Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No.

2 September 2022

HUBUNGAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI


DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK
KELAS V SDN 045 PASIR KALIKI
Rita Darmayanti1, Erna Irawan2, Nurul Iklima3, Putri Anggriani4, Nining Handayani5
1
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya, rita@ars.ac.id
2
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya, erna@ars.ac.id
3
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya, nurul@ars.ac.id
4
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya, putrianggriani98@gmail.com
5
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya, nininghadayani32@gmail.com

ABSTRAK
Karies gigi merupakan masalah utama kesehatan gigi dan mulut. Prevalensi karies gigi di
Indonesia sebesar 80% pada anak usia dibawah 12 tahun. Karies gigi pada anak menyebabkan
anak mengalami daya kunyah kemudian mengganggu pencernaan sehingga mengambat
perkembangan anak. Salah satu faktor penting yang berhubungan dengan kejadian karies gigi
pada anak adalah perilaku menggosok gigi anak yang kurang tepat. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada
anak. Penelitian dilaksanakan di SDN 045 Pasirkaliki. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas
V di SDN 045 Pasirkaliki Bandung yang berumur 10-12 tahun. Analisis data menggunakan
korelasi rank spearman (spearman rho). Hasil analisis menunjukkan bahwa perilaku
menggosok gigi dan kejadian karies gigi memiliki hubungan yang kuat dengan nilai koefisien
korelasi sebesar 0,731 dan bermakna dengan nilai signifikansi sebesar 0,001. Perilaku
menggosok gigi dan kejadian karies gigi memiliki korelasi negatif yang berarti semakin baik
perilaku menggosok gigi maka semakin rendah kejadian karies gigi.
Kata Kunci: Hubungan, Menggosok Gigi, Karies Gigi, Anak, Sekolah Dasar.

ABSTRACT
Dental caries is major problem for dental and oral health. In Indonesia, dental caries
prevelance around 80% in children under 12 years old. Dental caries in children causes
chewing problem then interferes with digestion so that it hampers child’s grow and
development. One of important factors related to dental caries incidence in children is tooth
brushing behavior. This study aims to determine relationship between tooth brushing behavior
and dental caries incidence in children. This research conducted at SDN 045 Pasirkaliki
Bandung. This research is quantitative research with cross sectional approach. Sample in this
research were fifth grade students at SDN 045 Pasirkaliki Bandung aged 10-12 years old.
Data analysis use spearman rank (spearman rho) correlation method. The results showed that
tooth brushing behavior and dental caries incidence had a strong and significance correlation
with correlation coefficient value of 0,731 and significance value of 0,001. Tooth brushing
behavior and dental caries incident has a negative correlation which means that better tooth
brushing behavior, lower dental caries incidence.
Keywords: Correlation, Dental Caries, Tooth Brushing, Kids, Elementary School

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 284


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 2 September 2022

PENDAHULUAN menggosok gigi yang baik sehingga sisa


Karies gigi merupakan suatu makanan tertinggal di sela-sela gigi.
penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, Menggosok gigi dengan
dentin dan sementum yang disebabkan oleh menggunakan sikat gigi adalah bentuk
aktivitas suatu jasad renik dalam suatu penyingkiran plak (kotoran atau sisa
karbohidrat yang dapat diragikan (Razi et makanan di permukaan gigi) secara
al., 2020). Karies gigi merupakan salah satu mekanis (Haryanti dkk, 2014). Menggosok
masalah kesehatan mulut yang dapat gigi secara rutin dan teratur minimal dua
mempengaruhi kesehatan masyarakat. kali sehari merupakan cara merawat
Kejadian karies gigi banyak dialami baik kesehatan gigi yang paling sederhana,
oleh anak-anak maupun orang dewasa, sedangkan waktu menggosok gigi yang
karies gigi umumnya terjadi di Negara dianjurkan adalah pagi setelah makan dan
berkembang. Tingginya angka kejadian malam sebelum tidur. Pagi hari bertujuan
karies gigi memerlukan penanganan yang untuk mengangkat sisa makanan dan malam
optimal, terutama dalam pencegahan hari bertujuan untuk menghambat
kejadian karies gigi pada anak. Karies gigi perkembangbiakan bakteri (Hidayat dkk
dapat menyebabkan gangguan yang 2016). Dampak positif menggosok gigi
membatasi dalam menggigit, mengunyah, yaitu tidak terasa sakit radang gusi, tidak
tersenyum, berbicara, dan kesejahteraan ada karies, saat mengunyah tidak tidak
psikososial (WHO, 2012). terasa nyeri, leher gigi tidak kelihatan, tidak
Kebersihan gigi dan mulut menjadi goyang, tidak terdapat plak, warna gigi
faktor penting yang menjadi penyebab putih kekuningan tidak terdapat karang,
terjadinya karies gigi. Hal ini didukung mahkota gigi utuh. Sedangkan untuk
pendapat Mardiati dkk (2017) yang dampak negatif akibat kelalaian menggosok
menyatakan bahwa proses karies terjadi gigi dapat menimbulkan terganggunya
ketika sisa makanan yang menempel pada aktifitas sehari- hari. Dampak negatif dari
permukaan gigi (plak) dibiarkan sehingga tidak dilakukannya perawatan kesehatan
mikroorganisme mengubahnya menjadi gigi adalah menimbulkan karies gigi pada
asam dan zat asam inilah yang merapuhkan anak. Karies gigi yang dibiarkan tidak
email gigi (demineralisasi) sehingga terjadi dilakukan perawatan akan menyebabkan
karies gigi. Sementara pada anak usia 6-12 masalah kesehatan seperti adanya rasa nyeri
tahun, faktor penyebab karies gigi tidak dan gangguan tidur. Selain itu, Khasana dan
hanya kebersihan gigi dan mulut tetapi juga Susanto (2018) menjelaskan bahwa jika
karena pada usia ini terjadi pergantian tidak dilakukan perawatan akan
antara gigi susu dan gigi permanen menimbulkan rasa sakit pada gigi yang
(Nainggolan, 2019). Anak-anak yang pada berakibat anak tidak bisa hadir ke sekolah
masa peralihan gigi dan tidak disertai dan nafsu makan menurun sehingga
dengan perilaku menjaga kebersihan gigi mengakibatkan gangguan tumbuh kembang
dan mulut inilah yang menyebabkan anak- anak.
anak lebih rentan terhadap karies gigi
dibandingkan orang dewasa. Tingginya KAJIAN LITERATUR
kejadian karies gigi pada anak-anak diduga Karies merupakan hasil interaksi
berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut antara bakteri di permukaan gigi, plak, dan
anak-anak. Kebersihan gigi dan mulut dapat diet sehingga terjadi demineralisasi
dijaga dengan perilaku menggosok gigi jaringan keras gigi dan memerlukan cukup
yang tepat. Perilaku menggosok gigi waktu untuk kejadiannya (Hidayat dkk.,
merupakan faktor yang lebih berpengaruh 2016). Selain itu, karies gigi juga diartikan
terhadap kejadian karies gigi pada anak sebagai suatu penyakit jaringan keras gigi,
dibandingkan faktor orang tua dan yaitu email, dentin dan sementum yang
pelayanan kesehatan gigi (Widayati, 2014). disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik
Penelitian Santi dan Khamimah (2019) juga dalam suatu karbohidrat yang dapat
menemukan bahwa anak-anak suka makan- diragikan (Razi et al., 2020). Sehingga
makanan manis dan tidak disertai dengan dapat disimpulkan bahwa karies gigi

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 285


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 2 September 2022

merupakan penyakit pada jaringan keras faktor pernting pembentuk karis, namun hal
gigi yang disebabkan oleh aktivitas bakteri tersebut tidak selalu diperhatikan. Faktor
menguraikan sisa makan yang tertinggal di resiko lain yang dapat diatur adalah
permukaan gigi. Karies gigi terbentuk kebersihan rongga mulut. Menurut
karena proses demineralisasi struktur gigi Walmsley (2007), menjaga kebersihan
oleh asam yang dihasilkan oleh rongga mulut dapat dilakukan dengan
mikroorganisme dan ditandai dengan menggunakan benang gigi dan menggosok
terbentukya kavitas pada permukaan email, gigi.
dentin, maupun sementum. Perjalanan Menggosok gigi dengan menggunakan
karies bersifat kronis, tidak dapat sembuh sikat gigi adalah bentuk penyingkiran plak
sendiri, dan akhirnya dapat menyebabkan (kotoran atau sisa makanan di permukaan
kehilangan gigi bila tidak dilakukan gigi) secara mekanis (Haryanti dkk, 2014).
perawatan. Plak adalah massa yang bersifat Menggosok gigi secara rutin dan teratur
gelatin dan merupakan awal penting minimal dua kali sehari merupakan cara
pembentukan karies. Bakteri yang merawat kesehatan gigi yang paling
berkembang biak pada plak menghasilkan sederhana, sedangkan waktu menggosok
asam yang mampu melarutkan gigi. gigi yang dianjurkan adalah pagi setelah
Metabolit bakteri pada plak mengubah makan dan malam sebelum tidur. Pagi hari
karbohidrat menjadi energi dan asam bertujuan untuk mengangkat sisa makanan
organik yang menyebabkan pH metabolit dan malam hari bertujuan untuk
rendah (5,0-5,5), dan menyebabkan menghambat perkembangbiakan bakteri
demineralisasi struktur gigi. Demineralisasi (Hidayat dkk 2016). Saat ini telah banyak
berhuhbungan erat dengan tingkat tersedia sikat gigi dengan berbagai ukuran,
keasaman dan lamanya suasana asam di bentuk, tekstur, dan desain dengan berbagai
permukaan gigi. Metabolisme bakteri pada derajat kekerasan dari bulu sikat. Salah satu
plak sangat dipengaruhi oleh keberadaan penyebab banyaknya bentuk sikat gigi yang
karbohidrat (sukrosa, fruktosa, dan tersedia adalah adanya variasi waktu
glukosa) di dalam rongga mulut (Sibarani, menggosok gigi, gerakan menggosok gigi,
2014). tekanan, bentuk dan jumlah gigi pada setiap
Pencegahan karies gigi pada dasarnya orang (Warni, 2009). Waktu menggosok
bertujuan untuk mengurangu jumlah bakteri gigi yang baik adalah minimal dua kali
kariogenik dan menciptakan keadaan yang sehari, pagi setelah sarapan dan malam
kondusif untuk proses remineralisasi. sebelum tidur lebih baik lagi jika seusai
Pencegahan karies gigi dapat dilakukan makan (Kuswandari, 2008). Pemilihan jenis
dengan cara mengurangi petumbuhan sikat gigi juga sebaiknya diperhatikan.
bakteri patogen sehingga hasil Sikat gigi yang sebaiknya dipilih adalah
metabolismenya berkurang, dan sikat gigi kecil, bulu sikat halus, dan
menigkatkan ketahanan permukaan gigi permukaannya datar (Soegeng, 2004). Oleh
terhadap proses demineralisasi, serta karena itu penting untuk diperhatikan
meningkatkan pH plak (Robertson, 2006). pemilihan sikat gigi, cara menggosok gigi,
Pertumbuhan bakteri patogen dapat frekuensi menggosok gigi, dan waktu
dikurangi dengan membuang struktur gigi menggosok gigi.
yang sudah rusak pada seluruh gigi dengan
karies aktif dan dilanjutkan membuat METODE PENELITIAN
restorasi. Salah satu bahan yang efektif Desain penelitian ini menggunakan
untuk mencegah karies adalah sealant rancangan penelitian correlation dengan
(Ritter, 2013). Pencegahan lainnya adalah menggunakan pendekatan cross sectional,
menggunakan fluoridasi, yaitu membuat penelitian diskriptif adalah suatu metode
permukaan gigi lebih tahan terhadap penelitian dengan tujuan utama untuk
serangan asam dan pada kondisi tertentu membuat gambaran atau deskripsi tentang
dapat menghentikan proses karies aktif. suatu keadaan secara objektif. Metode
Faktor kesehatan, riwayat fluoridasi, fungsi penelitian diskriptif digunakan untuk
sistem imun dan kelenjar liur merupakan memecahkan atau menjawab permasalahan

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 286


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 2 September 2022

yang sedang dihadapi pada situasi sekarang No Kategori Jumlah


Persentase
(Notoatmodjo, 2005). Dalam penelitian ini (%)
yang menjadi populasi adalah siswa kelas V 1 Baik 4 7,14
di SDN 045 Pasirkaliki Bandung yang 2 Cukup 5 8,93
berusia antara 10 sampai 12 tahun, dimana 3 Kurang 47 83,93
pada usia tersebut gigi permanen sudah Rata-Rata 41,52
tumbuh dan pada usia tersebut anak masih Data tabel 2 dapat diketahui
sulit untuk merawat gigi atau menggosok perilaku menggosok gigi siswa kelas V
gigi. Sampel pada penelitian ini adalah yang berusia 10-12 tahun di SDN 045
siswa kelas V SD di SDN 045 Pasirkaliki Pasirkaliki, dimana empat siswa termasuk
Bandung yang berjumlah 56 siswa. Teknik dalam kategori baik, lima siswa termasuk
sampling yang digunakan dalam penelitian dalam kategori cukup, dan 47 siswa
ini adalah total sampling. Total sampling. termasuk dalam kategori kurang. Hasil
Total sampling dilakukan terhadap seluruh penelitian juga menunjukkan bahwa secara
siswa kelas V di SDN 045 Pasirkaliki rata-rata perilaku menggosok gigi siswa
Bandung yang berjumlah 56 siswa. kelas V yang berusia 10-12 tahun di SDN
045 Pasirkaliki termasuk dalam kategori
HASIL DAN PEMBAHASAN kurang.
Tabel 1 Karakteristik Responden di SDN
045 Pasirkaliki Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kejadian
Persentase
No Karakteristik Frekuensi
(%)
Karies Gigi
1 Kategori
Usia Jumlah Persentase
No Karies
10 16 28,57 Siswa (%)
Gigi
11 29 51,79 1 Rendah 4 7,1
12 11 19,64 2 Sedang 43 76,8
Total 56 100 3 Tinggi 9 16,1
2 Jenis Kelamin Total DMF 238
Laki-Laki 23 41,07 Indeks DMFT 4,25
Perempuan 33 58,93 Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa
3 Pendapatan Orang Tua 56 siswa yang menjadi responden dalam
> UMR 19 33,93 penelitian ini, seluruh siswa memiliki
UMR 20 35,71 tanda-tanda karies gigi dengan jumlah gigi
< UMR 17 30,36 berlubang, gigi dicabut, dan gigi ditambal
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui yang beragam. Empat siswa memiliki
bahwa dari 56 responden, 16 responden karies gigi pada kategori rendah, 43 siswa
(28,57%) berusia 10 tahun, 29 responden mengalami karies gigi dengan kategori
(51,79%) berusia 11 tahun, dan 11 sedang, dan sembilan siswa mengalami
responden (19,64%) berusia 12 tahun, karies gigi pada kategori tinggi. Analisis
sedangakan secara rata-rata, usia siswa DMF-T juga menunjukkan bahwa nilai
adalah 11 tahun. Dari 56 responden, 23 indeks DMF-T adalah sebesar 4,25. Hal ini
responden (41,07%) berjenis kelamin laki- menunjukkan bahwa kejadian karies gigi
laki, dan 33 responden (58,93%) berjenis pada siswa kelas V yang berusia 10-12
kelamin perempuan. Status ekonomi tahun di SDN 045 Pasirkaliki termasuk
responden dilihat dari pendapatan orang dalam kategori sedang.
tua, menunjukkan bahwa 19 responden
(33,93%) memiliki pendapatan di atas Tabel 4 Hubungan Perilaku Menggosok
UMR, 20 responden (35,71%) sesuai UMR, Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi
dan 17 responden (30,36%) di bawah UMR. Perilaku
Kejadian Karies Gigi
No Menggosok Rendah Sedang Tinggi
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Perilaku Gigi
F % F % F %
Menggosok Gigi 1 Baik 4 7,1 1 1,8 0 0

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 287


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 2 September 2022

2 Cukup 0 0 5 8,9 2 3,6 penyakit yang sering menyerang anak usia


3 Kurang 0 0 4 7,1 40 71,4 sekolah yaitu 6-12 tahun. Nainggolan
Berdasarkan tabel 4, lima siswa (2019) pada penelitiannya melaporkan
memiliki perilaku menggosok gigi baik, bahwa kebiasaan anak mengkonsumsi
tujuh siswa memiliki perilaku menggosok makanan kariogenik ditambah kebiasaan
gigi cukup baik, dan 44 siswa memiliki menggosok gigi yang buruk memicu
perilaku menggosok gigi kurang baik. terjadinya karies gigi. Selain itu sikap dan
Empat siswa yang memiliki perilaku pengetahuan orang tua juga berhubungan
menggosok gigi di kategori baik mengalami dengan kejadian karies gigi pada anak
karies gigi kategori rendah, sedangkan satu (Robbihi dan Anang, 2021).
lainnya mengalami karies gigi kategori Perilaku menggosok gigi meliputi
sedang. Lima siswa yang memiliki perilaku cara menggosok gigi, kebiasaan menggosok
menggosok gigi kategori cukup baik gigi, dan waktu menggosok gigi. Ketepatan
mengalami karies gigi kategori sedang, perilaku menggosok gigi inilah yang
sedangkan dua lainnya mengalami karies memiliki hubungan dengan kejadian karies
gigi kategori tinggi. Pada siswa yang gigi. Hal ini didukung oleh penelitian
memiliki perilaku menggosok gigi dengan Haryanti dkk (2014) yang menyatakan
kategori kurang baik, empat siswa bahwa cara menggosok gigi yang tepat
mengalami karies gigi kategori sedang, dan dapat menghilangkan plak lebih efektif.
40 siswa mengalami karies gigi kategori Penelitian Santi dan Khamimah (2019)
tinggi melaporkan bahwa waktu menggosok gigi
dan kebiasaan menggosok gigi siswa
Pembahasan berpengaruh terhadap kejadian karies gigi,
Hubungan Perilaku Menggosok Gigi dimana siswa yang terbiasa menggosok gigi
Dengan Kejadian Karies Gigi setelah makan menunjukkan gelaja karies
Analisis statistik menunjukkan gigi yang lebih rendah dibandingkan siswa
bahwa nilai koefisien korelasi adalah yang tidak menggosok gigi setelah makan.
sebesar 0,657 dengan signifikansi 0,001 Selain itu, kebiasaan siswa menggosok gigi
(kurang dari 0,05). Hal ini menunjukkan pada waktu pagi dan malam hari juga
bahwa perilaku menggosok gigi dan berpengaruh terhadap karies gigi
kejadian karies gigi memiliki hubungan yangdialami siswa.
kuat dan bermakna. Dengan koefisien Perilaku menggosok gigi yang
korelasi bernilai negatif, menunjukkan tepat bertujuan untuk membersihkan gigi
bahwa kedua variabel berhubungan tidak dan mulut dimana kejadian karies gigi juga
searah, yang berarti jika terjadi peningkatan dipengaruhi oleh kebersihan gigi dan mulut.
perilaku menggosok gigi maka akan terjadi Kebersihan gigi dan mulut merupakan suatu
penurunan kejadian karies gigi. Berlaku keadaan gigi geligi dalam rongga mulut
juga sebaliknya, jika terjadi penurunan dalam keadaan bersih, permukaan gigi
perilaku menggosok gigi maka akan terjadi bebas dari plak dan kotoran lain seperti sisa
peningkatan kejadian karies gigi makanan, debris, karang gigi serta tidak
Hasil penelitian menunjukkan tercium bau busuk dalam mulut. Widi
bahwa terdapat hubungan yang bermakna (2003) menjelaskan bahwa kondisi gigi dan
antara perilaku menggosok gigi dengan mulut yang bersih dan sehat dipengaruhi
kejadian karies gigi pada siswa kelas V oleh perilaku perawatan gigi, salah satunya
yang berusia 10-12 tahun di SDN 045 yaitu perilaku menggosok gigi. Jika
Pasirkaliki. Perilaku menggosok gigi dan perilaku perilaku menggosok gigi anak
kejadian karies gigi memiliki hubungan buruk, maka akan menyebabkan anak
yang berlawanan dimana semakin baik sering mengalami masalah gigi yang salah
perilaku menggosok gigi maka semakin satunya adalah karies.
rendah kejadian karies gigi. Karies gigi merupakan suatu
Sejalan dengan hasil penelitian, penyakit jaringan keras gigi yang
kejadian karies gigi juga merupakan menyerang email, dentin, dan sementum
yang ditandai dengan adanya

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 288


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 2 September 2022

demineralisasi jaringan keras gigi


(Nainggolan, 2019). Proses karies gigi REFERENSI
dimulai ketika ada sisa makanan yang Haryanti, DD., Adhani, R., Aspriyanto, D.,
menempel pada permukaan gigi (plak) dan Dewi, IR. 2014. Efektivitas Menyikat
dibiarkan sehingga mikroorganisme Gigi Metode Horizontal, Vertical, dan
mengubahnya menjadi asam dan zat asam Roll Terhadap Penurunan Plak Pada
inilah yang merapuhkan email gigi Anak Usia 9-11 Tahun. Dentino:
(demineralisasi) sehingga terjadi karies gigi Jurnal Kedokteran Gigi. Vol 2. No 2.
(Mardiati dkk, 2017). Teori-teori tersebut Hlm 150-154
mendukung hasil penelitian kali ini dimana Hidayat dan Tandari. 2016. Kesehatan Gigi
perilaku menggosok gigi yang tepat dapat Dan Mulut Apa Yang Sebaiknya
menekan terjadinya karies gigi. Sedangkan Anda Tahu?. Andi Offsset.
perilaku menggosok gigi yang tidak tepat Yogyakarta. Hal 19-20
dapat memicu terjadinya karies gigi karena Khasana & Susanto. 2018. Gambaran
sisa makanan yang tidak dibersihkan Kesehatan Gigi Dan Mulut Serta
dengan baik akan mengumpul dan menjadi Perilaku
plak kemudian diuraikan oleh Menggosok gigi Anak Usia Sekolah
mikroorganisme sehingga mulut menjadi Kuswandari. 2008. Penerapan Kesehatan
asam dan terjadi karies gigi. Gigi Sebaiknya Dimulai Sejak Dini.
Mardiati, dkk. 2017. Faktor Penyebab
PENUTUP Terjadinya Karies Gigi Pada Siswa
Kesimpulan SD Sambiroto 02 Semarang. Jurnal
Hasil penelitian menunjukkan Kesehatan Gigi, 4(1), 25–32.
bahwa karakteristik responden berdasarkan Nainggolan, SJ. 2019. Gambaran
usia adalah 16 responden berusia 10 tahun, Pengetahuan Anak Tentang Jenis
29 responden berusia 11 tahun, dan 11 Makanan Kariogenik Terhadap
responden berusia 12 tahun. Berdasarkan Terjadinya Karies Gigi Pada Siswa/I
jenis kelamin, responden dalam penelitian Kelas V-B SD Negeri 068003 Kayu
ini terbagi menjadi 23 responden laki-laki Manis Perumnas Simalingkar Medan
dan 33 responden perempuan. Karakteristik Tuntungan. Jurnal Ilmiah
responden berdasarkan pendapatan orang PANNMED. Vol 14. No 1. Hlm 110-
tua terbagi menjadi tiga yaitu 19 responden 114.
di bawah UMR, 20 responden setara UMR, Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian
dan 17 responden di atas UMR. Hasil Kesehatan. Edisi revisi. Jakarta:
analisis perilaku menggosok gigi Rineka Cipta
menunjukkan bahwa secara keseluruhan, Razi, dkk. 2020. Promosi Kesehatan
perilaku menggsosok gigi responden Dengan Pola Asah, Asih Dan Asuh
termasuk dalam kategori kurang baik, Dalam Meningkatkan Kemandirian
sedangkan analisis kejadian karies gigi Menyikat Gigi Pada Anak Usia Dini
menemukan bahwa kejadian karies gigi Di Tk Khalifah 2 Jambi Tahun 2019.
termasuk dalam kategori tinggi. Analisis Ramanujan Journal, 1(2), 7–12.
statistik menemukan bahwa tidak ada https://doi.org/10.1007/s11139-020-
hubungan yang bermakna antara usia, jenis 00300-y
kelamin, dan status ekonomi dengan Ritter AV, Eidson RS, Donovan TE. Dental
kejadian karies gigi yang dialami Caries: Etiology, Clinical
responden. Namun terdapat hubungan yang Characteristics, Risk Assessment,
bermakna antara perilaku menggosok gigi And Management. Dalam: Heymann
dengan kejadian karies gigi yang dialami HO, Swift EJ, Ritter AR. Art And
responden. Perilaku menggosok gigi dan Science Of Operative Dentistry. 6th
kejadian karies gigi memiliki hubungan Ed. St.Louis: Elsevier Mosby; 2013:
bermakna yang berlawanan dimana 41-86
semakin baik perilaku menggosok gigi Robbihi, HI., Anang. 2021. Hubungan
maka semakin rendah kejadian karies gigi. Pengetahuan Kesehatan Gigi dan

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 289


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 2 September 2022

Mulut dengan Kejadian Karies Gigi. Nurul Iklima


Jurnal Kesehatan, Vol. 10 No. 2. ISSN Lulusan Program Studi Sarjana
2086-9266 e-ISSN 2654-587x. hlm Keperawatan Universitas Padjajaran Tahun
59-66 2015
Robertson. 2006. Cariology: The Lesion, Lulusan Program Studi Profesi Ners Tahun
Etiology, Prevention, And Control. 2016 Lulusan Program Studi Magister
Dalam: Robertson TM, Heymann Keperawatan Universitas Padjajaran Lulus
HDO, Swift EJ. Art And Science Of Tahun 2019
Operative Dentistry. 5th Ed. St. Louis:
Mosby Elsevier; 2006:67-131 Erna Irawan
Santi, AUP dan Khamimah, S. 2019. Lulusan Sarjana Program Studi Ilmu
Pengaruh Cara Menggosok Gigi Keperawatan Universitas BSI Bandung
Terhadap Karies Gigi Anak Kelas IV Tahun 2011. Lulusan Magister
di SDN Satria Jaya 03 Bekasi. Keperawatan Universitas Padjajaran Tahun
Prosiding Seminar Nasional 2017
Pendidikan. Edisi Oktober. Hlm 47-
51. Nining Handayani
Sibarani, Merry. 2014. Karies: Etiologi, Lulusan Kedokteran Spesialis Universitas
Karakteristik Klinis dan Tatalaksana. Padjajaran Spesialisasi Prostodonsia Tahun
Majalah Kedokteran UKI. Vol 30. No 2012. Lulusan Magister Manajemen
1. Hlm 14-22. Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya
Soegeng. 2004. Kesehatan Dan Gizi. Tahun 2020
Jakarta: Rineka Cipta.
Warni. 2009. Hubungan Perilaku Murid SD Putri Anggriani
Kelas V dan VI pada Kesehatan Gigi Mahasiswa Program Studi Sarjana Ilmu
Dan Mulut Terhadap Status Karies Keperawatan Universitas Adhirajasa
Gigi di Wilayah Kecamatan Delitua Reswara Sanjaya
Kabupaten Deli Tahun 2009. Tesis.
Medan : USU, 2009. hal 14-20.
Widayati. 2014. Faktor yang berhubungan
dengan karies gigi pada anak usia 4-6
tahun. Jurnal Berkala epidemiologi.
Vol. 2 No. 2 Mei 2014: 196-205.
Widi. 2003. Hubungan Perilaku
Membersihkan Gigi Terhadap
Tingkat Kebersihan Mulut Siswa
Sekolah Dasar Negeri Wilayah Kerja
Puskesmas Gladak Pakem Kabupaten
Jember. JKGI. Jakarta. 10 (3): 9-14.
World Health Organization. 2012. Oral
health information system. Diakses
dari:
https://www.who.int/oral_health/acti
on/information/surveillance/en/

BIODATA PENELITI
Rita Darmayanti
Lulusan Program Studi Sarjana
Keperawatan Universitas Padjadjaran Lulus
Tahun 2001 Lulusan Program Studi
Magister Keperawatan Universitas
Padjajaran Lulus Tahun 2016

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 290


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index

Anda mungkin juga menyukai