Anda di halaman 1dari 3

Nama : Umi Hani Fuadiah

NIM : 202102080004
Tugas : Essay Tentang Komunikasi Interprofesional

PENTINGNYA KOMUNIKASI INTERPROFESIONAL DALAM


MENINGKATKAN KESELAMATAN PASIEN

Oleh : Umi Hani Fuadiah

Rumah sakit merupakan pelayanan dari berbagai profesi kesehatan yang


berkolaborasi untuk mengoptimalkan pelayanan Kesehatan. Institute of Medicine
(IOM) dan World Health Organization (WHO) meminta tenaga kesehatan
profesional untuk bekerja sama dalam Interprofessional Collaboration (IPC) untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan (IOM, 2010). Kolaborasi Interprofesi atau
Interprofessional Collaboration (IPC) adalah kemitraan antara orang dengan latar
belakang profesi yang berbeda dan bekerja sama untuk memecahkan masalah
kesehatan dan menyediakan pelayanan kesehatan (Morgan et al, 2015). Menurut
WHO, IPC terjadi saat berbagai profesi kesehatan bekerja sama dengan pasien,
keluarga dan komunitas untuk menyediakan pelayanan komprehensif dan
berkualitas tinggi (WHO, 2010). IPC dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan
memberi manfaat bersama bagi semua yang terlibat (Green and Johnson, 2015).
Tenaga kesehatan harus melakukan praktek kolaborasi dengan baik dan tidak
melaksanakan pelayanan kesehatan sendiri-sendiri (Orchar et al, 2005 dan
Fatalina, 2015). Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS, 2017) di standar MKE
(Manajemen Komunikasi dan Edukasi) 5 mengatur tentang manajemen
komunikasi dan edukasi antar profesi kesehatan. Standar MKE 5 menjelaskan
bahwa informasi asuhan pasien dan hasil asuhan harus dikomunikasikan antar
profesi kesehatan selama bekerja dalam shift. Komunikasi antar profesi kesehatan
penting untuk berjalannya proses asuhan.

Dengan adanya komunikasi dan kolaborasi antar tim tenaga kesehatan, pelayanan
perawatan pasien akan lebih terjamin sehingga pasien merasa puas dan kualitas
pelayanan kesehatan pun dapat meningkat.
Komunikasi merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam kolaborasi
interprofesional (Suter et al, 2009). Komunikasi yaitu proses penyampaian
pesan/berita dari seseorang ke orang lain sehingga kedua belah pihak terjadi
adanya saling pengertian. Komunikasi diperlukan dalam pelayanan kesehatan. Hal
ini dikarenakan komunikasi kesehatan merupakan komponen yang fundamental
dalam perawatan pasien (Riesenberg, 2010)

Komunikasi bagian dari human communication dimana proses komunikasi


kesehatan ini merupakan transaksi antar tim kesehatan dengan klien maupun
keluarga klien (Mundakir, 2006). Ketidak akuratan informasi dapat menimbulkan
dampak yang serius pada pasien. Data laporan dari Insiden Keselamatan Pasien
Nasional (IKPN) menyebutkan bahwa permasalahan yang paling utama dan
dominan dari insiden keselamatan pasien adalah komunikasi. Akibat dari
banyaknya kejadian tersebut komunikasi efektif dimasukkan dalam sasaran
keselamatan pasien (JCI, 2011). Komunikasi efektif merupakan komunikasi yang
tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dipahami oleh penerima sehingga dapat
mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien. Maka dalam
komunikasi efektif harus dibangun aspek kejelasan, ketepatan, sesuai dengan
konteks baik bahasa dan informasi, alur yang sistematis, dan budaya (KARS,
2012).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kurang efektifnya komunikasi meliputi tenaga


kesehatan yang kurang kompeten, kurangnya keterampilan dan pelatihan tentang
keselamatan pasien, kurangnya koordinasi dan kinerja tim tenaga kesehatan. Oleh
karena itu dibutuhkan suatu metode pengembangan komunikasi interprofesional
yang efektif yang erat kaitannya dalam pelayanan kesehatan. Peningkatan
komunikasi secara efektif dengan tim kesehatan lain dibutuhkan dalam
pelaksanaan Interprofessional Collaboration sehingga petugas kesehatan dapat
melakukan tindakan pelayanan kesehatan yang aman dan efektif. Komunikasi dan
informasi antar profesi kesehatan dituangkan dalam catatan perkembangan pasien
terintegrasi (CPPT). Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan komunikasi antar
profesi adalah dengan catatan perkembangan pasien terintegrasi. Menurut Komite
Akreditasi Rumah Sakit, Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi adalah
dokumentasi antar profesi pemberi asuhan keperawatan maupun kebidanan
mengenai perkembangan pasien dalam bentuk terintegrasi dalam rekam medis
pasien. Rencana perawatan yang terintegrasi dan tunggal lebih terukur dan lebih
baik dari pada rencana perawatan yang terpisah. Rencana perawatan pasien harus
mencerminkan sasaran perawatan yang khas untuk masing-masing individu
sehingga penilaian dan rencana ulang dapat dilakukan.

Untuk itu, Komunikasi interprofesional sangat penting dilakukan guna


meningkatkan keselamatan pasien dan menurunkan angka insiden keselamatan
pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Aditama&Chandra Y, (2013). Manajemen Administrasi Rumah Sakit.Edisi


Kedua. Jakarta: Unversitas Indonesia.

Afriza Neri,R., Lestari,Y., Yetti,H.(2018).Analisis Pelaksanaan Sasaran


Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Padang Pariaman.Jurnal
Kesehatan Andalas.7,(4):48-55.

Aini,N.H.,Santoso,A.(2018).Komunikasi Interprofesional Dalam Peningkatan


Keselamatan Pasien: Systematic Review. Jurnal Kepemimpinan dan
Manajemen Keperawatan.1,(1):28-34.

Anda mungkin juga menyukai