Oleh :
dr. Ilham Hariyadi Rohmatulloh 2113101007
drg. Somali Hivantri 2113101031
Salman 21131010
Dosen Pengampu:
Oktavianis,SST.M.Biomed
B. Pengembangan interdisiplin
Untuk menjaga kelangsungan kemanusiaan perlu terus menerus dilakaukan
pengembanngan keilmuan atau disiplin, karena dari waktu ke waktu permsalahan
menjadi semakin kompleks sehingga keilmuan monodisiplin tidak memadai lagi
untuk menjawab tantangan tersebut. Pendekatan interdisiplin juga merupakan
pelaksanaan dari permendikbud No. 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional
Perguruan Tinggi. Pasal 11 menyebutkan bahawa karakteristik proses pembelajaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf a terdiri atas sifat interaktif,
holistik, integratif, saintifik, kontekstual, ematik, eektif, kolaboratif dan berpusat
pada mahasiswa. Tematik seperti dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa
capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yan disesuaikan
dengan karakteristik keilmuan program studi dan dikaitkan dengan permasalahan
nyata melalui pendekatan antardisiplin.
Sebagai anggota tim pelayanan kesehatan haruslah memahami alasan pasien
datang ke tempat layanan kesehatan tidak hanya untuk mendapatkan pengobatan.
Mendapatkan perhatian dan pelayanan dalam sakitnya yang paling utama, rasa kasih
sayang dari anggota keluarga dan juga mendapatkan informasi edukasi mengenai
penyakit yang dideritanya.
Pada hal ini interdisiplin sangat diperlukan karena dari berbagai keilmuan
memberikan layanan secara langsung atau tidak langsung pada pasien yang
mendapatkan pelayanan kesehatan. Selama ini pasien yang datan hanya dianggap
sebagai tanggung jawab satu bidang keilmuan. Pasien datang ke poli umum
dianggap hanya dokter yang bertanggung jawab penuh dalam memberikan layanan
prima ke pasien, atau dalam hal ini pasien dirawat di rumah sakit. Pasien hanya
menjadi tanggung jawab dokter spesialis penanggung jawab. Interdisplin ilmu akan
membuat semua keilmuan mempunya tanggung jawab terhadap pasien. Seperti
adanya perhatian dari pihak manajemen terkait dengan fasilitas, sarana prasarana
yang digunakann pasien dan tenaga kesehatan memberikan layanan. Perawat
memberikan empati dan kasih sayang padapasien yang dirawat. Petugas cleaning
juga mempunyai rasa tanggung jawab dalam hal kebersihan tempat pemberi
layanan kesehatan. Bila interdisiplin ini tidak terjalin dengan baik maka bisa
dipastikan pelayanan terhadapt masyarakat akan terganggu dan tidak berjalan
dengan baik.
C. Manfaat Interdisiplin
1. Manfaat terhadap masyarakat
Pada hal ini kita ambil contoh pada pasien yang dirawat dirumah sakit.
Kelompok pasien yang dilakukan perawatan dengan mengedepankan
interdisiplin kurang lebih 14 hari (pada kasus pasien kanker serviks stadium
lanjut dengan gangguan fungsi ginjal) dibandingkan dengan pelayanan secara
konvensional kurang lebih 23 hari rawatan. Lalu pada pasien dengan kanker
mamae yang dirawat dengan pendekatan interdisplin rata rata dirawat 29 hari
sedangkan dengan sistem perawatan konvensional memakan waktu 42 hari.
Pada kasus patah tulang dengan pendekatan interdisiplin 26 hari sedangkan
dengan perawatan konvensional memakan waktu 32 hari. Melihat hal tersebut
bisa diambil kesimpulan manfaat pada masyrakat bisa memotong waktu
rawatan, mengurangi waktu yang ditinggalkan oleh anggota keluarga yang
bekerja. Mengurangi risiko gangguan ekonomi pada keluarga pasien dan juga
bisa mengurangi beban akomodasi pada keluarga pasien. Bila pasien tidak ada
jaminan atau asuransi dengan semakin cepat waktu rawatan juga mengurangi
beban tagihan yang harus dibayarkan. Pasien juga bisa memahami bagaimana
cara pengobatan dan rencana tindak lanjut atau terapi yang ditermia.