Anda di halaman 1dari 2

Cegah dan Tangani Karies Sejak Dini Melalui Gerakan 3 A

(Ajari, Awasi, dan Ajak)


Danuta Adityarini
Dokter Gigi Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan
Jln. Wijaya III Komp. Taman Duta Mas Blok F, Jakarta Barat, INDONESIA

ABSTRAK
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian yang fundamental dari kesehatan secara menyeluruh dan juga
merupakan salah satu indikator utama kesehatan, kesejahteraan dan kualitas hidup. Namun, seringkali kesehatan gigi
dan mulut tidak benar-benar diperhatikan dengan baik. Bahkan penyakit gigi dan mulut sering dianggap sepele oleh
sebagian besar masyarakat, padahal hal tersebut dapat menjadi faktor pencetus bagi penyakit lainnya. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) tentang kesehatan gigi dan mulut pada
anak-anak pra sekolah dan orang tua sehingga dapat memiliki kesadaran dan motivasi untuk perawatan kesehatan
gigi dan mulut sekaligus mengurangi resiko terjadinya karies lebih lanjut. Desain riset adalah kuantitatif dengan
jenis penelitian eksplanatori kausalitas yang menggunakan data primer berupa daftar tilik yang dibagikan kepada 38
orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan metode sampling jenuh. Unit analisis
meliputi individu anak pra sekolah. Hasil penelitian yang diperoleh ialah pada 21 hari pertama setelah penyuluhan
kesehatan gigi dan mulut di sekolah, peningkatan kepatuhan menyikat gigi dengan benar sebesar 51%. Selanjutnya,
pada 21 hari kedua (42 hari setelah penyuluhan), peningkatan kepatuhan menyikat gigi dengan benar sebesar 10%.
Jumlah siswa yang sangat patuh menyikat gigi dengan benar belum dijumpai. Hanya 1 orang siswi yang patuh
menyikat gigi secara benar meskipun belum sempurna. 13.5% dari siswa/i yang dirujuk setelah penyuluhan, berani
datang memeriksakan gigi ke puskesmas. Hal ini menunjukkan adanya kesadaran orang tua untuk memperhatikan
kesehatan gigi dan mulut anaknya.Temuan penelitian menunjukkan dengan melakukan inovasi Cegah dan Tangani
Karies Sejak Dini Melalui Gerakan 3 A: Ajari, Awasi, dan Ajak serta pemantauan menggunakan lembar monitoring,
maka dokter gigi dapat mengamati tingkat kepatuhan anak-anak menyikat gigi dengan benar meningkatkan
pengetahuan anak maupun orang tua, serta melibatkan orang tua untuk senantiasa mengawasi dan mengajak anak-
anak agar berani ke dokter gigi.
Kata kunci : kesehatan gigi, karies, kepatuhan menyikat gigi.

I. PENDAHULUAN Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan proporsi


Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian yang masalah gigi berlubang menurut propinsi di DKI
fundamental dari kesehatan secara menyeluruh dan Jakarta sebesar 41.3%. Hal ini berarti hampir setengah
juga merupakan salah satu indikator utama penduduk DKI Jakarta mengalami masalah gigi
kesehatan, kesejahteraan dan kualitas hidup. Namun, berlubang. Indeks dmf-t menggambarkan tingkat
seringkali kesehatan gigi dan mulut tidak benar- keparahan kerusakan gigi sulung, Menurut data
benar diperhatikan dengan baik. Bahkan penyakit Riskesdas 2018, indeks dmf-t anak usia 3-4 tahun ialah
gigi dan mulut sering dianggap sepele oleh sebagian 6.2% dan anak usia 5 tahun 8.1%. Menurut data
besar masyarakat, padahal hal tersebut dapat menjadi Riskesdas tahun 2018 tersebut, prevalensi karies
faktor pencetus bagi penyakit lainnya. berdasarkan kelompok umur terdiri atas 81,5% anak
Penyakit gigi dan mulut yang menjadi urutan umur 3-4 tahun mempunyai masalah karies gigi dan
tertinggi dalam kesehatan gigi dan mulut adalah 92.6% pada anak usia 5-9 tahun (Tim Riskesdas,
karies gigi. Masalah ini lebih sering terjadi pada 2019). Dapat disimpulkan bahwa hanya 19% anak
anak-anak (Kemenkes, 2014). Karies terdapar di umur 3-4 tahun dan 7% anak umur 5-9 tahun yang
seluruh dunia tanpa memandang rumpun maupun bebas karies. Rendahnya angka bebas karies ini juga
bangsa. Prevalensi kasus karies tertinggi menurut menjadi perhatian penting di Kementerian Kesehatan
World Health Organization (WHO) terdapat di Asia RI. Salah satu strategi Kementerian Kesehatan RI
dan Amerika, yaitu sebesar 60-90% (WHO, 2017). dalam mengurangi angka penderita karies gigi yakni
The Global Burden of Disease Study tahun 2016 dengan pencanangan program “Indonesia Bebas Karies
memperkirakan sebagian populasi dunia (sekitar 2030”.
3.58 milyar orang) pernah mengalami penyakit gigi Menurut survei yang dilakukan mahasiswi Fakultas
dan mulut. Menurut studi tersebut, 2.4 milyar orang Kedokteran Gigi Universitas Indonesia pada tahun
diperkirakan pernah mengalami karies pada gigi 2018, 93% anak usia 5-6 tahun mengalami masalah
permanen dan 486 juta anak mengalami karies gigi gigi berlubang pada 8 giginya. Sedangkan menurut
sulung. (WHO, 2018). survei yang dilakukan oleh Pepsodent 64% anak usia 6
Sementara itu, di Indonesia, data Riset Kesehatan 17 tahun mengalami sakit gigi, 41% di antaranya
1
memiliki intensitas sakit tingkat sedang hingga berat. geraham pertama karena gigi tetap ini merupakan gigi
Akibat dari sakit gigi ini ialah 37% absen dari yang pertama kali muncul yaitu usia 6 tahun.
sekolah, 29% mengalami gangguan tidur dan sisanya Umumnya gigi molar pertama tetap ini mengalami
mengalami penurunan konsentrasi dan kurang aktif karies karena disalahartikan sebagai gigi sulung. Karies
dalam kegiatan sekolah. gigi pertama kali bermanifestasi sebagai lesi white
Karies gigi merupakan salah satu gangguan spot, yang merupakan area kecil demineralisasi di
kesehatan gigi dan mulut. Karies terjadi akibat bawah permukaan email. Pada tahap ini, lesi karies
adanya kerusakan jaringan keras gigi yang meliputi biasanya reversibel. Jika kondisi mulut tidak membaik,
email (enamel), dentin, dan sementum. Proses demineralisasi berkembang dan akhirnya menghasilkan
kerusakan gigi dimulai dari demineralisasi lubang yang dalam serta hilangnya bentuk dan kontur
komponen-komponen gigi oleh asam yang gigi yang normal. Kemajuan berkelanjutan dari proses
dihasilkan oleh fermentasi karbohidrat, khususnya karies menyebabkan pulpitis irreversibel hingga
sukrosa. Karies gigi terjadi ketika biofilm mikroba nekrosis.
(plak) yang terbentuk pada permukaan gigi Untuk mencegah terjadinya karies gigi dan menjaga
mengubah gula bebas yang terkandung dalam agar kesehatan mulut terjaga dengan baik, maka
makanan dan minuman menjadi asam yang seseorang perlu menyikat gigi dengan baik dan teratur.
melarutkan email (enamel) gigi dan dentin dari Perilaku menyikat gigi dengan benar mengacu pada
waktu ke waktu. Dengan asupan gula bebas yang FDI (Federation Dentaire Internationale) ialah
terus menerus tinggi, paparan fluoride yang tidak kebiasaan menyikat gigi setiap hari, minimal dua kali
memadai dan tanpa biofilm mikroba yang dapat sehari yaitu sesudah sarapan dan sebelum tidur malam.
dilepas secara teratur, struktur gigi dihancurkan, Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, 94.7%
yang mengakibatkan perkembangan karies gigi. penduduk Indonesia yang berusia lebih dari 3 tahun
Karies anak usia dini didefinisikan sebagai menyikat gigi setiap hari, namun hanya 2.8% yang
adanya satu atau lebih pembusukan pada gigi, hilang sudah memiliki perilaku menyikat gigi dua kali sehari
(dicabut) karena karies, atau permukaan gigi yang pada pagi hari dan malam hari (Tim Riskesdas, 2019).
penuh (lubang, hilang, tambalan) pada anak-anak Survei global Pepsodent telah menyoroti peranan
usia prasekolah. Indeks dmf-t mengacu pada gigi orang tua dalam membiasakan anak mereka menjaga
sulung yang rusak/berlubang, hilang, atau ditambal kesehatan gigi sejak dini. 79% dari orang tua di
(satu gigi mungkin memiliki lebih dari satu Indonesia yang terlibat dalam survei ini menyebutkan
permukaan yang terkena). bahwa mereka baru mengajak anak mengunjungi
Perkembangan karies gigi pada anak begitu cepat dokter gigi saat masalah sudah timbul, bukan sebagai
karena gigi sulung cenderung memiliki email dan kunjungan rutin yang seharusnya dilakukan minimal 6
dentin yang tipis. Banyak orang tua menyepelekan bulan sekali. Selain itu, hasil survei menunjukkan 90%
karies gigi sulung karena bersifat sementara dan dari orang tua di Indonesia yang terlibat dalam survei
akan hilang jika gigi permanen tumbuh. Akibatnya ini mengaku bahwa anak-anak mereka sudah menyikat
karies gigi pada anak tidak ditangani dengan tepat gigi 2 kali sehari, namun 24% dari mereka
dan kebiasaan buruk terkait cara menjaga kebersihan memperbolehkan anak-anaknya untuk terkadang
mulut tidak dapat diidentifikasi sejak awal. melewatkan sikat gigi pada malam hari.
Karies anak usia dini dikaitkan dengan rasa sakit Perilaku menyikat gigi dua kali sehari secara umum
dan kehilangan gigi, serta gangguan pertumbuhan, telah diketahui, namun waktu yang tepat untuk
penurunan berat badan, gangguan pada aktifitas menyikat gigi yang seringkali masih tidak tepat. Pada
sehari-hari, dan efek negatif pada kualitas hidup. anak-anak, umumnya menyikat gigi pada pagi hari dan
Perawatan atau pencabutan gigi karies dapat menjadi sore hari ketika mandi. Rendahnya angka perilaku
pengalaman traumatis bagi anak kecil dan kadang- menyikat gigi dengan benar ini menjadi tantangan bagi
kadang mengakibatkan komplikasi serius. Karies para tenaga pelayanan kesehatan gigi, khususnya
anak usia dini juga dikaitkan dengan kegagalan dokter gigi yang bertugas di fasilitas kesehatan primer
untuk berkembang; dapat memengaruhi penampilan, untuk senantiasa meningkatkan kesadaran dan terus-
fungsi bicara, dan aktifitas belajar (sekolah. menerus memberikan edukasi tentang perawatan gigi
Kehilangan prematur gigi molar sulung akibat karies dan mulut.
anak usia dini dapat mengakibatkan hilangnya ruang Menurut survei FDI World Dental Federation tahun
lengkung, yang menyebabkan crowding (gigi 2019 yang dilakukan di 13 negara termasuk Indonesia,
berjejal) pada gigi permanen, memengaruhi estetika 78% orang tua di Indonesia menyatakan sekolah
sehingga membutuhkan perawatan ortodontik. merupakan tempat yang tepat untuk mendapatkan
Pada anak-anak usia 1-3 tahun, umumnya gigi edukasi kesehatan gigi dan mulut
yang sering terkena karies ialah gigi insisif (seri) (www.unilever.co.id). Untuk itulah penyuluhan
sulung rahang atas dan molar (geraham) sulung kesehatan gigi dan mulut mulai sering diadakan di
pertama, sesuai dengan pola erupsi. Sedangkan gigi sekolah-sekolah.
tetap yang sering mengalami karies adalah gigi
2

Anda mungkin juga menyukai