Anda di halaman 1dari 5

PENERAPAN INTERPROFESIONAL COLLABORATION DENGAN

KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

APRILIANI PERMATA KHAIRUNNISA HARAHAP / 181101102


Email : aprilianipermata06@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Pendekatan kolaborasi yang masih berkembang saat ini yaitu interprofessional
collaboration (IPC) sebagai wadah dalam upaya mewujudkan praktik kolaborasi yang efektif
antar profesi. Terkait hal itu maka perlu diadakannya praktik kolaborasi sejak dini .
Tujuan : Untuk mengetahui kolaborasi interprofesional keselamatan pasien di rumah sakit,dan
seorang perawat harus menegetahauinya

Metode : Metode yang digunakan yaitu literature review , analisis buku,membaca buku dari
referensi lain, dan tidak hanya satu buku,tetapi juga lebih dari satu buku,dan juga menggunakan
e-book dan e-journal untuk membantu menyelesaikan kajian ini

Hasil: Berdasarkan kajan saya ini,didapatkan hasil IPC merupakan wadah kolaborasi efektif
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada pasien yang didalamnya terdapat profesi
tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, farmasi, ahli gizi, dan .

Kesimpulan : Kolaborasi tim kesehatan merupakan suatu hal yang sangat diperlukan dalam
menangani masalah kesehatan . tanpa adanya kolaborasi dari tim kesehatan,pengobatan tidak
dapat berjalan secara optimal. Dalam kolaborasi tim kesehatan koma,masing-masing tenaga
kesehatan mempunyai peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Peran dan tanggung jawab
tersebut tidak hanya untuk satu individu saja,tapi juga keluarga dan masyarakat.

Kata kunci : kolaborasi,keselamatan,professional


ABSTRACT

Background: The collaborative approach that is still developing at this time is interprofessional
collaboration (IPC) as a forum for efforts to realize effective collaborative practices between
professions. Related to this, collaborative practices need to be held early on.

Objective: To know interprofessional patient safety collaboration in a hospital, and a nurse must
know it

Method: The method used is literature review, book analysis, reading books from other
references, and not only one book, but also more than one book, and also using e-books and e-
journals to help complete this study

Results: Based on my experience, I got the results of IPC as an effective collaboration forum to
improve health services to patients in which there is a profession of health workers including
doctors, nurses, pharmacists, nutritionists, and.

Conclusion: Health team collaboration is an indispensable matter in dealing with health


problems. without the collaboration of the health team, treatment cannot run optimally. In a
coma health team collaboration, each health worker has their respective roles and
responsibilities. These roles and responsibilities are not only for one individual, but also family
and community.

Keywords: collaboration, safety, professional

PENDAHULUAN pengetahuan yang berkembang pesat seperti


saat ini.
Latar Belakang
Kolaborasi yang masih berkembang saat ini
Di zaman ini sudah menempatkan kemajuab
yaitu interprofessional collaboration (IPC)
ilmu kesehatan saat ini, pendidikan
sebagai Tempat dalam upaya mewujudkan
merupakan suatu hal yang penting dalam
praktik kolaborasi yang efektif antar profesi.
mengembangkan kualitas pelayanan
Dalam hal itu maka ada perlu diadakannya
kesehatan, berdasarkan hal tersebut maka
praktik kolaborasi sejak sekarang ini dengan
untuk menyesuaikan kebutuhan masyarakan
melalui proses pembelajaran yaitu dengan
perlunya sistem pendidikan yang bermutu
melatih mahasiswa pendidikan kesehatan.
dan mempunyai orientasi pada ilmu
Sebuah gambaran tentang pembentukan yang kompleks tidak dapat ditangani hanya
karakter atau juga sifat kolaborasi dalam oleh satu profesi medis, melainkan harus
praktik sebuah bentuk pendidikan yaitu melibatkan berbsgai profesi. Praktik
interprofessional education(WHO, 2010, kolaborasi bukan hanya diperlukan demi
Department of Human Resources for kepuasan melainkan untuk keselamatan
Health). pasien dan terciptanya mutu pelayanan
kesehatan yang baik. Pelayanan terbaik
Tujuan
kepada pasien maupun keluarga tidak akan
Untuk mengetahui kolaborasi lepas dari praktik kolaborasi antar tenaga
interprofesional keselamatan pasien di kesehatan profesional dalam memberikan
rumah sakit,dan seorang perawat harus pelayanan secara terintegrasi kepada pasien.
menegetahauinya Salah satunya adalah oleh perawat

Metode Proses IPE membentuk proses komunikasi,

Metode yang digunakan yaitu literature tukar pikiran, proses belajar, sampai

review , analisis buku,membaca buku dari kemudian menemukan sesuatu yang

referensi lain, dan tidak hanya satu bermanfaat antar para pekerja profesi

buku,tetapi juga lebih dari satu buku,dan kesehatan yang berbeda dalam rangka

juga menggunakan e-book dan e-journal penyelesaian suatu masalah 9 atau untuk

untuk membantu menyelesaikan kajian ini peningkatan kualitas kesehatan


(Thistlethwaite dan Moran, 2010).
Hasil
Pasien melaporkan tingkat kepuasan yang
Berdasarkan kajan saya ini,didapatkan hasil
lebih tinggi, pelayanan yang lebih baik dan
IPC merupakan wadah kolaborasi efektif
hasil kesehatan yang lebih baik. Praktek
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
kolaborasi juga dapat menurunkan angka
kepada pasien yang didalamnya terdapat
komplikasi, lama rawat di rumah sakit,
profesi tenaga kesehatan meliputi dokter,
konflik diantara tim kesehatan, dan tingkat
perawat, farmasi, ahli gizi, dan .
kematian. Sedangkan di bidang kesehatan
PEMBAHASAN mental, praktek kolaboratif dapat
meningkatkan kepuasan pasien dan tim
Dalam dunia kesehatan, praktik kolaborasi
kesehatan, mengurangi durasi pengobatan,
sangatlah penting. Permasalahan pasien
mengurangi biaya perawatan, mengurangi Kolaborasi merupakan suatu hal yang sangat
insiden bunuh diri, dan mengurangi diperlukan dalam menangani masalah
kunjungan rawat jalan (WHO, 2010). Hasil kesehatan . tanpa adanya kolaborasi dari tim
penelitian di atas menunjukkan betapa kesehatan,pengobatan tidak dapat berjalan
pentingnya penerapan kolaborasi antar secara optimal. Dalam kolaborasi tim
tenaga kesehatan dalam tatanan pelayanan kesehatan koma,masing-masing tenaga
kesehatan untuk meningkatkan mutu kesehatan mempunyai peran dan tanggung
pelayanan kesehatan. jawabnya masing-masing. Peran dan
tanggung jawab tersebut tidak hanya untuk
Penyelenggaraan pelayanan dilaksanakan
satu individu saja,tapi juga keluarga dan
oleh berbagai kelompok profesi. Yang sudah
masyarakat.
bersifat profesionalyang memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien di rumah sakit DAFTAR PUSTAKA
adalah staf medis baik dokter maupun dokter
Anizar. (2012). Teknik Keselamatan dan
spesialis, staf klinis keperawatan (perawat
Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta:
dan bidan), nutrisionis dan farmasis yang
Graha Ilmu
rajin dan baik dan pasti selalu berkontak
ataujuga berkomunikasi dan berinteraksi Anggarawati, Tuti, Wulan Sari, N. (2016).

dengan pasien, akan tetapi tidak kalah Kepentingan Bersama Perawat - Dokter

pentingnya profesional lain yang berfungsi dengan Kualitas Pelayanan Keperawatan.

melakukan asuhan penunjang berupa analis Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan. Vol.

laboratorium, penata rontgen, fisioterapis. 12

Tersedia nya pelayanan yang paling cocok Dewi, M. (2012). Pengaruh Pelatihan

di suatu rumah sakit untuk mendukung dan Timbang Terima Pasien Terhadap

merespon setiap kebutuhan pasien yang Keselamatan Pasien Oleh Perawat Pelaksana

memerlukan perencanaan dan koordinasi di RSUD Raden Mattaher Jambi. Jurnal

yang tingkat tinggi. Health & Sport, 5(3), 647-655

PENUTUP Ismainar, H. (2019). Keselamatan Pasien di


Rumah Sakit. Yogyakarta : Deepublish
Kesimpulan
Kusmanto. (2004). Pengantar profesi dan Daerah Dr. Zainoel Abidin. Jurnal Ilmu
praktek keperawatan profesional. Jakarta: Keperawatan. 5 (1), 84-85
EGC
Rifai, Fridayanti, dkk. (2016). Faktor yang
Nursalam. (2015). Metodelogi Penelitian Berhubungan dengan Implementasi
Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktisi Edisi Kesehatan Pasien di RSUD Ajjappannge
3. Jakarta: Salemba Medika Soppeng tahun 2015. Jurnal Kebijakan
Kesehatan Indonesia, vol.5. 152-157.
Notoadmodjo. (2012). Metodelogi penelitian
Kesehatan edisi 3. Jakarta:Rineka Cipta R.H. Simamora. (2019). Buku Ajar
Pelaksanaaan Indentifikasi Pasien. Uwais
Potter dan Perry. (2010). Fundamental
Inspirasi Indonesia
Keperawatan (Ed.7). Jakarta: Salemba
Medika. R.H. Simamora. (2019). The Infiuence of
Training Handover based SBAR
Rutami & Setiawan. (2012). Pelaksanaan
communication for improving Patients
Proses Pengkajian Keperawatan Di Ruang
Safety. Indian journal of public heath
Rawat Inap RSUP Adam Malik Medan.
research & Deveopment
Jurnal Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara R.H. Simamora. (2019). Documentation of
Patient Identification into the Electronic
Sitorus, R dan Yulia. (2006). Model praktik
System to Improve the Quality of Nursing
keperawatan profesional di rumah sakit.
Services. (International) journal of Scientific
Jakarta: EGC.
& Technology Research
Triwibowo, Cecep dkk. (2016). Handcover
Setiyani, M. D. (2016). Implementasi
sebagai upaya peningkatan keselamatan
Sasaran Keselamatan Pasien Di Ruang
pasien (patient safety) di rumah sakit. Jurnal
Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang.
keperawatan Soedirman. Vol. 11 No. 2
JKFT, (2), 59–69

Yusuf, M. (2017). Penerapan Patient Safety


di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum

Anda mungkin juga menyukai