedah gigi/ mulut adalah tindakan bedah dalam area rongga mulut dan sekitarnya,
seperti pada kasus gigi geraham bungsu yang terbenam (impacted), gigi Molar tiga
(3) malposisi, tumor lidah, patah rahang, dan lain-lain yang memerlukan tindakan
bedah.
e. Pemasangan gigi palsu adalah gigi tiruan, dapat sebagian (beberapa gigi) ataupun
seluruh gigi, yang dapat dilepas dan dipasang sendiri oleh responden, atau gigi
palsu yang tidak bisa dilepas sendiri oleh responden dan hanya bisa dilepas oleh
tenaga profesional kedokteran gigi.
Kata Kunci: Menyikat Gigi; Karies; Usia Dini.

D. Berita yang terupdate di awal tahun 2022 tentang kesehatan gigi dan mulut
PERTANYAAN DARI KELOMPOK 2

1. Pertanyaan Aref Marten


Bagaimana cara langkah-langkah orang tua mengajak anak-anak untuk merawat gigi
supaya anak mau merawat gigi atau gosok gigi ?
Jawab:
1. Biarkan anak memilih sikat gigi dan pasta gigi sendiri
Untuk mengajarkan kebiasaan menggosok gigi pada anak, langkah pertama yang
harus Anda lakukan adalah memilih peralatan menggosok gigi yang tepat bagi anak.
Sikat gigi anak biasanya memiliki bulu sikat yang lebih lembut dan berjarak
renggang. Beragam pilihan bentuk dan warna-warni sikat gigi yang lucu dan
menarik hati juga banyak di pasaran.
2. Gosok gigi bersama-sama
Agar gigi sehat dan putih cemerlang, Anda pun harus menunjukkan bahwa Anda
juga rajin gosok gigi. Saat waktu mandi tiba, ajak anak Anda untuk menyikat gigi
bersama-sama. Banyak anak yang meniru kebiasaan orang tua.
3. Gosok gigi di depan cermin
Cara efektif mengajari anak sikat gigi adalah di depan cermin, sehingga anak bisa
melihat cara menyikat gigi yang benar. Langkah untuk mengajari anak gosok gigi
yang benar adalah sikat seluruh permukaan gigi dengan menggerakkan sikat pada
bagian gigi depan yang dilakukan dengan gerakan menyapu ke atas dan ke bawah.
Sedangkan pada bagian luar gigi yang kiri dan kanan dengan gerakan memutar.
4. Jangan terlalu mempermasalahkan teknik menggosok gigi
Meskipun sudah diajarkan berkali-kali, terkadang anak masih menggosok gigi
dengan cara yang asal-asalan dan semaunya saja. Nah, jika ini terjadi, jangan terlalu
dipermasalahkan.
5. Puji kebersihan gigi si kecil
Anak menyukai pujian atas usaha yang telah dilakukannya, sehingga ketika anak
selesai menggosok gigi, berikan pujian tentang giginya yang bersih. Hal ini akan
semakin mendorong anak untuk terus menjaga kebiasaannya menggosok gigi.
https://hellosehat.com/gigi-mulut/gigi-anak/cara-mengajarkan-anak-gosok-gigi/

2. Pertanyaan Sherly Yuspita


Jelasakan apa saja yang harus di perhatikan untuk menajmin penyuluhan kesehatan gigi
dan mulut tersebut?
Jawab:
1. Fakto genetik, faktor hormonal, faktor lokal, ras, jenis, kelamin, status ekonomi, gigi
dan pertumbuhan merupakan faktor yang dapat mengaruhi erosi gigi, gigi
merupakan faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan gigi serta rahang.
2. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor sistem pelayanan sistem kesehatan gigi
dan mulut sangat berpengaruhi sebebsar 38%,faktor usis sangat berpengaruh sebesar
53%, Faktor budaya kurang berpengaruh sebesar 67%, faktor lingkungan sangat
berpengaruh 75%, faktor upaya ibu dalam menajaga kesehatan gigi dan mulu anak.
https://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/2868
PERTANYAAN TENTANG PROGRAM KESEHATAN GIGI DAN MULUT

1. Alat dan bahan untuk menyikat gigi meliputi ...


a. Sikat gigi, gelas kumur, air kumur, dan cermin
b. Pasta gigi, sikat gigi, gelas kumur, dan air kumur
c. Pasta gigi, sikat gigi, gelas kumur, air kumur, dan cermin
d. Pasta gigi, sikat gigi, gelas kumur, dan cermin

2. Makanan yang dapat menyebabkan gigi berlubang adalah.....


a. Makanan yang manis dan lengket
b. Sayur sayuran
c. Buah buahan
d.Susu

3. Tanda-tanda gigi berlubang adalah....


a. Terasa ngilu bila makan makanan yang dingin
b. Nafas terasa wangi
c. Gusi mudah berdarah
d. Sariawan

4. Kontrol gigi ke doker gigi,atau ke Puskesmas, atau Rumah Sakit setiap....


a. 6 bulan sekali
b. 2 bulan sekali
c. 10 bulan sekali
d. 12 bulan sekali

5. Karies gigi atau gigi berlubang adalah .....


a. Penyakit jaringan keras gigi
b. Penyakit gusi berdarah
c. Pembengkakan gigi
d. Sisa-sisa makanan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang memerlukan penanganan secara komprehensif karena dampaknya yang
sangat luas sehingga perlu penanganan segera sebelum terlambat. Salah satu penyakit gigi
dan mulut yang menjadi urutan tertinggi dalam kesehatan gigi dan mulut adalah karies
gigi. Masalah karies ini sering terjadi pada anak-anak .

Maka dari itu, permasalahan karies di Indonesia harus didukung dengan payung
hukum yaitu, dibuatnya Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 yaitu kesehatan,
pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningktkan
derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi,
pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi yang
dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan serta dilaksanakan melalui
pelayanan keehatan gigi perseorangan, pelayanan kesehatan gigi masyarakat, dan usaha
kesehatan gigi sekolah.

B. Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis
dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20191210/0332486/kemenkes-luncurkan-
komite-kesehatan-gigi-dan-mulut/.

https://www.academia.edu/17336658/Makalah_drg_RENA.

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220912/3341058/puncak-hkgn-
2022-indonesia-pecahkan-rekor-gerakan-sikat-gigi-bersama/.

Anda mungkin juga menyukai