2 September 2022
ABSTRAK
Karies gigi merupakan masalah utama kesehatan gigi dan mulut. Prevalensi karies gigi di
Indonesia sebesar 80% pada anak usia dibawah 12 tahun. Karies gigi pada anak menyebabkan
anak mengalami daya kunyah kemudian mengganggu pencernaan sehingga mengambat
perkembangan anak. Salah satu faktor penting yang berhubungan dengan kejadian karies gigi
pada anak adalah perilaku menggosok gigi anak yang kurang tepat. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada
anak. Penelitian dilaksanakan di SDN 045 Pasirkaliki. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas
V di SDN 045 Pasirkaliki Bandung yang berumur 10-12 tahun. Analisis data menggunakan
korelasi rank spearman (spearman rho). Hasil analisis menunjukkan bahwa perilaku
menggosok gigi dan kejadian karies gigi memiliki hubungan yang kuat dengan nilai koefisien
korelasi sebesar 0,731 dan bermakna dengan nilai signifikansi sebesar 0,001. Perilaku
menggosok gigi dan kejadian karies gigi memiliki korelasi negatif yang berarti semakin baik
perilaku menggosok gigi maka semakin rendah kejadian karies gigi.
Kata Kunci: Hubungan, Menggosok Gigi, Karies Gigi, Anak, Sekolah Dasar.
ABSTRACT
Dental caries is major problem for dental and oral health. In Indonesia, dental caries
prevelance around 80% in children under 12 years old. Dental caries in children causes
chewing problem then interferes with digestion so that it hampers child’s grow and
development. One of important factors related to dental caries incidence in children is tooth
brushing behavior. This study aims to determine relationship between tooth brushing behavior
and dental caries incidence in children. This research conducted at SDN 045 Pasirkaliki
Bandung. This research is quantitative research with cross sectional approach. Sample in this
research were fifth grade students at SDN 045 Pasirkaliki Bandung aged 10-12 years old.
Data analysis use spearman rank (spearman rho) correlation method. The results showed that
tooth brushing behavior and dental caries incidence had a strong and significance correlation
with correlation coefficient value of 0,731 and significance value of 0,001. Tooth brushing
behavior and dental caries incident has a negative correlation which means that better tooth
brushing behavior, lower dental caries incidence.
Keywords: Correlation, Dental Caries, Tooth Brushing, Kids, Elementary School
merupakan penyakit pada jaringan keras faktor pernting pembentuk karis, namun hal
gigi yang disebabkan oleh aktivitas bakteri tersebut tidak selalu diperhatikan. Faktor
menguraikan sisa makan yang tertinggal di resiko lain yang dapat diatur adalah
permukaan gigi. Karies gigi terbentuk kebersihan rongga mulut. Menurut
karena proses demineralisasi struktur gigi Walmsley (2007), menjaga kebersihan
oleh asam yang dihasilkan oleh rongga mulut dapat dilakukan dengan
mikroorganisme dan ditandai dengan menggunakan benang gigi dan menggosok
terbentukya kavitas pada permukaan email, gigi.
dentin, maupun sementum. Perjalanan Menggosok gigi dengan menggunakan
karies bersifat kronis, tidak dapat sembuh sikat gigi adalah bentuk penyingkiran plak
sendiri, dan akhirnya dapat menyebabkan (kotoran atau sisa makanan di permukaan
kehilangan gigi bila tidak dilakukan gigi) secara mekanis (Haryanti dkk, 2014).
perawatan. Plak adalah massa yang bersifat Menggosok gigi secara rutin dan teratur
gelatin dan merupakan awal penting minimal dua kali sehari merupakan cara
pembentukan karies. Bakteri yang merawat kesehatan gigi yang paling
berkembang biak pada plak menghasilkan sederhana, sedangkan waktu menggosok
asam yang mampu melarutkan gigi. gigi yang dianjurkan adalah pagi setelah
Metabolit bakteri pada plak mengubah makan dan malam sebelum tidur. Pagi hari
karbohidrat menjadi energi dan asam bertujuan untuk mengangkat sisa makanan
organik yang menyebabkan pH metabolit dan malam hari bertujuan untuk
rendah (5,0-5,5), dan menyebabkan menghambat perkembangbiakan bakteri
demineralisasi struktur gigi. Demineralisasi (Hidayat dkk 2016). Saat ini telah banyak
berhuhbungan erat dengan tingkat tersedia sikat gigi dengan berbagai ukuran,
keasaman dan lamanya suasana asam di bentuk, tekstur, dan desain dengan berbagai
permukaan gigi. Metabolisme bakteri pada derajat kekerasan dari bulu sikat. Salah satu
plak sangat dipengaruhi oleh keberadaan penyebab banyaknya bentuk sikat gigi yang
karbohidrat (sukrosa, fruktosa, dan tersedia adalah adanya variasi waktu
glukosa) di dalam rongga mulut (Sibarani, menggosok gigi, gerakan menggosok gigi,
2014). tekanan, bentuk dan jumlah gigi pada setiap
Pencegahan karies gigi pada dasarnya orang (Warni, 2009). Waktu menggosok
bertujuan untuk mengurangu jumlah bakteri gigi yang baik adalah minimal dua kali
kariogenik dan menciptakan keadaan yang sehari, pagi setelah sarapan dan malam
kondusif untuk proses remineralisasi. sebelum tidur lebih baik lagi jika seusai
Pencegahan karies gigi dapat dilakukan makan (Kuswandari, 2008). Pemilihan jenis
dengan cara mengurangi petumbuhan sikat gigi juga sebaiknya diperhatikan.
bakteri patogen sehingga hasil Sikat gigi yang sebaiknya dipilih adalah
metabolismenya berkurang, dan sikat gigi kecil, bulu sikat halus, dan
menigkatkan ketahanan permukaan gigi permukaannya datar (Soegeng, 2004). Oleh
terhadap proses demineralisasi, serta karena itu penting untuk diperhatikan
meningkatkan pH plak (Robertson, 2006). pemilihan sikat gigi, cara menggosok gigi,
Pertumbuhan bakteri patogen dapat frekuensi menggosok gigi, dan waktu
dikurangi dengan membuang struktur gigi menggosok gigi.
yang sudah rusak pada seluruh gigi dengan
karies aktif dan dilanjutkan membuat METODE PENELITIAN
restorasi. Salah satu bahan yang efektif Desain penelitian ini menggunakan
untuk mencegah karies adalah sealant rancangan penelitian correlation dengan
(Ritter, 2013). Pencegahan lainnya adalah menggunakan pendekatan cross sectional,
menggunakan fluoridasi, yaitu membuat penelitian diskriptif adalah suatu metode
permukaan gigi lebih tahan terhadap penelitian dengan tujuan utama untuk
serangan asam dan pada kondisi tertentu membuat gambaran atau deskripsi tentang
dapat menghentikan proses karies aktif. suatu keadaan secara objektif. Metode
Faktor kesehatan, riwayat fluoridasi, fungsi penelitian diskriptif digunakan untuk
sistem imun dan kelenjar liur merupakan memecahkan atau menjawab permasalahan
BIODATA PENELITI
Rita Darmayanti
Lulusan Program Studi Sarjana
Keperawatan Universitas Padjadjaran Lulus
Tahun 2001 Lulusan Program Studi
Magister Keperawatan Universitas
Padjajaran Lulus Tahun 2016