Anda di halaman 1dari 4

Tema

Indonesia Menghadapi Bahaya Efek Seks Bebas Bagi Remaja Dan Bangsa

Sub tema

1. Pengaruh perkembangan era society 5.0 di Indonesia dalam hal


pergaulan bebas
2. Peran generasi muda sebagai agen perubahan dalam upaya pencegahan
pergaulan bebas di antara teman sebaya
3. kerugian yang diderita oleh negara, diri sendiri dan orang lain akibat
merebaknya pergaulan bebas

Hai teman-teman, taukah kalian bahwa di era society 5.0 ini hampir semua orang
menggunakan smarphone, mulai dari anak anak hingga lansia, terutama pada remaja. J

Saat ini hampir semua hal menggunakan teknologi. Era revolusi industri 4.0 yang menjadikan
manusia lebih modern karena adanya akses terhadap teknologi, sedangkan era society 5.0
adalah masa di mana teknologi sudah menjadi bagian dari manusia.

Nah, sampai sini kamu sudah terbayang belum seberapa besarnya dampak dari teknologi?

Kalau belum, mari kita sama-sama mencari tahu apa saja dampak perkembangan revolusi
industri pada era society 5.0.

Era ini dimulai saat Jepang mengalami sebuah tantangan berkurangnya populasi yang
membuat penduduk/pekerja usia produktif berkurang.

Perdana Menteri Jepang menyatakan telah menyiapkan konsep industri 5.0 yang akan
berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Karena perkembangan teknologi yang begitu
pesat, salah satu produk yang diprediksikan akan muncul yaitu robot dengan kecerdasan yang
dianggap mampu menggantikan peran manusia dalam beberapa aspek kehidupan.

Pergaulan remaja

Pergaulan remaja selalu menjadi topik yang menarik untuk diperbincangkan, terlebih di
era digital seperti sekarang ini. Namun, dalam era society 5.0 yang semakin kompleks
dan maju ini, stratifikasi sosial dalam pergaulan remaja semakin terlihat jelas. Sebagai
seorang remaja, kebutuhan untuk bersosialisasi dengan orang-orang sebaya merupakan
kebutuhan yang wajar, namun tidak jarang juga muncul perbedaan status sosial yang
mempengaruhi dinamika hubungan antar remaja.

Stratifikasi sosial dalam pergaulan remaja dapat terlihat dalam beberapa aspek, seperti
status ekonomi, pendidikan, hobi, dan preferensi sosial lainnya. Salah satu contoh yang
paling umum adalah perbedaan dalam status ekonomi, dimana remaja dari keluarga
yang lebih mampu cenderung lebih berpengaruh dalam kelompok sosial mereka
dibandingkan dengan remaja dari keluarga yang kurang mampu. Hal ini dapat terlihat
dalam pilihan tempat berkumpul, hobi, dan gaya hidup yang cenderung lebih eksklusif.
Misalnya, remaja yang berasal dari keluarga kaya mungkin lebih sering berkumpul di
pusat perbelanjaan yang mahal dan bergaya hidup yang lebih konsumtif, sedangkan
remaja dari keluarga kurang mampu cenderung lebih sering berkumpul di tempat yang
lebih sederhana dan bergaya hidup yang lebih sederhana.

Selain itu, pendidikan juga menjadi faktor penting dalam stratifikasi sosial dalam
pergaulan remaja. Remaja yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung
lebih berpengaruh dalam kelompok sosial mereka dibandingkan dengan remaja yang
memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah. Hal ini dapat terlihat dalam cara mereka
berbicara, gaya berpakaian, dan kegiatan yang mereka lakukan. Remaja yang lebih
terdidik cenderung lebih terbuka dan mudah bergaul dengan orang-orang dari latar
belakang yang berbeda, sedangkan remaja yang kurang terdidik cenderung lebih
tertutup dan sulit bergaul dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda.

Selain itu, hobi dan preferensi sosial juga mempengaruhi stratifikasi sosial dalam
pergaulan remaja. Remaja yang memiliki hobi yang sama atau preferensi sosial yang
sama cenderung lebih mudah bergaul dan membentuk kelompok sosial yang solid,
sedangkan remaja yang memiliki hobi atau preferensi sosial yang berbeda cenderung
lebih sulit bergaul dan cenderung membentuk kelompok sosial yang terpisah-pisah.

Dalam era 5.0 society, stratifikasi sosial dalam pergaulan remaja semakin terlihat jelas
karena adanya media sosial. Media sosial memungkinkan remaja untuk lebih mudah
berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda, namun juga
memungkinkan terjadinya polarisasi sosial yang lebih besar. Misalnya, remaja yang lebih
terdidik dan memiliki akses yang lebih luas ke media sosial cenderung lebih berpengaruh
dalam kelompok sosial mereka, sedangkan remaja yang kurang terdidik

saya pergaulan bebas adalah jalinan pertemanan yang tidak terikat dengan aturan dan
norma sosial yang berlaku di masyarakat atau bisa disebut dengan kata lain melanggar
norma kesusilaan yang berlaku. Sikap yang mengabaikan nilai-nilai ketimuran yang
dianut oleh bangsa Indonesia.

Pergaulan bebas di Indonesia saat ini sudah bukan hal yang tabu lagi, terutama
dikalangan remaja. Contohnya saat ini kebanyakan remaja tidak mampu menyaring
dengan baik setiap informasi yang masuk dikarenakan mereka sudah masuk jalur budaya
barat yang dapat merubah gaya hidup, film bahkan music
Mereka terima begitu saja tanpa memperdulikan norma yang telah dianut atau di
berlakukan oleh masyarakat. Kemudian dari hal tersebut para remaja mileneal ini sangat
menyukai sekali sebuah kebebasan tanpa aturan yang menurut mereka itu merupakan
hal yang sangat menyenangkan.

Kata “Bebas itu Gaul” adalah ucapan yang sering saya dengar di mulut para remaja.
Mungkin itu menjadi slogan mereka untuk dikenal di masyarakat setempat. Mereka
tidak sadar bahwa kebebasan di luar batas kemanusiaan itu akan berdampak buruk pada
masa yang akan datang.

Pergaulan bebas yang banyak terjadi sekarang ini seperti mengkonsumi minuman keras,
balapan liar, narkoba, merokok, berhubungan seksual, ingin menikah usia dini. Dari
perilaku tersebut bisa berdampak 2 faktor penyebab seseorang remaja jatuh ke dalam
pergaulan bebas. Faktor pertama dari internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
remaja seperti rasa ingin tau dan mencoba-coba hal yang negative. Kemudian faktor
eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri remaja seperti keluarga, lingkungan dan
teman sekitarnya.

Setelah saya mengamati dari 2 faktor tersebut dapat diambil akibat atau dampak yang
ditimbulkan dari perilaku tersebut, yaitu kualitas berfikir remaja menurun, merugikan
diri sendiri dan teman sekitar nya, menjatuhkan nama baik keluarga.

Dari akibat perilaku tersebut saya mempunyai ide atau solusi agar di masyarakat sekitar
bisa diselesaikan atau di hilangkan secara perlahan. Yaitu dengan cara memberikan
pembekalan agama yang baik dan benar pada para remaja tersebut, menjalin hubungan
komunikasi yang baik dan benar antara orang tua dan remaja, membangun tempat
rehabilitasi bagi para remaja yang kecanduan narkoba dan minuman keras, diadakannya
sosialisasi tentang resiko hamil usia muda dan pernikahan usia dini.

Generasi mileneal yaitu generasi para remaja yang lahir pada tahun 1990-2000 an.
Generasi ini biasanya suka dengan aktivitas dan mencari informasi melalui internet
daripada dengan cara membaca koran atau majalah. Akan tetapi, dalam mengakses
informasi kebanyakan remaja mempergunakannya untuk hal negative sehingga timbul
lah pergaulan bebas atau kehidupan bebas.

Menurut saya pergaulan bebas adalah jalinan pertemanan yang tidak terikat dengan
aturan dan norma sosial yang berlaku di masyarakat atau bisa disebut dengan kata lain
melanggar norma kesusilaan yang berlaku. Sikap yang mengabaikan nilai-nilai ketimuran
yang dianut oleh bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai