Anda di halaman 1dari 6

Peran penting perawat dalam interprofesional colaboration untuk

keselamatan pasien

Hofipah ujung/181101034

fipahujung607@gmail.com

Abstrak

Kolaborasi Interprofesi atau Interprofessional Collaboration (IPC) adalah kemitraan antara orang


dengan latar belakang profesi yang berbeda dan bekerja sama untuk memecahkan masalah kesehatan
dan menyediakan pelayanan kesehatan Komunikasi adalah aspek terpenting dalam kolaborasi antar
profesi. Tanpa komunikasi yang efektif maka perawatan pasien akan menjadi kehilangan arah dan
berdasar pada stereotype semata IPC dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan memberi manfaat
bersama bagi semua yang terlibat.Menurut WHO, IPC terjadi saat berbagai profesi kesehatan bekerja
sama dengan pasien, keluarga dan komunitas untuk menyediakan pelayanan komprehensif dan
berkualitas tinggi Salah satu faktor yang menghambat pelaksanaan kolaborasi interprofesi adalah
karena buruknya komunikasi antar profesi. IPC terjadi saat berbagai profesi kesehatan bekerja sama
dengan pasien, keluarga dan komunitas untuk menyediakan pelayanan komprehensif dan berkualitas
tinggi

Kata kunci : perawat,peran penting perawat dalam interprofesional colaboration untuk


keselamatan pasien,k3rs

Latar belakang sama untuk memecahkan masalah


kesehatan dan menyediakan pelayanan
Keperawatan adalah kegiatan pemberian kesehatan (Morgan et al, 2015). Menurut
asuhan kepada individu, kelurga, WHO, IPC terjadi saat berbagai profesi
kelompok, atau masyarakat, baik dalam kesehatan bekerja sama dengan pasien,
keadaan sakit maupun sehat. Perawat keluarga dan komunitas untuk
mengembangkan rencana asuhan menyediakan pelayanan komprehensif dan
keperawatan, bekerjasama dengan dokter, berkualitas tinggi (WHO, 2010). IPC
terapis, pasien, keluarga pasien serta tim dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan
lainnya untuk fokus pada perawatan memberi manfaat bersama bagi semua
penyakit dan meningkatkan kualitas hidup. yang terlibat. Faktor yang menghambat
Kolaborasi Interprofesi atau pelaksanaan kolaborasi interprofesi adalah
Interprofessional Collaboration (IPC) karena buruknya komunikasi antar profesi
adalah kemitraan antara orang dengan latar (Setiadi, 2017). Komunikasi adalah aspek
belakang profesi yang berbeda dan bekerja terpenting dalam kolaborasi antar profesi.
Tanpa komunikasi yang efektif maka penerapan kebijakan keselamatan pasien di
perawatan pasien akan menjadi kehilangan rumah sakit. Adapun tinjaun literature
arah dan berdasar pada stereotype semata review yang digunakan seperti text book,
(Cross-Sudworth, 2007).Komunikasi journal, dan buku referensi. Penulisan ini
dalam pelaksanaan IPC juga merupakan memanfaatkan teori yang ada sebagai
unsur penting dalam peningkatan kualitas bahan pendukung, serta menghasilkan
perawatan dan keselamatan pasien. suatu teori, Pengumpulan data dalam
pengkajian ini menggunakan jurnal dan
Tujuan buku. Jurnal dan buku yang digunakan
dalam pengkajian ini untuk memberikan
Kajian ini bertujuan untuk mengetahui
pemahaman mengenai kesehatan dan
peningkatan komunikasi interprofessional
keselamatan kerja di rumah sakit.perawat
collaboration dalam keselamatan pasien
akan lebih banyak membaca baik itu buku
baik itu di Rumah Sakit atau Puskesmas.
maupun jurnal dan ini akan lebih mudah
Dan perawat diharapkan dapat menerapkan
meningkatkan kemampuannya.penelitian
secara benar perannya dalam sasaran
kualitatif  ini tidak menggunakan statistik
keselamatan pasien dirumah sakit agar
menurunkan angka KTD (kejadian tidak Hasil
diharapkan), KNC (kejadian nyaris
cedera), KTC (kejadian tidak cedera), KPC Berdasarkan hasil pengkajian kualitatif
(kejadian potensial cedera) yang sering tersebut dapat diketahui metode yang
terjadi pada pasien selama dirawat di digunakan untuk mengetahui apa saja
rumah sakit yang akan sangat merugikan peningkatan komunikasi yang terjadi
pasien maupun pihak rumah sakit.Dan juga dalam interprofessional collaboration
dapat menerapkan prinsip sasaran dalam keselamatan pasien, yaitu meliputi
keselamatan pasien tersebut supaya Metode Pengumpulan Data dimana dalam
tujuannya tercapai. penelitian kualitatif beberapa metode
pengumpulan data dalam penelitian
Metode kualitatif ini dapat meningkatkan
kemampuan perawat dalam berfikir kritis.
Metode yang digunakan adalah metode
Sehingga dengan adanya pengumpulan
kualitatif dengan cara mengumpulkan
data ini akan membuat mahasiswa lebih
sebanyak-banyaknya data untuk dianalisis.
banyak membaca baik itu buku maupun
Yaitu dengan literature review dengan
jurnal dan ini akan lebih mudah
menganalisis yang berfokus pada
meningkatkan kemampuan berpikir kritis pelaksanaan  Peningkatan  keamananobat 
tersebut. yang  perlu  diwaspadai,  pelaksanaan
kepastian tepat-lokasi, tepat - prosedur,
Indikator mutu rumah sakit
tepat - Pasien  operasi  sudah  sesuai
meliputi indikator klinik, indikator yang
dengan  standarakreditasi  rumah  sakit 
berorientasi pada waktu dan indikator ratio
versi  2012  sedangkanPelaksanaan 
yang berdasarkan pada
Equity  Risiko  Infeksi  DanPelaksanaan 
efektifitas (effectivenes),
Equity  Risiko  pasien  jatuhbelum sesuai
efisiensi (efficiency), keselamatan(safety) d
dengan standar akreditasi rumah sakit
an kelayakan (appropriateness).
(Keles & Ch, 2012).

Pembahasan Hal ini muncul karena buruknya


kolaborasi antar profesi kesehatan
Kolaborasi Interprofesi atau
(Perwitasari, 2010). WHO (2009)
Interprofessional Collaboration (IPC)
menjelaskan bahwa 70-80% kesalahan
adalah kemitraan antara orang dengan latar
yang terjadi di pelayanan kesehatan
belakang profesi yang berbeda dan bekerja
diakibatkan oleh buruknya komunikasi dan
sama untuk memecahkan masalah
kurangnya pemahaman anggota tim.
kesehatan dan menyediakan pelayanan
Kolaborasi tim yang baik dapat
kesehatan (Morgan et al, 2015). Menurut
mengurangi masalah patient safety (WHO,
WHO, IPC terjadi saat berbagai profesi
2009).Kurangnya penerapan kolaborasi
kesehatan bekerja sama dengan pasien,
interprofesi sesuai dengan penelitian yang
keluarga dan komunitas untuk
dilakukan oleh Fatalina (2015) yang
menyediakan pelayanan komprehensif dan
berjudul Persepsi dan Penerimaan
berkualitas tinggi (WHO, 2010). IPC
Interprofessional Collaborative Practice di
dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan
Bidang Maternitas pada Tenaga
memberi manfaat bersama bagi semua
Kesehatan.
yang terlibat (Green and Johnson, 2015).
Salah satu faktor yang menghambat
Tenaga kesehatan harus melakukan
pelaksanaan kolaborasi interprofesi adalah
praktek kolaborasi dengan baik dan tidak
karena buruknya komunikasi antar profesi
melaksanakan pelayanan kesehatan
(Setiadi, 2017). Komunikasi adalah aspek
sendiri-sendiri (Orchar et al, 2005 dan
terpenting dalam kolaborasi antar profesi.
Fatalina, 2015). Identifikasi pasien,
Tanpa komunikasi yang efektif maka
pelaksanaan komunikasi efektif, 
perawatan pasien akan menjadi kehilangan yang  perlu  diwaspadai,  pelaksanaan
arah dan berdasar pada stereotype semata kepastian tepat-lokasi, tepat - prosedur,
(Cross-Sudworth, 2007).Komunikasi tepat - Pasien  operasi  sudah  sesuai
dalam pelaksanaan IPC juga merupakan dengan  standarakreditasi  rumah  sakit 
unsur penting dalam peningkatan kualitas versi  2012  sedangkanPelaksanaan 
perawatan dan keselamatan pasien (Reni, Equity  Risiko  Infeksi  DanPelaksanaan 
A 2010). Equity  Risiko  pasien  jatuhbelum sesuai
dengan standar akreditasi rumah sakit
Penutup (Keles & Ch, 2012).

Kesimpulan Saran

Kolaborasi Interprofesi atau Hasil pengkajian ini menyarankan tentang


Interprofessional Collaboration (IPC) pentingnya peran perawat dalam
adalah kemitraan antara orang dengan latar keselamatan pasien di Rumah Sakit.
belakang profesi yang berbeda dan bekerja Dimana tahapan atau langkah ini harus
sama untuk memecahkan masalah dilaksanakan secara berurutan sehingga
kesehatan dan menyediakan pelayanan akan lebih mudah untuk dilaksanakan atau
kesehatan (Morgan et al, 2015). Menurut diterapkan oleh perawat maupun pelayan
WHO, IPC terjadi saat berbagai profesi kesehatan lainnya. Peran perawat dalam
kesehatan bekerja sama dengan pasien, pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien
keluarga dan komunitas untuk perlu dioptimalkan dalam rangka
menyediakan pelayanan komprehensif dan peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
berkualitas tinggi (WHO, 2010). IPC
dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan Referensi

memberi manfaat bersama bagi semua


Basabih, M. (2017). Perlukah
yang terlibat (Green and Johnson, 2015).
Keselamatan Pasien Menjadi Indikator

Tenaga kesehatan harus melakukan Kinerja RS BLU Jurnal ARSI , 3 (2), 150-

praktek kolaborasi dengan baik dan tidak 157.

melaksanakan pelayanan kesehatan


Bawelle,S.C.(2013).Hubungan
sendiri-sendiri (Orchar et al, 2005 dan
Pengetahuan Dan Sikap Perawat Dengan
Fatalina, 2015). Identifikasi pasien,
Pelaksanaan Keselamatan Pasien (Patient
pelaksanaan komunikasi efektif, 
Safety) Di Ruang Rawat Inap RSUD Liun
pelaksanaan  Peningkatan  keamananobat 
Kendage Tahuna. E- Journal Pasca Akreditasi Rumah Sakit “X” di Kota
Keperawatan.1,(10):1-7. Palembang Tahun 2018. Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi , Vol. 19
Clancy, C. (2011). New research
(No.1 ), 1-10.
highlights the role of patient safety culture
& safer care. Journal of nursing care Rokhmah, Noor Ariyani. 2017.
quality/ Juli-September Komunikasi Efektif dalam Praktek
Kolaborasi Interprofesi sebagai Upaya
Fatalina Femi, Sunartini, Widyandana,
Meningkatkan Kualitas Pelayanan.
Sedyowinarso Mariyono. 2015. Persepsi
Universitas Diponegoro. Journal of Health
dan  penerimaan Interprofessional
Studies, Vol 1 No 1 Maret 2017 : 65 – 71.
Collaborative Practice Bidang Maternitas
pada tenaga kesehatan. Universitas Setiadi, Adji dkk. 2017. Factors
Gadjah Mada : Fakultas Kedokteran. contributing to interprofessional
Jurnal Kedokteran Indonesia. collaboration in Indonesia health centres :
A focus group study. Journal of
Harus, B. D. A. S. (2015). Pengetahuan
Interprofessional Education & Practice 8
Perawat Tentang Keselamatan Pasien
(2017) 69-74.
dengan Palaksanaan Prosedur
Keselamatan Pasien Rumah Sakit Panti Simamora, R. H. (2019). Buku Ajar:
Waluyo Sawahan Malang. CARE, 3(1), Pelaksanaan Identifikasi Pasien.
25-32. ponorogo, Jawa Timur: Uwais Inspirasi
Indonesis.
Lestari, Yani., Saleh, Ariyanti., Pasinringi,
Syahrir. 2017. Hubungan Simamora, R. H. (2019). Documentation
Interprofessional Kolaborasi dengan of Patient Idntification into the Electronic
Pelaksanaan Catatan Perkembangan Pasien System to Improve the Quality of Nursing
Terintegrasi di RSUD Prof Dr H.M Anwar Services. International Journal Of
Makkatutu Kabupaten Bantaeng. JST Scientific & Technology Research , 08
Kesehatan, Januari 2017, Vol. 7 No. 1 : 85 (09), 1884-1886.
– 90.
Simamora, R. H. (2019, november 08).
Raden Surahmat, M. N. (2019). Hubungan Pengaruh Penyuluhan Identifikasi Pasien
Karakteristik Perawat terhadap dengan Menggunakan Media Audiovisual
Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien
terhadap Pengetahuan Pasien Rawat Inap. Sitorus, R. 2006. Model Praktik
Jurnal Keperawatan Silampari , 342-251. Keperawatan Professional di Rumah Sakit.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai