Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi pada Anak

OLEH :

Fauzan Fuadi

(2211412001)

Dosen Pengampu :

Dra. Armini, M.Hum

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Pentingnya menjaga kesehatan gigi pada anak” ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Bahasa Indonesia Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan kedokteran gigi bagi para pembaca dan juga bagi penulis
Saya menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Padang, 17 Desember 2023

Penyusun

i
ABSTRAK

Penyakit karies atau gigi berlubang hingga sekarang masih menjadi


prioritas permasalahan terhadap kesehatan anak penyakit ini sering dijumpai
pada balita usia 3-5. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit masyarakat
yang dapat menyerang semua golongan umur, yang mempunyai sikap
progresif bila tidak dirawat atau diobati akan semakin parah, penyebab gigi
berlubang adalah bakteri Mutans S atau Mutans Streptoccoi. Gigi berlubang
terjadi, karena adanya pengikisan email gigi. Bakteri ini mengubah sisa-sisa
makanan yang tersisa pada gigi menjadi senyawa asam. Gigi berlubang dapat
diatasi dengan cara mengontrol terbentuknya plak gigi dan memperlambat
proses maturasi (pematangan) plak gigi biasanya merupakan proses awal dari
penyakit gigi dan mulut seperti gigi berlubang dan radang gusi. Dan
diharapakan orang tua terutama ibu yang mempunyai anak balita dapat
melakukan tindakan preventif yaitu pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
balita dengan baik dan benar.
Kata Kunci : Sakit gigi, Balita ,Orang tua

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


ABSTRAK .......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Pengertian Sakit Gigi ................................................................................ 3
B. Penyebab Sakit Gigi ................................................................................. 3
C. Perawatan dan Pencegahan Sakit Gigi ..................................................... 4
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 8
A. Kesimpulan ............................................................................................... 8
B. Saran ......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ iii

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak dialami oleh anak dari
retardasi pasien adalah penyakit gigi dan periodontal. Perilaku orang tua
dalam menjaga kesehatan gigi dan perangkap pada anak sekolah dasar
khususnya pada anak dengan gangguan keterbelakangan tahun 2013, dengan
peningkatan terbesar pada usia balita 1-4 tahun (10,4%) (Riskesdas,2013)
Menempati peringkat sangat dibutuhkan dalam peningkatan kesehatan gigi
dan mulutnya (Muhammad Ali Sodik, 2018).
Bila ditinjau dari kelompok umur penderita karies gigi terjadi peningkatan
pula prevalensinya dari tahun 2007 ke keenam sebagai penyakit yang paling
banyak diderita masyarakat Indonesia. Data kementrian kesehatan
menunjukkan, bahwa prevalensi di Indonesia mencapai 60-80% dari populasi,
serta menempati peringkat keenam sebagai penyakit yang paling banyak
diderita. Bila tidak ditangani dengan baik, penyakit gigi dapat menurunkan
produktivitas, menjadi sumber infeksi, bahkan bisa mengakibatkan atau
memperparah beberapa penyakit sistemik. Diantaranya stroke,diabetes dan
jantung. Penyebab bakteri Mutans S gigi berlubang terjadi, karena adanya
pengikisan email gigi oleh bakteri Mutans Streptoccoi.
Bakteri ini mengubah sisa-sisa makanan yang tersisa pada gigi menjadi
senyawa asam. Gigi berlubang dapat diatasi dengan cara mengontrol
terbentuknya plak gigi dan memperlambat proses maturasi (pematangan) plak
gigi biasanya merupakan proses awal dari penyakit gigi dan mulut seperti gigi
berlubang dan radang gusi. Kesadaran anak-anak untuk menyikat gigi masih
rendah. Padahal menyikat gigi merupakan proses pembersihan gigi yang
seharusnya rutin dilakukan orang. Pentingnya menyikat gigi dua kali sehari,
sesudah makan dan sebelum tidur. Pemeriksaan ke dokter gigi sevara berkala
penting dilakukan, mengingat kesehatan gigi memainkan peran vital bagi
kesehatan organ tubuh lainnya.

1
Kesehatan gigi yang berkualitas akan berdampak pada tubuh yang sehat,
dan meningkatkan kualitas hidup.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan yang
akan dibahas sebagai berikut:

1. Apa itu sakit gigi ?


2. Apa penyebab sakit gigi ?
3. Bagaimana Pencegahan sakit gigi ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuannya adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui tentang sakit gigi


2. Mengetahui Penyebab sakit gigi
3. Mengetahui pencegahan sakit gigi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sakit Gigi


Lubang gigi atau karies gigi adalah penyakit yang menyerang
rongga mulut dan diakibatkan perusakan bakteri pada jaringan keras
gigi. Kerusakan jaringan gigi jika tidak segera ditindak lanjuti akan
terjadinya penyebaran. Jika tetap dibiarkan, lubang gigi akan
menyebabkan rasa sakit nyeri pada gigi, infeksi pada gusi, tanggalnya
gigi, bahkan (Sandira,2009).
Sakit gigi adalah tanda utama karies gigi masalah yang kesehatan
merupakan masyarakat yang kronis.Karena dampak sosial, sakit gigi
merupakan indikator kesehatan mulut. Sakit gigi dapat disebabkan oleh
aktivitas rangsangan terhadap gigi, kimia dan rangsangan termal, atau
dapat muncul secara spontan sehingga dapat menyebabkan peradangan
parah pada pulpa gigi (Machado et al. 2014).

B. Penyebab Sakit Gigi


Karena adanya pembusukan gigi atau cedera. Semakin
besarnya tekanan didalam gigi dapat mendorong pulpa melalui ujung
akar, keadaan ini bisa melukai tulang rahang dan jaringan sekitar gigi.
Makanan yang dikonsumsi anak akan mempengaruhi kesehatan gigi.
Terlalu banyak karbohidrat, baik gula misalnya, kue, permen, susu,
makanan dan minuman manis lainnya maupun tepung-tepungan
misalnya keripik kentang atau singkong dapat mengakibatkan
pengeroposan gigi.
Seberapa lama karbohidrat menempel pada gigi adalah penyebab
utama pembusukan gigi, Permen coklat dan makan yang manis adalah
makanan yang paling sering mengancam kerusakan gigi. Sebagian
besar permen yang beredar saat ini adalah permen yang mengandung
gula. Jika dikonsumsi dengan cara yang tidak tepat maka dapat
memberi kesempatan bagi bakteri mulut untuk merusak gigi.

3
Mekanismenya adalah permen yang dikonsumsi oleh anak-anak
tersebut mengandung gula yang nantinya “memberi makanan” bagi
bakteri untuk berkembang merusak gigi. Tetapi tidak ada makanan yang
perlu dijauhi untuk mendapatkan gigi dan mulut yang sehat. Semua itu
kembali pada proses dan waktu, yang menjadi masalah dalam hal ini
adalah sisa-sisa makan yang masih menempel pada gigi. Memasuki usia
sekolah, resiko anak mengalami sakit gigi makin tinggi. Banyaknya
jajanan di sekolah, dengan jenis makanan dan minuman yang manis,
mengancam kesehatan gigi anak.
Penyakit gigi dan mulut anak akan sangat berpengaruh pada proses
tumbuh kembang anak. Anak-anak rawan kekurangan gizi, rasa sakit
pada gigi dan mulut jelas menurunkan selera makan. Kemampuan
belajar turun sehingga jelas akan berpengaruh pada prestasi belajar.
Masalah gigi dan mulut tidak masuk dalam daftar penyakit mematikan.
Kodisi itulah yang menyebabkan masyarakat mengesampingkan upaya
mencegah bahkan mengobati penyakit gigi dan mulut.

C. Perawatan dan Pencegahan Sakit Gigi


Menyikat gigi minimal 2 kali sehari sesudah makan dan sebelum
tidur Hindari kebiasaan memberikan minum susu atau minuman manis
pada anak menjelang tidur menggunakan dot karena akan menyebabkan
gigi berlubang. Periksalah secara rutin dan berkala ke dokter gigi setiap
6 bulan sekali.
Menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini sangat penting untuk
anak-anak, karena kesehatan gigi merupakan faktor penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri. Email gigi anak
sangat rentan terhadap kerusakan karena tidak sekuat email pada gigi
dewasa. Gigi pertama pada bayi biasanya muncul pada usia 6-8 bulan ,
gigi anak akan terus tumbuh sampai ia berusia 3 tahun dan berjumlah
20 buah (drg. Falah Kartikawati, 2019) Perawatan gigi sangat penting
dilakukan agar terhindar dari penyakit gigi. Perawatan gigi merupakan
usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi
(Schuurs, 1992).

4
Lubang gigi atau karies gigi adalah penyakit yang menyerang
rongga mulut dan diakibatkan perusakan bakteri pada jaringan keras
gigi. Kerusakan jaringan gigi jika tidak segera ditindak lanjuti akan
terjadinya penyebaran. Jika tetap dibiarkan, lubang gigi akan
menyebabkan rasa sakit nyeri pada gigi, infeksi pada gusi, tanggalnya
gigi, bahkan kematian (Sandira,2009).
Penyebab bakteri Mutans S gigi berlubang terjadi, karena adanya
pengikisan email gigi oleh bakteri Mutans Streptoccoi. Bakteri ini
mengubah sisa-sisa makanan yang tersisa pada gigi menjadi senyawa
asam. Gigi berlubang dapat diatasi dengan cara mengontrol
terbentuknya plak gigi dan memperlambat proses maturasi
(pematangan) plak gigi biasanya merupakan proses awal dari penyakit
gigi dan mulut seperti gigi berlubang dan radang gusi (satu,2011)
Opini dari penulis adalah diharapkan orang tua terutama ibu dapat
melakukan tindakan preventif yaitu pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut anak dengan baik dan benar agar anak tidak mengalami sakit gigi
atau gigi berlubang. Perawatan gigi yang baik dan benar pada anak akan
menghindarkan anak pada sakit gigi. Menyikat gigi minimal 2 kali
sehari sesudah makan dan sebelum tidur. Hindari kebiasaan
memberikan minum susu atau minuman manis pada anak menjelang
tidur menggunakan dot karena akan menyebabkan gigi berlubang.
Periksalah secara rutin dan berkala ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.
Hal tersebut dapat mencegah anak dari sakit gigi. .
Konsep kebersihan diri harus mulai ditanamkan sedini mungkin.
Salah satu yang harus mulai dibiasakan adalah menyikat gigi dua kali
sehari, pagi dan malam hari. Kebiasaan ini wajib ditanamkan agar anak
rajin membersihkan gigi nya. Kegiatan menyikat gigi dua kali sehari,
pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, terbukti mengurangi
kerusakan gigi anak. Anak-anak selalu merasa kegiatan menyikat gigi
tidak menyenangkan. Rasa kantuk di malam hari juga menyebabkan
anak enggan menyikat giginya sebelum tidur. Oleh karena itu orangtua
perlu sabar dan konsisten dalam menanamkan kebiasaan menyikat gigi.

5
Kebiasaan adalah kegiatan yang sering dilakukan oleh seseorang.
Kebiasaan menyikat gigi dilakukan sebagai salah satu cara mencegah
terjadinya penyakit gigi dan mulut. Menyikat gigi 2 kali sehari pada
pagi sesudah makan dan malam sebelum tidur membuat nafas segar,
memperbaiki penampilan gigi, dan menghilangkan plak serta sisa
makanan dari permukaan gigi. Bila plak dibiarkan selama 24-48 jam, ia
dapat mengeras dan menimbulkan penyakit pada gusi dan akhirnya
menyebabkan gigi tanggal dan penyakit gigi lainya. (Indri, 2009)
Peran serta orang tua sangat diperlukan dalam membimbing,
memberikan pengertian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas
kepada anak, agar anak dapat memelihara kebersihan gigi dan
mulutnya. Selain itu orang tua juga mempunyai peran yang cukup besar
dalam mencegah terjadinya penyakit gigi pada anak.
Menurut Keterangan pada laman pdgi.com, (2009). Pengetahuan
orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang
mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak.
Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara
terencana yaitu melalui proses pendidikan. Orang tua dengan
pengetahuan rendah mengenai kesehatan gigi dan mulut merupakan
perilaku yang tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak.
Sikat gigi adalah alat untuk membersihkan gigi yang berbentuk
sikat kecil dengan pegangan. Pasta gigi biasanya ditambahkan ke sikat
gigi sebelum menggosok gigi. Sikat gigi banyak jenisnya, dari yang
bulunya halus sampai kasar, bentuknya kecil sampai besar, dan
berbagai desain pegangan. Dokter gigi menganjurkan penggunaan sikat
yang lembut karena sikat keras dapat merusak lapisan enamel dan
melukai gigi.
Salah satu cara untuk menjaga kesehatan gigi adalah dengan
menyikat gigi. Dengan menyikat gigi, kebersihan gigi dan mulut pun
akan terjaga, selain menghindari terbentuknya lubang-lubang gigi dan
penyakit gigi dan gusi. Sikat gigi yang bagus adalah bulu sikat dan
lebar kepala sikat. Untuk bisa menjangkau daerah-daerah gigi bagian

6
belakang, ukuran kepala sikat gigi yang ideal adalah 35- 40 mm. Orang
dewasa juga dianjurkan memakai sikat gigi anak, karena ukurannya
yang kecil akan membantu menjangkaubagian gigi yang paling dalam.
Kegiatan menyikat gigi diperkenalkan anak sejak dini, anak akan
merasa bahwa hal itu memang sudah merupakan satu pola, setiap habis
minum susu atau makan harus selalu dibersihkan. Mulut sudah
mempunyai sistem pembersihan sendiri yaitu air ludah. Tetapi, dengan
makanan modern sekarang, pembersih alam ini tidak lagi dapat
berfungsi. Sikat gigi dapat digunakan sebagai alat bantu untuk
membersihkan gigi. Pilih sikat gigi yang bulunya tidak terlalu keras
karena akan dapat melukai gigi. Selain itu, besarnya sikat juga harus
disesuaikan dengan besarnya rongga mulut anak. Sikat gigi yang dapat
di pegang dengan enak dan berbentuk sedemikan rupa memiliki bulu
lembut adalah yang paling efektif. Bulu lembutnya dapat mencapai sela
dan ruang gigi dimana plak dan sisa makanan terkumpul. ukuran sikat
gigi bagi anak-anak, disesuaikan sehingga mereka akan terbantu untuk
membiasakan diri merawat gigi dengan benar. Memilih pasta gigi yang
mengandung cukup fluoride. Fluoride berfungsi untuk menjaga gigi
agar tidak berlubang. Namun, anak-anak di bawah 3 tahun tidak
disarankan memakai odol. Terlalu banyak fluoride justru tidak bagus
dan membuat gigi lebih rapuh.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak dialami oleh anak
dari retardasi pasien adalah penyakit gigi dan periodontal. penyakit gigi
dapat menurunkan produktivitas, menjadi sumber infeksi, bahkan bisa
mengakibatkan atau memperparah beberapa penyakit Diantaranya
sistemik. stroke,diabetes dan adalah penyakit yang menyerang rongga
mulut dan diakibatkan perusakan bakteri pada jaringan keras gigi,
penyebab bakteri Mutans S gigi berlubang terjadi, karena adanya
pengikisan email gigi oleh bakteri Mutans Streptoccoi. Bakteri ini
mengubah sisa-sisa makanan yang tersisa pada gigi menjadi senyawa
asam.

B. Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2003). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka


Utama.

Aziz, A. (2004). Panduan Singkat Perawatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Prestasi
Pustaka.

Donna P. (2007). Gigi Sehat Merawat Gigi Sehari-hari. Jakarta: PT. Kompas
Media Nusantara.

Endah , K. (2011). Buruknya Kesehatan Gigi dan Mulut Memicu Penyakit


Diabetes, Stroke, dan Jantung. Yogyakarta: Hanggar Kreator.

Ginting B. (1985). Mulut Sehat Gigi Kuat. Bandung: Indonesia Publishing House.

Indonesia. (1996). Pedoman Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut di


Sekolah. Jakarta: Depkes RI.

Notoatmodjo. (2010). Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan dan Pendidikan


Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC.

Rahayu, T. (2010). Ilmu Penyakit Mulut. Makassar: Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Hasanudin.

Sriyono, & Widiyanti, N. (2009). Ilmu Kedokteran Pencegahan . Yogyakarta:


Medika FK UGM.

Tarigan, R. (1993). Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Buku Kedoktera.

iii

Anda mungkin juga menyukai